Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN OPSI

Judul Penelitian
Potensi Ekstrak Daun Kesum (Polygonum Minus) Sebagai Antidiabetes Melalui
Studi In Vitro Dan Interaksi Protein-Ligan Dengan Moleculer Docking

Nama Peneliti
Bella Calista Putri
Sheryfatin Gerdhie Adeluna

Matematika, Sains, dan Teknlogi


(Mathematics, Science, and Technology)

SMA NEGERI 1 PONTIANAK


KOTA PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

TAHUN 2024
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................
1.4 Hipotesis...........................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................................
1.6 Luaran..............................................................................................................
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA.......................................................................
2.1 Kesum (Polygonum minus)..............................................................................
2.2 Identifikasi Senyawa dengan Pendekatan Metabolomik.................................
2.3 Profiling Senyawa dengan UHPLC-Q-Orbitrap HRMS.................................
2.4 Molecular docking Senyawa Aktif..................................................................
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................................
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................
3.3 Rancangan dan Prosedur Penelitian.................................................................
3.4 Pengolahan dan Analisis Data.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terdapat lebih 537 juta jiwa penderita diabetes di seluruh dunia pada
tahun 2021 dan kematian mencapai 6,7 juta pada tahun yang sama akibat
diabetes dan komplikasinya (Dysted et al., 2021). Komplikasi berupa
kerusakan pada gigi, mata, jantung, ginjal, dan kaki disebabkan
terganggunya aliran darah, penyempitan, dan rusaknya pembuluh darah,
sehingga membuat jantung bekerja (Avogaro and Fadini, 2014). Inhibitor α-
glukosidase seperti akarbose yang digunakan untuk mengobati diabetes
dengan menurunkan kadar glukosa dalam darah dapat menimbulkan efek
samping seperti perut kembung, diare, dan hepatitis (Li et al., 2016;
Rouzbehan et al., 2017). Salah satu kandidat antidiabetes yang dapat
mengggantikan akarbose adalah Polygonum minus (P. minus).
Daun P. minus atau masyarakat mengenalnya dengan Kesum telah
digunakan sebagai bahan masakan khas Kalimantan Barat yaitu Bubur
Pedas. Fraksi n-heksana P. minus terbukti dapat menekan kadar glukosa
darah pada Rattus norvegicus yang terpapar aloksan dosis 200 mg/kg BB.
Setelah 7 hari pemberian aloksan kadar glukosa menurun menjadi 128
mg/dL (50 mg/kg BB), 100 mg/dL (100 mg/kg BB), dan 113 mg/dL (150
mg/kg BB) (Wibowo, Ferdinan and Idiawati, 2015). Metabolit sekunder,
gugus fungsi, dan senyawa yang berperan dalam penurunan glukosa darah
Rattus norvegicus belum diteliti sehingga perlu kajian lebih lanjut dari
penelitian ini.
Identifikasi senyawa aktif penurunan kadar glukosa darah dengan
mengihibisi kinerja α-glukosidase dapat dipermudah dengan Multivariate
Data Analysis (MVDA) dengan pendekatan metabolomik (Murugesu et al.,
2018). Principal Component Analysis (PCA) dan regresi Partial Least
Square (PLS) dapat menunjukkan metabolit sekunder dan gugus fungsi dari
dideteksi dengan spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) yang
paling berperan dalam inhibisi α-glukosidase (Kurniawan et al., 2017).
Gugus fungsi senyawa aktif dari ekstrak daun Tetracera scandens dan
Premna serratifolia yang paling berperan dalam inhibisi α-glukosidase telah
berhasil diidentifikasi dengan pendekatan metabolomik menggunkan FTIR
(Nokhala et al., 2020; Hadiarti et al., 2021). Metabolit sekunder dan gugus
fungsi yang telah diketahui dijadikan acuan untuk mengdentifikasi senyawa
aktif inhibitor α-glukosidase menggunakan Ultra High- Performance Liquid
Chromatography-Q Exactive hybrid quadrupole-Orbitrap High Resolution
Mass Spectrometry (UHPLC-Q-Orbitrap HRMS).
Senyawa yang berperan sebagai inhibitor α-glukosidase dari ekstrak
Curculigo orchioides, C. latifolia, dan Andrographis paniculate berhasil
teridentifikasi dengan UHPLC-Q-Orbitrap HRMS (Rafi et al., 2021; Umar et
al., 2021). Kuantitas yang sedikit dari senyawa aktif yang telah diidentifikasi
membuat perlunya kajian aktivitas inhibisi α-glukosidase secara in silico
dengan molecular docking. Molecular docking telah dilakukan peneliti
sebelumnya untuk
4

menemukan senyawa aktif inhibitor α-glukosidase dari ekstrak Vitex


negundo (Nadeem et al., 2020) dan Butea monosperma (Farooq et
al., 2020). Belum adanya upaya menganalisis metabolit sekunder dan
gugus fungsi dari ekstrak P. minus yang paling berperan dalam
inhibisi α-glukosidase serta identifikasi senyawa aktif dan
aktivitasnya secara in silico dengan molecular docking menambah
urgennya penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Metabolit sekunder dan gugus fungsi apakah yang paling berperan
sebagai inhibitor α-glukosidase dari daun P. minus berdasarkan
pendekatan matabolomik dengan FTIR?
2. Senyawa aktif apakah yang berperan sebagai inhibitor α-glukosidase
dari daun P. minus teraktif berdasarkan spektra UHPLC-Q-Orbitrap
HRMS?
3. Senyawa aktif apakah yang diisolasi dari daun P. minus yang sangat
berpotensi menginhibisi α-glukosidase berdasarkan kajian molecular
docking?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui metabolit sekunder dan gugus fungsi inhibitor α-
glukosidase dari daun P. minus berdasarkan pendekatan metabolomik
dengan FTIR.
2. Mengetahui senyawa aktif inhibitor α-glukosidase dari daun P.
minus
berdasarkan spektra UHPLC-Q-Orbitrap HRMS.
3. Memperoleh informasi senyawa aktif yang diisolasi dari daun P. minus
yang sangat berpotensi menginhibisi α-glukosidase berdasarkan
kajian molecular docking.

1.4 Hipotesis
Ekstrak daun kesum (Polygonum minus) memiliki sifat
antidiabetes yang dapat diverifikasi melalui dua metode penelitian.
Pertama, kami mengantisipasi bahwa dalam studi in vitro, ekstrak
daun kesum akan menunjukkan aktivitas yang signifikan dalam
menghambat enzim α-glukosidase dan α-amylase. Aktivitas
penghambatan ini diharapkan akan menghasilkan penurunan
penyerapan glukosa dan penurunan tingkat gula darah, yang pada
gilirannya akan mendukung efek antidiabetesnya.
Kedua, kami mengharapkan bahwa melalui analisis interaksi
protein-ligan dengan menggunakan teknik molekuler docking,
senyawa-senyawa aktif dalam ekstrak daun kesum akan
menunjukkan kemampuan untuk berikatan dengan enzim α-
glukosidase secara spesifik. Hasil dari analisis ini akan memberikan
wawasan yang lebih dalam tentang mekanisme molekuler yang
mendasari potensi antidiabetes dari ekstrak daun kesum. Dengan
demikian, hipotesis kami adalah bahwa ekstrak daun kesum memiliki
5

potensi sebagai agen antidiabetes yang efektif, yang didukung oleh


penghambatan enzim dan interaksi molekuler dengan target biologis
yang relevan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Menambah informasi metabolit sekunder dan gugus fungsi inhibitor
α- glukosidase yang diisolasi dan diidentifikasi dari daun P. minus
berdasarkan pendekatan metabolomik dengan FTIR.
2. Menambah informasi tentang senyawa aktif inhibitor α-glukosidase
yang diidentifikasi dari daun P. minus berdasarkan spektra UHPLC-
Q-Orbitrap HRMS.
3. Mengetahui senyawa aktif dari daun P. minus yang sangat berpotensi
menginhibisi α-glukosidase berdasarkan kajian molecular docking.

1.6 Luaran
Selain laporan kemajuan dan akhir, luaran dari penelitian ini
berupa artikel berjudul “Metabolomic Finjerprinting for
Investigation of α-Glucosidase Inhibitory Metabolites from
Polygonum minus Leaves by UHPLC-Q-Orbitrap HRMS Metabolite
Profiling and Docking Studies” dipublikasikan di Saudi
Pharmaceutical Journal (Q2), dan akun instagram “Healthy Kesum”.
HaKI dengan judul ciptaan “Video Pembelajaran Profiling Senyawa
Inhibitor α-glukosidase dari Daun Kesum (Polygonum minus)
Menggunakan UHPLC-Q-Orbitrap HRMS” dan “Video
Pembelajaran Molecular Docking Senyawa Inhibitor α-
glukosidase dari Daun Kesum (Polygonum minus)” merupakan
luaran tambahan dalam penelitian ini.
6

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA


2.1 Kesum (Polygonum minus)

Gambar 2.1 Tanaman P. minus


Klasifikasi dari tanaman P. minus:
Divisi : Magnoliophyta Famili : Polygonaceae
Kelas : Magnoliopsida Subfamily : Polygonoideae
Sub Kelas : Caryophyllidae Genus : Polygonum
Ordo :Polygonales Species : Polygonum minus
2.2 Identifikasi Senyawa dengan Pendekatan Metabolomik
Pendekatan metabolomik digunakan untuk mempermudah
mengidentifikasi golongan metabolit sekunder dan gugus fungsi yang
paling berpengaruh terhadap inhibisi α-glukosidase ekstrak P. minus.
Data profil metabolit dan gugus fungsi yang diperoleh dari analisis
menggunakan spektroskopi UV-Vis dan FTIR diolah menggunakan
multi variant data analysis (MVDA) dengan bantuan aplikasi
statistik. PCA menggambarkan pengelompokan data melalui
penentuan komponen utama, sedangkan PLS menunjukkan korelasi
antara variabel X (golongan metabolit sekunder dan gugus fungsi)
dan Y (aktivitas inhibisi) (Murugesu et al., 2018).

2.3 Profiling Senyawa dengan UHPLC-Q-Orbitrap HRMS


Instrumen UHPLC-Q-Orbitrap HRMS digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa aktif secara kualitatif maupun kuantitatif
yang berperan sebagai inhibitor α-glukosidase dari ekstrak aktif P.
minus. Instrumen ini lebih sensitif dan akurat untuk mendeteksi
metabolit sekunder dibandingkan HRMS dengan mass analiser
lainnya. Mass analiser pada UHPLC-Q-Obitrap HRMS berupa
quadrupole (Q) dan orbital ion trapping (Obitrap). Toleransi masa
akurasi pada Q-Orbitrap <5 ppm dengan rentang m/z 50-4000.
Pengolahan data hasil analisis dengan UHPLC-Q- Obitrap HRMS
berupa massa eksperimen, rumus molekul, massa teoritis, dan massa
akurasi. Data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan database
sehingga diperoleh struktur dan nama senyawa (Arrebola-Liébanas,
Romero- González and Garrido Frenich, 2017; García-Reyes et al.,
2017; Umar et al., 2021).
2.4 Molecular docking Senyawa Aktif
7

Molecular docking telah dilakukan untuk menemukan


senyawa aktif inhibitor α-glukosidase dari ekstrak teraktif P. minus.
Senyawa yang berhasil diidentifikasi dari analisis UHPLC-Q-
Orbitrap HRMS bertindak sebagai ligan dan protein berupa 2QMJ,
3TOP, dan 3A4A berperan sebagai reseptor. Interaksi berupa ikatan
hidrogen dan hidropobik yang terjadi antara alifatik-aromatik,
aromatik- alifatik, alifatik-alifatik, karbon-halogen, dan sulfur-
aromatik. Hasil kajian inhibisi α-glukosidase secara in silico melalui
molecular docking ditinjau menggunakan 4 parameter yaitu binding
energy, konstanta inhibitor (Ki), dan interaksi yang terjadi baik
ikatan hidrogen maun interaksi hidropobik (Lopina, 2016; Freitas
and Schapira, 2017; Ramsay and Tipton, 2017; Dewi and Sanjaya,
2018; Holdgate, Meek and Grimley, 2018).

Tabel 2. 1 Penelitian Kesum (P. minus) Sebagai


Antioksidan

No Tahapan yang Telah Kelemahan Pustaka


Dilakukan
1 Fraksi n-heksana P. minus 1. Hanya (Wibowo,
terbukti dapat menekan kadar melakukan uji in vivo Ferdinan and
glukosa darah pada Rattus 2. Tidak Idiawati,
norvegicus. 2015).
mengidentifikasi
senyawa aktif
8

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Bulan
No Kegiatan Tempat
1 2 3 4
1 Identifikasi tanaman SMA NEGERI 1
PONTIANAK
2 Maserasi dan fraksinasi SMA NEGERI 1
PONTIANAK
3 Skrining fitokimia SMA NEGERI 1
PONTIANAK
4 Analisis gugus fungsi dengan SMA NEGERI 1
FTIR PONTIANAK
5 Analisis TFC dan TPC SMA NEGERI 1
PONTIANAK
6 Identifikasi senyawa SMA NEGERI 1
ekstrak PONTIANAK
menggunakan
UHPLC-Q-Orbitrap
HRMS
7 Studi molecular docking SMA NEGERI 1
PONTIANAK
8 Analisis data SMA NEGERI 1
PONTIANAK

3.2 Alat dan Bahan


Dalam proses penelitian, digunakan berbagai alat dan bahan
untuk mendukung tahapan eksperimen. Antara lain sebagai
berikut.
Alat:
1. Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR):
Digunakan untuk identifikasi gugus fungsi dalam ekstrak
fraksi n-heksana dari daun Polygonum minus.
2. Ultra High-Performance Liquid Chromatography-Q Exactive
hybrid quadrupole-Orbitrap High Resolution Mass Spectrometry
(UHPLC-Q-Orbitrap HRMS):
Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
aktif dalam ekstrak P. minus.
3. Alat Pengukur Glukosa Darah:
Digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah pada Rattus
norvegicus yang terpapar aloksan selama eksperimen.
4. Mikropipet dan Labu:
Alat standar laboratorium yang digunakan untuk preparasi dan
pengukuran volumetrik pada proses eksperimen.
5. Peralatan Umum Laboratorium:
Termasuk gelas ukur, alat penangas air, dan peralatan standar
laboratorium lainnya yang diperlukan dalam proses
eksperimental
9

Bahan:
1. Daun Polygonum minus (P. minus):
Digunakan sebagai sumber bahan untuk ekstraksi fraksi n-heksana.
2. Aloksan
Digunakan untuk menyebabkan kerusakan pankreas pada Rattus
norvegicus sebagai model diabetes.
3. Rattus norvegicus
Digunakan sebagai subjek penelitian untuk menguji efek fraksi n-
heksana P. minus terhadap kadar glukosa darah.
4. Senyawa Referensi α-glukosidase:
Digunakan sebagai kontrol positif dalam uji aktivitas senyawa
terhadap α-glukosidase.
5. Pelarut:
Termasuk pelarut n-heksana untuk ekstraksi, pelarut untuk uji
glukosidase, dan pelarut lainnya yang sesuai untuk tahap-tahap
eksperimen.
6. Zat Kimia dan Reagen:
Termasuk zat kimia yang diperlukan untuk reaksi dan analisis
laboratorium, seperti larutan buffer dan reagen kimia spesifik.

3.3 Rancangan dan Prosedur Penelitian


A. Identifikasi Tanaman
Daun kesum muda diperoleh dari pasar tradisional Flamboyan di
Kota Pontianak. Taksonomi daun kesum ini diperiksa oleh ahli
tumbuhan di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI). Hasil yang diperoleh berupa no voucher yang berisi
nama spesies dan genus.
B.Maserasi dan Fraksinasi
Sebanyak 15 kg daun kesum dibersihkan dan dikeringkan pada
suhu temperatur selama 7 hari. Daun kering dihaluskan dan
dimaserasi dengan etanol selama 3 hari dengan mengganti pelarut
tiap harinya. Maserat difiltrasi dan dievaporasi pada 40 °C sampai
pelarut tidak menetes lagi. Fraksinasi dilakukan dengan ekstraksi
cair-cair dengan pelarut yang berbeda kepolarannya yaitu heksana,
etil asetat, dan air. Pelarut pada ekstrak difiltrasi, dievaporasi, dan
disimpan pada lemari es dengan suhu -4°C.
C. Skrining Fitokimia
Fitokimia berupa alkaloid, flavonoid, fenolik, steroid,
triterpenoid, saponin, dan tanin dari ekstrak dan fraksi daun kesum.
Adanya golongan metabolit sekunder diketahui dengan adanya
perubahan warna atau munculnya buah pada uji saponin (Rubianti,
Azmin and Nasir, 2022).
D. Uji Aktivitas Inhibisi α-glukosidase
Uji aktivitas inhibisi α-glukosidase dilakukan dengan
menggunakan metode PNPG. Kontrol positif yang digunakan adalah
acarbose dan PNPG sebagai substrat. Sejumlah 10 µL dari 30 mg/mL
ekstrak atau fraksi P. minus dan 50 µL buffer fosfat ditambahkan
dengan 25 µL α-glucosidase dalam buffer fosfat (pH 7) dan 25 µL
10

PNPG. Blanko dibuat dengan larutan ekstrak atau fraksi dalam


semua reagen tanpa penambahan enzim dan diinkubasi pada 37 °C
selama 30 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan 15 µL
sodium karbonat 0,2 M dan diukur absorbansinya dengan
spektroskopi pada panjang gelombang 400 nm. Aktivitas inhibisi α-
glukosidase dinyatakan dalam IC50 dengan konsentrasi ppm (Hadiarti
et al., 2021).

E.Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR


Sebanyak 2 mg ekstrak dan fraksi daun kesum dicampurkan
dengan 180 mg KBr hingga homogen. Campuran dibuat menjadi
pellet dengan memberikan tekanan 8 ton selama 15 menit. Spektra
FTIR diperoleh dengan menggunakan Shimadzu IRPrestige-21
(Tokyo, Japan) dan DLATGS sebagai detektor. Pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang 4000-400 cm-1 dengan resolusi 4
cm-1 dan diperoleh spektra dengan 45 scan/menit (Nokhala et al.,
2020; Hadiarti et al., 2021).

F. Analisis Total Kadar Total Flavonoid dan Fenolik


Analisis total kadar flavonoid (TFC) menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 436 nm dengan
metode AlCl3 dan kuersetin sebagai standar. Sedangkan analisis total
kadar fenolik (TPC) dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan
asam galat sebagai standar menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 701 nm. Hasil analisis TFC yang diperoleh
dinyatakan dalam quercetin equivalent (QE) dan TPC dinyatakan
dengan gallic acid equivalent (GAE) per 100 g ekstrak kesum
(Hadiarti et al., 2021).

G. Identifikasi Senyawa Ekstrak Menggunakan UHPLC-Q-


Orbitrap HRMS
Sebanyak 50 mg ekstrak teraktif diultrasonifikasi dengan 1,5 mL
metanol pada suhu 30 ºC selama 15 menit. Campuran difiltrasi
dengan membran (SY25TF PTFE mdi) dan ditempatkan dalam vial.
Identifikasi dilakukan dengan Vanquish Flex UHPLC-Q Exactive
Plus Orbitrap High-Resolution Mass Spectrometer dengan kolom
AccucoreTM Phenyl Hexyl (100 × 2.1 mm, 2.6 µm) dan detektor UV
pada panjang gelombang 254 nm. Analiser massa menggunakan ESI
dan Q- Orbitrap. Fase mobil menggunakan asam format 0,1 % dan
air (A) dan 0,1 % asam format dalam asetonitril (B) dengan sistem
gradie: 0,00-1,73 menit (30-40 % B); 1,73-6,93 menit (40-75 % B);
6,93-7,80 menit (75-100 % B); 7,80-8,23 (100-30 %
B); 8,23-13,00 min (30 % B). Laju alir 0,2 mL/min dan volum injeksi
2 µL. Interpretasi data, termasuk memilih spektrum, menyelaraskan
waktu retensi (tR), dan membandingkan dengan basis data ilmiah,
diproses oleh Compound Discoverer versi 2.2 (Rafi et al., 2021;
Umar et al., 2021).
H. Studi Molecular Docking
Struktur 3D senyawa hasil identifikasi dengan UHPLC-Q-
Orbitrap HRMS diperoleh dari PubChem atau digambar dengan
ChemDraw Professional 17.1. Protein berupa 3TOP, 2QMJ, dan
11

3A4A yang didownload dari Protein Data Bank (PDB) pada NCBI
(www.ncbi.nlm.nih.gov/). Protein dan senyawa aktif (ligan)
dipreparasi dengan Chimera 1.14, didocking dengan AutoDockTools
1.5.6 dalam sistem operasi Windows 10. Ukuran grid box (x, y, dan
z) dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 Å dan spasing 0,375 A°.
Molecular docking dengan pengaturan maksimum energi evaluasi
2.500.000, jumlah generasi 27.000, tingkat mutasi 0,02, ukuran
populasi 150, dan running 100. Hasil molecular docking dianalisis,
dipilih dengan binding energy dan Ki terkecil Å, serta dilihat
interaksi yang terjadi dengan Discovery Studio Visualizer (Farooq et
al., 2020; Nadeem et al., 2020).
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan dan analisis data proposal mengenai
"Potensi Ekstrak Daun Kesum (Polygonum Minus) Sebagai
Antidiabetes Melalui Studi In Vitro Dan Interaksi Protein-Ligan
Dengan Molekuler Docking," kami mengumpulkan data hasil studi in
vitro yang mencakup aktivitas antidiabetes ekstrak daun kesum,
khususnya penghambatan enzim α-glukosidase dan α-amylase. Data
tersebut disusun dalam tabel yang mencatat konsentrasi ekstrak,
aktivitas enzim kontrol, dan aktivitas enzim setelah perlakuan dengan
ekstrak daun kesum. Analisis dilakukan dengan menghitung
persentase inhibisi enzim dan menentukan IC50 menggunakan kurva
dose-response. Hasilnya dievaluasi menggunakan metode statistik
untuk menentukan signifikansi perbedaan antara kelompok perlakuan
dan kontrol.
Software XLSAT 5.03 digunakan untuk melakukan analisis
multivariant. Evaluasi perbedaan data rendemen, TPC, TFC, dan
aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji ANAVA berupa tes Tukey
(p<0,05). Pengaruh TFC, TPC, dan gugus fungsi terhadap aktivitas
antioksidan dari ekstrak dilakukan dengan analisis PCA. Sedangkan
kontibutor terbaik baik TFC, TPC, dan gugus fungsi dari spektra
FTIR terhadap aktivitas antioksidan ditentukan dengan analisis PLS
(Hadiarti et al., 2021).
12

Daun P. Minus

Dibersihkan
Dikeringkan
Ekstrak Etanol Dihaluskan
Dimaserasi
Difraksinasi

Fraksi Heksana Fraksi Etil Asetat Fraksi Air

Ditentukan TFC dan TPC Dianalisis


dengan FTIR Dilakukan analisis PCA
Dianalisis dengan UHPLC-Q-
dan PLS dengan XLSTAT
Orbitrap HRMS Fraksi Teraktif
Dilakukan molecular docking
dengan 2QMJ, 3TOP, dan
3A4A
Struktur Senyawa Aktif
Diuji antioksidan secara in vitro
3. 1 Diagram Alir Penelitian
Tabel 3. 1 Tahapan Kegiatan, Luaran, dan Indikator Pencapain
No Tahapan Kegiatan Luaran Indikator Pencapain
1 Identifikasi tanaman Informasi klasifikasi Diperoleh informasi
tanaman klasifikasi tanaman
2 Maserasi dan fraksinasi Ekstrak dan fraksi Diperoleh ekstrak dan fraksi
3 Skrining fitokimia Informasi metabolit Diperoleh informasi
sekunder metabolit sekunder
4 Uji inhibisi α- glukosidase Informasi IC50 inhibisi α- Diperoleh informasi
glukosidase IC50 inhibisi α- glukosidase
5 Analisis gugus fungsi Informasi gugus fungsi Diperoleh informasi
dengan FTIR gugus fungsi
6 Analisis total kadar Informasi TFC dan TPC Diperoleh informasi
flavonoid dan fenolik TFC dan TPC
7 Identifikasi senyawa Informasi senyawa aktif Diperoleh informasi
menggunakan UHPLC- Q- senyawa aktif
Orbitrap HRMS
8 Studi molecular docking Informasi senyawa aktif Diperoleh informasi senyawa
yang teruji secara in silico aktif yang teruji secara in silico
9 Analisis data Metabolit sekunder dan Diperoleh hasil metabolit
gugus fungsi yang paling sekunder dan gugus fungsi yang
berpengaruh paling berpengaruh
13

DAFTAR PUSTAKA

Arrebola-Liébanas, F. J., Romero-González, R. and Garrido Frenich, A.


(2017) ‘HRMS: Fundamentals and Basic Concepts’, in Romero-
González, R. and Frenich, A. G. (eds) Applications in High
Resolution Mass Spectrometry: Food Safety and Pesticide Residue
Analysis. 1st edn. Amsterdam: Elsevier Inc, pp. 1–14. doi:
10.1016/B978-0-12-809464-8.00001-4.

Avogaro, A. and Fadini, G. P. (2014) ‘The effects of dipeptidyl peptidase-4


inhibition on microvascular diabetes complications’, Diabetes Care,
37(10), pp. 2884–2894. doi: 10.2337/dc14-0865.

Dewi, N. S. A. and Sanjaya, I. G. M. (2018) ‘Study Komputasi Aktivitas


Senyawa Turunan Mangiferin Sebagai Anti Diabetes Tipe 1
Menggunakan Metode Hksa (Hubungan Kuantitatif Struktur Dan
Aktivitas) Dan Penambatan Molekulcomputational Study of
Mangiferin Compound and Its Derivate As an Anti Diabetic T’,
Unesa Journal of Chemistry, 7(1), pp. 8–14.

Dysted, M. P. et al. (2021) IDF Diabetes Atlas. 10th edn, Diabetes


Research and Clinical Practice. 10th edn. Edited by E. J. Boyko et
al. Bruessel: International Diabetes Federation. doi:
10.1016/j.diabres.2013.10.013.

Farooq, M. U. et al. (2020) ‘UHPLC-QTOF-MS/MS based phytochemical


characterization and anti-hyperglycemic prospective of hydro-
ethanolic leaf extract of Butea monosperma’, Scientific Reports,
10(1), pp. 1–15. doi: 10.1038/s41598-020-60076-5.

Freitas, R. F. De and Schapira, M. (2017) ‘A systematic analysis of


atomic protein
– ligand interactions in the PDB †’, MedChemComm, 8(10), pp. 1970–
1981. doi: 10.1039/c7md00381a.
García-Reyes, J. F. et al. (2017) ‘HRMS: Hardware and Software’, in
Romero- González, R. and Frenich, A. G. (eds) Applications in
High Resolution Mass Spectrometry: Food Safety and
Pesticide Residue Analysis. 1st edn. Amsterdam: Elsevier Inc.,
pp. 15–57. doi: 10.1016/B978-0-12-809464- 8.00002-6.
Hadiarti, D. et al. (2021) ‘UNDERSTANDING PHYTOCHEMICAL
ROLES ON α-GLUCOSIDASE INHIBITORY ACTIVITY
BASED ON
METABOLOMIC APPROACH OF Premna serratifolia LEAVES
FROM WEST BORNEO, INDONESIA’, Rasayan Journal of
Chemistry, 14(02), pp. 1216–1222. doi:
10.31788/rjc.2021.1426320.
14

Holdgate, G. A., Meek, T. D. and Grimley, R. L. (2018) ‘Mechanistic


enzymology in drug discovery: A fresh perspective’, Nature
Reviews Drug Discovery, 17(2), pp. 115–132. doi:
10.1038/nrd.2017.219.
Kurniawan, M. F. et al. (2017) ‘Metabolomic approach for
understanding phenolic compounds and melanoidin roles on
antioxidant activity of Indonesia robusta and arabica coffee
extracts’, Food Science and Biotechnology, 26(6), pp. 1475–
1480. doi: 10.1007/s10068-017-0228-6.
Li, Q. et al. (2016) ‘Chemical constituents and quality control of two
Dracocephalum species based on high-performance liquid
chromatographic fingerprints coupled with tandem mass
spectrometry and chemometrics’, Journal of Separation
Science, 39(21), pp. 1–15. doi: 10.1002/jssc.201600645.
Lopina, O. D. (2016) ‘Enzyme Inhibitors and Activators’, in
Senturk, M. (ed.)
Enzyme Inhibitors and Activators. IntechOpen, p. 13.
Murugesu, S. et al. (2018) ‘Characterization of α-glucosidase
inhibitors from clinacanthus nutans lindau leaves by gas
chromatography-mass spectrometry- based metabolomics and
molecular docking simulation’, Molecules, 23(9), pp. 1–21.
doi: 10.3390/molecules23092402.
Nadeem, M. et al. (2020) ‘Antidiabetic functionality of Vitex
negundo L. leaves based on UHPLC-QTOF-MS/MS based
bioactives profiling and molecular docking insights’, Industrial
Crops and Products, 152(May), p. 112445. doi:
10.1016/j.indcrop.2020.112445.
Nokhala, A. et al. (2020) ‘Characterization of α-glucosidase
inhibitory activity of Tetracera scandens leaves by Fourier
transform infrared spectroscopy-based metabolomics’,
Advances in Traditional Medicine, 20(2), pp. 169–180. doi:
10.1007/s13596-019-00417-6.
Rafi, M. et al. (2021) ‘Inhibition of α-glucosidase activity, metals
content, and phytochemical profiling of Andrographis
paniculata from different geographical origins based on FTIR
and UHPLC-Q-Orbitrap HRMS metabolomics’, Biodiversitas,
22(3), pp. 1535–1542. doi: 10.13057/BIODIV/D220359.
Ramsay, R. R. and Tipton, K. F. (2017) ‘Assessment of enzyme
inhibition: A review with examples from the development of
monoamine oxidase and cholinesterase inhibitory drugs’,
15

molecules, 22(1192), pp. 1–47. doi:


10.3390/molecules22071192.

Anda mungkin juga menyukai