1. Pengertian
2. Tujuan
Secara umum, tujuan diadakan konferensi kasus yaitu untuk
meng- usahakan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang
dialami siswa (klien) dan secara khusus konferensi kasus bertujuan
untuk :
1. Mendapatkan konsistensi, kalau guru atau konselor ternyata
menemukan berbagai data/informasi yang dipandang saling
bertentangan atau kurang serasi satu sama lain (cross check
data).
2. Mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi dalam
menafsirkan data yang cukup komprehensif dan pelik yang
menyangkut diri siswa (klien) guna memudahkan pengambilan
keputusan.
3. Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen
peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang
dihadapi siswa (klien) beserta upaya pengentasannya.
3. Fungsi
4.Prosedur
Dalam konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yang
dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh
pihak-pihak terkait seperti guru pembimbing atau guru kelas di SD, wali
kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli
lainnya yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan.
Konferensi kasus dapat ditempuh melalui langkah- langkah sebagai
berikut :
1. Kepala sekolah atau Koordinator BK/Konselor mengundang para
peserta konferensi kasus, baik atas insiatif guru, wali kelas atau
konselor itu sendiri. Mereka yang diundang adalah orang-orang yang
memiliki pengaruh kuat atas permasalahan dihadapi siswa (klien)
dan mereka yang dipandang memiliki keahlian tertentu terkait dengan
permasalahan yang dihadapi siswa (klien).
2. kepala sekolah atau konselor membuka acara pertemuan dengan
menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan konferensi kasus
dan permintaan komitmen dari para peserta untuk membantu
mengentaskan masalah yang dihadapi siswa (klien), serta
menyampaikan pentingnya pemenuhan asas–asas dalam bimbingan
dan konseling, khususnya asas kerahasiaan.
3. Guru atau konselor menampilkan dan mendekripsikan permasalahan
yang dihadapi siswa (klien).
4. selanjutnya para peserta lain mendiskusikan dan dimintai tanggapan,
masukan, dan konstribusi persetujuan atau penerimaan tugas dan
peran masing-masing dalam rangka pengentasan/remedial atas
masalah yang dihadapi siswa (klien).
5. Setelah berdiskusi atau mungkin juga berdebat, maka selanjutnya
konferensi menyimpulkan beberapa rekomendas/keputusan berupa
alternatif-alternatif.
D.KUNJUNGAN RUMAH
Lebih tegas dijelaskan bahwa- sanya kunjungan rumah adalah
upaya yang dilakukan konselor untuk mendeteksi kondisi keluarga
dalam kaitannya dengan permasalahan anak agar mendapat berbagai
informasi yang dapat digunakan lebih efektif.
Kunjungan rumah tidak penting dilakukan kepada seluruh
siswa.Kegiatan ini dilakukan hanya untuk siswa tertentu saja yang data
dan keterangan tentang siswa tersebut sangat dibutuhkan oleh konselor,
sementara data itu hanya dapat diperoleh dengan melaksanakan
kunjungan rumah saja. Dalam melaksanakan kegiatan ini, hal yang
menjadi fokus perhatian sesaat dalam pelaksanaan kunjungan rumah
adalah sebagai berikut:
1. Orang tua/wali
2. Anggota keluarga yang lainnya
3. Orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga
4. Kondisi fisik rumah, isinya dan lingkungannya
5. Kondisi ekonomi dan hubungan sosio-emosional yang terjadi dalam
keluarga. (Prayitno, 2017).