Anda di halaman 1dari 7

PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.

PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

PELAKSANAAN ENERGIZE

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGESAHAN DOKUMEN
Dibuat Diperiksa Disetujui

Leonard H P Marjuki Saptono T


Ahli K3 Site Manager Project Manager

No Dokumen 002.SOP/SMK-GI RENGAT/2022


Revisi 0

STATUS DOKUMEN
Dikendalikan Ya Tidak

1
PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

2
PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

1. PENDAHULUAN
PT. SEJAHTERA MULIA KENCANA mendukung program-program pemerintah dalam
bentuk perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. Standar K3L ini merupakan persyaratan untuk
pelaksanaan PENYELESAIAN GI 150 kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER BAY (1 x
60 MVA), 1 COUPLER BAY, yang aman dan nyaman. Oleh karena itu harus di terapkan.
Kebehasilan penerapan Standar Operating Prosedure (SOP) ini terletak pada kemauan
dan komitmen yang tinggi dari manajemen proyek dan seluruh team yang terlibat dalam
penyelesaian proyek.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dibahas pada SOP ini berlaku untuk pekerjaan persiapan, dan
penyaluran energi listrik (Energize).=[/

3. DEFINISI PROYEK
Nama Kegiatan : Pembangunan GI 150 kV Rengat Ext.1 Transformer Bay
(1x 60 MVA), 1 Coupler Bay
Pemberi Tugas : PT. PLN
Kontraktor Pelaksana : PT. Sejahtera Mulia Kencana

4. STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN


a. Engineer
b. Pelaksana
c. HSE
d. Surveyor
e. Supervisor Vendor / Mandor
f. Pekerja

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


a. Engineer
 Menyiapkan metode kerja yang digunakan sebagai acuan dilapangan berupa alat dan
material.
 Memeriksa tahapan pekerjaan di lapangan.
 Mempersiapkan gambar kerja.
 Mempersiapkan dokumen approval material.
 Bekerjasama dengan supervisor guna melakukan monitoring dan pengadaan material.
 Melakukan koordinasi teknis dengan pihak subkontraktor terkait.
b. Pelaksana
 Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan Metode pelaksanaan dan
urutan pekerjaan yang telah ditentukan.
 Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi yang aman sesuai
standard prosedur keselamatan kerja.

3
PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

 Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Enginering Manager maupun


Project Manager sehubungan dengan pekerjaan tersebut..
 Memonitor pelaksanaan sistem keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Membuat rencana kerja harian.
 Mengatur pembagian kerja antar supervisor.
 Melakukan koordinasi dengan pihak supplier / subkontraktor.
c. HSE
 HSE bersama team Engineer akan membantu dan memastikan pekerjaan
mengikuti ketentuan dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
 Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan
 Mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan
 Melaksanakan penilaian risiko (risk assessment)
 Mengidentifikasi tindakan pengendalian
 Membuat Job Safety Analysis (JSA) yang terkait dengan pekerjaan.
 Memberikan Safety Induction kepada semua pekerja.
 Mengontrol dan mengadakan Pre Start Briefing / Tool Box Meeting secara rutin
yang dipimpin oleh supervisor.
 Menciptakan dan memonitor lingkungan kerja yang sehat dan aman.
 Memastikan semua peralatan layak dan aman digunakan.
 Memastikan semua pekerja mematuhi persyaratan K3.
 Memastikan material ditempatkan, dipakai dan dibuang pada tempat yang tepat.
 Memastikan semua pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
d. Surveyor
 Memastikan pekerjaan dilakukan dalam batas – batas yang ditentukan.
 Melakukan monitoring sebelum dan selama pelaksanaan.
e. Supervisor Vendor / Mandor
Supervisor akan menjelaskan kepada timnya jenis pekerjaan dan urutan pekerjaan
terutama dari aspek keselamatan dan keamanan kerja. Supervisor harus memastikan
bahwa rencana pemasangan meliputi:
 Mengembangkan metode yang akan digunakan bersama Engineer.
 Mengkomunikasikan rencana kepada semua orang yang terlibat
 Meninjau rencana sebelum memulai pelaksanaan dan menginformasikan data
lapangan atau perubahan yang terjadi.

4
PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

 Mengarahkan pekerja agar mengetahui pekerjaan serta risikonya.


 Melaporkan bila ada penyimpangan dan kendala yang terjadi dilapangan selama
pelaksanaan.
 Memberikan solusi pelaksanaan pekerjaan jika terdapat penyimpangan dan kendala
yang terjadi.
 Koordinasi dengan Pelaksana untuk masalah – masalah yang ada dilapangan.
 Melakukan Pre Start Briefing / Tool Box Meeting sebelum melaksanakan pekerjaan.
f. Pekerja
 Mengikuti Pre Start Briefing / Tool Box Meeting sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Melaksanakan pekerjaan sesuai arahan Supervisor / Mandor.

6. BAGAN ALIR
Bagan alir pekerjaan secara keseluruhan, mulai dari persiapan, pengecheckan dan metode
pelaksanaan hingga selesai.

7. URAIAN RINCI
Pekerjaan Persiapan
 Pastikan telah ada koordinasi dengan pihak kontraktor mengenai schedulle
pelaksanaan, material, peralatan kerja, dan jumlah tenaga kerja.
 Pastikan seluruh dokumen/gambar kerja sudah di approved.
 Pastikan pekerjaan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan.
 Pastikan kelengkapan peralatan (minimal: Safety Shoes, Safefy Belt,
Helmet, Temporary Grounding, Sarung Tangan Karet 20 kV, Voltage
Detector) telah tersedia.
Pelaksanaan Energize
 LANGKAH PEMBEBASAN TEGANGAN BAY LINE 150 KV
Untuk membuka PMT ada beberapa cara, sebagai berikut :
a. Supervisory : diremote dari dispatcher UPB SBT
b. HMI : dibuka dari komputer
c. Lokal BCU : dibuka dari Relay BCU
d. Lokal REMOTE : dibuka dari Panel Kontrol (MIMIC)
e. Lokal PMT : dibuka dari box PMT di switchyard
f. Manual : dibuka dari peralatan PMT

1. Membuka PMT 150 kv


a. Catat besaran Tegangan, Amper, MW, MVAR sebelum membuka PMT.
b. Membuka PMT :
 Supervisory maka membuka PMT langsung di remote dari Dispatcher
UPB SBT
 Membuka PMT dengan cara HMI

5
PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

 Membuka PMT dengan cara lokal BCU


 Membuka PMT dengan cara Lokal Remote/dari panel kontrol (MIMIC)
 Lokal maka membuka PMT dari Switchyard
c. Periksa Indikasi dan posisi PMT secara visual (osisi membuka / open)
d. Catat besaran Arus, MW, MVAR dan Tegangan (kV) setelah membuka.

2. Membuka PMS BUS dengan Cara :


a. Pastikan PMT Penghantar sudah dibuka.
b. Membuka PMS BUS secara :
 Membuka PMS Bus dengan cara HMI
 Membuka PMS Bus dengan cara lokal BCU
 Membuka PMS Bus dengan cara lokal MIMIC
 Lokal maka membuka PMS Bus dari Switchyard
 Manual maka membuka PMS Bus dari Switchyard

3. Membuka PMS Line dengan Cara :


a. Membuka PMS Line secara :
 Membuka PMS Line dengan cara HMI
 Membuka PMS Line dengan cara BCU
 Membuka PMS Line dengan cara Lokal Remote/dari panel kontrol
(MIMIC)
 Lokal maka membuka PMS Line dari switchyard
 Manual maka membuka PMS Line dari switchyard
b. Periksa indikasi dari PMS Line secara visual (posisi membuka/open).

4. Menutup PMS Ground dengan cara :


a. Secara Manual
b. Periksa indikasi dan posisi PMS Ground secara visual (posisi
Menutup/close).
5. Melapor ke UPB bahwa Bay Line sudah bebas tegangan
6. Membuat laporan manuver ke logsheet yang tersedia.

 LANGKAH PEMBERIAN TEGANGAN BAY LINE 150 KV

1. Membuka PMS Ground dengan cara :


a. Secara manual
b. Periksa indikasi dan posisi PMS Ground secara visual ( posisi
membuka/open )

6
PT. SEJAHTERA PEKERJAAN PEMBANGUNAN GI 150 PT.PLN (PERSERO)
MULIA KENCANA kV RENGAT EXT. 1 TRANSFORMER UPP SUMBAGTENG 1
BAY (1 x 60 MVA), 1 COUPLER BAY

2. Menutup PMS Line dengan cara :


a. Menutup PMS Line secara :
 Menutup PMS Line dengan cara HMI
 Menutup PMS Line dengan cara lokal BCU
 Menutup PMS Line dengan cara Lokal Remote/dari Panel Kontrol
(MIMIC)
 Lokal maka Penutup PMS Line dari switchyard
 Manual maka Penutup PMS Line dari Switchyard
b. Periksa indikasi dan posisi PMS Line secara visual ( Posis
Tertutup/Close )

3. Menutup PMS Bus dengan cara :


a. Menutup PMS BUS secara :
 Menutup PMS Bus dengan cara HMI
 Menutup PMS Bus dengan cara lokal BCU
 Menutup PMS Bus dengan cara Lokal Remote/dari panel kontrol
(MIMIC)
 Lokal maka Penutupan PMS BUS dari Switchyard
 Manual maka Penutup PMS BUS dari Switchyard
b. Periksa indikasi dan posisi PMS Bus secara visual (posisi tertutup/close)

4. Menutup PMT dengan cara :


a. Menutup PMT dengan cara :
 Supervisory maka Penutup PMT langsung diremote dari Dispatcher
UPB SBT
 Menutup PMT dengan cara HMI
 Membuka PMT dengan cara lokal BCU
 Menutup PMT dengan cara Lokal Remote/dari Kontrol (MIMIC)
 Lokal maka Penutup PMT dari Switchyard
b. Periksa indikasi dan posisi PMT secara visual ( posisi tertutup/close )
c. Catat besaran Arus, MW, MVAR, dan Tegangan (kV) setelah menutup.

Anda mungkin juga menyukai