BAB – I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Memberikan Petunjuk Pengoperasian dan inspeksi CBM
level satu peralatan Gardu Induk Kebonagung yang
digunakan sebagai panduan bagi Petugas Jargi
Kebonagung.
1.2 Ruang Lingkup Pengoperasian seluruh peralatan Gardu Induk dalam
kondisi Normal, Darurat, Pemulihan, Instalasi baru dan
Pemeliharaan / pekerjaan oleh petugas Jargi.
1.3 Referensi 3.1.1 Petunjuk Pengoperasian Gardu Induk Kebonagung
NO.P3B/ PET/TIMSOP/ K02/PEGI
3.1.2 Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
No. 03 Tahun 2007 Tentang Aturan Jaringan Sistem
Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali.
3.1.3 Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0020.P/DIR/2015, 31 Agustus 2015 tentang
Organisasi PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Timur dan Bali (TRANS-JBTB).
3.1.4 Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0033.P/DIR/2015, 03 September 2015 tentang
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) TRANS-JBTB
3.1.5 Surat Keputusan General Manager No.0007.K/GM-
TJBTB/2017 tentang Pembentukan Tim Penyusunan
SOP-IK dan Update Buku Kuning Tahun 2017
dilingkungan PT PLN (Persero) Transmisi Jawa
Bagian Timur dan Bali.
1.4 Kosa kata
a. Announciator - Sekelompok lampu yang digunakan sebagai indikator
utama status peralatan atau system
b. Dispatcher - Pelaksana pengendalian Operasi Sistem Real Time
- Gardu Induk
c. GI - Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi
d. GITET - Proses kegiatan secara bertahap
e. Manuver - Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan (inspeksi CBM
f. Petugas JARGI level satu) secara real time, sarana dan keamanan fisik
serta memastikan kesiapan instalasi (Gardu Induk &
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Jaringan).
g. PMT - Pemutus tenaga (circuit breaker)
h. PMS - Pemisah (disconnecting switch)
i. PMS Tanah - Earthing switch
j. SCADA - Supervisory Control And Data Acquisition
k. SOP - Standing Operation Procedure
l. SUTT - Saluran Udara Tegangan Tinggi
m. SUTET - Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
n. Taging - Tanda atau rambu yang membatasi ruang lingkup
pekerjaan
1.5 Informasi Umum Kesinambungan penyaluran energi listrik yang dikelola oleh
PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali
salah satunya ditentukan oleh kesiapan operasi Gardu
Induk (GI)/Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET),
namun berdasarkan pengamatan terhadap unjuk kerja
operasional selama ini, terdapat beberapa kendala sebagai
berikut :
Buku Kuning yang ada di GI atau GITET sudah tidak
sesuai dengan perubahan organisasi Transmisi Jawa
Bagian Timur dan Bali serta data peralatan yang
terpasang
Perubahan fungsi operator yang semula dititikberatkan
pada switching dan monitoring angka-angka usaha
dialihkan menjadi fungsi pemeliharaan yang selaras
dengan inspeksi CBM Level satu, sehingga sebutan
berubah menjadi Petugas JARGI
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diterbitkan Surat
Keputusan General Manager No.0007.K/GMTJBTB/ 2017
tentang Pembentukan Tim Penyusunan SOP-IK dan Update
Buku Kuning Tahun 2017 dilingkungan PT PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
BAB – II
TUGAS DAN WEWENANG PETUGAS JARGI
instalasi
d. Breakdown Maintenance adalah peme-
liharaan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan mendadak yang waktunya tidak
tertentu dan sifatnya darurat.
2.4.2 Yang harus dilakukan Petugas PEMBEBASAN TEGANGAN.
JARGI Memastikan persetujuan pelaksanaan
pemeliharaan peralatan dan berkoordinasi
dengan Supervisor Jargi, Dispatcher.
Memeriksa urutan manuver pada Dokumen
Prosedur Pelaksanan Pemeliharaan (DP3)
Peralatan yang telah diisi.
Menandatangani Dokumen Prosedur
Pelaksanaan Pemeliharaan/DP3 (Manuver
Pembebasan Tegangan Instalasi Listrik
Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi)
Bersama-sama dengan Dispatcher
melaksanakan eksekusi manuver
pembebasan tegangan sesuai SOP yang
berlaku.
Merubah posisi switch Lokal / Remote Scada
atau Supervisory / Remote atau On / Off*) di
panel kontrol pada posisi Lokal / Remote / Off.
Memeriksa tegangan pada panel kontrol
Menutup PMS Tanah sebagai Pengamanan.
Memasang taging di panel kontrol dan LOTO
di switchyard bersama Pengawas Manuver
dan Pengawan K3.
Mengikuti serah terima pembebasan
tegangan antara Pengawas Manuver (PM)
dan Pengawas Pekerjaan (PP).
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
Mengikuti pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan tugas yang diberikan oleh Pengawas
Pekerjaan (PP).
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
PEMBERIAN TEGANGAN
Mengikuti serah terima pekerjaan selesai
dari Pengawas Pekerjaan (PP) kepada
Pengawas Manuver (PM).
Menandatangani Dokumen Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan/DP3 (Manuver
Pemberian Tegangan Instalasi Listrik
Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi).
Membuka PMS Tanah
Melepas taging di panel kontrol dan LOTO
di switchyard bersama Pengawas Manuver
dan Pengawan K3.
Merubah posisi switch Lokal / Remote
Scada atau Supervisory / Remote atau On /
Off di panel kontrol pada posisi Remote /
Supervisory / On.
Bersama-sama dengan Dispatcher melak-
sanakan eksekusi manuver pemberian
tegangan sesuai SOP yang berlaku.
2.5 Kondisi Anomali
2.5.1 Definisi Kondisi Anomali adalah kondisi dimana peralatan
Gardu Induk tidak dapat dioperasikan secara
normal
2.5.2 Yang harus dilakukan Petugas Memastikan dan melaporkan kondisi
JARGI peralatan anomali ke Supervisor Jargi,
Asman Haset, dan Manajer APP serta menu-
angkan ke dalam Form Checklist inspeksi
CBM Level satu.
Melaporkan ke Dispatcher anomali
peralatan yang berpengaruh pada operasi
system.
2.6 Kondisi Derating
2.6.1 Definisi Kondisi Derating adalah kondisi dimana
peralatan Gardu Induk mengalami penurunan
kemampuan.
2.6.2 Yang harus dilakukan Petugas Melaporkan penurunan kondisi peralatan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
BAB – III
PETUNJUK PENGOPERASIAN PERALATAN GARDU INDUK
1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
1 besaran Arus dengan satuan Ampere.
KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
2).
Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV Bus A
atau B Remote dari panel kontrol.
Control Switch PMT berfungsi untuk pembukaan
dan penutupan PMT 150 kV Remote dari Panel
Kontrol
Control Switch PMS LINE. Berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS LINE Remote dari
Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas kontrol switch PMS Tanah
tidak ada dan untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. KWH Meter berfungsi untuk mengukur besaran kWH
yang dterima dan dikirim.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Catatan : Lampu pada control switch PMT dan PMS menyala apabila kondisi peralatan di
lapangan tidak sesuai dengan kondisi di panel kontrol.
1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
1 Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan MegaWatt.
MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.
2
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
berfungsi untuk mengetahui indikasi peralatan apa
3
yang kerja atau mengalami kelainan.
Catatan : Tombol Stop Alarm, Stop Flicker, Reset
dan Lamp Test jadi satu dengan panel kontrol T/R
4
Bay Trafo 4 150/20 kV.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
Switch 43 RL-1&2 (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
3
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) Jatim
melalui SCADA.
Switch AC / DC Berfungsi untuk mensuplai sumber
tegangan AC / DC ke panel control yang
5
bersangkutan (Panel T/L Bay Polehan 1 & 2).
Switch Change Over 43 PD (Pemilihan posisi
Bus) Berfungsi untuk menentukan posisi Bus
dimana Line tersebut telah ditentukan oleh sistem.
4. CONTROL SWITCH
Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 70 kV BUS A atau
B Remote dari panel kontrol
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
1 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
2 Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
3 berfungsi untuk mengetahui indikasi peralatan apa
yang kerja atau mengalami kelainan.
Catatan : Tombol Stop Alarm, Stop Flicker, Reset
4 dan Lamp Test jadi satu dengan panel kontrol T/R
Bay Trafo 4 150/20 kV.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) Jatim
melalui SCADA.
Switch AC / DC Berfungsi untuk mensuplai
sumber tegangan AC / DC ke panel control yang
bersangkutan (Panel T/L Bay Turen dan
5
Sengguruh).
Switch Change Over 43 PD (Pemilihan posisi
Bus) Berfungsi untuk menentukan posisi Bus
dimana Line tersebut telah ditentukan oleh sistem.
4. CONTROL SWITCH
Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 70 kV BUS A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
1. ALAT UKUR.
Melaksanakan Manuver Trafo IBT 1 150/70 kV – 100 MVA Pada Panel Kontrol
Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
4 mengalami kelainan.
Test Lamp berfungsi untuk menguji Lampu
Indikator.
Reset berfungsi untuk menghilangkan/
2
mereset indikasi.
Stop Flicker berfungsi untuk mematikan
kedipan pada lampu papan indikasi .
Stop Horn berfungsi untuk mematikan/
menghentikan bunyi alarm/horn.
Stop Alarm berfungsi untuk mematikan/
3
mereset alarm.
2. Tombol Selector Switch
4 Volt meter 70 kV berfungsi mengukur besaran
tegangan 70 kV.
Tombol Lower berfungsi untuk menurunkan
posisi tap changer.
Tombol Upper berfungsi untuk menurunkan
posisi tap changer.
Foto panel lama- gnti yg baru Emergency stop berfungsi yaitu apabila dalam
pengoperasian Tap Changer mengalami
gangguan maka switch MCB tap changer trafo
dapat ditripkan dengan menekan tombol
tersebut.
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
Switch Lokal / Remote OLTC berfungsi
Lokal berarti pengoperasian OLTC secara
Lokal dari Gardu Induk.
Switch Auto / Manual
Switch Master, Follow, Independen Tap
Changer
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
1 KV Meter berfungsi untuk mengukurur besaran
7
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
2 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
8 Var.
2
3 2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
dari :
Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau
9
mengalami kelainan.
Stop Alarm berfungsi untuk mematikan /
4 mereset alarm.
Reset berfungsi untuk menghilangkan /
3 mereset indikasi.
Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikasi.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
5 6 JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) JATIM
melalui SCADA.
7
Switch 8D (Control Source) berfungsi untuk
mensuplai sumber tegangan DC ke panel
kontrol yang bersangkutan (Panel Trafo IBT 2).
Switch 43 PD (Pemilihan posisi Bus)
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
tap turun.
Upper Limit Tap berfungsi untuk indikasi posisi
tap naik.
Tap Changer In Progress
10.Switch OLTC
Switch Lokal / Remote berfungsi Lokal
berarti pengoperasian OLTC secara Lokal dari
Gardu Induk.
Swicth UP / DOWN berfungsi untuk
menurunkan dan menaikkan posisi tap
changer.
1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
KV Meter berfungsi untuk mengukurur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
1
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
Switch Voltmeter berfungsi untuk mengetahui
3 tegangan pada tiap – tiap phasa (R-S, S-T, T-
Melaksanakan Manuver Trafo IBT 3 150/70 kV – 100 MVA Pada Panel Kontrol
Pembebasan Tegangan : Pembebasan Tegangan :
Switch 43 RL (Lokal / Remote) Control Switch PMS Bus A 70 kV putar
diposisikan Lokal. ke kanan terlebih dahulu (lampu
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Control Switch PMT 70 kV putar ke kiri menyala), tekan diputar lagi ke kanan
terlebih dahulu (lampu menyala), tekan (lampu padam berarti PMS Bus sudah
diputar lagi ke kiri (lampu padam berarti masuk).
PMT sudah lepas). Control Switch PMS Bus B 150 kV putar
Control Switch PMT 150 kV putar ke kiri ke kanan terlebih dahulu (lampu
terlebih dahulu (lampu menyala), tekan menyala), tekan diputar lagi ke kanan
diputar lagi ke kiri (lampu padam berarti (lampu padam berarti PMS Bus sudah
PMT sudah lepas). masuk).
Control Switch PMS Bus B 150 kV putar Control Switch PMT 150 kV putar ke
ke kiri terlebih dahulu (lampu menyala), kanan terlebih dahulu (lampu menyala),
tekan diputar lagi ke kiri (lampu padam tekan diputar lagi ke kanan (lampu
berarti PMS Bus sudah lepas). padam berarti PMT sudah masuk).
Control Switch PMS Bus A 70 kV putar Control Switch PMT 70 kV putar ke
ke kiri terlebih dahulu (lampu menyala), kanan terlebih dahulu (lampu menyala),
tekan diputar lagi ke kiri (lampu padam tekan diputar lagi ke kanan (lampu
berarti PMS Bus sudah lepas). padam berarti PMT sudah masuk).
Switch 43 RL (Lokal / Remote)
diposisikan Lokal.
( independent)
4. Automatic Voltage Regulator (AVR)
MR tipe MK20 berfungsi mengatur naik turunya
tegangan secara automatis.
5. Auxiliary Relay
Nissin Electric type YWMI0-172 berfungsi untuk
membantu proteksi pada OLTC.
1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
petugas JARGI.
Supervisory berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS REL dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher APB JATIM melalui Scada
Blok OCR digunakan untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan fungsi OCR, biasanya dilakukan
pada saat pindah Bus.
4. CONTROL SWITCH
Isolator Control Switch PMS REL berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS Rel I
atau II Remote dari panel kontrol
Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT 150 kV
Remote dari Panel Kontrol
Isolator Control Switch PMS Tanah berfungsi
untuk membuka dan menutup PMS Tanah.
5. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).
6. MCGG 52
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus
lebih berfungsi sebagai pengaman cadangan
untuk gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.
Panel Kontrol.
4. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
Pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).
BC APP
9 47T CB Discrepancy Terjadi Periksa, catat indikasi
ketidakserempakan dan relay yang bekerja
open/close PMT (satu kemudian laporkan ke
atau dua phase Dispatcher & Haset
tertinggal) BC APP
10 60 Voltage Balance Terjadi anomali Periksa, catat indikasi
Relay ketidakseimbangan dan relay yang bekerja
tegangan antar fasa kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11 95 T Under Frequency Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
Relay bekerja. frequency pada dan relay yang bekerja
pembangkit yang di kemudian laporkan ke
akibatkan Dispatcher & Haset
ketidaknormalan BC APP
sehingga terjadi Black
Out / padam total)
12 27 AC Under Voltage Terjadi kehilangan Periksa, catat indikasi
Relay (UVR) sumber AC dan relay yang bekerja
bekerja. kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13 RTN Relay Tegangan Terjadi hilang Periksa, catat indikasi
Nol bekerja. tegangan pada dan relay yang bekerja
busbar sehingga kemudian laporkan ke
mentripkan PMT yang Dispatcher & Haset
terhubung pada bay BC APP
tersebut
19 Spare - - -
20 Spare - - -
sesuai dengan
wilayah kerjanya
8. 67 G DGR (Directional Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
51 BU Ground Rele) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja. to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar yang Dispatcher & Haset
mempunyai arah BC APP
dengan wilayah
kerjanya
9. 79 2L Auto Reclosed Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Bekerja temporer pada dan relay yang bekerja
penghantar kemudian laporkan ke
Sengguruh sehingga Dispatcher & Haset
PMT bisa masuk BC APP
kembali
10 47T CB Discrepancy Terjadi Periksa, catat indikasi
ketidakserempakan dan relay yang bekerja
open/close PMT (satu kemudian laporkan ke
atau dua phase Dispatcher & Haset
tertinggal) BC APP
11. 63 AL (1L) Pressure Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada tekanan udara / dan relay yang bekerja
compressor kemudian laporkan ke
(penurunan tekanan Dispatcher & Haset
udara) pada PMT BC APP
penghantar / Line 1
12. 50 G LOCK Grounding Fungsi Rele 50 G di Periksa, catat indikasi
Selective Relay Blok melalui switch di dan relay yang bekerja
di Blok panel rele kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
BC APP
9. Stand By E/F Rele Earth Fault Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
2nd siaga tahap 2 tanah pada sisi dan relay yang
sekunder Trafo (70 kV) bekerja kemudian
dengan settingan tahap laporkan ke
2 Dispatcher & Haset
BC APP
10. Int. Trip By LV Proteksi By LV Gangguan Sisi Periksa, catat indikasi
Protect (Low Voltage) sekunder Trafo (70 kV) dan relay yang
bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
BC APP
10. 26 Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 1 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo) dengan indikasi
Alarm
11. 33 Q Rele oil level Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
main tank trafo minyak (Low) atau dan relay yang
low atau high terjadi kelebihan minyak bekerja kemudian
saat pengisian (High) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12. 33 QLR Rele oil level Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
main tank trafo minyak (Low) atau dan relay yang
bekerja terjadi kelebihan minyak bekerja kemudian
saat pengisian (High) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13. MCB MCB trip Adanya salah satu MCB Periksa, catat indikasi
yang jatuh akibat dari dan relay yang
hubung singkat bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. 48 Incomplete Periksa, catat indikasi
sequence dan relay yang
Relay bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15. 33 TR Potition Switch Periksa, catat indikasi
OR Potition dan relay yang
Detecting bekerja kemudian
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Device laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
16. Fan Kipas trafo fault Adanya kelainan pada Periksa, catat indikasi
salah satu kipas trafo dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. DC Sumber DC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan DC dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18. AC Sumber AC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan AC dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. 63 AL Rele Oil Level Terjadinya penurunan Periksa, catat indikasi
bekerja level minyak yang di dan relay yang
akibatkan kebocoran / bekerja kemudian
rembesan pada trafo laporkan ke
dengan indikasi Alarm / Dispatcher & Haset
Peringatan (Gangguan BC APP
Internal Trafo)
20. 63 AH Rele Oil Level Terjadinya penurunan Periksa, catat indikasi
bekerja level minyak yang di dan relay yang
akibatkan kebocoran / bekerja kemudian
rembesan pada trafo laporkan ke
dengan indikasi Alarm / Dispatcher & Haset
Peringatan (Gangguan BC APP
Internal Trafo)
21. AC FAULT Sumber AC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan AC dan relay yang
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
terisolasi.
18. 27 Trip Rele Under Terjadi Black Out Periksa, catat indikasi
Voltage (UVR) (padam total) dan relay yang
bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. Aux Supply Fail Supply Aux Terjadi anomali dalam Periksa, catat indikasi
gagal penyuplyan dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
20. CB Secondary Trip CB/PMT Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Trip pada sisi interna/eksternal trafo dan relay yang
sekunder trafo bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
mengerjakan kontak
pada rele bucholz
(alarm/stage 1)
11. T 33 Q Rele suhu main Suhu minyak didalam Periksa, catat indikasi
tank trafo Trafo tinggi akibat dan relay yang
beban yang semakin bekerja kemudian
bertambah laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12. Spare - - -
13. F 64 VA Rele 51 sisi Gangguan hubung Periksa, catat indikasi
NS 51 GT netral primer singkat phasa-tanah dan relay yang
(Netral pada sisi sekunder trafo bekerja kemudian
Sekunder Over atau ketidak- laporkan ke
Current rele) seimbangan arus antar Dispatcher & Haset
yang bekerja phasa sehingga arus BC APP
urutan nol akan timbul
14. TP 51 Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) pada sisi phasa pada sisi primer bekerja kemudian
primer (150 kV) (150 kV) laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
15. TS 51 Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) sisi phasa pada sisi bekerja kemudian
sekunder (20 sekunder (20 kV) laporkan ke
kV) bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
16. P 52 F Rele tekanan Tekanan gas berkurang, Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada yekanan hidrolik dan relay yang
CB / PMT berkurang bekerja kemudian
primer bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. S 52 F Rele tekanan Tekanan gas berkurang, Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada yekanan hidrolik dan relay yang
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
lebuh pada sisi tegangan lebih pada sisi dan relay yang
20 kV trafo 20 kV phasa T trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
24. 95 T Rele Frequensi Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
bekerja frekuensi sampai batas dan relay yang
setting yang ditentukan bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
Prot. (TS 51) (Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) sisi phasa pada sisi bekerja kemudian
sekunder (20 sekunder (20 kV) laporkan ke
kV) bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
5. Over Current G Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Prot. (Over Current hubung singkat phasa dan relay yang
(NS 51 GT) Rele) sisi Netral to ground pada sisi bekerja kemudian
Sekunder Netral Sekunder laporkan ke
bekerja. Dispatcher & Haset
BC APP
6 Over Volt. G Tegangan lebih Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Prot (F 64 V) karena ketidak hubung tanah pada dan relay yang
seimbangan jaringan 20 kV bekerja kemudian
tegangan per laporkan ke
phasa Dispatcher, Haset BC
APP dan petugas
APD
7. 20 kV Bus Rele Under Rele ini bekerja apabila Periksa, catat indikasi
Abnormal Volt voltage yang tegangan pada bus 20 dan relay yang
(F84) bekerja kV yang dirasakan oleh bekerja kemudian
PT Bus 20 kV lebih laporkan ke
rendah dari setting rele Dispatcher & Haset
27/ F84U BC APP
8. Primary CB Trip Pengawas Rangkaian tripping Periksa sumber DC
Coil Sup. (74) rangkaian terputus dan Coil PMT
tripping 150 kV kemudian catat, reset
bekerja indikasi yang timbul
dan laporkan ke Haset
BC APP
9. Transformer Trafo trip lock- - Periksa, catat indikasi
Trip (T86) out dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
10. Bucholtz / PRD Rele Bucholz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
BC APP
16. Control Source Periksa, catat indikasi
Under Volt (LR dan relay yang
27) bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. 64 Φ UVW Rele tegangan Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
lebuh pada sisi tegangan lebih pada sisi dan relay yang
20 kV trafo 20 kV phasa R,S,T trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18. Spare - - -
BC APP
10. PR RLF TRIP Rele pressure Periksa, catat indikasi
relieve Trip dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11. BACKUP HV Rele RET 615 Salah satu rele pada unit Periksa, catat indikasi
OPR RET615 / rele tegangan dan relay yang
150kV bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12. BACKUP MV Rele REF 630 Salah satu rele pada unit Periksa, catat indikasi
OPR REF630 / rele tegangan dan relay yang
20 kV bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13. BBVT FAIL Bus Bar VT MCB VT BusBar trip atau Periksa, catat indikasi
Fail bekerja tegangan pada VT dan relay yang
Busbar hilang. bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. CBF ON Circuit Breaker Periksa, catat indikasi
Failure dan relay yang
bekerja. bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15. FP1 Simbol unit Periksa, catat indikasi
Rele dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
16. AVR FAILURE Rele AVR Terjadi ketidaknormalan Periksa, catat indikasi
OLTC pada rele AVR dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. PROT Proteksi Sistem proteksi bekerja Periksa, catat indikasi
OPERATED dioperasikan dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18. CB SF6 ST1 AL Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
CB / PMT dengan indikasi alarm bekerja kemudian
bekerja (peringatan) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. CB SF6 ST2 AL Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
CB / PMT dengan meng – Tripkan bekerja kemudian
bekerja CB / PMT laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
20. CB SPR CHRG Circuit Breaker Terjadinya kegagalan Periksa, catat indikasi
Charge Spring mekanik PMT dan relay yang
Failed bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
21. CB DRV FAIL Penggerak Terjadi gangguan pada Periksa, catat indikasi
CB/PMT penggerak CB / PMT. dan relay yang
Trouble bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
22. DS DRV FAIL Penggerak Terjadi gangguan pada Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
4. Frequence Rele Relay UFR Terjadi gangguan system Periksa, catat indikasi
(K95) bekerja yang mengakibatkan dan relay yang
freq.turun bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. Station Power Source AC Terjadi anomali pada Periksa, catat indikasi
Source Trouble hilang sumber AC dan relay yang
(Aux-AC) bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
6. DC Source Source DC MCB DC off / Tegangan Periksa, catat indikasi
Trouble (DC) Bay Kopel DC untuk Bay KOPEL dan relay yang
tidak ada hilang bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
7. OLS From Over Load PMT Trip karena Periksa, catat indikasi
Bangil Shading Pengurangan Beban dari dan relay yang
sistem Bangil bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
8. Spare - - -
9. Bus A Not Periksa, catat indikasi
Operate & MCB dan relay yang
PT Trip bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
10. Block 44S Blok 44S Keperluan Pengujian Dioperasikan atas izin
T/L LWG 1-2 Dan Pemeliharaan Manager/ Ass.Man
T/L SKL 1-2 HAR
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
1. 70 kV O/C & E/F Over Current / Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
( 50 / 51 G ) Earth Fault hubung singkat / dan relay yang
Rele bekerja gangguan tanah pada bekerja kemudian
Bay Kopel 70 kV sesuai laporkan ke
dengan wilayah kerjanya Dispatcher & Haset
BC APP
2. Trip 1 coil Sup. Pengawas Rangkaian tripping dari Periksa, catat indikasi
rangkaian panel control terputus/ dan relay yang
tripping 1 source DC rangkaian bekerja kemudian
bekerja tripping hilang laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
3. Trip 2 coil Sup. Pengawas Rangkaian tripping dari Periksa, catat indikasi
rangkaian panel control terputus/ dan relay yang
tripping 2 source DC rangkaian bekerja kemudian
bekerja tripping hilang laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
BC APP
7 Tripping circuit Gangguan Terjadi kelainan / Periksa, catat indikasi
failure rangkaian tripping gangguan pada dan relay yang bekerja
pada coil CB rangkaian tripping coil kemudian laporkan ke
CB Dispatcher & Haset
BC APP
8 Dc supply Gangguan pada Terjadi Short circuit / Periksa, catat indikasi
failure supply / sumber hubung singkat (+ dan relay yang bekerja
tegangan DC dengan ground, – kemudian laporkan ke
dengan ground atau + Dispatcher & Haset
dengan -). BC APP
9 Ac supply Gangguan pada Terjadi Short circuit / Periksa, catat indikasi
failure supply / sumber hubung singkat dan relay yang bekerja
tegangan AC kemudian laporkan ke
380 / 220 V Dispatcher & Haset
BC APP
10 Cb motor drive Gangguan pada Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
failure motor penggerak pada motor dan relay yang bekerja
CB / PMT penggerak CB / PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11 Circuit breaker Gangguan pada Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
drive failure penggerak CB / pada penggerak CB / dan relay yang bekerja
PMT PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12 Local mode Pengoperasian Switch pada posisi Periksa, catat indikasi
secara local Lokal mode. dan relay yang bekerja
peralatan kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13 Cb discrepancy CB / PMT tidak Terjadi perbedaan Periksa, catat indikasi
serempak tegangan antar phasa dan relay yang bekerja
kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14 Cb, isolator & Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Cara Reset:
1. Reset Alarm / Horn / Klaxon Tekan tombol (push button) “ Stop Alarm”
pada panel kontrol bay yang terganggu.
2. Reset Announciator Tekan tombol (push button) “ Stop Flicker /
Acknowledge ” untuk mematikan flicker
pada panel kontrol yang terganggu.
Catat announciator yang muncul.
Tekan tombol push button “ Reset ” pada
panel kontrol yang terganggu.
3. Reset Indikasi Rele dan Lock - Out
Reset Rele LOCK-OUT Bay Y
Tekan tombol Trip Rele Reset S86R pada
panel kontrol
Mereset bendera / flag dengan cara
mendorong tuas ke atas rele Master Trip
K821 dan K862
Reset Indikator Rele Bay Z
Putar HANDLE 186B pada panel kontrol
kearah kanan / reset, maka indikator
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
11 5 11 8 4. Tombol Reset
5 8
Peralatan ini berfungsi untuk mereset
indikasi gangguan pada rele distance.
5. MAVS (Synchrocheck)
GEC–Alsthom tipe MAVS-01 yaitu rele
synchro untuk cek tegangan Line dan Bus.
6. MVTT
Setting waktu synchro Autoreclose 3 fasa.
7. MVTC
Counter pemantau kerja PMT.
8. MVAJ (Lock Out)
Rele bantu untuk tripping PMT dilengkapi
dengan pengunci (Reset electric maupun
dengan manual).
9. MVAA
Rele bantu untuk tripping PMT.
10. MCTI
Rele breaker failure
11. MVRF
Rele indikasi dari rele Distance
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
12. MVAX
Rele pengawas rangkaian trip
13. MCGG 52
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus
lebih berfungsi sebagai pengaman cadangan
untuk gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.
4 4
5
4. Auto Recloser
Perangkat ini berfungsi sebagai autoreclose
untuk rele distance.
2 5. Aux Rele
5
Perangkat ini berfungsi sebagai auxiliary untuk
rele- rele yang berada di panel ini.
3
3
5
3.1.3.h Panel Rele Proteksi Bay Trafo IBT 1 150/70 kV – 100 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
14 15 16 17
3.1.3.i Panel Rele Proteksi Bay Trafo IBT 2 150/70 kV –35 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
6. Selektor DC
Berfungsi sebagai selektor on/off sumber DC.
14 15 16 17
3.1.3.j Panel Rele Proteksi Bay Trafo IBT 3 150/70 kV –100 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
10 11 12 13
14 15 16 17
14 15 16 17
5 3. MCAG 14
10 11 12 13
5 10
GEC-Alsthom tipe MCAG 14 adalah rele REF 150
kV sebagai pengaman gangguan hubungsingkat
11. MCGG 22
GEC-Alsthom tipe MCGG 22 yaitu rele arus lebih
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
tegangan 150 kv
LV WIND TEMP Alarm : Rele suhu belitan
tegangan 20 kv
Bucholz Alarm : Rele Bucholz alarm
Rele ABB ( REF 630 )
ANY START : Ada salah satu elemen bekerja
14 15 16 17 OC PROT : Rele arus lebih pada sisi sekunder
EF PROT : Earth Fault protection
OV PROT : Over Voltage Protection
SBEF PROT (Stand by Erth Fault 20kv) : Rele
arus lebih pada sisi sekunder (EF)
OC INSTANT : Over Current Instant
SBEF 150 kv : (Stand by Erth Fault 150kv) :
Rele arus lebih pada sisi sekunder (EF)
DOC PROT :
5 current.
3 Under Voltage/over voltage Rele
Berfungsi sebagai proteksi Under Voltage/Over
Voltage.
6
6 Unbalance Rele
Berfungsi jika terdapat ketidakseimbangan arus.
7 RPH2
Berfungsi untuk mengatur ketidakserempakan close
PMT.
8 TCS
Peralatan yang berfungsi untuk memonitor kesiapan
rangkaian trip. TCS akan memberikan informasi jika
telah terjadi gangguan pada rangkaian Trip dari relai
ke tripping coil PMT.
A : Phasa R
C : Phasa T
: GFR
Inst; t; I > Is (waktu seting : Inst = Instantenous; t =
waktu tunda; I > Is = starting).
Indikasi LED merah : Gangguan phasa - phasa atau
gangguan phasa - tanah, dengan perintah trip
instantenous / moment, atau dengan waktu tunda.
Indikasi LED hijau : starting.
DIFFERENTIAL RELE MBCH 12 :
Differential rele phasa R, S, T.
DFR adalah alat untuk merekam gangguan pada instalasi listrik yang dilengkapi dengan 6
sensor, 16 signal analog, 32 event disturbance recorder, dan time synchronizing dengan
GPS. Hasil rekaman DFR berupa printout.
1 Keterangan gambar 1:
1
1. : DFR unit type II 16/32
GPS
2. : Alat sinkronisasi penunjukkan
1 1
Waktu dengan satelit
3 : Alat pencetak rekaman (printer)
2
3
3
3 3
3
Keterangan gambar 2:
1 1. : Display
4 2. : Led status
2 3 : Led indikasi sensor bekerja
4 : Led alarm
5 Keyborad, navigasi dan
5
fungsi
Penjelasan Peralatan :
1. KWH Meter Utama Trafo 4 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
2. KWH Meter Utama Trafo 5 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
3. KWH Meter Utama Trafo 6 berfungsi untuk
1 4
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
4. KWH Meter Pembanding Trafo 4 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
5. KWH Meter Pembanding Trafo 5 berfungsi untuk
2 5 mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
6. KWH Meter Pembanding Trafo 6 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
Catatan : KWH Meter Utama Aset APB Jatim dan
3 6 KWH Meter Pembanding Aset Distribusi
Penjelasan Peralatan :
1. Ampere meter
2. Test Plug
1 3. Indikasi CB on/off
2 4. Indikasi DC Fault
3 4
5. Switch Ampere meter
6. Switch CB on/off
5 6 7
7. Control Position (lokal/switch gear)
8. Conter CB
9. Switching Indikator
10. Switch lokal CB off
8 11. Switch lokal CB on
9 12. Hole of manual Operating Handle
13
14
Penjelasan Peralatan :
6 1 3 1. CB on/off
2 4 2. Lampu on/off
3. Kaca kontrol
4. Stang emergency
5. Tombol off
6. Stang pintu cell
11 7. Stang interlock
8
1
2
a. Overview PMT
Bagian – bagian yang penting :
1. Chamber bagian atas
2. Chamber bagian bawah
3. Support
4. Penggerak mekanis
5. Box control tekanan SF6
b. Batasan Operasi
1. PMT 150 kV bay Sutami 1, IBT 2, Trafo 6
dan SC 2:
ABB – LTB170 D1/B
Breaking capacity 40 KA
Arus nominal 3150 A
Tekanan gas SF-6 0.60 Mpa
Gambar PMT 150 kV “ABB”
2. PMT 150 kV bay Lawang 1 dan IBT 3:
ABB – LTB 170 D1
Breaking capacity 40 KA
Arus nominal 3150 A
Tekanan gas SF6 0.62 Mpa
3. PMT 150 kV bay Sutami 2 :
ALSTHOM – FX - 12
Breaking capacity 40 KA
Arus nominal 2000 A
Tekanan gas SF-6 7.65 bar
4. PMT 150 kV bay IBT 1 :
Gambar PMT 150 kV “ALSTHOM”
ALSTOM – GL313 F1/4031P
Breaking capacity 40 KA
Arus nominal 3150 A
Tekanan gas SF6 0.64 MPa
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
c. Pengoperasian PMT
Operasi keluar / masuk PMT dapat dilakukan
dengan 3 cara :
Secara remote scada oleh DISPATCHER Area
Pengatur Beban (APB ) – JATIM.
3.3.2 PMS
Data Teknik PMS
PMS 150 kV Bay Sutami 1, Sutami 2, IBT 2 :
Merk : TAKAOKA
Type : THR 4 A
I nominal : 800 A
I thermal : 14 KA
Gambar PMS 150 kV “TAKAOKA”
PMS 150 kV Bay Lawang 1, Pakis 1, Pakis 2,
Kopel, SC 1, Trafo 5 :
Merk : GEC ALSTHOM
Type : S2DA - 1250
I nominal : 1250 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “GEC ALSTHOM”
PMS 150 kV Bay Lawang 2, Trafo 4 dan
Trafo 6:
Merk : ASEA
Type : NSA 170 / 1250
I nominal : 1250 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “ASEA”
I thermal : 40 KA
PMS 150 kV Bay SC2 :
Merk : ABB
Type : SGF 170 n 100
I nominal : 1600 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “MERLIN GERLIN”
1. Menutup PMS :
Catatan : PMT kondisi lepas (keluar).
a. Switch “Remote / Local” dirubah dari posisi
“Remote” ke “Local”.
b. Tombol “Close” ditekan, maka motor berputar
dan PMS manjadi menutup ( // ).
c. Switch “Remote / Local” dikembalikan ke
posisi “Remote”.
2. Membuka PMS :
Catatan : PMT kondisi lepas (keluar).
a. Switch remote / lokal dirubah dari posisi
“Remote” ke “Local”.
b. Tombol “Open” ditekan, maka motor berputar
dan PMS menjadi membuka ( // ).
Switch “Remote / Local” dikembalikan ke
posisi “Remote”.
3.3.3. TRANSFORMER
Foto Trafo 1
Data teknik :
1. Merk : PAUWELS
2. Kapasitas : 100 MVA
Foto Trafo 2
Data teknik :
1. Merk : MEIDEN
2. Kapasitas : 35 MVA
Foto Trafo 3
Data teknik :
1. Merk : UNINDO
2. Kapasitas : 100 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Foto Trafo 4
Data teknik :
1. Merk : UNINDO
2. Kapasitas : 60 MVA
Foto Trafo 5
Data teknik :
1. Merk : TELK
2. Kapasitas : 30 MVA
Foto Trafo 6
Data teknik :
1. Merk : SHANGDONG TAIKAI
2. Kapasitas : 60 MVA
Gambar CT 70 kV “NISSIN-FGCH140”
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
(a)
CT 70 kV Bay IBT 3 :
Merk : TRENCH
Type : IOSK 72.5
Ratio : 1000 – 2000 / 1
I thermal : 31.5/1 KA/s
I dyn : 80 KA
(b)
Gambar CT 70 kV “ARTECHE “(a) dan
“TRENCH” (B)
CT 70 kV Bay Kopel :
Merk : ABB
Type : IMBE 72 A2
Ratio : 1000 – 2000 / 5
I thermal : 35/1 KA/s
I dyn : 88 KA
Gambar CT 70 kV “ABB”
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
CT 20 kV Bay Trafo 4 :
Merk : MERLIN GARLIN
Type : RCF 3/E
CT 20 kV Bay Trafo 5 :
Merk : YOUNGHWA
Type : YHBC-203DS
Ratio : 500 - 1000 – 2000 / 5
I thermal : 25/1 KA/s
CT 20 kV Bay Trafo 6 :
Merk : DALIAN
Type : LZZB9-24/178/407h
Ratio : 1000 – 2000 / 5
I thermal : 25/1 KA/s
I dyn : 63 KA
Data Teknik
PT 150 kV Bay Kopel
Merk : NISSIN
Type : PDB-14E-5AA
Secondary Voltage : 110/√3
Gambar PT 150 kV “NISSIN” Ratio : 154 kV / 110 V
CVT 150 kV Bay Sutami 1 dan 2
Merk : NISSIN
Type : PDL-14E-1A
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 154 kV / 110 V
CVT 150 kV Bay Lawang 1 dan 2
Merk : NISSIN
Gambar CVT 150 kV “NISSIN” Type : NL170-750PS
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 150 kV / 110 V
CVT 150 kV Bay Pakis 1 dan 2
Merk : TRENCH
Type : TEVP 161A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
PT 70 kV Bay Kopel
Gambar CVT 150 kV “PASSONI VILA”
Merk : NISSIN
Type : FTIE-60E
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 66 kV / 110 V
Data Teknik
LA 150 kV Bay Sutami 2 dan SC 2:
Merk : ABB
Type : EXLIM R162-AH170
Standard : IEC
Classification : 10 kA
Gambar LA 150 kV “ABB” Rated voltage : 162 kV
Classification : 10 kA
Rated voltage : 154 kV
LA 150 kV Bay IBT 3:
Merk : MEIDEN
Type : ZSE-EIZ
Standard : IEC
Gambar LA 150 kV “MEIDEN” Classification : 20 kA
Rated voltage : 162 kV
LA 150 kV Bay Pakis 1 :
Merk : SIEMENS (a)
Type : 3EL2 144-6PP42-4XA2
Standard : IEC
Classification : 20 kA
Data Teknik
a. NCT 150 kV IBT 1:
Merk : TRENCH
Type : IOSK 123
Ratio : 200 - 400 - 800 – 1600 / 1 A
(d) I dyn : 40 KA
e. NCT 150 kV Trafo 6:
Merk : SADTEM
Type : B07
Ratio : 200 - 400 / 1 A
I thermal : KA/s
(e) I dyn : KA
f. NCT 150 kV SC 1:
Merk : ARTECHE
Type : CA-170
Ratio : 1 / 1 A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
(g)
3.3.8 COUPLING CAPASITOR
Data Teknik
CC 70 kV Bay Polehan 1 dan 2
Merk : NISSIN
Type : CHU-PM
Rated Voltage : 110/√3
Rated Cap. : 0.002 µ
Standard : JEC - 173
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada
transformator sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah
untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral ke tanah.
Batasan Operasi :
a. Terpasang pada IBT 1 , IBT 2 dan IBT 3
Merk : SAM HWA
Tegangan : 66/√3 kV
Tahanan : 200
Arus maksimum : 190 A
Gambar NGR IBT 1,2,3
Time Rating : 30 dt
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Gambar SC 1
Data Teknik SC 2
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
Merk : ABB
Type : CHD 720B
Tegangan : 108.3 kV
Kapasitas : 521 kVAR
Gambar SC 2
3.3.11 WAVETRAP DAN LINE MATCHING UNIT
Wavetrap adalah peralatan yang dipasang pada
saluran transmisi yang berfungsi untuk
memblockir/meredam frekuensi tinggi yang
ditimbulkan oleh peralatan komunikasi (PLC) agar
tidak masuk ke peralatan Gardu Induk dan
melewatkan frekuensi 50Hz.
Keterangan gambar :
1. Wavetrap
2. Support isolator : sebagai penyangga
dan media tahanan antara konduktor dan ground
LMU adalah peralatan yang berfungsi untuk
menyesuaikan impedansi kapasitor coupling yang
berimpedansi 300-600 ohm dengan peralatan PLC
yang berimpedansi 75 ohm.
3.4.3. Rectifier
Fungsi dari rectifier adalah sebagai charger
battery 110 Volt dan 48 Volt.
1
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
C. PCP 524
Kondisi normal: Seluruh lampu hijau menyala
Kondisi tidak normal: Lampu merah menyala
D. PCP 534
Kondisi normal: Seluruh lampu hijau menyala
Kondisi tidak normal: Lampu merah menyala
E. ABB ETL 41
ETL 41 ini merupakan PLC analog yang sanggup
menghandle satu kanal saja.
PLC ini bekerja normal bila tidak ditemui lampu
LED menyala merah.
3.5.2. MULTIPLEXER
Multiplexer merupakan hardware yang berfungsi untuk menggabungkan sinyal data
dan melayani proses tukar menukar berbagai macam fungsi proteksi, data dan
telekomunikasi. Pada dasarnya MUX bekerja dengan menggunakan jaringan fibre optik
(FO). Berikut ini adalah MUX yang difungsikan
A. NOKIA Mux ini bekerja normal bila lampu yang
berada dalam kotak kuning dalam keadaan
mati. Bila ditemukan lampu LED menyala
maka menandakan MUX dalam keadaan
tidak normal.
Lampu LED kuning: alarm minor
Lampu LED merah: alarm mayor
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
A. KEX 32 dan KEX Pada KEX 32 dan KEX 41 ini yang perlu
diperhatikan adalah bila terdapat banyak lampu
berwarna orange yang menyala (kotak 1) dan tidak
dapat padam meskipun jaringan tidak digunakan,
maka lakukan reset hardware dengan menekan
tombol reset selama sesaat. Keterangan:
1. Indikasi PAX trunk sedang bekerja
2. Tombol Reset PAX
3. Indikasi PAX extension bekerja
4. Indikasi Power PAX
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI
C. SIEMENS
PAX Siemens sanggup memiliki nomer extensi
lebih banyak daripada PAX tipe KEX.
3.5.4. TELEPROTEKSI
Teleproteksi adalah alat bantu untuk memberikan percepatan (transfer time) secara
selektif pada peralatan proteksi Relai Jarak. Sarana ini dapat menumpang pada PLC
ataupun pada Fiber Optik .
a. TGC 801
c. DIP 5000
DIP 5000 merupakan modul TP yang biasanya
melekat pada jaringan optik.
Perlu diperhatikan indikasi alarm yang berada
dalam kotak kuning.
BAB IV
HAL KHUSUS DAN KETIDAKNORMALAN