Anda di halaman 1dari 159

PT PLN (PERSERO)

TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 1 dari 174

BAB – I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Memberikan Petunjuk Pengoperasian dan inspeksi CBM
level satu peralatan Gardu Induk Kebonagung yang
digunakan sebagai panduan bagi Petugas Jargi
Kebonagung.
1.2 Ruang Lingkup Pengoperasian seluruh peralatan Gardu Induk dalam
kondisi Normal, Darurat, Pemulihan, Instalasi baru dan
Pemeliharaan / pekerjaan oleh petugas Jargi.
1.3 Referensi 3.1.1 Petunjuk Pengoperasian Gardu Induk Kebonagung
NO.P3B/ PET/TIMSOP/ K02/PEGI
3.1.2 Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
No. 03 Tahun 2007 Tentang Aturan Jaringan Sistem
Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali.
3.1.3 Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0020.P/DIR/2015, 31 Agustus 2015 tentang
Organisasi PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Timur dan Bali (TRANS-JBTB).
3.1.4 Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0033.P/DIR/2015, 03 September 2015 tentang
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) TRANS-JBTB
3.1.5 Surat Keputusan General Manager No.0007.K/GM-
TJBTB/2017 tentang Pembentukan Tim Penyusunan
SOP-IK dan Update Buku Kuning Tahun 2017
dilingkungan PT PLN (Persero) Transmisi Jawa
Bagian Timur dan Bali.
1.4 Kosa kata
a. Announciator - Sekelompok lampu yang digunakan sebagai indikator
utama status peralatan atau system
b. Dispatcher - Pelaksana pengendalian Operasi Sistem Real Time
- Gardu Induk
c. GI - Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi
d. GITET - Proses kegiatan secara bertahap
e. Manuver - Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan (inspeksi CBM
f. Petugas JARGI level satu) secara real time, sarana dan keamanan fisik
serta memastikan kesiapan instalasi (Gardu Induk &
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 2 dari 174

Jaringan).
g. PMT - Pemutus tenaga (circuit breaker)
h. PMS - Pemisah (disconnecting switch)
i. PMS Tanah - Earthing switch
j. SCADA - Supervisory Control And Data Acquisition
k. SOP - Standing Operation Procedure
l. SUTT - Saluran Udara Tegangan Tinggi
m. SUTET - Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
n. Taging - Tanda atau rambu yang membatasi ruang lingkup
pekerjaan
1.5 Informasi Umum Kesinambungan penyaluran energi listrik yang dikelola oleh
PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali
salah satunya ditentukan oleh kesiapan operasi Gardu
Induk (GI)/Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET),
namun berdasarkan pengamatan terhadap unjuk kerja
operasional selama ini, terdapat beberapa kendala sebagai
berikut :
 Buku Kuning yang ada di GI atau GITET sudah tidak
sesuai dengan perubahan organisasi Transmisi Jawa
Bagian Timur dan Bali serta data peralatan yang
terpasang
 Perubahan fungsi operator yang semula dititikberatkan
pada switching dan monitoring angka-angka usaha
dialihkan menjadi fungsi pemeliharaan yang selaras
dengan inspeksi CBM Level satu, sehingga sebutan
berubah menjadi Petugas JARGI
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diterbitkan Surat
Keputusan General Manager No.0007.K/GMTJBTB/ 2017
tentang Pembentukan Tim Penyusunan SOP-IK dan Update
Buku Kuning Tahun 2017 dilingkungan PT PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 3 dari 174

BAB – II
TUGAS DAN WEWENANG PETUGAS JARGI

2.1 Kondisi normal


2.1.1 Definisi Kondisi normal adalah suatu kondisi dimana
peralatan utama, peralatan bantu dan peralatan
pendukung dapat dioperasikan sesuai batas-batas
pengusahaan dan keamanan.
2.1.2 Yang harus dilakukan Petugas  Memeriksa seluruh peralatan gardu induk
JARGI secara visual dan dituangkan dalam Form
Checklist inspeksi CBM Level satu
 Memastikan kesiapan instalasi Gardu Induk
dan menginformasikan kepada Asmen Haset,
serta menuangkan kedalam Form Checklist
inspeksi CBM Level satu apabila terjadi
perubahan kondisi peralatan
2.2 Kondisi Gangguan
2.2.1 Definisi Kondisi gangguan adalah suatu kondisi
berubahnya status dan atau fungsi peralatan
karena pengaruh alam dan atau peralatan itu
sendiri yang mengakibatkan kondisi menjadi tidak
semestinya.
2.2.2 Yang harus dilakukan Petugas
 Mereset bunyi sirene / horn / klakson.
JARGI
 Mengamati secara menyeluruh perubahan
status dan atau fungsi pada panel kontrol dan
indikasi pada panel proteksi.
 Mencatat jam kejadian, announciator pada
panel kontrol dan indikator rele yang bekerja
pada panel proteksi ke dalam lembar catatan
gangguan, kemudian direset.
 Melaksanakan SOP Gardu Induk yang
berlaku.
 Melaporkan gangguan (perubahan status
PMT, Announciator dan indikasi rele) kepada
Dispatcher APB dan Asman Haset / Manager
APP.
 Melaksanakan instruksi (dicatat) dari
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 4 dari 174

Dispatcher APB JATIM.


2.3 Kondisi Emergency
2.3.1 Definisi Kondisi darurat / emergency adalah kejadian
musibah yaitu : pendudukan / huru - hara,
kebakaran, bencana alam (banjir, gempa) yang
dapat membahayakan jiwa manusia dan
kerusakan peralatan instalasi listrik aset PLN.
2.3.2 Yang harus dilakukan Petugas  Membebaskan peralatan yang terganggu dari
JARGI tegangan dan melakukan tindakan
pengamanan darurat (jika memungkinkan).
 Melaporkan kepada Dispatcher,
Supervisor Jargi, Asman Haset / Manager
APP
 Melakukan evakuasi (meninggalkan
tempat) untuk menyelamatkan diri.
2.4 Kondisi Pemeliharaan
2.4.1 Definisi Serangkaian tindakan atau proses kegiatan,
meliputi:
a. Predictive Maintenance adalah kegiatan
mempertahankan kondisi dan meyakinkan
bahwa peralatan dapat berfungsi sebagai
mana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang menyebabkan
kerusakan.
b. Preventive Maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan
unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai
umur teknisnya.
c. Corrective Maintenance adalah peme-
liharaan yang dilakukan secara terencana
ketika peralatan listrik mengalami kelainan
atau unjuk kerja menurun, dengan tujuan
untuk mengembalikan pada kondisi semula
disertai perbaikan dan penyempurnaan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 5 dari 174

instalasi
d. Breakdown Maintenance adalah peme-
liharaan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan mendadak yang waktunya tidak
tertentu dan sifatnya darurat.
2.4.2 Yang harus dilakukan Petugas  PEMBEBASAN TEGANGAN.
JARGI  Memastikan persetujuan pelaksanaan
pemeliharaan peralatan dan berkoordinasi
dengan Supervisor Jargi, Dispatcher.
 Memeriksa urutan manuver pada Dokumen
Prosedur Pelaksanan Pemeliharaan (DP3)
Peralatan yang telah diisi.
 Menandatangani Dokumen Prosedur
Pelaksanaan Pemeliharaan/DP3 (Manuver
Pembebasan Tegangan Instalasi Listrik
Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi)
 Bersama-sama dengan Dispatcher
melaksanakan eksekusi manuver
pembebasan tegangan sesuai SOP yang
berlaku.
 Merubah posisi switch Lokal / Remote Scada
atau Supervisory / Remote atau On / Off*) di
panel kontrol pada posisi Lokal / Remote / Off.
 Memeriksa tegangan pada panel kontrol
 Menutup PMS Tanah sebagai Pengamanan.
 Memasang taging di panel kontrol dan LOTO
di switchyard bersama Pengawas Manuver
dan Pengawan K3.
 Mengikuti serah terima pembebasan
tegangan antara Pengawas Manuver (PM)
dan Pengawas Pekerjaan (PP).
 PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
 Mengikuti pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan tugas yang diberikan oleh Pengawas
Pekerjaan (PP).
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 6 dari 174

 PEMBERIAN TEGANGAN
 Mengikuti serah terima pekerjaan selesai
dari Pengawas Pekerjaan (PP) kepada
Pengawas Manuver (PM).
 Menandatangani Dokumen Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan/DP3 (Manuver
Pemberian Tegangan Instalasi Listrik
Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi).
 Membuka PMS Tanah
 Melepas taging di panel kontrol dan LOTO
di switchyard bersama Pengawas Manuver
dan Pengawan K3.
 Merubah posisi switch Lokal / Remote
Scada atau Supervisory / Remote atau On /
Off di panel kontrol pada posisi Remote /
Supervisory / On.
 Bersama-sama dengan Dispatcher melak-
sanakan eksekusi manuver pemberian
tegangan sesuai SOP yang berlaku.
2.5 Kondisi Anomali
2.5.1 Definisi Kondisi Anomali adalah kondisi dimana peralatan
Gardu Induk tidak dapat dioperasikan secara
normal
2.5.2 Yang harus dilakukan Petugas  Memastikan dan melaporkan kondisi
JARGI peralatan anomali ke Supervisor Jargi,
Asman Haset, dan Manajer APP serta menu-
angkan ke dalam Form Checklist inspeksi
CBM Level satu.
 Melaporkan ke Dispatcher anomali
peralatan yang berpengaruh pada operasi
system.
2.6 Kondisi Derating
2.6.1 Definisi Kondisi Derating adalah kondisi dimana
peralatan Gardu Induk mengalami penurunan
kemampuan.
2.6.2 Yang harus dilakukan Petugas  Melaporkan penurunan kondisi peralatan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 7 dari 174

JARGI ke Supervisor Jargi, Asman Haset, dan


Asman Enjin.
 Atas persetujuan Supervisor Jargi/ Manajer
APP, petugas Jargi dapat mendeklarasikan
batasan kemampuan peralatan derating.
2.7 Kelengkapan Rambu K3, APD dan Dokumen Pekerjaan
2.7.1 Definisi Adalah didalam bekerja di daerah berbahaya
diwajibkan memakai Alat Pelindung Diri sesuai
peruntukannya dan selalu memasang rambu K3
serta kelengkapan dokumen K3
2.7.2 Yang harus dilakukan Petugas  Setiap melaksanakan kegiatan di lingkungan
JARGI Gardu Induk terutama di daerah berbahaya
diwajibkan menggunakan APD
 Setiap kegiatan pemeliharaan atau perbaikan
instalasi listrik, rambu-rambu K3 harus selalu
terpasang dan setiap pengawas harus
memakai rompi pengawas sesuai tugas
masing-masing pengawas
 Setiap kegiatan harus disertai dokumen K3
yang di dalamnya terdapat Identifikasi Bahaya
Penilaian Pengendalian Resiko ( IBPPR ) dan
Job Safety Analisis ( JSA ).
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 8 dari 174

BAB – III
PETUNJUK PENGOPERASIAN PERALATAN GARDU INDUK

3.1. Peralatan Instalasi di Ruang Kontrol dan Proteksi


3.1.1.a. Panel kontrol bay 150 kV Sutami 1 & 2
Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
1 besaran Arus dengan satuan Ampere.
 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.

2  MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran


Daya Aktif dengan satuan MegaWatt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
2.ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
berfungsi untuk mengetahui indikasi peralatan
apa yang kerja atau mengalami kelainan.
3 Catatan : Tombol Stop Alarm, Stop Flicker,
Reset dan Lamp Test jadi satu dengan panel
control T/R Bay IBT 2 150/70 kV.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH dan
CONTROL SWITCH
 Synchronism berfungsi untuk mensinkronkan
tegangan Line dan Bus.
 Switch Ammeter berfungsi untuk mengetahui
beban arus pada tiap phasa (R,S,T).

4  Switch 43 RL-1&2 (Lokal – Remote)


Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
5
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas Dispatcher Area Pengatur Beban
(APB) Jatim melalui SCADA.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 9 dari 174

 Switch 43C (Carrier Relay) berfungsi untuk


pembawa signal teleproteksi.
 Switch 43 RC (Recloser) berfungsi apabila
terjadi gangguan temporer (sesaat) 1 phasa
maupun 3 phasa PMT Trip langsung masuk
kembali.
 Switch 8D (Control Source) berfungsi untuk
mensuplai sumber tegangan DC ke panel
control yang bersangkutan (Panel T/L Bay
Sutami 1 & 2).
 Switch 43 PD (Pemilihan posisi Bus)
berfungsi untuk menentukan posisi Bus dimana
Line tersebut telah ditentukan oleh sistem.
 Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV BUS
A atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT 150 kV
Remote dari Panel Kontrol
 Control Switch PMS LINE berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV LINE
Remote dari Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas control switch PMS Tanah
tidak ada dan untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. KWH Meter berfungsi untuk mengukur besaran
kWH yang dterima dan dikirim.
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 10 dari 174

Melaksanakan Manuver Penghantar Sutami 1 & 2 Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Membuka PMS Tanah dilakukan di
diposisikan Lokal. switchyard karena dipanel kontrol tidak
 Control Switch PMT handle ditarik ada fasilitas.
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri  Control Switch PMS Line putar ke kanan
(lampu menyala hijau berarti PMT dan tekan kemudian putar lagi ke kanan
sudah lepas). (lampu menyala merah berarti PMS Line
 Control Switch PMS Bus putar ke kiri sudah masuk).
dan tekan kemudian putar lagi ke kiri  Control Switch PMS Bus putar ke kanan
(lampu menyala hijau berarti PMS Bus dan tekan kemudian putar lagi ke kanan
sudah lepas). (lampu menyala merah berarti PMS Bus
 Control Switch PMS Line putar ke kiri sudah masuk).
dan tekan kemudian putar lagi ke kiri  Control Switch PMT handle ditarik
(lampu menyala hijau berarti PMS Line terlebih dahulu kemudian putar kekanan
sudah lepas) (lampu menyala merah berarti PMT
 Menutup PMS Tanah dilakukan di sudah masuk).
switchyard karena di panel kontrol tidak  Switch 43 RL (Lokal / Remote)
ada fasilitas. diposisikan Remote.

3.1.1.b Panel kontrol bay 150 kV Lawang 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 11 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. METER
 Ampere meter berfungsi untuk mengukur besaran
Arus dengan satuan Ampere.
 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
1
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya aktif dengan satuan Mega Watt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.
2
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi berfungsi
untuk mengetahui indikasi peralatan apa yang
3 kerja atau mengalami kelainan.
Catatan : Tombol Stop Alarm, Stop Flicker, Reset
dan Lamp Test jadi satu dengan panel kontrol T/R

4 Bay Trafo 4 150/20 kV.


3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch 43 RL-1&2 (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban ( APB ) Jatim
5
melalui SCADA.
 Switch 8L 1 & 2 (Control Source) berfungsi untuk
mensuplai sumber tegangan DC ke panel kontrol
yang bersangkutan (Panel T/L Bay Lawang 1 & 2).
4. CONTROL SWITCH
Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
6
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV Bus A
atau B Remote dari panel kontrol.
Control Switch PMT berfungsi untuk pembukaan
dan penutupan PMT 150 kV Remote dari Panel
Kontrol
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 12 dari 174

Control Switch PMS LINE berfungsi untuk


pembukaan dan penutupan PMS 150 kV LINE
Remote dari Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas control switch PMS Tanah
tidak ada dan untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. KWH Meter berfungsi untuk mengukur besaran
kWH yang dterima dan dikirim.
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Penghantar Lawang 1 & 2 Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Membuka PMS Tanah dilakukan di
diposisikan Lokal. switchyard karena di panel kontrol tidak
 Control Switch PMT handle ditarik ada fasilitas.
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri  Control Switch PMS putar ke kanan
(lampu menyala hijau berarti PMT (lampu menyala merah berarti PMS Line
sudah lepas). sudah masuk).
 Control Switch PMS Bus putar ke kiri  Control Switch PMS Bus putar ke kanan
(lampu menyala hijau berarti PMS Bus (lampu menyala merah berarti PMS Bus
sudah lepas). sudah masuk).
 Control Switch PMS Line putar ke kiri  Control Switch PMT handle ditarik terlebih
(lampu menyala hijau berarti PMS Line dahulu kemudian putar ke kanan (lampu
sudah lepas) menyala merah berarti PMT sudah
 Menutup PMS Tanah dilakukan di masuk).
switchyard karena di panel kontrol tidak  Switch 43 RL (Lokal / Remote) diposisikan
ada fasilitas. Remote.

3.1.1.c Panel kontrol bay 150 kV Sengkaling 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 13 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. METER
1  Ampere meter berfungsi untuk mengukur besaran
Arus dengan satuan Ampere.
 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
2
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran Daya
aktif dengan satuan Mega Watt.
3  MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.

2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri dari:


4 Announciator berfungsi untuk mengetahui indikasi
peralatan apa yang kerja atau mengalami kelainan.
Stop Alarm berfungsi untuk mematikan / mereset
alarm.
Stop Flicker berfungsi untuk menghentikan sinyal
Flicker.
Reset berfungsi untuk menghilangkan / mereset
indikasi.
Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu Indikasi.
Reset Lock Out 79 berfungsi untuk menghilangkan/
mereset Lock Out.
Reset Main CTR Off 79
3. SELECTOR SWITCH & CONTROL SWITCH
Switch 43 RL-1&2 (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban ( APB ) Jatim
melalui SCADA.
Switch 8L 1 & 2 (Control Source) berfungsi untuk
mensuplai sumber tegangan DC ke panel control
yang bersangkutan (Panel T/L Bay Sengkaling 1 &
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 14 dari 174

2).
 Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV Bus A
atau B Remote dari panel kontrol.
 Control Switch PMT berfungsi untuk pembukaan
dan penutupan PMT 150 kV Remote dari Panel
Kontrol
 Control Switch PMS LINE. Berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS LINE Remote dari
Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas kontrol switch PMS Tanah
tidak ada dan untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. KWH Meter berfungsi untuk mengukur besaran kWH
yang dterima dan dikirim.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 15 dari 174

Melaksanakan Manuver Penghantar Sengkaling 1 & 2 Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Membuka PMS Tanah dilakukan di
diposisikan Lokal. switchyard karena di panel Kontrol tidak
 Control Switch PMT putar ke kiri dan ada fasilitas.
tekan terlebih dahulu kemudian putar ke  Control Switch PMS Line putar ke kanan
kiri 45 derajat (lampu padam saat PMT dan tekan terlebih dahulu kemudian putar
sudah lepas). ke kanan 45 derajat (lampu padam saat
 Control Switch PMS Bus putar ke kiri PMS Line sudah masuk).
dan tekan terlebih dahulu kemudian  Control Switch PMS Bus putar ke kanan
putar ke kiri 45 derajat (lampu padam dan tekan terlebih dahulu kemudian putar
saat PMS Bus sudah lepas). ke kanan 45 derajat (lampu padam saat
 Control Switch PMS Line putar ke kiri PMS Bus sudah masuk).
dan tekan terlebih dahulu kemudian  Control Switch PMT putar ke kanan dan
putar ke kiri 45 derajat (lampu padam tekan terlebih dahulu kemudian putar ke
saat PMS Line sudah lepas). kanan 45 derajat (lampu padam saat PMT
 Menutup PMS Tanah dilakukan di sudah masuk).
switchyard karena di panel Kontrol tidak  Switch 43 RL (Lokal / Remote) diposisikan
ada fasilitas. Remote.

Catatan : Lampu pada control switch PMT dan PMS menyala apabila kondisi peralatan di
lapangan tidak sesuai dengan kondisi di panel kontrol.

3.1.1.d Panel kontrol bay 150 kV Pakis 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 16 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. METER
 Ampere meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.

1  KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran


Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
2 Daya aktif dengan satuan Mega Watt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.

2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri


3 dari :
Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau
mengalami kelainan.
4
Stop Alarm berfungsi untuk mematikan / mereset
alarm.
Reset berfungsi untuk menghilangkan / mereset
indikasi.
Lamp Check berfungsi untuk menguji Lampu
Indikasi.
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch 43 LR-1&2 (Lokal – Remote)
5
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT
6
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) Jatim
melalui SCADA.
 Switch 8L 1 & 2 (DC POWER SUPPLY)
Berfungsi untuk mensuplai sumber tegangan DC
ke panel control yang bersangkutan ( Panel T/L
Bay Pakis 1 & 2).
 Ampere meter switch
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 17 dari 174

berfungsi untuk mengetahui beban arus pada


tiap phasa (R,S,T).
4.CONTROL SWITCH
 Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV BUS A
atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT 150 kV Remote
dari Panel Kontrol
 Control Switch PMS LINE berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 150 kV LINE
Remote dari Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas control switch PMS Tanah
tidak ada dan untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. KWH Meter berfungsi untuk mengukur besaran
kWH yang dterima dan dikirim.
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
Pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Penghantar Pakis 1 & 2 Pada Panel Kontrol

Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :

 Switch 43 RL (Lokal / Remote) diposisikan  Membuka PMS Tanah dilakukan di


Lokal. switchyard karena dipanel control tidak
 Control Switch PMT handle ditarik terlebih ada fasilitas.
dahulu kemudian putar ke kiri (lampu  Control Switch PMS Line putar ke
menyala hijau berarti PMT sudah lepas). kanan (lampu menyala merah berarti
 Control Switch PMS Bus putar ke kiri PMS Line sudah masuk).
(lampu menyala hijau berarti PMS Bus  Control Switch PMS Bus handle putar
sudah lepas). ke kanan (lampu menyala merah
 Control Switch PMS Line putar ke kiri berarti PMS Bus sudah masuk).
(lampu menyala hijau berarti PMS Line  Control Switch PMT handle ditarik
sudah lepas) terlebih dahulu kemudian putar kekanan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 18 dari 174

 Memasukkan PMS Tanah dilakukan di (lampu menyala merah berarti PMT


switchyard karena dipanel control tidak sudah masuk).
ada fasilitas.  Switch 43 RL (Lokal / Remote)
diposisikan Remote.

3.1.1.e Panel Kontrol Bay 70 kV Polehan 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 19 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
1 Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan MegaWatt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.
2
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
berfungsi untuk mengetahui indikasi peralatan apa
3
yang kerja atau mengalami kelainan.
Catatan : Tombol Stop Alarm, Stop Flicker, Reset
dan Lamp Test jadi satu dengan panel kontrol T/R
4
Bay Trafo 4 150/20 kV.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
Switch 43 RL-1&2 (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
3
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) Jatim
melalui SCADA.
Switch AC / DC Berfungsi untuk mensuplai sumber
tegangan AC / DC ke panel control yang
5
bersangkutan (Panel T/L Bay Polehan 1 & 2).
Switch Change Over 43 PD (Pemilihan posisi
Bus) Berfungsi untuk menentukan posisi Bus
dimana Line tersebut telah ditentukan oleh sistem.
4. CONTROL SWITCH
 Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 70 kV BUS A atau
B Remote dari panel kontrol
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 20 dari 174

 Control Switch PMT berfungsi untuk pembukaan


dan penutupan PMT 70 kV Remote dari Panel
Kontrol
 Control Switch PMS LINE berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 70 kV LINE
Remote dari Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas control switch PMS Tanah
tidak ada jadi untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Penghantar Polehan 1 & 2 Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Membuka PMS Tanah dilakukan di
diposisikan Lokal. switchyard karena dipanel control tidak ada
 Control Switch PMT handle ditarik fasilitas.
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri  Control Switch PMS Line tekan tombol warna
(lampu menyala hijau berarti PMT merah beberapa detik (lampu menyala
sudah lepas). merah berarti PMS Line sudah masuk).
 Control Switch PMS Bus tekan tombol  Control Switch PMS Bus tekan tombol warna
warna hijau beberapa detik (lampu merah beberapa detik (lampu menyala
menyala hijau berarti PMS Bus sudah merah berarti PMS Bus sudah masuk).
lepas).  Control Switch PMT handle ditarik terlebih
 Control Switch PMS Line tekan tombol dahulu kemudian putar kekanan (lampu
warna hijau beberapa detik (lampu menyala merah berarti PMT sudah masuk).
menyala hijau berarti PMS Line sudah  Switch 43 RL (Lokal / Remote) diposisikan
lepas) Remote.
 Memasukkan PMS Tanah dilakukan di
switchyard karena dipanel control tidak
ada fasilitas.

3.1.1.f Panel Kontrol Bay 70 kV Turen & Sengguruh


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 21 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
1  KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
2 Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
3 berfungsi untuk mengetahui indikasi peralatan apa
yang kerja atau mengalami kelainan.
Catatan : Tombol Stop Alarm, Stop Flicker, Reset
4 dan Lamp Test jadi satu dengan panel kontrol T/R
Bay Trafo 4 150/20 kV.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT &
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) Jatim
melalui SCADA.
 Switch AC / DC Berfungsi untuk mensuplai
sumber tegangan AC / DC ke panel control yang
bersangkutan (Panel T/L Bay Turen dan
5
Sengguruh).
 Switch Change Over 43 PD (Pemilihan posisi
Bus) Berfungsi untuk menentukan posisi Bus
dimana Line tersebut telah ditentukan oleh sistem.
4. CONTROL SWITCH
 Control Switch PMS BUS berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 70 kV BUS A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 22 dari 174

atau B Remote dari panel kontrol


 Control Switch PMT berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT 70 kV Remote
dari Panel Kontrol
 Control Switch PMS LINE. Berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS 70 kV LINE
Remote dari Panel Kontrol.
Catatan : Untuk fasilitas control switch PMS Tanah
tidak ada jadi untuk memasukkannya dilakukan di
switchyard.
5. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Penghantar Turen & Sengguruh Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pembebasan Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Switch 43 RL (Lokal / Remote)
diposisikan Lokal. diposisikan Lokal.
 Control Switch PMT handle ditarik  Control Switch PMT handle ditarik
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri terlebih dahulu kemudian putar ke kiri
(lampu menyala hijau berarti PMT (lampu menyala hijau berarti PMT
sudah lepas). sudah lepas).
 Control Switch PMS Bus tekan tombol  Control Switch PMS Bus tekan tombol
warna hijau beberapa detik (lampu warna hijau beberapa detik (lampu
menyala hijau berarti PMS Bus sudah menyala hijau berarti PMS Bus sudah
lepas). lepas).
 Control Switch PMS Line tekan tombol  Control Switch PMS Line tekan tombol
warna hijau beberapa detik (lampu warna hijau beberapa detik (lampu
menyala hijau berarti PMS Line sudah menyala hijau berarti PMS Line sudah
lepas) lepas)
 Memasukkan PMS Tanah dilakukan di  Memasukkan PMS Tanah dilakukan di
switchyard karena dipanel control tidak switchyard karena dipanel control tidak
ada fasilitas. ada fasilitas.

3.1.1.g Panel Kontrol Bay IBT 1 150/70 kV – 100 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 23 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.

1 1 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur


besaran Arus dengan satuan Ampere.
KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran

2 2 Tegangan dengan satuan Kilo Volt.


MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran

3 3 Daya Aktif dengan satuan Mega Watt .


MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
4
terdiri dari :
Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau
4 mengalami kelainan.
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan/
mereset alarm.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan/
mereset indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikasi.
5 5 3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB)
JATIM melalui SCADA.
Volts Meter Switch
berfungsi untuk mengetahui tegangan phasa –
phasa (R-S, S-T dan R-T).
4. CONTROL SWITCH
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 24 dari 174

 Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi


untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS A
atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
 Control Switch PMS BUS 70 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS A
atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT 70 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
5. Test Block sisi 150 & 70 kV berfungsi sebagai
fasilitas untuk pengujian Meter (Besaran arus
dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Trafo IBT 1 150/70 kV – 100 MVA Pada Panel Kontrol
Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 25 dari 174

 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Control Switch PMS Bus A 70 kV


diposisikan Lokal. diputar kekanan (lampu menyala merah
 Control Switch PMT 70 kV handle ditarik berarti PMS Bus A sudah masuk).
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri  Control Switch PMS Bus B 150 kV
(lampu menyala hijau berarti PMT diputar kekanan (lampu menyala merah
sudah lepas). berarti PMS Bus B sudah masuk).
 Control Switch PMT 150 kV handle  Control Switch PMT 150 kV handle
ditarik terlebih dahulu kemudian putar ditarik terlebih dahulu kemudian putar
ke kiri (lampu menyala hijau berarti PMT kekanan (lampu menyala merah berarti
sudah lepas). PMT sudah masuk).
 Control Switch PMS Bus B 150 kV  Control Switch PMT 70 kV handle ditarik
diputar ke kiri (lampu menyala hijau terlebih dahulu kemudian putar kekanan
berarti PMS Bus B sudah lepas) (lampu menyala merah berarti PMT
 Control Switch PMS Bus A 70 kV sudah masuk).
diputar ke kiri (lampu menyala hijau  Switch 43 RL (Lokal / Remote)
berarti PMS Bus B sudah lepas) diposisikan Remote.

3.1.3.h Panel OLTC IBT 1 150 / 70 kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 26 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
1
terdiri dari :
 Papan indikasi berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau

4 mengalami kelainan.
 Test Lamp berfungsi untuk menguji Lampu
Indikator.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan/
2
mereset indikasi.
 Stop Flicker berfungsi untuk mematikan
kedipan pada lampu papan indikasi .
 Stop Horn berfungsi untuk mematikan/
menghentikan bunyi alarm/horn.
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan/
3
mereset alarm.
2. Tombol Selector Switch
4  Volt meter 70 kV berfungsi mengukur besaran
tegangan 70 kV.
 Tombol Lower berfungsi untuk menurunkan
posisi tap changer.
 Tombol Upper berfungsi untuk menurunkan
posisi tap changer.

Foto panel lama- gnti yg baru  Emergency stop berfungsi yaitu apabila dalam
pengoperasian Tap Changer mengalami
gangguan maka switch MCB tap changer trafo
dapat ditripkan dengan menekan tombol
tersebut.
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch Lokal / Remote OLTC berfungsi
Lokal berarti pengoperasian OLTC secara
Lokal dari Gardu Induk.
 Switch Auto / Manual
 Switch Master, Follow, Independen Tap
Changer
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 27 dari 174

 Master : Perubahan naik/turun tap Changer diikuti


trafo lain (Apabila dua/lebih trafo pararel)

 Follow : Perubahan naik/turun Tap Changer


mengikuti trafo lain (Apabila dua/lebih trafo
pararel)

 Independent : Perubahan naik/turun Tap Changer


tidak di pengaruhi trafo lain ( independent)
4. Automatic Voltage Regulator (AVR)
MR tipe MK20 berfungsi mengatur naik turunnya
tegangan secara automatis. (tidak operasi)

3.1.1.i Panel Kontrol Bay IBT 2 150/70 kV – 35 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 28 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
1 KV Meter berfungsi untuk mengukurur besaran
7
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
2 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
8 Var.
2
3 2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
dari :
 Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau
9
mengalami kelainan.
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan /

4 mereset alarm.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan /

3 mereset indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikasi.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
5 6 JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB) JATIM
melalui SCADA.
7
 Switch 8D (Control Source) berfungsi untuk
mensuplai sumber tegangan DC ke panel
kontrol yang bersangkutan (Panel Trafo IBT 2).
 Switch 43 PD (Pemilihan posisi Bus)
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 29 dari 174

berfungsi untuk menentukan posisi Bus dimana


Bay trafo tersebut telah ditentukan oleh sistem.
 Synchronism berfungsi untuk mensinkronkan
tegangan Line dan Bus.
 Switch Lock Out Relay berfungsi sebagai
pengunci apabila PMT primer sekunder trip
karena terjadi gangguan trafo sehingga PMT
tidak bisa dimasukan.
 Switch 43A – 1 (Tap Changer) berfungsi
untuk menurunkan / menaikan tap trafo secara
manual / automatis dari control panel maupun
dari APB JATIM.
4. CONTROL SWITCH
Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS A
atau B Remote dari panel kontrol
Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
 Control Switch PMS BUS 70 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS BUS A atau B
Remote dari panel kontrol
Control Switch PMT 70 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
5.Decoder berfungsi untuk merecord saat terjadi
gangguan (sudah tidak digunakan).
6.kWH Meter Mekanik berfungsi untuk mengukur
besaran kWH yang dterima dan dikirim.
7.Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).
8.Tap Potition berfungsi untuk mengetahui posisi
tap.
9.Indikasi
Lower Limit Tap berfungsi untuk indikasi posisi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 30 dari 174

tap turun.
Upper Limit Tap berfungsi untuk indikasi posisi
tap naik.
Tap Changer In Progress
10.Switch OLTC
 Switch Lokal / Remote berfungsi Lokal
berarti pengoperasian OLTC secara Lokal dari
Gardu Induk.
 Swicth UP / DOWN berfungsi untuk
menurunkan dan menaikkan posisi tap
changer.

Melaksanakan Manuver Trafo IBT 2 150/70 kV – 35 MVA Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pembebasan Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Control Switch PMS Bus B 70 kV diputar
diposisikan Lokal. ke kanan terlebih dahulu, tekan diputar
 Control Switch PMT 70 kV handle ditarik lagi ke kanan (lampu menyala merah
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri berarti PMS Bus B sudah masuk)
(lampu menyala hijau berarti PMT  Control Switch PMS Bus B 150 kV diputar
sudah lepas). ke kanan terlebih dahulu, tekan diputar
 Control Switch PMT 150 kV handle lagi ke kanan (lampu menyala merah
ditarik terlebih dahulu kemudian putar berarti PMS Bus B sudah masuk)
ke kiri (lampu menyala hijau berarti PMT  Control Switch PMT 70 kV handle ditarik
sudah lepas). terlebih dahulu kemudian putar ke kanan
 Control Switch PMS Bus B 150 kV (lampu menyala merah berarti PMT sudah
diputar ke kiri terlebih dahulu, tekan masuk)
diputar lagi ke kiri (lampu menyala hijau  Control Switch PMT 150 kV handle ditarik
berarti PMS Bus B sudah lepas) terlebih dahulu kemudian putar ke kanan
 Control Switch PMS Bus B 70 kV (lampu menyala merah berarti PMT sudah
diputar ke kiri terlebih dahulu,tekan masuk)
diputar lagi ke kiri (lampu menyala hijau  Switch 43 RL (Lokal / Remote) diposisikan
berarti PMS Bus B sudah lepas) Lokal.

3.1.1.j Panel Kontrol Bay IBT 3 150/70 kV – 100 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 31 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.
Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
KV Meter berfungsi untuk mengukurur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
1
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
Switch Voltmeter berfungsi untuk mengetahui
3 tegangan pada tiap – tiap phasa (R-S, S-T, T-

2 R, R-N, S-N dan T-N).


Switch Ammeter berfungsi untuk mengetahui
beban arus pada tiap phasa (R,S,T).
4 2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
dari :
 Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau
5
mengalami kelainan.
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan /
mereset alarm.
 Stop Flicker berfungsi untuk menghentikan
sinyal Flicker.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan /
mereset indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
6
Indikasi.
3.kWH Meter Mekanik berfungsi untuk mengukur
besaran kWH yang dterima dan dikirim.
4. TOMBOL SELECTOR SWITCH
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 32 dari 174

petugas JARGI dikontrol panel GI.


Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher Area Pengatur Beban (APB)
JATIM melalui SCADA.
Tombol Stop Motor Tap Changer berfungsi
untuk menghentikan putaran motor tap
changer.
Switch Change Over 43 PD (Pemilihan
posisi Bus) berfungsi untuk menentukan
posisi Bus dimana Bay trafo tersebut telah
ditentukan oleh sistem.
Switch 43A – 1 (Tap Changer) berfungsi
untuk menurunkan / menaikan tap trafo
secara manual / automatis dari control panel
maupun dari APB JATIM.
5. CONTROL SWITCH
Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS
A atau B Remote dari panel control
Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote
dari Panel Kontrol.
Control Switch PMS BUS 70 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS
A atau B Remote dari panel control
Control Switch PMT 70 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote
dari Panel Kontrol.
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Trafo IBT 3 150/70 kV – 100 MVA Pada Panel Kontrol
Pembebasan Tegangan : Pembebasan Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Control Switch PMS Bus A 70 kV putar
diposisikan Lokal. ke kanan terlebih dahulu (lampu
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 33 dari 174

 Control Switch PMT 70 kV putar ke kiri menyala), tekan diputar lagi ke kanan
terlebih dahulu (lampu menyala), tekan (lampu padam berarti PMS Bus sudah
diputar lagi ke kiri (lampu padam berarti masuk).
PMT sudah lepas).  Control Switch PMS Bus B 150 kV putar
 Control Switch PMT 150 kV putar ke kiri ke kanan terlebih dahulu (lampu
terlebih dahulu (lampu menyala), tekan menyala), tekan diputar lagi ke kanan
diputar lagi ke kiri (lampu padam berarti (lampu padam berarti PMS Bus sudah
PMT sudah lepas). masuk).
 Control Switch PMS Bus B 150 kV putar  Control Switch PMT 150 kV putar ke
ke kiri terlebih dahulu (lampu menyala), kanan terlebih dahulu (lampu menyala),
tekan diputar lagi ke kiri (lampu padam tekan diputar lagi ke kanan (lampu
berarti PMS Bus sudah lepas). padam berarti PMT sudah masuk).
 Control Switch PMS Bus A 70 kV putar  Control Switch PMT 70 kV putar ke
ke kiri terlebih dahulu (lampu menyala), kanan terlebih dahulu (lampu menyala),
tekan diputar lagi ke kiri (lampu padam tekan diputar lagi ke kanan (lampu
berarti PMS Bus sudah lepas). padam berarti PMT sudah masuk).
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)
diposisikan Lokal.

3.1.3.k Panel OLTC IBT 3 150 / 70 kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 34 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
2. Volt meter 70 kV berfungsi mengukur besaran
tegangan 70 kV.
3. Indikasi posisi tap OLTC berfungsi sebagai
1 penunjukan posisi tap.
4. Switch Voltmeter berfungsi untuk mengetahui
tegangan phasa (RS-ST-RT) / (RN-SN-TN).
2. TOMBOL SELECTOR SWITCH & KUNCI
5. Switch Lokal / Remote OLTC berfungsi
2 Lokal berarti pengoperasian OLTC secara
Lokal dari Gardu Induk.
3 6. Switch Auto/Manual berfungsi untuk manual
atauu Auto naik turun tap Changer.
7. Tombol Lower berfungsi untuk menurun-kan
posisi tap changer.
8. Tombol Upper berfungsi untuk menurun-kan
posisi tap changer.
3. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
4 dari :
9. Papan indikasi berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau
mengalami kelainan
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan /
mereset alarm.
 Stop Flicker berfungsi untuk menghentikan
sinyal Flicker.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan /
mereset indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikasi.
4. Automatic Voltage Regulator (AVR)
ABB RXCE 41 berfungsi mengatur naik turunya
tegangan secara automatis.
3.1.1.l Panel Kontrol Bay Trafo 4 150/20 kV – 60 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 35 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.

1  KV Meter berfungsi untuk mengukurur


besaran Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Daya Aktif dengan satuan Mega Watt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
2 besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
3
dari :
 Announciator berfungsi untuk mengetahui
4 indikasi peralatan apa yang kerja atau
mengalami kelainan.
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan /
mereset alarm.
 kV 0 Reset berfungsi untuk mereset meter kV0
apabila terjadi gangguan tanah pada penyulang
20 kV.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan /
3 mereset indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
5 Indikasi.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT
6 & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatecher Area Pengatur Beban (APB)
JATIM melalui SCADA.
 Switch Control Source Berfungsi untuk
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 36 dari 174

mensuplai sumber tegangan DC ke panel


control yang bersangkutan (Panel Trafo 4).
 Volts Meter Switch berfungsi untuk
mengetahui tegangan phasa – phasa (R-S, S-T,
R-T) / (U-V, V-W, U-W).
 Ampere Meter Switch berfungsi untuk
mengetahui beban dalam besaran arus tiap
phasa (R, S, T).
4. CONTROL SWITCH
 Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS
A atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
 Control Switch PMT Inc 20 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMT Inc 20
kV Remote dari Panel Kontrol.
5. Kwh Meter Mekanik berfungsi untuk mengukur
besaran kWH yang dterima dan dikirim.
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Trafo 4 150/20 kV – 60 MVA Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 37 dari 174

 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Memasukan PMS 20 kV dilakukan


diposisikan Lokal. diruang HV Cell 20 kV dengan cara di
 Control Switch PMT 20 kV handle ditarik mendorong masuk penyulang Incoming
terlebih dahulu kemudian putar ke kiri 20 kV Trf 4).
(lampu menyala hijau berarti PMT  Control Switch PMS Bus A 150 kV putar
sudah lepas). ke kanan (lampu menyala merah berarti
 Control Switch PMT 150 kV handle PMS sudah masuk).
ditarik terlebih dahulu kemudian putar  Control Switch PMT 150 kV handle tarik
ke kiri (lampu menyala hijau berarti PMT terlebih dahulu kemudian putar ke
sudah lepas). kanan (lampu menyala merah berarti
 Control Switch PMS Bus A 150 kV putar PMT sudah masuk).
ke kiri (lampu menyala hijau berarti PMS  Control Switch PMT 20 kV handle tarik
sudah lepas). terlebih dahulu kemudian putar ke
 Melepas PMS 20 kV dilakukan diruang kanan (lampu menyala merah berarti
HV Cell 20 kV dengan cara di Draw Out PMT sudah masuk).
(Ditarik keluar penyulang Incoming 20  Switch 43 RL (Lokal / Remote)
kV Trf 4). diposisikan Remote.

3.1.3.m Panel OLTC Trafo 4 150 / 20 kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 38 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
 Volt meter 70 kV berfungsi mengukur

1 besaran tegangan 70 kV.


 Volt meter 150 kV berfungsi mengukur
besaran tagangan 150 kV.
 Indikasi posisi tap OLTC berfungsi
sebagai penunjukan posisi tap.
2.ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi berfungsi
2 untuk mengetahui indikasi peralatan apa yang
kerja atau mengalami kelainan.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH & KUNCI
3  Selector phasa R, S, T untuk melihat
tegangan masing-masing phasa voltmeter
dengan memindah Switch
 Emergency stop berfungsi yaitu apabila
dalam pengoperasian Tap Changer mengalami
gangguan maka switch MCB tap changer trafo
dapat ditripkan dengan menekan tombol
tersebut.
4 5
 Switch Up / Down berfungsi untuk
menurunkan atau menaikkan posisi tap
changer.
 Switch Lokal / Remote OLTC berfungsi
Lokal berarti pengoperasian OLTC secara Lokal
dari Gardu Induk.
 Switch Master, Follow, Independen Tap
Changer berfungsi
Master : Perubahan naik/turun tap Changer
diikuti trafo lain (Apabila dua/lebih trafo pararel )
Follow : Perubahan naik/turun Tap Changer
mengikuti trafo lain (Apabila dua/lebih trafo
pararel)
Independent : Perubahan naik/turun Tap
Changer tidak di pengaruhi trafo lain
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 39 dari 174

( independent)
4. Automatic Voltage Regulator (AVR)
MR tipe MK20 berfungsi mengatur naik turunya
tegangan secara automatis.
5. Auxiliary Relay
Nissin Electric type YWMI0-172 berfungsi untuk
membantu proteksi pada OLTC.

3.1.1.n Panel Kontrol Bay Trafo 5 150/20 kV – 30 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 40 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.

1  KV Meter berfungsi untuk mengukurur besaran


Tegangan dengan satuan Kilo Volt .
 MW Meter berfungsi untuk mengukur besaran
2 Daya Aktif dengan satuan Mega Watt .
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran
3 Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
dari:
 Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau mengalami
kelainan.
4
 Stop Alarm berfungsi untuk mematikan / mereset
alarm.
 kV0 Reset berfungsi untuk mereset meter kV0
apabila terjadi gangguan tanah pada penyulang 20
kV.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan / mereset
5
indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikasi.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH
6
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT&
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT
& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh Dispatcher
APB JATIM melalui SCADA.
 Switch Control Source berfungsi untuk
mensuplai sumber tegangan DC ke panel control
yang bersangkutan.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 41 dari 174

 Volts Meter Switch berfungsi untuk mengetahui


tegangan phasa – phasa (R-S, S-T, R-T) / (U-V, V-
W, U-W) & phasa – Netral (R-N, S-N, T-N) / (U-N,
V-N, W-N).
 Ampere Meter Switch berfungsi untuk
mengetahui beban dalam besaran arus tiap phasa
(R, S, T).
4. CONTROL SWITCH
 Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMS BUS A atau B
Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
 Control Switch PMT Inc 20 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Inc 20 kV Remote
dari Panel Kontrol.
5. Kwh Meter Mekanik berfungsi untuk mengukur
besaran kWH yang dterima dan dikirim.
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Trafo 5 150/20 kV – 30 MVA Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 42 dari 174

 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Memasukan PMS 20 kV dilakukan


diposisikan Lokal. diruang HV Cell 20 kV dengan cara
 Control Switch PMT 20 kV tarik terlebih mendorong masuk penyulang Incoming
dahulu kemudian putar ke kiri (lampu 20 kV
menyala hijau berarti PMT sudah lepas).  Control Switch PMS Bus A 150 kV putar
 Control Switch PMT 150 kV tarik terlebih kekanan (lampu menyala merah berarti
dahulu kemudian putar ke kiri (lampu PMS sudah masuk).
menyala hijau berarti PMT sudah lepas).  Control Switch PMT 150 kV tarik terlebih
 Control Switch PMS Bus A 150 kV putar dahulu kemudian putar kekanan (lampu
ke kiri (lampu menyala hijau berarti PMS menyala merah berarti PMT sudah
sudah lepas). masuk).
 Melepas PMS 20 kV dilakukan diruang  Control Switch PMT 20 kV tarik terlebih
HV Cell 20 kV dengan cara di Draw Out dahulu kemudian putar kekanan (lampu
(Ditarik keluar penyulang Incoming 20 menyala merah berarti PMT sudah
kV). masuk).
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)
diposisikan Remote.

3.1.3.o Panel OLTC Trafo 5 150 / 20 kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 43 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
10. Indikasi Cooler ON berfungsi untuk
indikasi pendingin nyala.
11. OLTC On Manual berfungsi untuk
indikasi tap change OLTC operasi manual.
1
12. Tap Changer On Sub Station Local
13. Tap Change in Progress
14. Tap Change Delayed
15. OLTC On Auto berfungsi untuk
2
indikasi tap change OLTC operasi auto.
16. Indikasi posisi tap OLTC berfungsi
sebagai penunjukan posisi tap.
3 2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
dari :
17. Volt meter 70 kV berfungsi mengukur besaran
4 tagangan 70 kV.
18. Volt meter 150 kV berfungsi mengukur
besaran tagangan 150 kV.
19. VT Failure Relay berfungsi untuk pengaman
saat tegangan turun.
3. TOMBOL SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Alarm Accept berfungsi untuk
mematikan alarm.
 Emergency stop berfungsi yaitu
apabila dalam pengoperasian Tap Changer
mengalami gangguan maka switch MCB tap
changer trafo dapat ditripkan dengan menekan
tombol tersebut.
 Handle Upper/Lower berfungsi untuk
menaikkan atau menurunkan posisi tap
changer.
 Voltmeter Selector Switch untuk melihat
tegangan masing-masing phasa voltmeter
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 44 dari 174

dengan memindah Switch


 Switch DC Supply berfungsi untuk MCB
sumber DC panel OLTC.
4. Automatic Voltage Regulator (AVR)
GEC ALSTHOM type MVGC berfungsi mengatur
naik turunnya tegangan secara automatis.

3.1.1.p Panel Kontrol Bay Trafo 6 150/20 kV – 60 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 45 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :

1. Switch Control Source berfungsi untuk


mensuplai sumber tegangan DC ke panel
control yang bersangkutan.
1
2. BCU (Bay Control Unit) berfungsi untuk
pengontrol bay trafo yang disertai dengan
indikasi kelainan pada trafo dan besaran
2
arus.
3. BCM (Bay Control Mimic) terdiri dari :
 External Reset berfungsi untuk
mematikan / mereset indikasi.
3  Stop Horn berfungsi untuk mematikan /
mereset alarm.
 General Alarm berfungsi untuk mematikan /
4 mereset alarm secara keseluruhan.
 OLTC Emergency Stop berfungsi untuk
mematikan / mereset alarm apabila ada
5 anomali pada OLTC.
 Switch control mode (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas JARGI dikontrol panel GI.
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher APB JATIM melalui SCADA.
 Switch Interlock berfungsi untuk interlock
switch PMT dan PMS bus
 Switch Control OLTC berfungsi untuk
pengoperasian OLTC secara automatis atau
manual.
 Switch OLTC berfungsi untuk menaikkan
atau menurunkan tap OLTC secara manual
 Control Switch PMS Bus 150 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS Bus
Remote atau local dari Panel Kontrol.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 46 dari 174

 Control Switch PMT 150 kV berfungsi


untuk pembukaan dan penutupan PMT
Remote atau Local dari Panel Kontrol.
 Control Switch PMT Inc 20 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMT Inc
20 kV Remote atau Local dari Panel Kontrol.
4. AVR (Auto Voltage regulator) berfungsi
sebagai alat untuk pengatur tegangan secara
automatis pada tap trafo
5. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan
tegangan).

Melaksanakan Manuver Trafo 6 150/20 kV – 60 MVA Pada Panel Kontrol


Pembebasan Tegangan : Pemberian Tegangan :
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)  Memasukan PMS 20 kV dilakukan
diposisikan Lokal. diruang HV Cell 20 kV dengan cara
 Control Switch PMT 20 kV putar ke kiri mendorong masuk penyulang Incoming
(lampu menyala hijau berarti PMT 20 kV
sudah lepas).  Control Switch PMS Bus A 150 kV putar
 Control Switch PMT 150 kV putar ke kiri kekanan (lampu menyala merah berarti
(lampu menyala hijau berarti PMT PMS sudah masuk).
sudah lepas).  Control Switch PMT 150 kV tarik terlebih
 Control Switch PMS Bus A 150 kV putar dahulu kemudian putar kekanan (lampu
ke kiri (lampu menyala hijau berarti PMS menyala merah berarti PMT sudah
sudah lepas). masuk).
 Melepas PMS 20 kV dilakukan diruang  Control Switch PMT 20 kV tarik terlebih
HV Cell 20 kV dengan cara di Draw Out dahulu kemudian putar kekanan (lampu
(Ditarik keluar penyulang Incoming 20 menyala merah berarti PMT sudah
kV Trf 6). masuk).
 Switch 43 RL (Lokal / Remote)
diposisikan Remote.

3.1.1.q Panel kontrol bay Kopel 150kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 47 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Arus dengan satuan Ampere.
1  KV Meter berfungsi untuk mengukurur
besaran Tegangan dengan satuan Kilo Volt .
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi terdiri
dari :
 Announciator berfungsi untuk mengetahui
2
indikasi peralatan apa yang kerja atau
mengalami kelainan.
3  Stop alarm berfungsi untuk mematikan /
mereset Klaxon.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan /
4 mereset indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikator.
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan
PMT& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas JARGI dikontrol panel GI.
6
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher APB JATIM melalui SCADA.
 VoltsMeter Switch berfungsi untuk mengetahui
tegangan phasa – phasa (R-S, S-T, R-T) / (U-V,
V-W, U-W) & phasa – Netral (R-N, S-N, T-N) /
(U-N, V-N, W-N).
 Ampere Meter Switch berfungsi untuk
5
mengetahui beban dalam besaran arus tiap
phasa (R, S, T).
 Switch Remote/Supervisory (R/S) :
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS REL dilakukan / dikerjakan oleh
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 48 dari 174

petugas JARGI.
Supervisory berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS REL dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher APB JATIM melalui Scada
 Blok OCR digunakan untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan fungsi OCR, biasanya dilakukan
pada saat pindah Bus.
4. CONTROL SWITCH
Isolator Control Switch PMS REL berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS Rel I
atau II Remote dari panel kontrol
Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT 150 kV
Remote dari Panel Kontrol
Isolator Control Switch PMS Tanah berfungsi
untuk membuka dan menutup PMS Tanah.
5. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).
6. MCGG 52
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus
lebih berfungsi sebagai pengaman cadangan
untuk gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

Melaksanakan Manuver Kopel 150 kV Pada Panel Kontrol


Pembebasan Kopel 150 kV Pemberian Kopel 150 kV
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 49 dari 174

 Selector Remote / Supervisory  Membuka PMS Tanah dilakukan di


diposisikan Remote. switchyard.
 Control Switch PMT handle ditarik  Control Switch PMT handle ditarik
kemudian putar ke kiri (Lampu menyala kemudian putar ke kanan (Lampu
hijau PMT sudah lepas). menyala merah PMT sudah masuk).
 Control Switch PMS Bus A putar ke kiri  Control Switch PMS Bus B putar ke
(Lampu menyala hijau PMS Bus sudah kanan (Lampu menyala merah PMS
lepas) Bus sudah masuk)
 Control Switch PMS Bus B putar ke kiri  Control Switch PMS Bus A putar ke
(Lampu menyala hijau PMS Bus sudah kanan (Lampu menyala merah PMS
lepas) Bus sudah masuk)
 Menutup PMS Tanah dilakukan di  Selector Remote / Supervisory
switchyard. diposisikan Remote.

3.1.1.r Panel kontrol bay Kopel 70 kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 50 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
1 besaran Arus dengan satuan Ampere.
 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
2 terdiri dari :
 Announciator berfungsi untuk mengetahui
indikasi peralatan apa yang kerja atau mengalami
kelainan.
3
 Sound Stop berfungsi untuk mematikan /
mereset alarm.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan / mereset
indikasi.
 Lamp Test berfungsi untuk menguji Lampu
Indikator.
 Acknowledge berfungsi untuk menghentikan
sinyal flicker.
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch 43 RL (Lokal – Remote)
Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMT&
PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas
JARGI dikontrol panel GI.

4 Remote berarti pembukaan dan penutupan PMT


& PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh Dispatcher
APB JATIM melalui SCADA.
 Control Switch PMS BUS 70 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS A
atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT 70 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 51 dari 174

Panel Kontrol.
4. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
Pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver Kopel 70 kV Pada Panel Kontrol


Pembebasan Kopel 70 kV Pemberian Kopel 70 kV
 Selector switch Lokal / Remote  Membuka PMS Tanah dilakukan di
diposisikan Lokal. switchyard.
 Control Switch PMT putar ke kiri dan  Control Switch PMS Bus B putar ke
tekan putar kemudian putar lagi ke kiri kanan dan tekan putar kemudian putar
(Lampu padam PMT sudah lepas). lagi ke kanan (Lampu padam PMS sudah
 Control Switch PMS Bus A putar ke kiri masuk).
dan tekan putar kemudian putar lagi ke  Control Switch PMS Bus A putar ke
kiri (Lampu padam PMS sudah lepas). kanan dan tekan putar kemudian putar
 Control Switch PMS Bus B putar ke kiri lagi ke kanan (Lampu padam PMS sudah
dan tekan putar kemudian putar lagi ke masuk).
kiri (Lampu padam PMS sudah lepas).  Control Switch PMT putar ke kanan dan
 Menutup PMS Tanah dilakukan di tekan putar kemudian putar lagi ke kanan
switchyard. (Lampu padam PMT sudah masuk).
 Selector switch Lokal / Remote
diposisikan Remote.

3.1.1.s Panel Kontrol Bay Shunt Capasitor 1 - 25 MVAR


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 52 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk mengukur
1 besaran Arus dengan satuan Ampere.
 KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur besaran

2 Daya Reaktif dengan satuan Mega Var.


2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
berfungsi untuk mengetahui indikasi peralatan
3 apa yang kerja atau mengalami kelainan.
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch 43 R/S (Remote-Supervisory-local)
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas JARGI dikontrol panel GI.
4
Supervisory berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
Dispatcher APB JATIM melalui SCADA.
Local berarti pembukaan dan penutupan PMT
dilakukan / dikerjakan oleh petugas JARGI dari
box peralatan.
 Volts Meter Switch berfungsi untuk mengetahui
tegangan phasa – phasa (R-S, S-T, R-T) / (U-V,
V-W, U-W) & phasa – Netral (R-N, S-N, T-N) /
(U-N, V-N, W-N).
 Switch Auto / Manual berfungsi untuk men-
sinkronkan tegangan kapasitor dan Bus
5 4. CONTROL SWITCH
 Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS A
atau B Remote dari panel kontrol
 Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT Remote dari
Panel Kontrol.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 53 dari 174

 Control Switch ES berfungsi untuk pembukaan


dan penutupan Earth Switch atau PMS Ground
Remote dari panel kontrol
5. Rele – rele berfungsi untuk pengaman pada
Capasitor 1
6. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
Pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

Melaksanakan Manuver SC 1 - 25 MVAR


Pembebasan Tegangan Pemberian Tegangan
 Selector switch Lokal / Remote  Control Switch PMS Ground (ES) putar ke
diposisikan Lokal. kanan kemudian tekan dan putar ke kanan
 Control Switch PMT putar ke kiri lagi (Lampu padam PMS sudah masuk).
kemudian tekan dan putar ke kiri lagi  Control Switch PMS Bus B putar ke
(Lampu padam PMT sudah lepas). kanan, tekan dan putar lagi ke kanan
 Control Switch PMS Bus A putar ke kiri (Lampu padam PMS Bus sudah masuk).
kemudian tekan dan putar ke kiri lagi  Control Switch PMS Bus A putar ke
(Lampu padam PMS Bus sudah lepas). kanan, tekan dan putar lagi ke kanan
 Control Switch PMS Bus B putar ke kiri (Lampu padam PMS Bus sudah masuk).
kemudian tekan dan putar ke kiri lagi  Control Switch PMT putar ke kanan
(Lampu padam PMS Bus sudah lepas). kemudian tekan dan putar ke kanan lagi
 Control Switch PMS Ground (ES) putar (Lampu padam berarti PMT sudah
ke kiri kemudian tekan dan putar ke kiri masuk).
lagi (Lampu padam PMS sudah lepas).  Selector switch Lokal / Remote
diposisikan Remote.

3.1.1.t Panel kontrol bay Shunt Capasitor 2 - 25 MVAR


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 54 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Peralatan :


1. ALAT UKUR.
 Ampere Meter berfungsi untuk
mengukur besaran Arus dengan satuan
Ampere.
1  KV Meter berfungsi untuk mengukur besaran
Tegangan dengan satuan Kilo Volt.
 MVAR Meter berfungsi untuk mengukur
2 besaran Daya Reaktif dengan satuan Mega
Var.
2. ANNOUNCIATOR atau Papan Indikasi
terdiri dari :
 Annoounciator berfungsi untuk mengetahui
3 indikasi peralatan apa yang kerja atau
mengalami kelainan.
 Test Lamp berfungsi untuk menguji Lampu
Indikator.
 Reset berfungsi untuk menghilangkan /
mereset indikasi.
4  Acknowledge berfungsi untuk menghentikan
sinyal flicker.
 Volts Meter Switch berfungsi untuk
mengetahui tegangan phasa – phasa (RS-ST-
RT dan RN-SN-TN)
5
3. SELECTOR SWITCH & KUNCI
 Switch Remote/Supervisory (R/S)
Remote berarti pembukaan dan penutupan
PMT & PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh
petugas JARGI dikontrol panel GI.
Supervisory berarti pembukaan dan
penutupan PMT & PMS Bus dilakukan /
dikerjakan oleh Dispatcher APB JATIM
melalui SCADA.
 Control Switch PMS BUS 150 kV berfungsi
untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 55 dari 174

A atau B Remote dari panel control


 Control Switch PMT 150 kV berfungsi untuk
pembukaan dan penutupan PMT 150 kV
Remote dari Panel Kontrol.
4. Rele berfungsi untuk pengaman pada
Capasitor 2
5. Test Block berfungsi sebagai fasilitas untuk
Pengujian Meter (Besaran arus dan
tegangan).

Melaksanakan Manuver SC 2 - 25 MVAR


Pembebasan Tegangan Pemberian Tegangan
 Selector switch Lokal / Remote  Control Switch PMS Ground (ES) putar
diposisikan Lokal. ke kanan kemudian tekan dan putar ke
 Control Switch PMT putar ke kiri kanan lagi (Lampu padam PMS sudah
kemudian tekan dan putar ke kiri lagi masuk).
(Lampu padam PMT sudah lepas).  Control Switch PMS Bus B putar ke
 Control Switch PMS Bus A putar ke kiri kanan, tekan dan putar lagi ke kanan
kemudian tekan dan putar ke kiri lagi (Lampu padam PMS Bus sudah
(Lampu padam PMS Bus sudah lepas). masuk).
 Control Switch PMS Bus B putar ke kiri  Control Switch PMS Bus A putar ke
kemudian tekan dan putar ke kiri lagi kanan, tekan dan putar lagi ke kanan
(Lampu padam PMS Bus sudah lepas). (Lampu padam PMS Bus sudah
 Control Switch PMS Ground (ES) putar masuk).
ke kiri kemudian tekan dan putar ke kiri  Control Switch PMT putar ke kanan
lagi (Lampu padam PMS sudah lepas). kemudian tekan dan putar ke kanan lagi
(Lampu padam berarti PMT sudah
masuk).
 Selector switch Lokal / Remote
diposisikan Remote.

3.1.2 Arti Announciator Panel


3.1.2.a Announciator Bay Penghantar 150 kV Sutami 1 & 2
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 56 dari 174

No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /


yg muncul Announciator Penanggulangan
1 44 G1 - - -
2 44 G - - -
3. 44 S Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat
pada Bay tersebut hubung singkat phasa indikasi dan relay
bekerja to phasa atau phasa to yang bekerja
ground pada kemudian laporkan
penghantar sesuai ke Dispatcher &
dengan jangkauannya Haset BC APP
4. 27 AC Under Voltage Terjadi kehilangan Periksa, catat
Relay bekerja. sumber AC indikasi dan relay
yang bekerja
kemudian laporkan
ke Dispatcher &
Haset BC APP
5. 86 R Lock Out Relay Terjadi gangguan Periksa, catat
bekerja permanen pada indikasi dan relay
penghantar sehingga yang bekerja
PMT Final Trip (tidak kemudian laporkan
bisa masuk lagi) ke Dispatcher &
Haset BC APP
6. 79 C Auto Reclosed Terjadi gangguan Periksa, catat
Bekerja temporer pada indikasi dan relay
penghantar sehingga yang bekerja
PMT bisa masuk kemudian laporkan
kembali ke Dispatcher &
Haset BC APP
7. 85 F Carrier Receive: Terjadi gangguan yang Periksa, catat
Menerima dari dideteksi oleh Distance indikasi dan relay
rele didepan rele didepannya yang bekerja
Carrier Send : Terjadi gangguan yang kemudian laporkan
Mengirim sinyal dideteksi oleh Distance ke Dispatcher &
ke rele didepan rele di GI tersebut. Haset BC APP
8. PD (Potensial Bay Pindah Bus Relay yang Periksa, catat
Device) mengendalikan proses indikasi dan relay
pindah PT (Change- yang bekerja
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 57 dari 174

over PT) ketika Bay kemudian laporkan


pindah Bus ke Dispatcher &
Haset BC APP
9. OC Rele Over Current Terjadi gangguan arus Periksa, catat
bekerja lebih akibat hubung indikasi dan relay
singkat atau surja yang bekerja
hubung pada kemudian laporkan
penghantar ke Dispatcher &
Haset BC APP
10. Recorder - - -
11. Paper - - -
12. TCS Peralatan yang Terjadinya anomali Periksa, catat
berfungsi untuk pada wiring rangkaian indikasi dan relay
memonitor Tripping coil dari relay yang bekerja
kesiapan kemudian laporkan
rangkaian trip. ke Dispatcher &
TCS akan Haset BC APP
memberikan
informasi jika
telah terjadi
gangguan pada
rangkaian Trip
dari relai ke
tripping coil PMT

3.1.2.b Announciator Bay Penghantar 150 kV Lawang 1 & 2


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. 44 GT - - -
2. 44 SH Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja to phasa atau phasa kemudian laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 58 dari 174

to ground pada Dispatcher & Haset


penghantar sesuai BC APP
dengan jangkauannya
3. 51 N Relay OCR (Over Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Current Relay) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja, relay tsb to ground pada kemudian laporkan ke
sebagai back up penghantar sesuai Dispatcher & Haset
protection dengan wilayah BC APP
(cadangan) kerjanya
4. 51 Relay OCR (Over Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Current Relay) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja, relay tsb to phasa pada kemudian laporkan ke
sebagai back up penghantar sesuai Dispatcher & Haset
protection dengan wilayah BC APP
(cadangan) kerjanya
5. 86 Lock Out Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
bekerja permanen pada dan relay yang bekerja
penghantar sehingga kemudian laporkan ke
PMT Final Trip (tidak Dispatcher & Haset
bisa masuk lagi) BC APP
6. 79 H Auto Reclosed Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Bekerja temporer pada dan relay yang bekerja
penghantar sehingga kemudian laporkan ke
PMT bisa masuk Dispatcher & Haset
kembali BC APP
7. 85 F Carrier Receive: Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Menerima dari yang dideteksi oleh dan relay yang bekerja
rele didepan Distance rele kemudian laporkan ke
didepannya Dispatcher & Haset
Carrier Send : Terjadi gangguan BC APP
Mengirim sinyal yang dideteksi oleh
ke rele didepan Distance rele di GI
tersebut.
8. 52 F Circuit Breaker Terjadi anomali atau Periksa, catat indikasi
Trouble ketidaksiapan pada dan relay yang bekerja
PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 59 dari 174

BC APP
9 47T CB Discrepancy Terjadi Periksa, catat indikasi
ketidakserempakan dan relay yang bekerja
open/close PMT (satu kemudian laporkan ke
atau dua phase Dispatcher & Haset
tertinggal) BC APP
10 60 Voltage Balance Terjadi anomali Periksa, catat indikasi
Relay ketidakseimbangan dan relay yang bekerja
tegangan antar fasa kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11 95 T Under Frequency Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
Relay bekerja. frequency pada dan relay yang bekerja
pembangkit yang di kemudian laporkan ke
akibatkan Dispatcher & Haset
ketidaknormalan BC APP
sehingga terjadi Black
Out / padam total)
12 27 AC Under Voltage Terjadi kehilangan Periksa, catat indikasi
Relay (UVR) sumber AC dan relay yang bekerja
bekerja. kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13 RTN Relay Tegangan Terjadi hilang Periksa, catat indikasi
Nol bekerja. tegangan pada dan relay yang bekerja
busbar sehingga kemudian laporkan ke
mentripkan PMT yang Dispatcher & Haset
terhubung pada bay BC APP
tersebut

3.1.2.c Announciator Bay Penghantar 150 kV Sengkaling 1


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. “R” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja “R” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 60 dari 174

dengan jangkauannya BC APP


2. “S” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja “S” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan jangkauannya BC APP
3. “T” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja “T” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan jangkauannya BC APP
4. VT alarm (21 Z) Supervisi Ada salah satu phasa Periksa, catat indikasi
tegangan di dari PT yang tidak dan relay yang bekerja
distance bekerja masuk / terhubung kemudian laporkan ke
dengan Rele Dispatcher & Haset
BC APP
5. Relay in Rele Distance DC supply hilang, ada Periksa, catat indikasi
Operative (21Z) kondisi tidak siap kerusakan rele atau dan relay yang bekerja
operasi rele tidak kemudian laporkan ke
dioperasikan (diblok) Dispatcher & Haset
BC APP
6. Aided Trip Distance rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21Z) menerima signal phasa to phasa atau dan relay yang bekerja
atau carrier phasa to ground di kemudian laporkan ke
receive dari GI zone 2 dari GI Dispatcher & Haset
lawan Sengkaling 1 BC APP

7. Zone 2 TM Distance Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi


Delay Trip (21Z) pada Bay tersebut permanen pada dan relay yang bekerja
bekerja pada penghantar dengan kemudian laporkan ke
Zone 2 tunda waktu sehingga Dispatcher & Haset
PMT Final Trip (tidak BC APP
bisa masuk lagi)
8. Zone 3 TM Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Delay Trip (21Z) pada Bay tersebut permanen pada dan relay yang bekerja
bekerja pada penghantar dengan kemudian laporkan ke
Zone 3 tunda waktu sehingga Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 61 dari 174

PMT Final Trip (tidak BC APP


bisa masuk lagi)
9. Spare - - -
10. PSB (Power - Jika pada panel Periksa, catat indikasi
Swing control ada alarm dan dan relay yang bekerja
Blocking) (21Z) indikasinya “Power kemudian laporkan ke
Swing Block” maka Dispatcher & Haset
pada bay tersebut BC APP
ada ayunan daya
11 Inter Trip - - -
Receive
12 Back Up Rele OCR bekerja Jika pada panel Periksa, catat indikasi
Protection Trip kontrol ada alarm dan dan relay yang bekerja
muncul indikasi “Back kemudian laporkan ke
Up Protect” maka Dispatcher & Haset
pada bay tersebut trip BC APP
oleh Rele OCR
sebagai Back Up dari
Rele Distance
13 Trip 1 Coil Sup. Supervisi Rangkaian tripping Periksa jalur rangkaian
rangkaian tripping dari panel control tripping dari panel
1 bekerja terputus/ source DC control ke arah coil
rangkaian tripping PMT, pastikan titik
hilang mana yang meng-
akibatkan DC hilang
14 Trip 2 Coil Sup. Supervisi Rangkaian tripping Periksa jalur rangkaian
rangkaian tripping dari rele proteksi tripping dari panel
2 bekerja terputus/ source DC control ke arah coil
rangkaian tripping PMT, pastikan titik
hilang mana yang meng-
akibatkan DC hilang
15 SF 6 gas Penurunan Terjadi kebocoran Periksa, catat indikasi
Leakage For tekanan SF6 gas SF6 dan relay yang bekerja
CB sampai batas kemudian laporkan ke
setting alarm Dispatcher & Haset
BC APP
16 CB Trouble Terjadi kelainan/ Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 62 dari 174

abnormal pada pada PMT dan relay yang bekerja


PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17 CB Pole CB / PMT tidak Terjadi perbedaan Periksa, catat indikasi
Discrepancy serempak tegangan antar phasa dan rele yang bekerja
kemudian laporkan ke
regu pemeliharaan
18 Carrier Trouble Gangguan pada Gangguan / kelainan Periksa, catat indikasi
sinyal carrier pada PLC dan rele yang bekerja
sehingga kemudian laporkan ke
Teleproteksi tidak regu pemeliharaan
berfungsi
19. Spare - - -
20. Spare - - -

3.1.2.d Announciator Bay Penghantar 150 kV Sengkaling 2


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1 “R” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan rele yang bekerja
bekerja “R” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai regu pemeliharaan
dengan jangkauannya
2 “S” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan rele yang bekerja
bekerja “S” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai regu pemeliharaan
dengan jangkauannya
3 “T” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan rele yang bekerja
bekerja “T” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai regu pemeliharaan
dengan jangkauannya
4 VT alarm (21 Z) Supervisi Ada salah satu phasa Periksa, catat indikasi
tegangan di dari PT yang tidak dan rele yang bekerja
distance bekerja masuk / terhubung kemudian laporkan ke
dengan Rele regu pemeliharaan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 63 dari 174

5 Relay in Relay Distance DC supply hilang, ada Periksa, catat indikasi


Operative (21Z) kondisi tidak siap kerusakan rele atau dan rele yang bekerja
operasi rele tidak kemudian laporkan ke
dioperasikan (diblok) regu pemeliharaan
6 Aided Trip Distance rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21Z) menerima signal phasa to phasa atau dan rele yang bekerja
atau carrier phasa to ground di kemudian laporkan ke
receive dari GI zone 2 dari GI regu pemeliharaan
lawan Sengkaling 2

7 Zone 2 TM Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi


Delay Trip (21Z) pada Bay tersebut permanen pada dan rele yang bekerja
bekerja pada penghantar dengan kemudian laporkan ke
Zone 2 tunda waktu sehingga regu pemeliharaan
PMT Final Trip (tidak
bisa masuk lagi)
8 Zone 3 TM Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Delay Trip (21Z) pada Bay tersebut permanen pada dan rele yang bekerja
bekerja pada penghantar dengan kemudian laporkan ke
Zone 3 tunda waktu sehingga regu pemeliharaan
PMT Final Trip (tidak
bisa masuk lagi)
9 MCB Trip MCB AC 3 phasa Terjadi hubung Periksa, catat indikasi
lepas / Trip singkat atau dan rele yang bekerja
gangguan kemudian laporkan ke
regu pemeliharaan
10 PSB (Power - Jika pada panel Periksa, catat indikasi
Swing control ada alarm dan dan rele yang bekerja
Blocking) indikasinya “Power kemudian laporkan ke
Swing Block” maka regu pemeliharaan
pada bay tersebut
ada ayunan daya
11 Inter Trip - - -
Receive
12 Back Up Rele OCR bekerja Jika pada panel Periksa, catat indikasi
Protection kontrol ada alarm dan dan rele yang bekerja
muncul indikasi “Back kemudian laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 64 dari 174

Up Protec” maka regu pemeliharaan


pada bay tersebut trip
oleh Rele OCR
sebagai Back Up dari
Rele Distance
13 Trip 1 Coil Sup Supervisi Rangkaian tripping Periksa jalur rangkaian
rangkaian tripping dari panel control tripping dari panel
1 bekerja terputus/ source DC control ke arah coil
rangkaian tripping PMT, pastikan titik
hilang mana yang meng-
akibatkan DC hilang
14 Trip 2 Coil Sup Supervisi Rangkaian tripping Periksa jalur rangkaian
rangkaian tripping dari rele proteksi tripping dari panel
2 bekerja terputus/ source DC control ke arah coil
rangkaian tripping PMT, pastikan titik
hilang mana yang meng-
akibatkan DC hilang
15 SF 6 gas Penurunan Terjadi kebocoran Periksa, catat indikasi
Leakage For tekanan SF6 gas SF6 dan relay yang bekerja
CB sampai batas kemudian laporkan ke
setting alarm Dispatcher & Haset
BC APP
16 CB Trouble Terjadi kelainan / Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
abnormal pada pada PMT dan relay yang bekerja
PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17 CB Pole CB / PMT tidak Terjadi perbedaan Periksa, catat indikasi
Discrepancy serempak tegangan antar phasa dan relay yang bekerja
kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18 Carrier Trouble Gangguan pada Gangguan /kelainan Periksa, catat indikasi
sinyal carrier pada PLC dan relay yang bekerja
sehingga kemudian laporkan ke
Teleproteksi tidak Dispatcher & Haset
berfungsi BC APP
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 65 dari 174

19 Spare - - -
20 Spare - - -

3.1.2.e Announciator Bay Penghantar 150 kV Pakis 1 & 2


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. “R” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja “R” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan jangkauan BC APP
nya.
2. “S” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja “S” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan jangkauan BC APP
nya.
3. “T” Phasa Trip Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(21 Z) pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja “T” to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan jangkauan BC APP
nya.
4. Zone 2 & 3 TM Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Delay Trip (21 pada Bay tersebut permanen pada dan relay yang bekerja
Z) bekerja pada penghantar dengan kemudian laporkan ke
Zone 2 tunda waktu sehingga Dispatcher & Haset
PMT Final Trip (tidak BC APP
bisa masuk lagi)
5. Aided Trip Distance rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
menerima signal phasa to phasa atau dan relay yang bekerja
atau carrier phasa to ground pada kemudian laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 66 dari 174

receive dari GI Zone 1 atau zone 2 Dispatcher & Haset


lawan BC APP

6. Power Swing - Jika pada panel Periksa, catat indikasi


Blocking (21Z) control ada alarm dan dan relay yang bekerja
muncul indikasi kemudian laporkan ke
“Power Swing Block” Dispatcher & Haset
maka pada bay BC APP
tersebut ada ayunan
daya
7. Back Up Rele OCR bekerja Jika pada panel Periksa, catat indikasi
Protection control ada alarm dan dan relay yang bekerja
(86L) muncul indikasi “Back kemudian laporkan ke
Up Protect” maka Dispatcher & Haset
pada bay tersebut trip BC APP
oleh Rele OCR
sebagai Back Up dari
Rele DIstance
8. Spare - - -
9. Trip 1 Coil Sup. Supervisi Rangkaian tripping Periksa jalur rangkaian
rangkaian tripping dari panel control tripping dari panel
1 bekerja terputus/ source DC control ke arah coil
rangkaian tripping PMT, pastikan titik
hilang mana yang meng-
akibatkan DC hilang
10. Trip 2 Coil Sup. Supervisi Rangkaian tripping Periksa jalur rangkaian
rangkaian tripping dari rele proteksi tripping dari panel
2 bekerja terputus/ source DC control ke arah coil
rangkaian tripping PMT, pastikan titik
hilang mana yang meng-
akibatkan DC hilang
11. CB Final Trip CB / PMT Tidak Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(86) bisa masuk permanen pada dan relay yang bekerja
kembali. penghantar sehingga kemudian laporkan ke
PMT Final Trip (tidak Dispatcher & Haset
bisa masuk lagi). BC APP
12. VT Trouble (60) - - -
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 67 dari 174

13. CB Pole CB / PMT tidak Terjadi perbedaan Periksa, catat indikasi


Discrepancy serempak tegangan antar phasa dan relay yang bekerja
(47T) kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. Carrier Trouble Gangguan pada Gangguan /kelainan Periksa, catat indikasi
(85F) sinyal carrier pada PLC dan relay yang bekerja
sehingga kemudian laporkan ke
Teleproteksi tidak Dispatcher & Haset
berfungsi BC APP
15. CB Trouble Terjadi kelainan Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(52F) pada CB pada CB dan relay yang bekerja
kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
16. Spare - - -

3.1.2.f Announciator Bay Penghantar 70 kV Polehan 1 & 2


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. 44 S Distance Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja - phasa pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan jangkauannya BC APP
2. 50 G Lock Grounding Fungsi Rele 50 G di Periksa, catat indikasi
Selective Relay Blok melalui switch di dan relay yang bekerja
di Blok panel rele kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
3. A/R L/O Lock Out Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(86) bekerja permanen pada dan relay yang bekerja
penghantar sehingga kemudian laporkan ke
PMT Final Trip (tidak Dispatcher & Haset
bisa masuk kembali) BC APP
4. 63 AL (2L) Pressure Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada tekanan udara / dan relay yang bekerja
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 68 dari 174

compressor kemudian laporkan ke


(penurunan tekanan Dispatcher & Haset
udara) pada PMT BC APP
penghantar / Line 2
5. 79 Auto Reclosed Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Bekerja temporer pada dan relay yang bekerja
penghantar sehingga kemudian laporkan ke
PMT bisa masuk Dispatcher & Haset
kembali BC APP
6. 50 G Grounding Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Selective Relay hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja. ke ground pada peng- kemudian laporkan ke
hantar yang bisa Dispatcher & Haset
menyeleksi gangguan BC APP
sesuai dengan
wilayah kerjanya
7. 67 G DGR (Directional Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Ground Relay) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja ke ground pada kemudian laporkan ke
penghantar yang Dispatcher & Haset
mempunyai arah BC APP
dengan wilayah
kerjanya
8. 95T/ 51BU Under Frequency Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
Relay bekerja frequency pada dan relay yang bekerja
sistem yang di kemudian laporkan ke
akibatkan ketidak- Dispatcher & Haset
normalan sehingga BC APP
terjadi Black Out /
padam total
9. 63 AL (2L) Pressure Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada tekanan udara / dan relay yang bekerja
compressor kemudian laporkan ke
(penurunan tekanan Dispatcher & Haset
udara) pada PMT BC APP
penghantar / Line 2
10. 63 AL (1L) Pressure Relay Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 69 dari 174

pada tekanan udara / dan relay yang bekerja


compressor kemudian laporkan ke
(penurunan tekanan Dispatcher & Haset
udara) pada PMT BC APP
penghantar / Line 1
11. 67 G DGR (Directional Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Ground Relay) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja. ke ground pada kemudian laporkan ke
penghantar yang Dispatcher & Haset
mempunyai arah BC APP
dengan wilayah
kerjanya
12. 95 T / 51 BU Under Frequency Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
Relay bekerja. frequency pada dan relay yang bekerja
sistem yang di kemudian laporkan ke
akibatkan ketidak- Dispatcher & Haset
normalan sehingga BC APP
terjadi Black Out /
padam total
13. Overload IBT OLS (Over Load Terjadi kelebihan / Periksa, catat indikasi
Shedding) pada penambahan beban dan relay yang bekerja
penghantar pada Trafo IBT kemudian laporkan ke
bekerja. sehingga meng- Dispatcher & Haset
tripkan PMT Polehan BC APP
1&2

3.1.2.g Announciator Bay Penghantar 70 kV Turen - Sengguruh


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. 44 S Distance Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada Bay tersebut hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja - phasa / phasa kemudian laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 70 dari 174

-ground pada Dispatcher & Haset


penghantar sesuai BC APP
dengan jangkauannya
2. K95 Under Frequency Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
Rele bekerja. frequency pada dan relay yang bekerja
sistem yang di kemudian laporkan ke
akibatkan ketidak- Dispatcher & Haset
normalan sehingga BC APP
terjadi Black Out /
padam total
3. 79 1L Auto Reclosed Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Bekerja. temporer pada dan relay yang bekerja
penghantar Turen kemudian laporkan ke
sehingga PMT bisa Dispatcher & Haset
masuk kembali BC APP
4. A/R Lock Out Lock Out Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(86) bekerja permanen pada dan relay yang bekerja
penghantar sehingga kemudian laporkan ke
PMT Final Trip (tidak Dispatcher & Haset
bisa masuk kembali) BC APP
5. 63 AL (2L) Pressure Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada tekanan udara / dan relay yang bekerja
compressor kemudian laporkan ke
(penurunan tekanan Dispatcher & Haset
udara) pada PMT BC APP
penghantar / Line 2
6. 51 L OCR (Over Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Current Rele) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja ke ground pada kemudian laporkan ke
penghantar sesuai Dispatcher & Haset
dengan wilayah BC APP
kerjanya
7. 50 G Grounding Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Selective Rele hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja. ke ground pada kemudian laporkan ke
penghantar yang bisa Dispatcher & Haset
menyeleksi gangguan BC APP
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 71 dari 174

sesuai dengan
wilayah kerjanya
8. 67 G DGR (Directional Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
51 BU Ground Rele) hubung singkat phasa dan relay yang bekerja
bekerja. to ground pada kemudian laporkan ke
penghantar yang Dispatcher & Haset
mempunyai arah BC APP
dengan wilayah
kerjanya
9. 79 2L Auto Reclosed Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Bekerja temporer pada dan relay yang bekerja
penghantar kemudian laporkan ke
Sengguruh sehingga Dispatcher & Haset
PMT bisa masuk BC APP
kembali
10 47T CB Discrepancy Terjadi Periksa, catat indikasi
ketidakserempakan dan relay yang bekerja
open/close PMT (satu kemudian laporkan ke
atau dua phase Dispatcher & Haset
tertinggal) BC APP
11. 63 AL (1L) Pressure Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
pada tekanan udara / dan relay yang bekerja
compressor kemudian laporkan ke
(penurunan tekanan Dispatcher & Haset
udara) pada PMT BC APP
penghantar / Line 1
12. 50 G LOCK Grounding Fungsi Rele 50 G di Periksa, catat indikasi
Selective Relay Blok melalui switch di dan relay yang bekerja
di Blok panel rele kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP

3.1.2.h Announciator Bay IBT 1 150/70 kV (Sisi 150 kV)


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. MCB Trip MCB untuk Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
sumber tegangan hubung singkat pada
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 72 dari 174

AC Trip supply tegangan AC


380 / 220 V
2. Trip Circuit Gangguan pada Terjadi kalainan pada Periksa, catat indikasi
Faulty rangkaian rangkaian tripping /
Tripping terputusnya rangkaian
Tripping
3. SF6 Gas Rele tekanan gas Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Leakage SF6 pada CB / penurunan gas SF6 dan relay yang
PMT bekerja dengan indikasi alarm bekerja kemudian
(peringatan) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
4. SF6 Gas Rele tekanan gas Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Leakage CB SF6 pada CB / penurunan gas SF6 dan relay yang
Blocked PMT bekerja dengan memblok bekerja kemudian
fungsi open CB / PMT laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. Diff. Protect. Rele Differensial Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Trip (87T) bekerja. hubung singkat fasa- dan relay yang
fasa / fasa - tanah bekerja kemudian
pada sisi primer (150 laporkan ke
kV) dan sisi sekunder Dispatcher & Haset
(70 kV) / gangguan BC APP
internal Trafo
6 Back Up Rele Back Up Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Protect. Trip pada Bay temporer (sesaat) dan relay yang
tersebut bekerja pada bay yang tidak bekerja kemudian
terbaca oleh laporkan ke
Differential Rele (Main Dispatcher & Haset
Protection) BC APP
7. Int. Trip By LV Proteksi By LV Gangguan Sisi Periksa, catat indikasi
Protect (Low Voltage) sekunder Trafo (70 dan relay yang
bekerja kV) bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 73 dari 174

8. Over Load Rele OCR Terjadinya kelebihan Periksa, catat indikasi


Alarm ( 51 L ) bekerja beban dalam besaran dan relay yang
arus yang melebihi bekerja kemudian
setting Rele laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
9. Bucholtz Surge Rele Bucholtz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
Trip main tank trafo yang disebabkan dan relay yang
bekerja gelembung udara / bekerja kemudian
Uap air di dalam Trafo laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) yang BC APP
mengetripkan PMT
10. Oil Temp Trip Rele Oil Suhu minyak didalam Periksa, catat indikasi
(26T – O) Temperatur Trafo tinggi akibat dan relay yang
bekerja beban yang semakin bekerja kemudian
bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele ( Dispatcher & Haset
Gangguan Internal BC APP
Trafo ) yang meng
etripkan PMT
11. Winding Temp Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Trip ( 26T – W ) Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
(Gangguan Internal BC APP
Trafo) yang
mengetripkan PMT
12. Bucholtz gas Rele Bucholtz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
Alarm (63 – 2) main tank trafo yang disebabkan dan relay yang
bekerja gelembung udara / bekerja kemudian
uap air di dalam Trafo laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) dengan indikasi BC APP
Alarm / Peringatan
13. Oil Level Low Rele Oil Level Terjadinya penurunan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 74 dari 174

Alarm (63 L) bekerja level minyak yang di dan relay yang


akibatkan kebocoran / bekerja kemudian
rembesan pada trafo laporkan ke
dengan indikasi Alarm Dispatcher & Haset
/ Peringatan BC APP
(Gangguan Internal
Trafo)
14. OLTC Oil Surge Rele Bucholtz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
Alarm (63 Q) OLTC bekerja yang disebabkan dan relay yang
gelembung udara / bekerja kemudian
Uap air di dalam laporkan ke
OLTC (Gangguan Dispatcher & Haset
Internal Trafo) dengan BC APP
indikasi Alarm
15. Winding Temp. Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
1st Alarm ( 26T Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
– W1 ) Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 1 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo) dengan indikasi
Alarm
16. Winding Temp. Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
2nd Alarm Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
(26T–W2) Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 1 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo ) dengan
indikasi Alarm

3.1.2.i Announciator Bay IBT 1 150/70 kV – 50 MVA (Sisi 70 kV)


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 75 dari 174

1. MCB Trip MCB untuk Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi


sumber hubung singkat pada
tegangan AC supply tegangan AC
Trip 380 / 220 V
2. Spare - - -
3. Spare - - -
4. SF6 Gas Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Leakage CB gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
Blocked CB / PMT dengan memblok bekerja kemudian
bekerja fungsi open CB / PMT laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. SF6 Gas Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Leakage gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
CB / PMT dengan indikasi alarm bekerja kemudian
bekerja (peringatan) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
6 Restrict E/F Rele REF Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Trip (64) (Restrictive tanah pada sisi dan relay yang
Earth Fault) sekunder Trafo (70 kV) bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
7. Direct O/C Trip Rele DGR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(67 G) (Directional hubung singkat phasa dan relay yang
Ground Rele) to ground pada Bay bekerja kemudian
bekerja Trafo yang mempunyai laporkan ke
arah pada sisi Dispatcher & Haset
sekunder trafo (70 kV) BC APP
dengan wilayah
kerjanya.
st
8. Stand By E/F 1 Rele Earth Fault Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Trip (51 NL) siaga tahap 1 tanah pada sisi dan relay yang
sekunder Trafo (70 kV) bekerja kemudian
dengan settingan tahap laporkan ke
1 Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 76 dari 174

BC APP
9. Stand By E/F Rele Earth Fault Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
2nd siaga tahap 2 tanah pada sisi dan relay yang
sekunder Trafo (70 kV) bekerja kemudian
dengan settingan tahap laporkan ke
2 Dispatcher & Haset
BC APP
10. Int. Trip By LV Proteksi By LV Gangguan Sisi Periksa, catat indikasi
Protect (Low Voltage) sekunder Trafo (70 kV) dan relay yang
bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP

3.1.2.j Announciator Bay IBT 2 150/70 kV – 35 MVA


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan

1. 96 - 2 Rele Bucholz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi


Main Trafo yang disebabkan dan relay yang
bekerja gelembung udara / Uap bekerja kemudian
air di dalam Trafo laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) yang BC APP
mengtripkan PMT
2. 63 Q Rele Sudden Gangguan pada internal Periksa, catat indikasi
Pressure Main Main Tank trafo timbul dan relay yang
Tank Trafo tekanan bekerja kemudian
bekerja untuk laporkan ke
memerintahkan Dispatcher & Haset
PMT trip BC APP
3. 51 P Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) pada sisi phasa pada sisi primer bekerja kemudian
primer (150 kV) (150 kV) laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 77 dari 174

4. 51 S Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi


(Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) sisi phasa pada sisi bekerja kemudian
sekunder (70 sekunder (70 kV) laporkan ke
kV) bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
5. 87 Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Differensial hubung singkat phasa – dan relay yang
bekerja phasa pada belitan trafo bekerja kemudian
/ terjadi ketidak- laporkan ke
seimbangan arus yang Dispatcher & Haset
masuk pada sisi primer BC APP
dan arus yang keluar
pada sisi sekunder trafo
6 63 QLR Rele Sudden Gangguan pada internal Periksa, catat indikasi
Pressure Main Main Tank trafo timbul dan relay yang
Tank Trafo tekanan bekerja kemudian
bekerja untuk laporkan ke
memerintahkan Dispatcher & Haset
PMT trip BC APP
7. 64 V Rele REF Terjadi gangguan phasa Periksa, catat indikasi
(Restrictive - ground pada titik dan relay yang
Earth Fault) bintang trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
8. 51 G Rele OCR Gangguan hubung Periksa, catat indikasi
(Over Current singkat phasa – ground dan relay yang
Rele) bekerja pada trafo bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
9. 96 - 1 Rele Bucholz Adanya gelembung Periksa, catat indikasi
main tank trafo udara yang terjebak di dan relay yang
main tank trafo bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 78 dari 174

BC APP
10. 26 Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 1 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo) dengan indikasi
Alarm
11. 33 Q Rele oil level Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
main tank trafo minyak (Low) atau dan relay yang
low atau high terjadi kelebihan minyak bekerja kemudian
saat pengisian (High) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12. 33 QLR Rele oil level Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
main tank trafo minyak (Low) atau dan relay yang
bekerja terjadi kelebihan minyak bekerja kemudian
saat pengisian (High) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13. MCB MCB trip Adanya salah satu MCB Periksa, catat indikasi
yang jatuh akibat dari dan relay yang
hubung singkat bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. 48 Incomplete Periksa, catat indikasi
sequence dan relay yang
Relay bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15. 33 TR Potition Switch Periksa, catat indikasi
OR Potition dan relay yang
Detecting bekerja kemudian
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 79 dari 174

Device laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
16. Fan Kipas trafo fault Adanya kelainan pada Periksa, catat indikasi
salah satu kipas trafo dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. DC Sumber DC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan DC dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18. AC Sumber AC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan AC dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. 63 AL Rele Oil Level Terjadinya penurunan Periksa, catat indikasi
bekerja level minyak yang di dan relay yang
akibatkan kebocoran / bekerja kemudian
rembesan pada trafo laporkan ke
dengan indikasi Alarm / Dispatcher & Haset
Peringatan (Gangguan BC APP
Internal Trafo)
20. 63 AH Rele Oil Level Terjadinya penurunan Periksa, catat indikasi
bekerja level minyak yang di dan relay yang
akibatkan kebocoran / bekerja kemudian
rembesan pada trafo laporkan ke
dengan indikasi Alarm / Dispatcher & Haset
Peringatan (Gangguan BC APP
Internal Trafo)
21. AC FAULT Sumber AC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan AC dan relay yang
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 80 dari 174

menyebabkan tegangan bekerja kemudian


AC hilang laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
22. Spare - - -
23. Spare - - -
24. Spare - - -

3.1.2.k Announciator Bay IBT 3 150/70 kV – 100 MVA


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan

1. 87 T Trip Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi


Differensial hubung singkat fasa- dan relay yang
bekerja. fasa / fasa ke tanah bekerja kemudian
pada sisi primer (150 laporkan ke
kV) dan sisi sekunder Dispatcher & Haset
(70 kV) / gangguan BC APP
internal Trafo
2. 50 + 51 LV Trip Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa dan relay yang
Rele) sisi to phasa pada sisi bekerja kemudian
sekunder Sekunder laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
3. 50 + 51 HV Trip Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa dan relay yang
Rele) sisi to phasa pada sisi bekerja kemudian
primer (150 kV) primer (150 kV) laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
4. DC Fail Alarm Sumber DC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
terganggu singkat tegangan DC dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. Oil Temp. Rele suhu Suhu minyak didalam Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 81 dari 174

Alarm minyak main Trafo tinggi akibat dan relay yang


tank trafo beban yang semakin bekerja kemudian
bertambah dan terjadi laporkan ke
alarm Dispatcher & Haset
BC APP
6 Winding Temp. Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Alarm HV / LV Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 1 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo) dengan indikasi
Alarm
7. Bucholtz Alarm Rele Bucholz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
yang disebabkan dan relay yang
gelembung udara / Uap bekerja kemudian
air di dalam Trafo laporkan ke
( Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo ) yang mengirim BC APP
signal alarm
8. Cooling Alarm Kipas trafo fault Adanya kelainan pada Periksa, catat indikasi
salah satu kipas trafo dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
9. Winding Temp. Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Trip HV / LV Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 2 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo) dengan indikasi
trip
10. Oil Temp.Trip Rele suhu Suhu minyak didalam Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 82 dari 174

minyak main Trafo tinggi akibat dan relay yang


tank trafo beban yang semakin bekerja kemudian
bertambah dan laporkan ke
menyebabkan trip Dispatcher & Haset
BC APP
11. Bucholtz Main Rele Bucholtz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
Tank & OLTC bekerja yang disebabkan dan relay yang
Bucholtz OLTC gelembung udara / Uap bekerja kemudian
Trip air di dalam OLTC laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) dengan indikasi BC APP
Trip
12. Sudden Rele Sudden Terjadinya tekanan Periksa, catat indikasi
Pressure Trip pressure berlebih akibat hubung dan relay yang
bekerja singkat di dalam trafo bekerja kemudian
dengan indikasi trip laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13. 50 N Trip Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa dan relay yang
Rele) sisi to ground pada sisi bekerja kemudian
sekunder Sekunder laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
14. SF6 Low Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Pressure 1st gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
Stage Alarm CB / PMT dengan indikasi alarm bekerja kemudian
bekerja (peringatan) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15. SF6 Low Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Pressure 2nd gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
Stage Alarm PMT bekerja dengan mengtripkan bekerja kemudian
PMT laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
16. 87 N HV / LV Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 83 dari 174

Trip Differensial hubung singkat fasa ke dan relay yang


bekerja tanah pada sisi primer bekerja kemudian
(150 kV) dan sisi laporkan ke
sekunder (70 kV) / Dispatcher & Haset
gangguan internal Trafo BC APP
17. 59 N Trip Neutral Over Proteksi terhadap Periksa, catat indikasi
Voltage Trip gangguan yang timbul dan relay yang
pada sebuah insulasi bekerja kemudian

melalui pengukuran laporkan ke

tegangan residual Dispatcher & Haset

pada sistim netral yang BC APP

terisolasi.
18. 27 Trip Rele Under Terjadi Black Out Periksa, catat indikasi
Voltage (UVR) (padam total) dan relay yang
bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. Aux Supply Fail Supply Aux Terjadi anomali dalam Periksa, catat indikasi
gagal penyuplyan dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
20. CB Secondary Trip CB/PMT Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Trip pada sisi interna/eksternal trafo dan relay yang
sekunder trafo bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP

3.1.2.l Announciator Bay Trafo 4 150/20 kV – 60 MVA


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan

1. T 87 Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi


Differensial hubung singkat phasa – dan relay yang
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 84 dari 174

bekerja phasa pada belitan trafo bekerja kemudian


/ terjadi ketidak- laporkan ke
seimbangan arus yang Dispatcher & Haset
masuk pada sisi primer BC APP
dan arus yang keluar
pada sisi sekunder trafo
2. 26 DT Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting rele Dispatcher & Haset
(Gangguan Internal BC APP
Trafo ) dengan indikasi
trip
3. 96 T Rele Bucholz Terjadi gangguan akibat Periksa, catat indikasi
Trip adanya gelembung dan relay yang
udara pada trafo atau bekerja kemudian
gangguan hubung laporkan ke
singkat pada belitan Dispatcher & Haset
trafo main tank BC APP
sehingga menimbulkan
gas dan akan
mengerjakan kontak
pada rele bucholz
(Alarm/Stage2)
4. 24 Tap Changing Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
Mechanism mekanik Tap Trafo dan dan relay yang
terdeteksi ketika ada bekerja kemudian
perubahan Tap laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. 96 Q Rele Bucholz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
yang disebabkan dan relay yang
gelembung udara / Uap bekerja kemudian
air di dalam Trafo laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 85 dari 174

Trafo ) yang mengirim BC APP


signal trip PMT
6 63 Q Rele Sudden Terjadinya tekanan Periksa, catat indikasi
pressure berlebih akibat dan relay yang
bekerja terjadinya hubung bekerja kemudian
singkat di dalam trafo laporkan ke
dengan indikasi trip Dispatcher & Haset
BC APP
7. 63 B Pressure Relay Gangguan pada internal Periksa, catat indikasi
Main Tank trafo timbul dan relay yang
tekanan bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
8. Fan Kipas trafo fault Adanya kelainan pada Periksa, catat indikasi
salah satu kipas trafo dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
9. 26 DA Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting rele Dispatcher & Haset
dengan tahap 1 BC APP
(Gangguan Internal
Trafo) dengan indikasi
Alarm
10. 96 A Rele Bucholz Terjadi gangguan akibat Periksa, catat indikasi
bekerja (Alarm) adanya gelembung dan relay yang
udara pada trafo atau bekerja kemudian
gangguan hubung laporkan ke
singkat pada belitan Dispatcher & Haset
trafo main tank BC APP
sehingga menimbulkan
gas dan akan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 86 dari 174

mengerjakan kontak
pada rele bucholz
(alarm/stage 1)
11. T 33 Q Rele suhu main Suhu minyak didalam Periksa, catat indikasi
tank trafo Trafo tinggi akibat dan relay yang
beban yang semakin bekerja kemudian
bertambah laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12. Spare - - -
13. F 64 VA Rele 51 sisi Gangguan hubung Periksa, catat indikasi
NS 51 GT netral primer singkat phasa-tanah dan relay yang
(Netral pada sisi sekunder trafo bekerja kemudian
Sekunder Over atau ketidak- laporkan ke
Current rele) seimbangan arus antar Dispatcher & Haset
yang bekerja phasa sehingga arus BC APP
urutan nol akan timbul
14. TP 51 Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) pada sisi phasa pada sisi primer bekerja kemudian
primer (150 kV) (150 kV) laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
15. TS 51 Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) sisi phasa pada sisi bekerja kemudian
sekunder (20 sekunder (20 kV) laporkan ke
kV) bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
16. P 52 F Rele tekanan Tekanan gas berkurang, Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada yekanan hidrolik dan relay yang
CB / PMT berkurang bekerja kemudian
primer bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. S 52 F Rele tekanan Tekanan gas berkurang, Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada yekanan hidrolik dan relay yang
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 87 dari 174

CB / PMT berkurang bekerja kemudian


sekunder laporkan ke
bekerja. Dispatcher & Haset
BC APP
18. OCR Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Over Current hubung singkat phasa dan relay yang
Rele) to phasa pada sisi bekerja kemudian
Primer dan Sekunder laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. 67 G Rele DGR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Directional hubung singkat phasa dan relay yang
Ground Rele) to ground pada Bay bekerja kemudian
bekerja. Trafo yang mempunyai laporkan ke
arah pada sisi sekunder Dispatcher & Haset
trafo (70 kV) dengan BC APP
wilayah kerjanya.
20. NP 51 GT Rele 51 sisi Gangguan hubung Periksa, catat indikasi
netral primer singkat phasa-tanah dan relay yang
(Netral Primer pada sisi primer trafo bekerja kemudian
Over Current atau ketidakseimbangan laporkan ke
rele) yang arus antar phasa Dispatcher & Haset
bekerja sehingga arus urutan BC APP
nol akan timbul
21. 64 Φ U Rele tegangan Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
lebuh pada sisi tegangan lebih pada sisi dan relay yang
20 kV trafo 20 kV phasa R trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
22. 64 Φ V Rele tegangan Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
lebuh pada sisi tegangan lebih pada sisi dan relay yang
20 kV trafo 20 kV phasa S trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
23. 64 Φ W Rele tegangan Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 88 dari 174

lebuh pada sisi tegangan lebih pada sisi dan relay yang
20 kV trafo 20 kV phasa T trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
24. 95 T Rele Frequensi Terjadi penurunan Periksa, catat indikasi
bekerja frekuensi sampai batas dan relay yang
setting yang ditentukan bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP

3.1.2.m Announciator Bay Trafo 5 150/20 kV – 30 MVA


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. Diff. Protect Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(T 87) Differensial hubung singkat phasa – dan relay yang
bekerja phasa pada belitan trafo bekerja kemudian
/ terjadi ketidak- laporkan ke
seimbangan arus yang Dispatcher & Haset
masuk pada sisi primer BC APP
dan arus yang keluar
pada sisi sekunder trafo
2. Over Current Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Prot. (TP 51) (Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) pada sisi phasa pada sisi primer bekerja kemudian
primer (150 kV) (150 kV) laporkan ke
bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
3. Over Current G Rele 51 sisi Gangguan hubung Periksa, catat indikasi
Prot. netral primer singkat phasa-tanah dan relay yang
(NP 51 GT) (Netral pada sisi sekunder trafo bekerja kemudian
Sekunder Over atau ketidakseimbangan laporkan ke
Current rele) arus antar phasa Dispatcher & Haset
yang bekerja sehingga arus urutan BC APP
nol akan timbul
4. Over Current Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 89 dari 174

Prot. (TS 51) (Over Current hubung singkat phasa - dan relay yang
Rele) sisi phasa pada sisi bekerja kemudian
sekunder (20 sekunder (20 kV) laporkan ke
kV) bekerja Dispatcher & Haset
BC APP
5. Over Current G Rele OCR Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Prot. (Over Current hubung singkat phasa dan relay yang
(NS 51 GT) Rele) sisi Netral to ground pada sisi bekerja kemudian
Sekunder Netral Sekunder laporkan ke
bekerja. Dispatcher & Haset
BC APP
6 Over Volt. G Tegangan lebih Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Prot (F 64 V) karena ketidak hubung tanah pada dan relay yang
seimbangan jaringan 20 kV bekerja kemudian
tegangan per laporkan ke
phasa Dispatcher, Haset BC
APP dan petugas
APD
7. 20 kV Bus Rele Under Rele ini bekerja apabila Periksa, catat indikasi
Abnormal Volt voltage yang tegangan pada bus 20 dan relay yang
(F84) bekerja kV yang dirasakan oleh bekerja kemudian
PT Bus 20 kV lebih laporkan ke
rendah dari setting rele Dispatcher & Haset
27/ F84U BC APP
8. Primary CB Trip Pengawas Rangkaian tripping Periksa sumber DC
Coil Sup. (74) rangkaian terputus dan Coil PMT
tripping 150 kV kemudian catat, reset
bekerja indikasi yang timbul
dan laporkan ke Haset
BC APP
9. Transformer Trafo trip lock- - Periksa, catat indikasi
Trip (T86) out dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
10. Bucholtz / PRD Rele Bucholz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 90 dari 174

(96) yang disebabkan dan relay yang


gelembung udara / Uap bekerja kemudian
air di dalam Trafo laporkan ke
( Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo ) yang mengirim BC APP
signal alarm PMT.
11. Winding / Oil Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
Temp. ( 26 T ) Belitan Trafo tinggi akibat dan relay yang
Temperatur beban yang semakin bekerja kemudian
bekerja. bertambah sehingga laporkan ke
melebihi setting Dispatcher & Haset
(Gangguan Internal BC APP
Trafo) dengan indikasi
trip.
12. Oil Level Low Oil level pada Oil level pada Trafo ada Periksa, catat indikasi
(33 QT) trafo berkurang yang melebihi atau dan relay yang
kurang dari batas yang bekerja kemudian
ditentukan laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13. Fan Trouble Kipas trafo fault Adanya kelainan pada Periksa, catat indikasi
(88FT) salah satu kipas trafo dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. Primary CB Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
Trouble (P52F) gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
CB / PMT dengan indikasi alarm bekerja kemudian
bekerja. (peringatan). laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15. MCB PT. Meter MCB PT trip Adanya salah satu MCB Periksa, catat indikasi
TRF 4 Fail yang jatuh akibat dari dan relay yang
hubung singkat bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 91 dari 174

BC APP
16. Control Source Periksa, catat indikasi
Under Volt (LR dan relay yang
27) bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. 64 Φ UVW Rele tegangan Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
lebuh pada sisi tegangan lebih pada sisi dan relay yang
20 kV trafo 20 kV phasa R,S,T trafo bekerja kemudian
bekerja laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18. Spare - - -

3.1.2.n Indikator pada T/R Bay TRF 6 150/20 kV – 60 MVA


No Indicator yg Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
muncul Indicator Penanggulangan

1. General trip Semua Kelainan pada BCU Periksa, catat indikasi


indicator dan relay yang
bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
2. DIFF TRIP Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Differensial hubung singkat fasa-fasa dan relay yang
bekerja. / fasa ke tanah pada sisi bekerja kemudian
primer dan sisi laporkan ke
sekunder / gangguan Dispatcher & Haset
internal Trafo BC APP
3. HV REF TRIP Rele REF Terjadi gangguan tanah Periksa, catat indikasi
(Restrictive pada sisi sekunder Trafo dan relay yang
Earth Fault) (150 kV) bekerja kemudian
bekerja. laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
4. LV REF TRIP Rele REF Terjadi gangguan tanah Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 92 dari 174

(Restrictive pada sisi sekunder Trafo dan relay yang


Earth Fault) (20 kV) bekerja kemudian
bekerja. laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. CBF TRIP Circuit Breaker Periksa, catat indikasi
Failure Trip dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
6 BUCHOLZ TRIP Rele Bucholz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
yang disebabkan dan relay yang
gelembung udara / Uap bekerja kemudian
air di dalam Trafo laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) yang mengirim BC APP
signal alarm PMT.
7. OLTC TRIP Rele Bucholtz Terjadinya gangguan Periksa, catat indikasi
OLTC bekerja. yang disebabkan dan relay yang
gelembung udara / Uap bekerja kemudian
air di dalam OLTC laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) dengan indikasi BC APP
Trip.
8. HV/LV WDG Rele Winding / Suhu Belitan didalam Periksa, catat indikasi
TRIP Belitan Trafo tinggi akibat beban dan relay yang
Temperatur yang semakin bertambah bekerja kemudian
bekerja. sehingga melebihi setting laporkan ke
(Gangguan Internal Dispatcher & Haset
Trafo) dengan indikasi BC APP
trip.
9. OIL TEMP TRIP Rele suhu Suhu minyak didalam Periksa, catat indikasi
minyak main Trafo tinggi akibat beban dan relay yang
tank trafo yang semakin bertambah bekerja kemudian
dan terjadi trip laporkan ke
Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 93 dari 174

BC APP
10. PR RLF TRIP Rele pressure Periksa, catat indikasi
relieve Trip dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11. BACKUP HV Rele RET 615 Salah satu rele pada unit Periksa, catat indikasi
OPR RET615 / rele tegangan dan relay yang
150kV bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12. BACKUP MV Rele REF 630 Salah satu rele pada unit Periksa, catat indikasi
OPR REF630 / rele tegangan dan relay yang
20 kV bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13. BBVT FAIL Bus Bar VT MCB VT BusBar trip atau Periksa, catat indikasi
Fail bekerja tegangan pada VT dan relay yang
Busbar hilang. bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. CBF ON Circuit Breaker Periksa, catat indikasi
Failure dan relay yang
bekerja. bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15. FP1 Simbol unit Periksa, catat indikasi
Rele dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 94 dari 174

16. AVR FAILURE Rele AVR Terjadi ketidaknormalan Periksa, catat indikasi
OLTC pada rele AVR dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17. PROT Proteksi Sistem proteksi bekerja Periksa, catat indikasi
OPERATED dioperasikan dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
18. CB SF6 ST1 AL Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
CB / PMT dengan indikasi alarm bekerja kemudian
bekerja (peringatan) laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
19. CB SF6 ST2 AL Rele tekanan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
gas SF6 pada penurunan gas SF6 dan relay yang
CB / PMT dengan meng – Tripkan bekerja kemudian
bekerja CB / PMT laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
20. CB SPR CHRG Circuit Breaker Terjadinya kegagalan Periksa, catat indikasi
Charge Spring mekanik PMT dan relay yang
Failed bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
21. CB DRV FAIL Penggerak Terjadi gangguan pada Periksa, catat indikasi
CB/PMT penggerak CB / PMT. dan relay yang
Trouble bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
22. DS DRV FAIL Penggerak Terjadi gangguan pada Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 95 dari 174

DS/PMS penggerak DS/PMS. dan relay yang


Trouble bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
23. MCB AC TRP MCB AC trip Adanya salah satu MCB Periksa, catat indikasi
AC yang jatuh akibat dari dan relay yang
hubung singkat bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
24. MCB DC TRP MCB DC trip Adanya salah satu MCB Periksa, catat indikasi
DC yang jatuh akibat dari dan relay yang
hubung singkat bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
25. MCB VT TRP MCB VT trip Adanya salah satu MCB Periksa, catat indikasi
VT yang jatuh dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
26. DC SUPPLY Sumber DC Terjadinya hubung Periksa, catat indikasi
FAIL terganggu singkat tegangan DC dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
27. TCS 1 FAIL Gangguan Terjadi kelainan / Periksa, catat indikasi
rangkaian trip gangguan pada dan relay yang
pada coil CB rangkaian tripping coil 1 bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
28. TCS 2 FAIL Gangguan Terjadi kelainan / Periksa, catat indikasi
rangkaian trip gangguan pada dan relay yang
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 96 dari 174

pada coil CB rangkaian tripping coil 2 bekerja kemudian


laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
29. SYNC CHK OK Sinkronisasi Sinkronisasi telah Periksa, catat indikasi
berhasil dan relay yang
bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP

3.1.2.o Announciator Bay Kopel 150 kV


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan

1. OCR(51) OCR pada Bay Merasakan gangguan Periksa, catat indikasi


tersebut pada bay Kopel tersebut dan relay yang
bekerja bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
2. Volt T.R. Circuit Source Wiring terganggu Periksa kondisi PT
False SW tegangan PT pada box PT
(43VF) tidak ada
3. CB Trouble PMT Terjadi kelainan pada Periksa, catat indikasi
(52F) Terganggu PMT (Fisik / rangkaian dan relay yang
wiring) bekerja kemudian
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 97 dari 174

laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
4. Frequence Rele Relay UFR Terjadi gangguan system Periksa, catat indikasi
(K95) bekerja yang mengakibatkan dan relay yang
freq.turun bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. Station Power Source AC Terjadi anomali pada Periksa, catat indikasi
Source Trouble hilang sumber AC dan relay yang
(Aux-AC) bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
6. DC Source Source DC MCB DC off / Tegangan Periksa, catat indikasi
Trouble (DC) Bay Kopel DC untuk Bay KOPEL dan relay yang
tidak ada hilang bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
7. OLS From Over Load PMT Trip karena Periksa, catat indikasi
Bangil Shading Pengurangan Beban dari dan relay yang
sistem Bangil bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
8. Spare - - -
9. Bus A Not Periksa, catat indikasi
Operate & MCB dan relay yang
PT Trip bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
10. Block 44S Blok 44S Keperluan Pengujian Dioperasikan atas izin
T/L LWG 1-2 Dan Pemeliharaan Manager/ Ass.Man
T/L SKL 1-2 HAR
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 98 dari 174

T/L PKS 1-2


11. Bus B Not Untuk penormalan
Operate & MCB Switch di MK
PT Trip diposisikan Remote
12. Switch OCR Block OCR Diguanakan pada saat Periksa, catat indikasi
OFF pindah Bus untuk dan relay yang
menghindari sistem black bekerja kemudian
out karena arus lebih laporkan ke
saat pindah bus Dispatcher & Haset
BC APP
13. Spare - - -
14. Spare - - -

3.1.2.p Announciator Bay Kopel 70 kV


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan

1. 70 kV O/C & E/F Over Current / Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
( 50 / 51 G ) Earth Fault hubung singkat / dan relay yang
Rele bekerja gangguan tanah pada bekerja kemudian
Bay Kopel 70 kV sesuai laporkan ke
dengan wilayah kerjanya Dispatcher & Haset
BC APP
2. Trip 1 coil Sup. Pengawas Rangkaian tripping dari Periksa, catat indikasi
rangkaian panel control terputus/ dan relay yang
tripping 1 source DC rangkaian bekerja kemudian
bekerja tripping hilang laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
3. Trip 2 coil Sup. Pengawas Rangkaian tripping dari Periksa, catat indikasi
rangkaian panel control terputus/ dan relay yang
tripping 2 source DC rangkaian bekerja kemudian
bekerja tripping hilang laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 99 dari 174

Dispatcher & Haset


BC APP
4. MCB Trip ( AC ) MCB untuk Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
sumber hubung singkat pada dan relay yang
tegangan AC supply tegangan AC bekerja kemudian
Trip. 380 / 220 V laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
5. SF6 Gas Terjadi Terjadi kebocoran gas Periksa, catat indikasi
Leakage For CB kelainan gas SF6 dan relay yang
SF6 pada CB bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
6. CB Trouble Terjadi Terjadi gangguan pada Periksa, catat indikasi
kelainan pada PMT dan relay yang
PMT bekerja kemudian
laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
7. Bus A Not Bus A tidak Adanya Pekerjaan / Periksa, catat indikasi
Operated & MCB operasi & MCB pemeliharaan di Busbar dan relay yang
PT Trip supply A 70 kV bekerja kemudian
tegangan AC laporkan ke
dari PT Bus A Dispatcher & Haset
Trip ( lepas ) BC APP
8. Bus B Not Bus B tidak Adanya Pekerjaan / Periksa, catat indikasi
Operated & MCB operasi & MCB pemeliharaan di Busbar dan relay yang
PT Trip supply B 70 kV bekerja kemudian
tegangan AC laporkan ke
dari PT Bus B Dispatcher & Haset
Trip (lepas) BC APP

3.1.2.q Announciator Bay SC 1


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. Capacitor bank Unbalance rele Periksa, catat indikasi
Terjadi ketidak
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 100 dari 174

Unbalance protection bekerja dan relay yang bekerja


-seimbangan
Protektion dengan indikasi kemudian laporkan ke
Tegangan antar
Trip Trip Dispatcher & Haset
phasa (R,S,T)
BC APP
sehingga mem-
pengaruhi nilai
besaran arus dan
capasitansi pada
capasitor tiap 1 buah
2. Capacitor bank Over Current Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Over current protection bekerja hubung singkat pada dan relay yang bekerja
Protection dengan indikasi Capasitor Bank kemudian laporkan ke
Trip Trip sesuai dengan Dispatcher & Haset
wilayah kerjanya BC APP
3. Capacitor bank Unbalance rele Terjadi ketidak Periksa, catat indikasi
Unbalance protection bekerja seimbangan dan relay yang bekerja
Protektion dengan indikasi Tegangan antar kemudian laporkan ke
Alarm alarm phasa (R,S,T) Dispatcher & Haset
sehingga BC APP
mempengaruhi nilai
besaran arus dan
capasitansi pada
capasitor tiap 1 buah
4. Capacitor bank Over Current Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Over current protection bekerja hubung singkat pada dan relay yang bekerja
Protection dengan indikasi Capasitor Bank kemudian laporkan ke
Alarm alarm sesuai dengan Dispatcher & Haset
wilayah kerjanya. BC APP
5. Circuit breaker Terjadi kelainan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
sf6 low tekanan gas SF6 penurunan gas SF6 dan relay yang bekerja
pressure pada CB / PMT dengan indikasi alarm kemudian laporkan ke
Alarm (peringatan) Dispatcher & Haset
BC APP
6. Circuit breaker Terjadi kelainan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
sf6 low tekanan gas SF6 penurunan gas SF6 dan relay yang bekerja
pressure pada CB / PMT dengan mengtripkan kemudian laporkan ke
Lock - out CB / PMT Dispatcher & Haset
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 101 dari 174

BC APP
7 Tripping circuit Gangguan Terjadi kelainan / Periksa, catat indikasi
failure rangkaian tripping gangguan pada dan relay yang bekerja
pada coil CB rangkaian tripping coil kemudian laporkan ke
CB Dispatcher & Haset
BC APP
8 Dc supply Gangguan pada Terjadi Short circuit / Periksa, catat indikasi
failure supply / sumber hubung singkat (+ dan relay yang bekerja
tegangan DC dengan ground, – kemudian laporkan ke
dengan ground atau + Dispatcher & Haset
dengan -). BC APP
9 Ac supply Gangguan pada Terjadi Short circuit / Periksa, catat indikasi
failure supply / sumber hubung singkat dan relay yang bekerja
tegangan AC kemudian laporkan ke
380 / 220 V Dispatcher & Haset
BC APP
10 Cb motor drive Gangguan pada Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
failure motor penggerak pada motor dan relay yang bekerja
CB / PMT penggerak CB / PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11 Circuit breaker Gangguan pada Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
drive failure penggerak CB / pada penggerak CB / dan relay yang bekerja
PMT PMT kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
12 Local mode Pengoperasian Switch pada posisi Periksa, catat indikasi
secara local Lokal mode. dan relay yang bekerja
peralatan kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
13 Cb discrepancy CB / PMT tidak Terjadi perbedaan Periksa, catat indikasi
serempak tegangan antar phasa dan relay yang bekerja
kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14 Cb, isolator & Periksa, catat indikasi
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 102 dari 174

es heating dan relay yang bekerja


failure kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
15 Controller not Adanya Periksa, catat indikasi
ready ketidaknormalan dan relay yang bekerja
pada sistem kemudian laporkan ke
control Dispatcher & Haset
BC APP
16 Under voltage Rele Under Terjadi Black Out Periksa, catat indikasi
rele operated Voltage ( UVR ) (padam total) dan relay yang bekerja
bekerja kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
17 Over voltage Rele Over Voltage Terjadi kenaikan Periksa, catat indikasi
rele trip bekerja dengan tegangan yang sudah dan relay yang bekerja
indikasi Trip ditentukan oleh kemudian laporkan ke
system Dispatcher & Haset
BC APP
18 Lock out rele Rele Lock Out Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
operated (Pengunci) permanen pada Bay dan relay yang bekerja
bekerja Capasitor sehingga kemudian laporkan ke
PMT Final Trip (tidak Dispatcher & Haset
bisa masuk kembali) BC APP
19 Spare - - -
20 Spare - - -

3.1.2.r Announciator Bay SC 2


No Announciator Maksud Penyebab Timbul Tindakan /
yg muncul Announciator Penanggulangan
1. Low Pressure Terjadi kelainan Terjadi kebocoran / Periksa, catat indikasi
SF6 (Alarm) tekanan gas SF6 penurunan gas SF6 dan relay yang bekerja
pada CB / PMT dengan indikasi alarm kemudian laporkan ke
(peringatan) Dispatcher & Haset
BC APP
2. Unbalance Unbalance rele Periksa, catat indikasi
Terjadi ketidak
Fault (Trip) protection bekerja dan relay yang bekerja
seimbangan
dengan indikasi kemudian laporkan ke
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 103 dari 174

Trip Dispatcher & Haset


Tegangan antar
BC APP
phasa (R,S,T)
sehingga
mempengaruhi nilai
besaran arus dan
capasitansi pada
capasitor tiap 1 buah
3. Under voltage Rele Under Terjadi Black Out Periksa, catat indikasi
(alarm) Voltage (UVR) (padam total) dan relay yang bekerja
bekerja. kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
4. Spare - - -
5. Over current Over Current Rele Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
Fault (trip) protection bekerja hubung singkat pada dan relay yang bekerja
dengan indikasi Capasitor Bank kemudian laporkan ke
Trip sesuai dengan Dispatcher & Haset
wilayah kerjanya BC APP
6. 110v dc failure Gangguan pada Terjadi Short circuit / Periksa, catat indikasi
(alarm) supply / sumber hubung singkat (+ dan relay yang bekerja
tegangan DC dengan ground, – kemudian laporkan ke
dengan ground atau + Dispatcher & Haset
dengan -) BC APP
7. Spare - - -
8. Under current Under Current Terjadi kerusakan Periksa, catat indikasi
Fault (trip) Rele protection pada Capasitor Bank dan relay yang bekerja
bekerja dengan sesuai dengan kemudian laporkan ke
indikasi Trip. wilayah kerjanya. Dispatcher & Haset
BC APP
9. Spare - - -
10. Close block PMT Lock Out PMT tidak bisa Periksa, catat indikasi
(Pengunci) dimasukkan karena dan relay yang bekerja
bekerja ada kelainan kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
11. Trip circuit Gangguan Terjadi kelainan / Periksa, catat indikasi
supervision rangkaian tripping gangguan pada dan relay yang bekerja
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 104 dari 174

operated pada coil CB rangkaian tripping coil kemudian laporkan ke


(alarm) CB Dispatcher & Haset
BC APP
12. Spare - - -
13. Trip block PMT Lock Out PMT tidak bisa Periksa, catat indikasi
(Pengunci) dilepas karena ada dan relay yang bekerja
bekerja. kelainan kemudian laporkan ke
Dispatcher & Haset
BC APP
14. Spare - - -
15. Spare - - -
16. Spare - - -
17. Spare - - -
18. C.V.T. Failure Rele Lock Out Terjadi gangguan Periksa, catat indikasi
(Pengunci) permanen pada Bay dan relay yang bekerja
bekerja Capasitor sehingga kemudian laporkan ke
PMT Final Trip (tidak Dispatcher & Haset
bisa masuk kembali) BC APP

Cara Reset:
1. Reset Alarm / Horn / Klaxon Tekan tombol (push button) “ Stop Alarm”
pada panel kontrol bay yang terganggu.
2. Reset Announciator  Tekan tombol (push button) “ Stop Flicker /
Acknowledge ” untuk mematikan flicker
pada panel kontrol yang terganggu.
 Catat announciator yang muncul.
 Tekan tombol push button “ Reset ” pada
panel kontrol yang terganggu.
3. Reset Indikasi Rele dan Lock - Out
 Reset Rele LOCK-OUT Bay Y
 Tekan tombol Trip Rele Reset S86R pada
panel kontrol
 Mereset bendera / flag dengan cara
mendorong tuas ke atas rele Master Trip
K821 dan K862
 Reset Indikator Rele Bay Z
 Putar HANDLE 186B pada panel kontrol
kearah kanan / reset, maka indikator
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 105 dari 174

merah (trip) akan berubah menjadi hijau


(masuk). Dilakukan pada individu rele di
panel proteksi

3.1.3 Panel Rele Proteksi


3.1.3.a Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 150 kV Sutami 1 & 2
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 106 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Distance Rele MiCOM P443.
Alstom tipe MiCOM P443 yaitu rele Jarak
1 2
berfungsi sebagai pengaman utama untuk
gangguan 3-phasa, 2-phasa dan 1 phasa ke tanah
4 yang dilengkapi dengan internal Auto Reclosing.
2. MMLG (Test Block)
3
Peralatan yang berfungsi untuk pengujian rele
5
distance.
3. TCS (tripping Coil Supervisory)
Peralatan yang berfungsi untuk memonitor
kesiapan rangkaian trip. TCS akan memberikan
7
informasi jika telah terjadi gangguan pada
rangkaian Trip dari relai ke tripping coil PMT.
4. Auto Reclose Selektor Switch
Peralatan ini berfungsi untuk memilih posisi Auto
Reclose. Berikut penjelasan posisinya:
6 a. Posisi 0 adalah AR Block.
b. Posisi 1 adalah 1 Pole AR.
c. Posisi 2 adalah 1/3 Pole AR.
d. Posisi 3 adalah 3 Pole AR.
5. Tombol Reset
Peralatan ini berfungsi untuk mereset indikasi
gangguan pada rele distance.
6. SEG (OCR)
Peralatan ini berfungsi sebagai rele arus lebih.
Rele ini sebagai backup proteksi rele distance.
7. Recorder
Peralatan ini berfungsi sebagai printout data
gangguan (sudah tidak difungsikan).

3.1.3.b Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 150 kV Lawang 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 107 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Distance Rele ALSTOM P443
ALSTOM tipe P443 yaitu relai Jarak berfungsi

8 sebagai pengaman utama untuk gangguan 3-fasa,


1
2-fasa dan 1 fasa ke tanah.
2. MMLG (Test Block)
Peralatan yang berfungsi untuk pengujian rele
2 distance.
6 3. MCGG 52
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus lebih
3
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.
4 4. MAVS (Synchrocheck)
7
GEC–Alsthom tipe MAVS-01 yaitu rele synchro
untuk cek tegangan Line dan Bus.
5. TCS (Tripping Coil Supervisory)
5 Peralatan yang berfungsi untuk memonitor
kesiapan rangkaian trip. TCS akan memberikan
informasi jika telah terjadi gangguan pada
rangkaian Trip dari relai ke tripping coil PMT.
6. Auto Reclose Selektor Switch
Peralatan ini berfungsi untuk memilih posisi Auto
Reclose. Berikut penjelasan posisinya:
a. Posisi 0 adalah AR Block.
b. Posisi 1 adalah 1 Pole AR.
c. Posisi 2 adalah 1/3 Pole AR.
d. Posisi 3 adalah 3 Pole AR.
7. Tombol Reset
Peralatan ini berfungsi untuk mereset indikasi
gangguan pada rele distance.
8. Indication of aux modul
Perangkat ini berfungsi sebagai modul indikasi
untuk mengirim alarm ke panel.

3.1.3.c Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 150 kV Sengkaling 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 108 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Distance Rele ALSTOM P443
ALSTOM tipe P443 yaitu relai Jarak berfungsi
sebagai pengaman utama untuk gangguan 3-fasa,
1 2-fasa dan 1 fasa ke tanah.
2. MMLG (Test Block)
3 3
2 2 Peralatan yang berfungsi untuk pengujian rele
4 4
distance.
3. Auto Reclose Selektor Switch
9 9 Peralatan ini berfungsi untuk memilih posisi Auto
Reclose. Berikut penjelasan posisinya:
8 7 5 a. Posisi 0 adalah AR Block.
8 7 5
b. Posisi 1 adalah 1 Pole AR.
8 6 c. Posisi 2 adalah 1/3 Pole AR.
8 6 d. Posisi 3 adalah 3 Pole AR.
4. Tombol Reset
Peralatan ini berfungsi untuk mereset indikasi
gangguan pada rele distance.
5. MAVS (Synchrocheck)
GEC–Alsthom tipe MAVS-01 yaitu rele synchro
untuk cek tegangan Line dan Bus.
6. MVAJ (Lock Out)
Rele bantu untuk tripping PMT dilengkapi dengan
pengunci (Reset electric maupun dengan manual).
7. MVRF
Rele indikasi dari rele Distance
8. MVAX (TCS)
Rele pengawas rangkaian trip
9. MCGG 52
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

3.1.3.d Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 150 kV Pakis 1 & 2


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 109 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Distance Rele ALSTOM P443
ALSTOM tipe P443 yaitu relai Jarak berfungsi
sebagai pengaman utama untuk gangguan 3-
1
fasa, 2-fasa dan 1 fasa ke tanah.
2. MMLG (Test Block)
3 3
2 2 Peralatan yang berfungsi untuk pengujian
4 4 rele distance.
3. Auto Reclose Selektor Switch
Peralatan ini berfungsi untuk memilih posisi
Auto Reclose. Berikut penjelasan posisinya:

12 a. Posisi 0 adalah AR Block.


12
b. Posisi 1 adalah 1 Pole AR.
c. Posisi 2 adalah 1/3 Pole AR.
13 13
d. Posisi 3 adalah 3 Pole AR.

11 5 11 8 4. Tombol Reset
5 8
Peralatan ini berfungsi untuk mereset
indikasi gangguan pada rele distance.
5. MAVS (Synchrocheck)
GEC–Alsthom tipe MAVS-01 yaitu rele
synchro untuk cek tegangan Line dan Bus.
6. MVTT
Setting waktu synchro Autoreclose 3 fasa.
7. MVTC
Counter pemantau kerja PMT.
8. MVAJ (Lock Out)
Rele bantu untuk tripping PMT dilengkapi
dengan pengunci (Reset electric maupun
dengan manual).
9. MVAA
Rele bantu untuk tripping PMT.
10. MCTI
Rele breaker failure
11. MVRF
Rele indikasi dari rele Distance
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 110 dari 174

12. MVAX
Rele pengawas rangkaian trip
13. MCGG 52
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus
lebih berfungsi sebagai pengaman cadangan
untuk gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

3.1.3.e Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 70 kV Polehan 1 & 2


Penjelasan dan Fungsi Rele :
1. Distance Rele Nissin
Distance Rele Nissin yaitu relai Jarak berfungsi
sebagai pengaman utama untuk gangguan 3-fasa, 2-
fasa dan 1 fasa ke tanah.
2. Rele Directional Ground Over Current (67G)
Rele ini berfungsi sebagai pengaman arus lebih
phasa ground berarah
1 3. Rele Instant Earth Over Current (50G)
Rele ini berfungsi sebagai pengaman arus lebih
phasa ground berarah dan lebih dari 1 Line.
4. Timer
Perangkat ini berfungsi sebagai timer untuk rele
pada panel ini.
5. Under Voltage rele (64V)
2 2 Rele ini berfungsi sebagai inputan rele 50G ketika
3 terjadi gangguan.

4 4
5

3.1.3.f Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 70 kV Turen


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 111 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Distance Rele Nissin
Distance Rele Nissin yaitu relai Jarak berfungsi
5
4 sebagai pengaman utama untuk gangguan 3-fasa, 2-
fasa dan 1 fasa ke tanah.
2. Rele Directional Ground Over Current (67G)
Rele ini berfungsi sebagai pengaman arus lebih
1 phasa ground berarah
3. Timer
Perangkat ini berfungsi sebagai timer untuk rele
pada panel ini.

6 2 4. Rele Instant Earth Over Current (50G)


Rele ini berfungsi sebagai pengaman arus lebih
phasa ground berarah dan lebih dari 1 Line.
6
3 5. Under Voltage rele (64V)
Rele ini berfungsi sebagai inputan rele 50G ketika
terjadi gangguan.
7 6. Auxiliary Rele
Berfungsi sebagai rele tambahan.
7. Selektor DC
Berfungsi sebagai selektor on/off sumber DC.

3.1.3.g Panel Rele Proteksi Bay Penghantar 70 kV Sengguruh


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 112 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Distance Rele Nissin
Distance Rele Nissin yaitu relai Jarak berfungsi
sebagai pengaman utama untuk gangguan 3-fasa,
4 2-fasa dan 1 fasa ke tanah.
2. Rele Directional Ground Over Current (67G)
Rele ini berfungsi sebagai pengaman arus lebih
phasa ground berarah
3. Timer
Perangkat ini berfungsi sebagai timer untuk rele
1 pada panel ini.

4. Auto Recloser
Perangkat ini berfungsi sebagai autoreclose
untuk rele distance.

2 5. Aux Rele
5
Perangkat ini berfungsi sebagai auxiliary untuk
rele- rele yang berada di panel ini.
3
3
5

3.1.3.h Panel Rele Proteksi Bay Trafo IBT 1 150/70 kV – 100 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 113 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Micom Alstom P643-Differential Relay
5 6 7 8 9 Micom Alsthom P643 adalah rele Differensial
sebagai pengaman Utama untuk gangguan
2 1 hubungsingkat antar fasa dalam instalasi internal
Trafo.
2. MMLG (Test Block)
Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele.
3. Micom Shneider P123 Directional Over Current
Relay Primer (P51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
3 4 gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi Primer.
4. Micom Shneider P123 Directional Over Current
Relay Primer (S51)
Micom Sheneider P123 yaitu jrele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi sekunder.

14 15 16 17

3.1.3.i Panel Rele Proteksi Bay Trafo IBT 2 150/70 kV –35 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 114 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
1 Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele
3
2. MBCH
5 6 7 8 9 GEC-Alsthom tipe MBCH 12 adalah rele Differensial
1 4 sebagai pengaman Utama untuk gangguan
hubungsingkat antar fasa dalam instalasi internal
Trafo.

2 3. Micom Shneider P123 Directional Over Current


Relay Primer (P51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi Primer.
5
4. Micom Shneider P123 Directional Over Current
6
Relay Primer (S51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi sekunder.
5. Timer
10 11 12 13
Perangkat ini berfungsi sebagai timer untuk rele
pada panel ini.

6. Selektor DC
Berfungsi sebagai selektor on/off sumber DC.

14 15 16 17

3.1.3.j Panel Rele Proteksi Bay Trafo IBT 3 150/70 kV –100 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 115 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele
1 2. TOSHIBA GRT100 Differential Relay
1
5 6 7 8 9 2 TOSHIBA GRT100 adalah rele Differensial sebagai
pengaman Utama untuk gangguan hubungsingkat
antar fasa dalam instalasi internal Trafo.
3. Micom Shneider P122 Directional Over Current
1 3 1 4 Relay Primer (P51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi Primer.
4. Micom Shneider P122 Directional Over Current
Relay Primer (S51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi sekunder.

10 11 12 13
14 15 16 17

3.1.3.k Panel Rele Proteksi Bay Trafo 4 150/20 kV – 60 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 116 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele
2. MBCH
5 6 7 8 9 GEC-Alsthom tipe MBCH 12 adalah rele Differensial

3 5 sebagai pengaman Utama untuk gangguan


1 hubungsingkat antar fasa dalam instalasi internal
Trafo.
4 3. Micom Shneider P122 Directional Over Current
Relay Primer (P51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi Primer.
4. Micom Shneider P122 Directional Over Current
Relay Primer (S51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi sekunder.
5 MCGG 22
GEC-Alsthom tipe MCGG 22 yaitu rele arus lebih
10 11 12 13
berfungsi sebagai pengaman NGR.

14 15 16 17

3.1.3.l Panel Rele Proteksi Bay Trafo 5 150/20 kV – 30 MVA


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 117 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
2 1 Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele
2. MBCH
5 6 7 8 9 GEC-Alsthom tipe MBCH 12 adalah rele Differensial
1 1 sebagai pengaman Utama untuk gangguan
hubungsingkat antar fasa dalam instalasi internal
Trafo.

5 3. MCAG 14
10 11 12 13
5 10
GEC-Alsthom tipe MCAG 14 adalah rele REF 150
kV sebagai pengaman gangguan hubungsingkat

1 1 satu fasa ke tanah dalam instalasi internal Trafo


4. MCAG 14
GEC-Alsthom tipe MCAG 14 adalah rele REF 20 kV
1 1 sebagai pengaman gangguan hubungsingkat satu
fasa ke tanah dalam instalasi internal Trafo
5. MVAJ (Lock Out )
Rele bantu untuk tripping PMT dilengkapi dengan
pengunci (Reset electric maupun dengan manual).
6. MVTT
Setting waktu breaker failure rele.
7. MVAA
Rele Bantu tripping PMT
8. Micom Shneider P123 Directional Over Current
Relay Primer (TP51)
Micom Sheneider P123 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah sisi Primer.
9. MCTI
Rele breaker failure
10. MVAX
Rele pengawas rangkaian trip

11. MCGG 22
GEC-Alsthom tipe MCGG 22 yaitu rele arus lebih
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 118 dari 174

berfungsi sebagai pengaman NGR.


14 15 16 17 3.1.3.m Panel Rele Proteksi Bay Trafo 6 150/20 kV – 60 MVA
Trafo 6 terdapat 3 Rele, yaitu rele ABB dengan
Serie RET 670 yang berfungsi sebagai main rele /
Rele utama, Serie RET 615 sebagai backup
proteksi unit HV ( high Voltage / 150 kv ) dan Serie
REF 630 sebagai backup proteksi unit MV ( medium
Voltage / 20kv )
Rele ABB ( RET 670 )
 FP1 : Simbol unit rele
14 15 16 17  General Trip : indicator ada rele yang bekerja
 DIFF TRIP : Rele differensial
 HV REF TRIP : Rele REF tegangan 150kv
 LV REF TRIP : Rele REF tegangan 20kv
 CBF TRIP : CB Failure Trip
 Bucholz Trip : Rele Bucholz
 OLTC TRIP : Mcb motor Oltc trip
 HV/LV WDG TRIP : Rele suhu belitan
 OIL TEMP TRIP : Rele suhu minyak
 PR RLF TRIP : Rele pressure relieve
 Backup HV OPR : Rele back up 150kv bekerja
 Backup MV OPR : Rele back up 250kv bekerja
 BBVT FAIL : BusBar VT Fail
 CBF ON : CB Failure On
Rele ABB ( RET 615 )
 OC START : Rele arus lebih pada sisi primer
14 15 16 17  OC TRIP : Rele arus lebih pada sisi primer
 EF START : Rele arus lebih pada netral primer
 EF TRIP : Rele arus lebih pada netral primer
 Oil Level Low MT/OLTC : Level minyak main
tank/OLTC rendah
 Oil Level High MT/OLTC : Level minyak main
tank/OLTC tinggi
 OIL TEMP Alarm : Suhu minyak naik
 HV WIND TEMP Alarm: Rele suhu belitan
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 119 dari 174

tegangan 150 kv
 LV WIND TEMP Alarm : Rele suhu belitan
tegangan 20 kv
 Bucholz Alarm : Rele Bucholz alarm
Rele ABB ( REF 630 )
 ANY START : Ada salah satu elemen bekerja
14 15 16 17  OC PROT : Rele arus lebih pada sisi sekunder
 EF PROT : Earth Fault protection
 OV PROT : Over Voltage Protection
 SBEF PROT (Stand by Erth Fault 20kv) : Rele
arus lebih pada sisi sekunder (EF)
 OC INSTANT : Over Current Instant
 SBEF 150 kv : (Stand by Erth Fault 150kv) :
Rele arus lebih pada sisi sekunder (EF)
 DOC PROT :

3.1.3.n Panel Rele Proteksi Bay Kopel 70 kV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 120 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
1 2 3 4
Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele.
2. MCGG 52 :
GEC-Alsthom tipe MCGG 52 yaitu rele arus lebih
berfungsi sebagai pengaman cadangan untuk
gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah di busbar.
3 Recloser penghantar Polehan 1 dan 2, sengguruh
dan turen
Berfungsi sebagai recloser.
4 MVAJ (Lock Out)
1 2 Rele bantu untuk tripping PMT dilengkapi dengan
pengunci (Reset electric maupun dengan manual).
5 Selektor Switch
4 3
Berfungsi sebagai selector on/off recloser.

3.1.3.o Panel Rele Proteksi Bay Shunt Capasitor 1


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 121 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
1 2 3 4
1 2 3 4 Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele.
2 Under current/over current rele
10 11 12 13
Berfungsi sebagai proteksi under current dan over

5 current.
3 Under Voltage/over voltage Rele
Berfungsi sebagai proteksi Under Voltage/Over
Voltage.
6
6 Unbalance Rele
Berfungsi jika terdapat ketidakseimbangan arus.
7 RPH2
Berfungsi untuk mengatur ketidakserempakan close
PMT.
8 TCS
Peralatan yang berfungsi untuk memonitor kesiapan
rangkaian trip. TCS akan memberikan informasi jika
telah terjadi gangguan pada rangkaian Trip dari relai
ke tripping coil PMT.

3.1.3.p Panel Rele Proteksi Bay Capasitor 2

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. MMLG (Test Block)
1 2 3 4
Test Block untuk Fasilitas Pengujian rele.
1 2 3 4 2. Micom Schneider P122
Rele OCR
3. Under/Over Voltage Rele
6 5
Berfungsi sebagai proteksi tegangan lebih.
4. Unbalance Rele
Berfungsi jika terdapat ketidakseimbangan arus.
5 MVAJ (Lock Out)
Rele bantu untuk tripping PMT dilengkapi dengan
pengunci (Reset electric maupun dengan manual).
6. MVAX
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 122 dari 174

Rele pengawas rangkaian trip

3.1.3.q Auto Potential Device 150 kV


Penjelasan dan Fungsi Rele :
1. Koyo Electric Keep Relay Trafo 3
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Trafo 3
pindah Bus.
2. Koyo Electric Keep Relay Lawang 1-2
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Lawang 1-2
pindah Bus.
3. Koyo Electric Keep Relay Pakis 1 - 2
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Pakis 1-2
pindah Bus.
4. Koyo Electric Keep Relay Sengkaling 1 - 2
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Sengkaling
1-2 pindah Bus.
5. Koyo Electric Keep Relay Capacitor 2
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Capacitor 2
pindah Bus.

3.1.3.r Auto Potential Device 70KV


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 123 dari 174

Penjelasan dan Fungsi Rele :


1. Koyo Electric Keep Relay Turen
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Turen
pindah Bus.
2. Koyo Electric Keep Relay Polehan 1-2
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Polehan 1-2
pindah Bus.
3. Koyo Electric Keep Relay Sengguruh
1 2 3 4
Koyo Electric Keep Relay yaitu relay yang berfungsi
mengatur penggunaan PT Bus ketika Bay Pakis 1-2
pindah Bus.

Arti Indikator Rele Proteksi


Distance rele type SHPM-101 Distance Rele Quadramho SHPM 101 Indikator LED :
 A : Phasa R
 B : Phasa S
 C : Phasa T
 Z2 : Zone 2
 Z3 : Zone 3
 AIDED TRIP : Trip dengan bantuan carrier yg
dikananm dari rele di depan
 SOTF : Switch On to Fault
 V ~ FAIL: Tegangan pada rele tidak normal.
Bila lampu LED menyala, dicatat dan kemudian tekan
tombol RESET.
OCR / GFR MCGG 52 MCGG 52 : Rele OCR / GFR
Indikasi LED :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 124 dari 174

 A : Phasa R
 C : Phasa T
  : GFR
 Inst; t; I > Is (waktu seting : Inst = Instantenous; t =
waktu tunda; I > Is = starting).
Indikasi LED merah : Gangguan phasa - phasa atau
gangguan phasa - tanah, dengan perintah trip
instantenous / moment, atau dengan waktu tunda.
Indikasi LED hijau : starting.
DIFFERENTIAL RELE MBCH 12 :
Differential rele phasa R, S, T.

Over Current Relay (OCR)


Merk : Areva atau Schneider Keterangan
 LCD Monitor (1)
Type : MiCOM P122 atau P123
Cara Reset
 Tekan tombol gambar buku (2) sampai muncul
“Clear All Alarms”
 Kemudian tekan tombol C (3)
 Menu (4)
a. Panah bawah : untuk memulai
b. Panah kanan / kiri : direktori
c. Panah atas / bawah : sub direktori
d. Tombol tengah : masuk program setting
Password : default
 Indikasi trip (5)
 Indikasi Alarm (6)
 Peringatan batere memori low (7)
 Programable LED (8)

3.1.4 Digital Fault Recorder (DFR)


Penjelasan dan Fungsi Peralatan :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 125 dari 174

DFR adalah alat untuk merekam gangguan pada instalasi listrik yang dilengkapi dengan 6
sensor, 16 signal analog, 32 event disturbance recorder, dan time synchronizing dengan
GPS. Hasil rekaman DFR berupa printout.

1 Keterangan gambar 1:
1
1. : DFR unit type II 16/32
GPS
2. : Alat sinkronisasi penunjukkan
1 1
Waktu dengan satelit
3 : Alat pencetak rekaman (printer)
2

3
3

3 3

Gambar 1. Panel DFR Hathaway II 16/32

3
Keterangan gambar 2:
1 1. : Display
4 2. : Led status
2 3 : Led indikasi sensor bekerja
4 : Led alarm
5 Keyborad, navigasi dan
5
fungsi

Gambar 2. Tampak depan DFR


Hathaway II 16/32 Keterangan gambar 3:
Alat pencetak rekaman gangguan
1. :
untuk DFR di atas
Letak kertas (continous form) siap
2. :
cetak
Letak kertas hasil cetak rekaman
1 3 :
gangguan (print out)
2
Alat pencetak rekaman gangguan
4 :
untuk DFR di atas
4
3
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 126 dari 174

Gambar 3. Alat pencetak (printer) rekaman


gangguan
Keterangan gambar 4:
Fuse sumber tegangan DC
1. :
untuk DFR unit 1 (atas)
4 Fuse sumber tegangan DC
1 2. :
untuk DFR unit 2 (bawah)
5 2 3 : Fuse sumber tegangan AC
Switch toggle ON-OFF untuk
6 3 4 : sumber tegangan DC DFR
unit 1 (atas)
Switch toggle ON-OFF untuk
5 : sumber tegangan DC DFR
unit 2 (bawah)
Switch toggle ON-OFF untuk
Gambar 4 Switch On - Off 6 :
sumber tegangan AC

3.1.5 Panel KWH Meter


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 127 dari 174

Penjelasan Peralatan :
1. KWH Meter Utama Trafo 4 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
2. KWH Meter Utama Trafo 5 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
3. KWH Meter Utama Trafo 6 berfungsi untuk
1 4
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
4. KWH Meter Pembanding Trafo 4 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
5. KWH Meter Pembanding Trafo 5 berfungsi untuk
2 5 mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
6. KWH Meter Pembanding Trafo 6 berfungsi untuk
mengukur besaran kWH yang dterima dan dikirim.
Catatan : KWH Meter Utama Aset APB Jatim dan
3 6 KWH Meter Pembanding Aset Distribusi

3.2. Peralatan Instalasi di Switch Gear


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 128 dari 174

3.2.1 Panel Incoming 20 KV Trafo 4


Penjelasan Peralatan :
1. Rele OCR/GFR micom P122
2. Under Voltage Ry MVTU 11C1CD0751F
3. Ground Over Voltage Ry MVTU
13D11A0751F
4. Kwh meter SCHUMBERGER
5. Ampere Meter phasa R
6. Ampere Meter phasa S
7. Ampere Meter phasa T
8. KV meter
9. MW Meter
10. MVAR Meter
11. Switch CB on/off
12. Switch Lokal/remote
13. Indikasi CB on/off
14. Indikasi AC/DC Failure
15. Indikasi CB test position,Heater on
16. Switch voltmeter
17. Announciator
18. Fault reset
19. Lamp test
20. Handle PMS
21. Tombol CB ON
22. tombol CB OFF
23. Stang pintu cell
24. Stang interlock

3.2.2 Panel Incoming 20 KV Trafo 5


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 129 dari 174

Penjelasan Peralatan :
1. Ampere meter
2. Test Plug
1 3. Indikasi CB on/off
2 4. Indikasi DC Fault
3 4
5. Switch Ampere meter
6. Switch CB on/off
5 6 7
7. Control Position (lokal/switch gear)
8. Conter CB
9. Switching Indikator
10. Switch lokal CB off
8 11. Switch lokal CB on
9 12. Hole of manual Operating Handle

10 13. Insert Draw –out PMS


11 14. Switch Unlock
12

13

14

3.2.3 Panel Incoming 20 KV Trafo 6


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 130 dari 174

Penjelasan Peralatan :

1. Ampere Meter phasa R


2. Switch Pengukuran Ampere Meter
3. Kilo Voltage Meter
4. Switch Pengukuran Kv meter

6 1 3 1. CB on/off

2 4 2. Lampu on/off
3. Kaca kontrol
4. Stang emergency
5. Tombol off
6. Stang pintu cell

11 7. Stang interlock
8

1
2

3.3 Peralatan Instalasi di Switch Yard


3.3.1 PMT
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 131 dari 174

a. Overview PMT
Bagian – bagian yang penting :
1. Chamber bagian atas
2. Chamber bagian bawah
3. Support
4. Penggerak mekanis
5. Box control tekanan SF6

Gambar Bagian PMT 150 kV

b. Batasan Operasi
1. PMT 150 kV bay Sutami 1, IBT 2, Trafo 6
dan SC 2:
ABB – LTB170 D1/B
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 3150 A
 Tekanan gas SF-6 0.60 Mpa
Gambar PMT 150 kV “ABB”
2. PMT 150 kV bay Lawang 1 dan IBT 3:
ABB – LTB 170 D1
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 3150 A
 Tekanan gas SF6 0.62 Mpa
3. PMT 150 kV bay Sutami 2 :
ALSTHOM – FX - 12
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 2000 A
 Tekanan gas SF-6 7.65 bar
4. PMT 150 kV bay IBT 1 :
Gambar PMT 150 kV “ALSTHOM”
ALSTOM – GL313 F1/4031P
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 3150 A
 Tekanan gas SF6 0.64 MPa
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 132 dari 174

5. PMT 150 kV bay Lawang 2 :


ASEA – HPL 170/2502
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 2500 A
 Tekanan gas SF6
6. PMT 150 kV bay Trafo 4
Gambar PMT 150 kV “ASEA”
ASEA – HPL 170 / 2501
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 2500 A
 Tekanan gas SF6 0.45 MPa
7. PMT 150 kV bay Sengkaling 1 dan 2 :
SIEMENS – 3AQ1EE
 Breaking capacity 31.5 KA
 Arus nominal 3150 A
 Tekanan gas SF6 6 bar
8. PMT 150 kV bay Pakis 1 dan 2:
Gambar PMT 150 kV “SIEMENS”
SIEMENS – 3AQ1
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 2000 A
 Tekanan gas SF6 6 bar
9. PMT 150 kV bay Kopel :
SIEMENS – 3AQ1EG
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 2000 A
 Tekanan gas SF6 6 bar
10. PMT 150 kV bay SC 2 :
SIEMENS – 3AP1-FG
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 1250 A
 Tekanan gas SF6 6 Bar
11. PMT 150 kV bay SC 1 :
AREVA – GL 313 F3
 Breaking capacity 40 KA
 Arus nominal 3150 A
 Tekanan gas SF6 0.64 Mpa
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 133 dari 174

Gambar PMT 150 kV “AREVA”


12. PMT 70 kV bay Polehan 1 dan 2:
NISSIN – S0-11
 Breaking capacity 12 KA
 Arus nominal 800 A
13. PMT 70 kV bay Turen dan IBT 2 :
NISSIN – S0-21
Gambar PMT 70 kV “NISSIN”  Breaking capacity 20 KA
Arus nominal 800 A
14. PMT 70 kV bay Sengguruh :
NISSIN – FA-1S
 Breaking capacity 20 KA
 Arus nominal 800 A
 Tekanan gas SF6 6 bar

Gambar PMT 70 kV “NISSIN-FA1S”


15. PMT 70 kV bay IBT 1 :
SPRECHER ENERGI – HGF 112 / 1
 Breaking capacity 31.5 KA
 Arus nominal 2000 A
 Tekanan gas SF6 6.5 bar

Gambar PMT 70 kV “SPRECHER E”

16. PMT 70 kV bay IBT 3 :


ABB – EDF SK1 - 1
 Breaking capacity 31.5 KA
 Arus nominal 2500 A
 Tekanan gas SF6

Gambar PMT 70 kV “ABB”


PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 134 dari 174

17. PMT 70 kV bay Kopel :


AEG – S1 - 72.5 F12520
 Breaking capacity 25 KA
 Arus nominal 2000 A
 Tekanan gas SF6 0.62 MPa

Gambar PMT 70 kV “AEG”


18. PMT 20 kV bay Trafo 4:
MERLIN GARLIN – FG 3
 Breaking capacity 25 KA
 Arus nominal 2500 A
19. PMT 20 kV bay Trafo 5:
GOLDSTAR – CVB-M/2000-1000/25MF1-
1N
 Breaking capacity 25 KA
 Arus nominal 2000 A
20. PMT 20 kV bay Trafo 6:
ABB – VD4/P 24,20,25
 Breaking capacity 25 KA
 Arus nominal 2000 A

c. Pengoperasian PMT
Operasi keluar / masuk PMT dapat dilakukan
dengan 3 cara :
 Secara remote scada oleh DISPATCHER Area
Pengatur Beban (APB ) – JATIM.

 Operasi Keluar/masuk PMT secara remote


dari panel kontrol dengan memutar sakelar
CONTROL SWITCH di Control panel

 Operasi Keluar/Masuk PMT secara manual di


box PMT dengan ketentuan sbb : Pilih posisi
sakelar remote/lokal (1) pada posisi lokal ( 0 )
Tekan tombol Closing warna Hiitam (3) untuk
pemasukkan PMT dan tombol Opening warna
merah (4) untuk pembukaan PMT.
d. Pengamatan PMT Dalam kondisi maintanance posisi switch
Remote/Lokal diposisikan Lokal,.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 135 dari 174

Pemeriksaan visual PMT secara rutin meliputi;


kondisi bushing, tekanan SF-6, kontak-kontak
terminasi.

3.3.2 PMS
 Data Teknik PMS
 PMS 150 kV Bay Sutami 1, Sutami 2, IBT 2 :
Merk : TAKAOKA
Type : THR 4 A
I nominal : 800 A
I thermal : 14 KA
Gambar PMS 150 kV “TAKAOKA”
 PMS 150 kV Bay Lawang 1, Pakis 1, Pakis 2,
Kopel, SC 1, Trafo 5 :
Merk : GEC ALSTHOM
Type : S2DA - 1250
I nominal : 1250 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “GEC ALSTHOM”
 PMS 150 kV Bay Lawang 2, Trafo 4 dan
Trafo 6:
Merk : ASEA
Type : NSA 170 / 1250
I nominal : 1250 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “ASEA”

 PMS 150 kV Bay Sengkaling 1, Sengkaling


2, IBT 3 :
Merk : MESA GATICA
Type : SGC - 170 / 1600
I nominal : 1250 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “MESA GATICA”
 PMS 150 kV Bay IBT 1 :
Merk : MERLIN GERLIN
Type : DR/W
I nominal : 1250 A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 136 dari 174

I thermal : 40 KA
 PMS 150 kV Bay SC2 :
Merk : ABB
Type : SGF 170 n 100
I nominal : 1600 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 150 kV “MERLIN GERLIN”

Gambar PMS 150 kV “ABB”

 PMS 70 kV Bay Polehan 1, Polehan 2,


Sengguruh, Turen, IBT 2:
Merk : TAKAOKA
Type : THR 5
I nominal : 800 A
I thermal : 20 KA
Gambar PMS 70 kV “TAKAOKA”

 PMS 70 kV Bay IBT 1 :


Merk : MERLIN GERLIN
Type : DR/W
I nominal : 1250 A
I thermal : 40 KA
Gambar PMS 70 kV “MERLIN GERLIN”

 PMS 70 kV Bay IBT 3, Kopel:


Merk : MESA GATICA
Type : 800 - 72 / 2000
I nominal : 1250 A
I thermal : 30 KA

Gambar PMS 70 kV “MESA GATICA”


 Cara pengoperasian secara lokal :
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 137 dari 174

1. Menutup PMS :
Catatan : PMT kondisi lepas (keluar).
a. Switch “Remote / Local” dirubah dari posisi
“Remote” ke “Local”.
b. Tombol “Close” ditekan, maka motor berputar
dan PMS manjadi menutup ( // ).
c. Switch “Remote / Local” dikembalikan ke
posisi “Remote”.
2. Membuka PMS :
Catatan : PMT kondisi lepas (keluar).
a. Switch remote / lokal dirubah dari posisi
“Remote” ke “Local”.
b. Tombol “Open” ditekan, maka motor berputar
dan PMS menjadi membuka ( // ).
Switch “Remote / Local” dikembalikan ke
posisi “Remote”.

3.3.3. TRANSFORMER
 Foto Trafo 1
Data teknik :
1. Merk : PAUWELS
2. Kapasitas : 100 MVA

 Foto Trafo 2
Data teknik :
1. Merk : MEIDEN
2. Kapasitas : 35 MVA

 Foto Trafo 3
Data teknik :
1. Merk : UNINDO
2. Kapasitas : 100 MVA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 138 dari 174

 Foto Trafo 4
Data teknik :
1. Merk : UNINDO
2. Kapasitas : 60 MVA

 Foto Trafo 5
Data teknik :
1. Merk : TELK
2. Kapasitas : 30 MVA

 Foto Trafo 6
Data teknik :
1. Merk : SHANGDONG TAIKAI
2. Kapasitas : 60 MVA

3.3.4. CURRENT TRANSFORMER (CT)


 Data Teknik
 CT 150 kV Bay Sutami 1, Sutami 2 dan IBT
3:
Merk : ABB
Type : IMBD 170 A3
Ratio : 400 - 800 / 5 A
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA
Gambar CT 150 kV “ABB”  CT 150 kV Bay Sengkaling 1 dan 2:
Merk : ABB
Type : IMBD 170 A4
Ratio : 500 – 1000 - 2000 / 5 A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 139 dari 174

I thermal : 55/1 KA/s


I dyn : 138 KA
 CT 150 kV Bay Pakis 1 dan 2:
Merk : ABB
Type : IMBE 170 A4
Ratio : 1000 - 2000 / 5 A
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA
 CT 150 kV Bay Trafo 5:
Merk : ABB
Type : IMBD 170 A4
Ratio : 200 – 400 - 1000 - 2000 / 5 A
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA
 CT 150 kV Bay Trafo 6:
Merk : ABB AB
Type : IMB 170
Ratio : 200 – 400 – 2000 – 4000 / 1
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA
 CT 150 kV Bay Kopel:
Merk : ABB
Type : IMBE 170.A3
Ratio : 1000 – 2000 / 5
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA
 CT 150 kV Bay SC 2:
Merk : ABB
Type : IMBD170L2T4
Ratio : 500 – 1000 / 5
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 140 dari 174

 CT 150 kV Bay Trafo 4, Lawang 1 dan 2:


Merk : ASEA
Type : IMBD 170 A3
Ratio : 200 – 400 - 800 / 5 A
I thermal : 25/1 KA/s
I dyn : 62.5 KA

Gambar CT 150 kV “ASEA”


 CT 150 kV IBT 1:
Merk : ENERGOINVEST
Type : TPE 13
Ratio : 200 – 400 – 800 / 1
I thermal : 40/1 kA/s
I dyn : 100 kA

Gambar CT 150 kV “ENERGOINVEST”


 CT 150 kV Bay SC 1:
Merk : ARTECHE
Type : CA – 170
Ratio : 200 – 400 / 1
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA

Gambar CT 150 kV “ARTECHE”


 CT 70 kV Bay Sengguruh :
Merk : NISSIN
Type : FGCH-140
Ratio : 100 – 200 - 1000 – 2000 / 5
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA

Gambar CT 70 kV “NISSIN-FGCH140”
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 141 dari 174

 CT 70 kV Bay Polehan 1, Polehan 2 dan


IBT 2:
Merk : NISSIN
Type : BCT-725 A
Ratio : 200 – 400 / 5
 CT 70 kV Bay Turen:
Merk : NISSIN
Type : BCT-725 AS
Gambar CT 70 kV “NISSIN-BCT” Ratio : 200 – 400 - 800 / 5
 CT 70 kV Bay IBT 1 :
Merk : ARTECHE
Type : CA72
Ratio : 400 – 800 / 1
I thermal : 50/1 KA/s
I dyn : 125 KA

(a)
 CT 70 kV Bay IBT 3 :
Merk : TRENCH
Type : IOSK 72.5
Ratio : 1000 – 2000 / 1
I thermal : 31.5/1 KA/s
I dyn : 80 KA

(b)
Gambar CT 70 kV “ARTECHE “(a) dan
“TRENCH” (B)
 CT 70 kV Bay Kopel :
Merk : ABB
Type : IMBE 72 A2
Ratio : 1000 – 2000 / 5
I thermal : 35/1 KA/s
I dyn : 88 KA

Gambar CT 70 kV “ABB”
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 142 dari 174

 CT 20 kV Bay Trafo 4 :
Merk : MERLIN GARLIN
Type : RCF 3/E
 CT 20 kV Bay Trafo 5 :
Merk : YOUNGHWA
Type : YHBC-203DS
Ratio : 500 - 1000 – 2000 / 5
I thermal : 25/1 KA/s
 CT 20 kV Bay Trafo 6 :
Merk : DALIAN
Type : LZZB9-24/178/407h
Ratio : 1000 – 2000 / 5
I thermal : 25/1 KA/s
I dyn : 63 KA

3.3.5. POTENTIAL TRANSFORMER (PT/CVT)

 Data Teknik
 PT 150 kV Bay Kopel
Merk : NISSIN
Type : PDB-14E-5AA
Secondary Voltage : 110/√3
Gambar PT 150 kV “NISSIN” Ratio : 154 kV / 110 V
 CVT 150 kV Bay Sutami 1 dan 2
Merk : NISSIN
Type : PDL-14E-1A
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 154 kV / 110 V
 CVT 150 kV Bay Lawang 1 dan 2
Merk : NISSIN
Gambar CVT 150 kV “NISSIN” Type : NL170-750PS
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 150 kV / 110 V
 CVT 150 kV Bay Pakis 1 dan 2
Merk : TRENCH
Type : TEVP 161A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 143 dari 174

Secondary Voltage : 110/√3


Ratio : 154 kV / 110 V
 CVT 150 kV Bay Sengkaling 1 dan 2
Merk : PASSONI VILA
Type : C2VT 170/5
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 154 kV / 110 V
Gambar CVT 150 kV “TRENCH”

 PT 70 kV Bay Kopel
Gambar CVT 150 kV “PASSONI VILA”
Merk : NISSIN
Type : FTIE-60E
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 66 kV / 110 V

 CVT 70 kV Bay Turen


Merk : NISSIN
Type : NL72 – 35OPS
Secondary Voltage : 110/√3
Ratio : 70 kV / 110 V
Gambar PT 70 kV “NISSIN”

 CVT 70 kV Bay Sengguruh


Merk : HAEFELY
Type : CVE-72.5
Secondary Voltage : 110/√3
Gambar CVT 70 kV “NISSIN” Ratio : 60 kV / 110 V
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 144 dari 174

Gambar CVT 70 kV “HAEFELY”


3.3.6. LIGHTNING ARRESTER (LA)

 Data Teknik
 LA 150 kV Bay Sutami 2 dan SC 2:
Merk : ABB
Type : EXLIM R162-AH170
Standard : IEC
Classification : 10 kA
Gambar LA 150 kV “ABB” Rated voltage : 162 kV

 LA 150 kV Bay Lawang 1 dan Trafo 6 :


Merk : ABB AB
Type : PEXLIM P150-XV170
Standard : IEC
Classification : 20 kA
Rated voltage : 150 kV
Gambar LA 150 kV “ABB AB”  LA 150 kV Bay Sutami 1 dan Lawang 2:
Merk : MEIDENSHA (a)
Type : ZSE C1
Standard : IEC Pub 99-1 (1970)
Classification : 20 kA
Rated voltage : 150 kV
(a) (b)  LA 150 kV Bay IBT 2:
Gambar LA 150 kV “MEIDENSHA” Merk : MEIDENSHA (b)
Type : VSM-154M
Standard : IEC
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 145 dari 174

Classification : 10 kA
Rated voltage : 154 kV
 LA 150 kV Bay IBT 3:
Merk : MEIDEN
Type : ZSE-EIZ
Standard : IEC
Gambar LA 150 kV “MEIDEN” Classification : 20 kA
Rated voltage : 162 kV
 LA 150 kV Bay Pakis 1 :
Merk : SIEMENS (a)
Type : 3EL2 144-6PP42-4XA2
Standard : IEC
Classification : 20 kA

(a) (b) Rated voltage : 144 kV

Gambar LA 150 kV “SIEMENS”  LA 150 kV Bay Sengkaling 1 dan 2


Merk : SIEMENS (b)
Type : 3EL2 150-6PJ42-4DA1
Standard : IEC
Classification : 20 kA
Rated voltage : 150 kV
(c)  LA 150 kV Bay Trafo 5:
Gambar LA 150 kV “SIEMENS” Merk : SIEMENS (c)
Type : 3EL2 150-6PQ42-4DA1
Standard : IEC
Classification : 20 kA
Rated voltage : 150 kV
 LA 150 kV Bay Pakis 2:
Merk : EMP BOWTHORPE (a)
(a) (b) Type : MBA4-150
Gambar LA 150 kV “EMP BOWTHORPE” Standard : IEC 99-4
Classification : 20 kA
Rated voltage : 150 kV
 LA 150 kV Bay SC 1:
Merk : EMP BOWTHORPE (b)
Type : 3P4 SR 162
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 146 dari 174

Standard : IEC 99-4 1998


Classification : 20 kA
Rated voltage : 150 kV
 LA 150 kV Bay IBT 1 dan Trafo 4 :
Merk : TOSHIBA
Type : RVLQC-162VY
Gambar LA 150 kV “TOSHIBA” Standard : IEC 60099-4 1991
Classification : 10 kA
Rated voltage : 162 kV
 LA 70 kV Bay Polehan 1, Turen, IBT 1
dan IBT 2:
Merk : SIEMENS
Type : 3EL1 060-1PK21-4XA1
Standard : IEC
Classification : 10 kA
Gambar LA 70 kV “SIEMENS”
Rated voltage : 60 kV
 LA 70 kV Bay IBT 3:
Merk : MEIDEN
Type : ZSF-C2
Standard : IEC
Classification : 10 kA
Rated voltage : 70 kV
 LA 70 kV Bay Sengguruh:
Merk : MEIDENSHA
Type : ZSE-10
Gambar LA 70 kV “MEINDENSHA”
Standard : IEC
Classification : 10 kA
Rated voltage : 70 kV
 LA 70 kV Bay Polehan 2:
Merk : MITSUBISHI
Type : SV-CA
Standard : JEC 203:1978
Classification : 10 kA
Gambar LA 70 kV “MITSUBISHI”
Rated voltage : 84 kV
3.3.7 NETRAL CURRENT TRANSFORMER (NCT)
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 147 dari 174

 Data Teknik
a. NCT 150 kV IBT 1:
Merk : TRENCH
Type : IOSK 123
Ratio : 200 - 400 - 800 – 1600 / 1 A

(a) I thermal : 40/1 KA/s


I dyn : 100 KA
b. NCT 150 kV IBT 3:
Merk : ABB
Type : IMBD72A3
Ratio : 400 - 800 / 5 A
I thermal : 31.5/1 KA/s
(b)
I dyn : 79 KA
c. NCT 150 kV Trafo 4:
Merk : ASEA
Type : IHBYC 24 A1
Ratio : 25 - 50 / 5 A
I thermal : 6 – 12 /1 KA/s
(c)
I dyn : 24 - 48 KA
d. NCT 150 kV Trafo 5:
Merk : ASEA
Type : IHBYC 24 A1
Ratio : 50 / 5 A
I thermal : 20 /1 KA/s

(d) I dyn : 40 KA
e. NCT 150 kV Trafo 6:
Merk : SADTEM
Type : B07
Ratio : 200 - 400 / 1 A
I thermal : KA/s
(e) I dyn : KA
f. NCT 150 kV SC 1:
Merk : ARTECHE
Type : CA-170
Ratio : 1 / 1 A
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 148 dari 174

I thermal : 0.8/1 KA/s


I dyn : 2 KA
g. NCT 150 kV SC 2:
Merk : ABB
Type : IMBD170L2T4
Ratio : 500 - 1000 / 5 A
(f)
I thermal : 40/1 KA/s
I dyn : 100 KA

(g)
3.3.8 COUPLING CAPASITOR

 Data Teknik
CC 70 kV Bay Polehan 1 dan 2
Merk : NISSIN
Type : CHU-PM
Rated Voltage : 110/√3
Rated Cap. : 0.002 µ
Standard : JEC - 173

Gambar Coupling Capasitor 70 kV

3.3.9 NETRAL GROUNDING RESISTOR (NGR)

 NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada
transformator sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah
untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral ke tanah.
 Batasan Operasi :
a. Terpasang pada IBT 1 , IBT 2 dan IBT 3
Merk : SAM HWA
Tegangan : 66/√3 kV
Tahanan : 200 
Arus maksimum : 190 A
Gambar NGR IBT 1,2,3
Time Rating : 30 dt
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 149 dari 174

b. Terpasang pada Trafo 4


Merk : SAM HWA
Tegangan : 20/√3 kV
Tahanan : 500 
Arus maksimum : 25 A
Time Rating : 30 dt
Gambar NGR Trafo 4
c. Terpasang pada Trafo 5
Merk :
Tegangan : 20/√3 kV
Tahanan : 200 
Arus maksimum : 28 A
Time Rating : 30 dt
Gambar NGR Trafo 5
d. Terpasang pada Trafo 6
Merk : METAL DEPLOYE
Tegangan : 12.5 kV
Tahanan : 500 
Arus maksimum : 25 A
Time Rating : 30 dt
Gambar NGR Trafo 6

3.3.10 SHUNT CAPASITOR


Kapasitor adalah suatu alat yang berfungsi untuk memperbaiki factor daya (cos phi)
perbaikan mutu tegangan di sisi beban dan mengurangi rugi transmisi.
Pada Shunt Capasitor (SC) terdapat komponen sebagai berikut :
1. Kapasitor - 16 buah per phasa
2. Reaktor
3. Netral Current Transformer
Data Teknik SC 1
Merk : COOPER
Type : EX-7L
Tegangan : 108.25 kV
Kapasitas : 521 kVAR

Gambar SC 1

Data Teknik SC 2
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 150 dari 174

Merk : ABB
Type : CHD 720B
Tegangan : 108.3 kV
Kapasitas : 521 kVAR

Gambar SC 2
3.3.11 WAVETRAP DAN LINE MATCHING UNIT
Wavetrap adalah peralatan yang dipasang pada
saluran transmisi yang berfungsi untuk
memblockir/meredam frekuensi tinggi yang
ditimbulkan oleh peralatan komunikasi (PLC) agar
tidak masuk ke peralatan Gardu Induk dan
melewatkan frekuensi 50Hz.
Keterangan gambar :
1. Wavetrap
2. Support isolator : sebagai penyangga
dan media tahanan antara konduktor dan ground
LMU adalah peralatan yang berfungsi untuk
menyesuaikan impedansi kapasitor coupling yang
berimpedansi 300-600 ohm dengan peralatan PLC
yang berimpedansi 75 ohm.

3.4 Catu Daya

3.4.1. Trafo Pemakaian Sendiri (PS)

 Fungsi dari Trafo PS adalah sebagai


sumber tegangan rendah (AC) di Gardu
Induk
 Data teknik
 Trafo PS 1
MERK : WEP
Kapasitas : 200 kVA
Gambar Trafo PS 1 dan PS 2
 Trafo PS 2
MERK : OSAKA
Kapasitas : 300 kVA
3.4.2. Panel Pembagi Arus (AC dan DC)
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 151 dari 174

Fungsi pembagi arus tegangan AC adalah


untuk mendistribusikan kebutuhan tegangan
tegangan AC di Gardu Induk
Fungsi pembagi arus tegangan DC adalah
untuk mendistribusikan kebutuhan tegangan
tegangan DC di Gardu Induk

3.4.3. Rectifier
Fungsi dari rectifier adalah sebagai charger
battery 110 Volt dan 48 Volt.

3.4.4. Battery 48 V  Fungsi dari Battery 48 V adalah power


FOTO DI HP supply peralatan komunikasi SCADA.
 Data teknik :
Merk : TECHFILL
Type : KPL 200
Kapasitas : 200 AH
Jumlah sel : 40 sel
3.4.5. Battery 24 V  Fungsi dari Battery 24 V adalah power
FOTO HP supply peralatan komunikasi PLC.
 Data teknik :
Merk : HBL
Type : KPL 200
Kapasitas : 212 AH
Jumlah sel : 40 sel
3.4.6. Battery 110 V Proteksi (Unit 1)  Fungsi dari Battery 110 V adalah power
supply peralatan kontrol, proteksi dan
indikasi.
 Data teknik
Merk : SAFT NIFE
Type : SBM208-2
Kapasitas : 275 AH
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 152 dari 174

Jumlah sel : 82 sel


3.4.6. Battery 110 V Proteksi (Unit 2)  Fungsi dari Battery 110 V adalah power
supply peralatan kontrol, proteksi dan
indikasi.
 Data teknik :
Merk : SAFT NITE
Type : SCM 211
Kapasitas : 275 AH
Jumlah sel : 82 sel

3.5 Peralatan SCADATEL


3.5.1. Power Line Carrier (PLC)
PLC merupakan media komunikasi yang menggunakan jaringan transmisi listrik
tegangan tinggi sebagai sarana perambatannya.
Fungsi PLC adalah:
1. sebagai sarana komunikasi
2. untuk teleproteksi
3. media pengiriman signal data SCADA.
Peralatan PLC terdiri dari :
1. Wavetrap
2. Coupling capasitor (CC)
3. LMU
4. Panel PLC
A. PCP 111
PLC ini memiliki satu kanal
Kondisi normal terjadi bila lampu LED hijau
menyala dan seluruh lampu LED merah padam.

B. PCP 211 PLC ini memiliki dua kanal seperti yang


ditunjukkan oleh lingkaran 1.
2 Kondisi normal terjadi bila lampu LED hijau
menyala dan seluruh lampu LED merah padam.
Indikasi lampu ini ditunjukkan oleh lingkaran 2.

1
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 153 dari 174

C. PCP 524
Kondisi normal: Seluruh lampu hijau menyala
Kondisi tidak normal: Lampu merah menyala

D. PCP 534
Kondisi normal: Seluruh lampu hijau menyala
Kondisi tidak normal: Lampu merah menyala

E. ABB ETL 41
ETL 41 ini merupakan PLC analog yang sanggup
menghandle satu kanal saja.
PLC ini bekerja normal bila tidak ditemui lampu
LED menyala merah.

F. ABB ETL 640


ETL 640 selain mampu melakukan layanan voice
juga mampu menghandle 4 buah command yang
tipe proteksinya dapat diprogram.
Bila dalam kondisi normal, maka hanya lampu
LED hijau
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 154 dari 174

Pada gambar berikut, ditunjukkan letak indikasi


alarm PLC

Indikasi ALARM PLC


G. ALSTHOM 1790
PLC Merk ASLTHOM ini terdiri dari dua buah
kanal yang alokasi lebar tiap kanalnya dapat
dikostumisasi/diatur tak lebih dari 4KHz.
PLC ini dalam keadaan normal jika tidak ditemui
LED berwarna merah menyala.

3.5.2. MULTIPLEXER
Multiplexer merupakan hardware yang berfungsi untuk menggabungkan sinyal data
dan melayani proses tukar menukar berbagai macam fungsi proteksi, data dan
telekomunikasi. Pada dasarnya MUX bekerja dengan menggunakan jaringan fibre optik
(FO). Berikut ini adalah MUX yang difungsikan
A. NOKIA Mux ini bekerja normal bila lampu yang
berada dalam kotak kuning dalam keadaan
mati. Bila ditemukan lampu LED menyala
maka menandakan MUX dalam keadaan
tidak normal.
Lampu LED kuning: alarm minor
Lampu LED merah: alarm mayor
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 155 dari 174

Bila indikasi alarm (mayor ataupun minor)


menyala, harap segera melaporkan ke HAR
SCADATEL APP terkait.

B. PDH AREVA Multiplexer (MUX) ini menggunakan serat


optik untuk media komunikasinya. MUX ini
memiliki banyak lampu LED indikasi. Satu
lampu LED mewakili satu service sehingga
bila lampu LED merah menyala,
menandakan bahwa service tersebut dalam
kondisi bebas / tidak digunakan atau
terganggu.
3.5.3. PABX

PABX merupakan sarana untuk melayani komunikasi suara/voice. Hardware ini


memiliki nomer extension dan nomer Trunk. Nomer extension digunakan untuk
memberikan tambahan opsi nomer pilihan pada nomer Host (tuan rumah). Sedangkan
nomer Trunk berfungsi untuk membuat pemetaan rute yang mengarah kepada station atau
nomer tujuan di luar nomer host.

A. KEX 32 dan KEX Pada KEX 32 dan KEX 41 ini yang perlu
diperhatikan adalah bila terdapat banyak lampu
berwarna orange yang menyala (kotak 1) dan tidak
dapat padam meskipun jaringan tidak digunakan,
maka lakukan reset hardware dengan menekan
tombol reset selama sesaat. Keterangan:
1. Indikasi PAX trunk sedang bekerja
2. Tombol Reset PAX
3. Indikasi PAX extension bekerja
4. Indikasi Power PAX
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 156 dari 174

Pada PAX SOPHO ini yang perlu diperhatikan


adalah saat lampu indikasi menyala merah seperti
B. SOPHO – Philps yang ditunjukkan pada lingkaran kuning.

Bila lampu LED merah menyala pada lingkaran


kuning, maka CPU SOPHO mengalami gangguan.

C. SIEMENS
PAX Siemens sanggup memiliki nomer extensi
lebih banyak daripada PAX tipe KEX.

Alarm yang ditemui bila terjadi gangguan adalah


bila terjadi gangguan pada CPUnya, indikasi yang
menyala adalah LED berwarna merah

3.5.4. TELEPROTEKSI

Teleproteksi adalah alat bantu untuk memberikan percepatan (transfer time) secara
selektif pada peralatan proteksi Relai Jarak. Sarana ini dapat menumpang pada PLC
ataupun pada Fiber Optik .
a. TGC 801

Hardware teleproteksi ini biasanya dipergunakan


untuk OLS, yang perlu diperhatikan adalah bila
terjadi lampu LED merah alarm pada hardware ini
menyala (lingkaran)

b. NSD 640 Hardware teleproteksi ini dapat menghandel


sampai dengan 4 command dengan tipe
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 157 dari 174

command yang dapat dipilih yaitu: blocking,


permissive (POTT, PUTT) dan direct (OLS). Perlu
diperhatikan bila lampu indikasi alarm menyala
(lingkaran kuning). Alarm yang terjadi dapat
berupa Alarm Remote, Alarm Local, Alarm
Receive dan Alarm Transmit seperti yang jelas
terlihat pada gambar insert.
Gambar Insert

c. DIP 5000
DIP 5000 merupakan modul TP yang biasanya
melekat pada jaringan optik.
Perlu diperhatikan indikasi alarm yang berada
dalam kotak kuning.

3.5.5. Remote Terminal Unit (RTU)

A. RTU Cegeleg EPC 5300 RTU merupakan hardware yang digunakan


untuk komunikasi SCADA antara GI ke
server yang berada di tiap-tiap Region
2 1 masing-masing.
Gambar di samping ini adalah indikasi
umum RTU bekerja normal, yaitu LED hijau
menyala.
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 158 dari 174

Bila LED merah menyala maka RC Polarity


terjadi yang menandakan bahwa terjadi
1 2 gangguan pada peralatan RTU

Pada gambar di samping ini dijabarkan


3
peralatan RTU termasuk modem (1 dan 2)
dan modul-modulnya yang terkait. Bila
terjadi gangguan RTU dan dibutuhkan reset
RTU maka tindakan pe-reset-an dapat
dilakukan pada selector yang dijelaskan
oleh gambar insert lingkaran 3.
Gambar insert

Gambar insert di samping ini menjelaskan


dengan detail selector untuk mereset RTU.
Selector yang dimaksud diperjelas oleh
selector gambar panah

B. MD 50 MD 50 merupakan modem yang berperan


dalam menjamin terlaksananya komunikasi
antara substation (GI terkait) dengan Server
yang berada di Master Region.
reset
Yang perlu diperhatikan adalah bila terjadi
Alarm menyala di MD 50 tersebut. Lihat
gambar di samping untuk keterangan lebih
lanjut.
Untuk melakukan reset, tekan tombol kecil
yang ditunjukkan pada gambar panah.
C. MOXA MOXA merupakan modem komunikasi yang
juga digunakan selain MD 50 yang sudah
sangat familiar
1
2 Yang perlu diperhatikan pada modem
MOXA ini adalah lampu indikasi yang
menyala merah, maka komunikasi sedang
terganggu.
Keterangan:
PT PLN (PERSERO)
TRANSMISI JAWA BAGIAN TIMUR DAN BALI

No. Dokumen C10.TJBTB PO.MLG 001


PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN Edisi / Revisi 00/00
GARDU INDUK 150 kV DAN 70 kV KEBONAGUNG Berlaku Efektif 1 APRIL 2017
Halaman 159 dari 174

1: indikasi bekerja normal ataupun alarm


2: Circuit Breaker (CB)
Fungsi Circuit Breaker (CB) seperti yang
ditunjukkan oleh lingkaran kuning adalah
untuk melakukan reset modem secara
paksa, bila reset software tidak dapat
dilakukan.

BAB IV
HAL KHUSUS DAN KETIDAKNORMALAN

a. Hal Khusus Hal – hal khusus khususnya di Gardu Induk


Kebonagung tidak ada
b. Hal Tidak Normal Hal – hal yang tidak normal khususnya di Gardu
Induk Kebonagung tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai