Anda di halaman 1dari 12

1

KAJIAN USULAN AKTIVASI TL JARGI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sesuai Peraturan Direksi nomor 0048.P/DIR/2023 tentang perubahan kedua atas


peraturan direksi PT PLN (Persero) nomor 0172.P/DIR/2023 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Layanan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara,
telah bertambah organisasi baru yaitu Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG)
Ternate dengan susunan struktur sebagai berikut :

Manager Unit
Layanan Transmisi
dan Gardu Induk

Team Leader
Team Leader Team Leader
Team Leader Keselamatan
Pemeliharaan Pemeliharaan
Jaringan dan Gardu Kesehatan Kerja,
Jaringan dan Gardu Proteksi, Meter dan
Induk *) Lingkungan dan
Induk Otomasi
Keamanan

Gambar 1 Struktur Organisasi PLN ULTG

Keterangan :
* : dapat diaktifkan atau dinonaktifkan Kembali, dengan persetujuan EVP yang
mengelola fungsi organisasi berdasarkan hasil evaluasi kebutuhan
operasional unit
** : untuk mengelola sistem dan fasilitas operasi pada sistem kelistrikan di luar
tempat kedudukan UP3B, dapat diaktifkan atau dinonaktifkan Kembali,
dengan persetujuan EVP yang mengelola fungsi organisasi berdasarkan hasil
evaluasi kebutuhan operasional unit.

Secara geografis, Kawasan UP3B Maluku melingkupi 2 sistem yang beroperasi


secara isolated pada tahun 2023 yaitu Sistem Ambon dan Sistem Ternate serta
bertambah 1 sistem yaitu Sistem Buru yang rencana akan beroperasi pada Februari
2024. Sebagai gambaran peta geografisnya dapat terlihat pada gambar berikut :

2
KAJIAN USULAN AKTIVASI TL JARGI
Gambar 3. Wilayah Jaringan Transmisi dan GI di MMU

Sebagai bentuk standarisasi pengelolaan Gardu Induk, terdapat pola pengelolaan


Gardu Induk sesuai berdasarkan SPLN S5.007:2023 seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4 Pola pengelolaan operator Gardu Induk

Dari pemodelan pola pengelolaan tersebut dibandingkan dengan kondisi eksisting

3
KAJIAN USULAN AKTIVASI TL JARGI
penetapan organisasi yang diberikan kode (*) pada seksi Jaringan dan Gardu Induk di
susunan organisasi ULTG, sehingga diperlukan penambahan team leader Jaringan dan
GI pada setiap Gardu Induk berpola A1-A3.

1.2 KONDISI ASET GARDU INDUK

Jumlah gardu induk di UIW Maluku dan Maluku Utara adalah 8 gardu
induk dari 2 ULTG yaitu ULTG Ambon dan ULTG Ternate dengan kondisi
gardu induk yang beroperasi tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.Kondisi Gardu Induk di UIW MMU


Kapasitas Trafo Konfigurasi Contigency Waktu Besar MW jika
No. UNIT GI/GITET Jumlah Bay Tipe GI SAS/Non-SAS Tier Lainya Khusus
(MVA) Busbar Analysis Tempuh ke GI padam Trafo
1 ULTG AMBON GIS PASSO 12 120 Double Busbar Backbone N-1 Terpenuhi SAS 60 25 2 Obvitnas
Pusat Beban
2 ULTG AMBON GI SIRIMAU 7 120 Double Busbar Radial N-1 Terpenuhi SAS 60 36 4
Kota
GI Interkoneksi
3 ULTG AMBON GI HATIVE BESAR 5 60 Double Busbar Backbone N-1 Terpenuhi SAS 45 15 3
Pembangkit
4 ULTG AMBON GI WAAI 5 60 Double Busbar Radial N-1 Terpenuhi SAS 70 39 1 Obvitnas
Pusat Beban
5 ULTG AMBON GI NAMLEA 4 30 Double Busbar Backbone N-1 Terpenuhi SAS 360 7 1
Kota
6 ULTG AMBON GI NAMROLE 4 20 Double Busbar Radial N-1 Terpenuhi SAS 480 3 2
GI Backbone &
7 ULTG TERNATE GIS TERNATE 7 120 Double Busbar Backbone N-1 Terpenuhi SAS 0 38 2
Pusat Beban
8 ULTG TERNATE GI KASTELA 5 120 Double Busbar Backbone N-1 Terpenuhi SAS 60 38 1
GI Pembangkit

1.3 KONDISI SISTEM KELISTRIKAN

Sistem Ambon saat ini memiliki beban puncak sebesar 64 MW yang disuplai oleh
jaringan transmisi dari GI Waai oleh PLTMG Ambon Peaker kemudian disalurkan ke GIS
Passo sebagai backbone yang menyalurkan ke pusat beban kota Ambon melalui GI
Sirimau dan GI Hative Besar. Selain itu di Sistem Ambon juga terdapat pembangkit di
PLTD Poka yang interkoneksi dengan GI Hative Besar.

4
KAJIAN USULAN AKTIVASI TL JARGI
Gambar 5. Topologi Jaringan Transmisi dan Gardu Induk di Pulau Ambon

Sistem Ternate – Tidore memiliki beban puncak sebesar 43 MW yang disuplai oleh
PLTMG Kastela ke GI Kastela kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi ke GIS
Ternate serta PLTU Tidore yang interkoneksi melalui SKTM 20 kV ke GIS Ternate.

Gambar 6 Topologi Jaringan Transmisi dan Gardu Induk di Pulau Ternate Tidore

Sistem Buru memiliki beban puncak sebesar 6,5 MW yang disuplai oleh PLTD
Namlea ke GI Namlea kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi ke GI Namrole.
Sesuai dengan penyampaian hasil pembahasan rapat antara DIV MKJ, DIV OSL, UIW
MMU dan UIP MPA pada tanggal 10 November 2023 bahwa jaringan tranmisi dan gardu
induk di Sistem Buru akan direncanakan operasi pada Desember 2023.

5
KAJIAN USULAN AKTIVASI TL JARGI
Gambar 7 Topologi Jaringan Transmisi dan Gardu Induk di Pulau Buru

1.4 SASARAN / TUJUAN

Dari kondisi eksisting dan mengantisipasi penambahan asset transmisi sesuai


RUPTL 2021-2023 maka dirasa perlu untuk aktivasi team leader dengan kode (*) dan
(**). Adapun sasaran yang menjadi perhatian dengan aktifnya struktur organisasi
tersebut adalah:
a. Menghindari terjadinya breakdown peralatan di masing-masing Gardu Induk.
b. Meningkatkan pencapaian kinerja KPI organisasi yaitu TROF, TLOF, TROD, TLOD,
CCAF dan TRAF.
c. Meningkatan lifetime peralatan MTU serta Health Index peralatan Gardu Induk
d. Mengatur jadwal pelaksanaan operasi dan pemeliharaan transmisi dan gardu
induk.
e. Mengelola dan mengevaluasi pola pengoperasian peralatan transmisi dan gardu

induk.
f. Memastikan pelaksanaan pemeliharaan mengacu pada KEPDIR No.0520 atau
pedoman yang berlaku.
g. Melakukan perbaikan/penggantian pada peralatan yang mengalami anomaly
h. Memastikan pelaksanaan K3 dan Keamanan sesuai prosedur terkait
i. Memastikan kesiapan, fungsi dan masa berlaku peralatan K3 dan Keamanan
sesuai peraturan yang berlaku

6
KAJIAN USULAN AKTIVASI TL JARGI
BAB II
ANALISA DAN EVALUASI

2.1 Analisis Kerawanan Gardu Induk

Analisis kerawanan gardu induk dilakukan dengan pola pengelolaan Gardu Induk
sesuai SPLN S5.007:2023 suai tabel dibawah ini :

Tabel 2. Pembobotan Kerawanan Gardu Induk

Berdasarkan tabel pembobotan diatas maka dilakukan analisis


kerawanan gardu induk dengan hasil tabel berikut :

Tabel 3. Hasil Analisis Pola Operasi Gardu Induk

No. UNIT GI/GITET TOTAL NILAI Pola Operasi

1 ULTG AMBON GIS PASSO 56 A2


2 ULTG AMBON GI SIRIMAU 36 A3
3 ULTG AMBON GI HATIVE BESAR 40 A3
4 ULTG AMBON GI WAAI 49 A2
5 ULTG AMBON GI NAMLEA 33 A3
6 ULTG AMBON GI NAMROLE 33 A3
7 ULTG TERNATE GIS TERNATE 41 A3
8 ULTG TERNATE GI KASTELA 41 A2

2.2 Analisis dan Evaluasi Organisasi dan Proses Bisnis Eksisting

Di PT PLN (Persero) UP3B Maluku terdapat dua unit layanan yaitu ULTG Ambon dan
ULTG Ternate dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Manager Unit
Layanan Transmisi
dan Gardu Induk

Team Leader
Team Leader Team Leader
Team Leader Keselamatan
Pemeliharaan Pemeliharaan
Jaringan dan Gardu Kesehatan Kerja,
Jaringan dan Gardu Proteksi, Meter dan
Induk *) Lingkungan dan
Induk Otomasi
Keamanan

Gambar 8 Struktur Organisasi ULTG Ambon dan ULTG Ternate

Pengisian fungsi structural sampai fungsional sudah dilakukan sesuai dengan bagan
organisasi di atas namun pada Team Leader Jaringan dan Gardu Induk terdapat tanda *)
yang artinya perlu persetujuan EVP pengelola organisasi terkait. Adapun kondisi FTK Team
Leader tersebut saat ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Status Aktivasi Jabatan TL JARGI

Status
No. Jabatan Unit Wilayah Kerja
Jabatan

TL Jaringan dan Gardu Induk Telah


1. ULTG Ambon 4 GI di Sistem Ambon
(Ambon) Teraktivasi

TL Jaringan dan Gardu Induk Belum


2 ULTG Ternate 2 GI di Sistem Ternate
(Ternate) teraktivasi

Berdasarkan tabel 1 diatas maka dengan ini diusulkan aktivasi jabatan Team
Leader Jaringan dan Gardu Induk sebagai team leader staf operator GI untuk mendukung
operasi GI berdasarkan assessment sebagai berikut :
1. Team Leader Jaringan dan Gardu Induk (Ternate) pada ULTG Ternate untuk
mengelola dua gardu induk di Sistem Ternate yaitu GIS Ternate (Pola A3) dan GI
Kastela (Pola A2).

2.3 Analisis dan Alternatif Solusi

Dari kondisi eksisting di atas dilakukan Analisa dengan menggunakan SWOT sebagai
berikut :
STRENGTHS WEAKNESSES

• Telah terbentuk organisasi baru UP3B • Hanya terdapat 1 team leader jaringan dan GI
Maluku, ULTG Ambon dan ULTG Ternate di ULTG Ambon
• FTK yang memiliki kompetensi fungsi • Belum Terdapat TL JARGI di ULTG Ternate
transmisi telah beralih ke UP3B Maluku
• Pengelolaan Operator GI telah dilakukan
kontrak jangka panjang dengan PLN Tarakan

OPPORTUNITY THREATS

• Peningkatan lifetime asset transmisi operasi • Operator GI yang dikelola PLN Tarakan adalah
sesuai RUPTL 2021-2030 operator baru yang perlu ditingkatkan
• Meningkatan Peluah Karir structural kompetensi dan pengawasan operasi GI
pegawai • Sistem transmisi Ambon dan Ternate masih
radial sehingga terdapat banyak titik kritikal
operasi sistem

Aktivasi structural Team Leader Jaringan dan Gardu Induk di masing-masing


ULTG dengan skema sebagai berikut :
a) Team Leader Jaringan dan Gardu Induk (Ternate) di ULTG Ternate, akan
mengendalikan operasi Jaringan dan Gardu Induk di GIS Ternate dengan Pola
A3 dan GI Kastela dengan pola A2 secara real time 24 jam yang berlokasi di
Ternate. Team leader ini akan dilakukan pengisian yang baru (rotasi/fit an
proper).

Sehingga secara bentuk organisasi seperti pada gambar di bawah ini :

Manager Unit
Layanan Transmisi
dan Gardu Induk
Ternate

Team Leader
Team Leader Team Leader
Team Leader Keselamatan
Pemeliharaan Pemeliharaan
Jaringan dan Gardu Kesehatan Kerja,
Jaringan dan Gardu Proteksi, Meter dan
Induk (Ternate) Lingkungan dan
Induk Otomasi
Keamanan

Usulan Aktivasi

Gambar 9. Aktivasi jabatan di ULTG


2.4 Dampak Peningkatan Kinerja & Produktivitas (Value Creation)
Terdapat beberapa dampak dari aktivasi Team Leader Jaringan dan Gardu Induk, antara lain :
1. Reliability
a. Mengambil keputusan – keputusan operasi sistem yang bersifat emergency untuk
menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik di masing-masing grid.
b. Mempercepat pemulihan (recovery) gangguan dan meningkatkan kualitas pelayanan
penyuplaian tenaga listrik
c. Mengoptimalkan manajemen operasi jaringan dan gardu induk di masing-masing
Gardu Induk.
d. Menghindari terjadinya breakdown peralatan dan missoperasi di masing-masing
Gardu Induk
e. Meningkatkan citra perusahaan.
2. Efficiency
a. Percepatan penormalan jika terjadi gangguan atau anomaly pada Gardu Induk
• Lama penormalan jika terjadi gangguan pada GI Kastela adalah 30 menit.
• Waktu tempuh dari kantor ULTG Ternate ke GI Kastela adalah 45 Menit
• Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk penormalan jika terjadi gangguan di
GI Kastela adalah 1 jam 25 menit,
• Jika terdapat TL Jargi Ternate yang berlokasi di GI Kastela maka utk waktu
penormalan menjadi 30 menit (dikurangi waktu tempuh perjalanan)
b. Saving ENS
• GI Kastela merupakan gardu induk backbone pembangkit terbesar di Sistem
Ternate Tidore
• Asumsi jika terjadi gangguan pada GI Kastela (Beban 38 MW) dan gangguan
meluas pada Sistem Ternate - Tidore (38 MW)
• ENS jika terjadi gangguan GI Kastela 38 MWH/jam
• Tahun 2023 terjadi gangguan pada GI Kastela sebanyak 2 kali dan 2 kali
• Total saving ENS 76,47 MWH atau Rp. 114.000.000,00
3. Performance
a. Peningkatan kinerja Transmisi dan Operasi Sistem (TLOD, TLOF, TROD, TROF &
Susut) sesuai dengan proyeksi pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Proyeksi TLOF 2023 - 2028


Gambar 4.1 Proyeksi TLOD 2023 - 2028

Gambar 4.2 Proyeksi TROD 2023 - 2028

Gambar 4.3 Proyeksi TROF 2023 - 2028


4. Customer Service
Dengan adanya unit pelaksana yang fokus pada masing-masing prosis bisnis maka
keandalan, kualitas pelayanan serta efisiensi operasi akan meningkat sehingga dapat:
a. Meningkatkan layanan excelent dengan layanan program anti Black Out.
b. Meningkatkan minat dan kesiapan pelayanan potensi pelanggan tegangan tinggi (KEK
Ternate)
c. Percepatan pelayanan padam pelanggan yang akan meningkatkan citra perusahaan.
BAB III

KESIMPULAN

1. Sebagai langkah optimalisasi pengelolaan UP3B Maluku dan ULTG Ternate, perlu dilakukan
aktivasi struktur di beberapa seksi pada organisasi yang terbentuk. Adapun usulan aktivasi
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Team Leader Jaringan dan Gardu Induk di ULTG Ternate
➢ Team Leader Jaringan dan Gardu Induk (Ternate)

Anda mungkin juga menyukai