TRINI SURYOWATI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul Efek Ekstrak
Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Stres Oksidatif Tikus
Diabetes adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Trini Suryowati
I162110051
RINGKASAN
TRINI SURYOWATI. Efek Ekstrak Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour)
Terhadap Stres Oksidatif Tikus Diabetes, Dibimbing oleh RIMBAWAN,
MUHAMMAD RIZAL MARTUA DAMANIK, MARIA BINTANG dan
EKOWATI HANDHARYANI
Diabetes melitus adalah suatu keadaan dengan kelainan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang ditandai dengan meningkatnya kadar
glukosa darah. Salah satu penyebabnya adalah sering terpapar radikal bebas dan
menyebabkan stres oksidatif. Keadaan ini disebabkan karena ketidakseimbangan
antara produksi radikal bebas atau Reactive oxygen species (ROS) dengan
antioksidan, dan kadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan. Stres
oksidatif dapat dikurangi dengan pemberian antioksidan. Ekstrak etanol daun
torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah salah satu sumber antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kandungan komponen
kimia dan zat gizi dalam daun torbangun; (2) mengevaluasi aktivitas antioksidan
dalam daun torbangun; (3) mengevaluasi daya hambat enzim α-glukosidase; (4)
mengevaluasi pengaruh konsumsi ekstrak daun torbangun pada kadar glukosa dan
profil lemak darah tikus diabetes; (5) mengevaluasi pengaruh konsumsi ekstrak
daun torbangun pada radikal bebas, antioksidan enzimatis dan enzim glukokinase
tikus diabetes; (6) mengevaluasi pengaruh konsumsi ekstrak daun torbangun pada
sel β-pankreas tikus diabetes
Penelitian ini dirancang dalam 3 tahap yaitu (1) uji komponen kimia,
antioksidan dan zat gizi dalam daun torbangun; (2) uji daya hambat enzim α-
glukosidase dan aktivitas antioksidan dalam daun torbangun; (3) uji aktivitas
ekstrak daun torbangun pada stres oksidatif tikus diabetes meliputi: (3.1) uji
pengaruh konsumsi ekstrak daun torbangun pada kadar glukosa dan profil lemak
darah tikus diabetes; (3.2) uji pengaruh konsumsi ekstrak daun torbangun pada
antioksidan enzimatis, profil lipid dan enzim glukokinase tikus diabetes; (3.3) uji
pengaruh konsumsi ekstrak daun torbangun pada sel β-pankreas tikus diabetes
Hasil penelitian uji kualitatif menunjukkan bahwa daun torbangun
mempunyai 40 komponen kimia, dalam batang bagian atas mengandung 15
komponen kimia dan dalam akar mengandung 40 komponen kimia. Kandungan
antioksidan quersetin sebesar 0.02 mg/g dalam simplisia daun torbangun. Pada
pengujian antioksidan dalam ekstrak etanol daun dengan menggunakan metode
DPPH memiliki nilai IC50 247.942 ppm dengan standar vit C 1 ppm dan
mempunyai daya hambat enzim α-glukosidase pada nilai IC50 >100 ppm dengan
standar glukobay 0.264 ppm. Konsumsi ekstrak daun torbangun dosis 620 mg/kg
BB selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus percobaan
diabetes tipe 2 secara signifikan (p<0.05) sebesar 49.097% dan menurunkan profil
lemak darah, peningkatan kadar enzim katalase secara signifikan (p<0.05), dan
terjadi kecenderungan peningkatan antioksidan enzimatis SOD serta GPx.
Sedangkan konsumsi ekstrak daun torbangun dosis 930 mg/kgBB terjadi
penurunan kadar MDA dalam jaringan hati dan peningkatan kadar enzim
glukokinase dalam sel darah tikus diabetes. Pengaruh pemberian konsumsi ekstrak
daun torbangun dosis 620 mg/kg BB selama 14 hari perlakuan dapat memperbaiki
lesio sel endokrin khususnya sel β-pankreas tikus diabetes akibat induksi STZ,
sehingga sekresi insulin dapat ditingkatkan.
Kata kunci : Diabetes, stres oksidatif, torbangun (Coleus amboinicus Lour)
SUMMARY
TRINI SURYOWATI. Efficacy of Torbangun (Coleus amboinicus Lour) on
Oxidative Stress Diabetic Rats. Guided by RIMBAWAN, MUHAMMAD RIZAL
MARTUA DAMANIK, MARIA BINTANG and EKOWATI HANDHARYAN.
Diabetes mellitus is a disturbances of carbohydrate, lipid and protein
metabolism which is characterized by increasing blood glucose level. One of
illness causes is free radical and increase oxidative stres. This condition caused by
the imbalance between the production of free radicals or ROS and the
antioxidants; the level of free radicals is higher than the antioxidants. It can be
reduced by antioxidants found is torbangun (Coleus amboinicus Lour) leaves
ethanol extract.
Therefore, due to this concern, the aim of this research were: (1) study the
chemical component and nutrition component of torbangun leaves; (2) study the
antioxidant component in torbangun leaves; (3) analysis the alpha glucosidase
inhibitory activity in torbangun leaves; (4) analysis the effect of consumption of
torbangun leaves ethanol extract on blood glucose level and lipid profile of
diabetic rats; (5) analysis the effect of consumption of torbangun leaves ethanol
extract on antioxidant enzymes and glucokinase in diabetic rats; (6) analysis the
effect of consumption of torbangun leaves ethanol extract on pancreatic β-cells
diabetic rats.
The study was designed in three stages: (1) qualitative test of chemical,
antioxidant and nutrition component of torbangun leaves; (2) analysis of α-
glucosidase inhibitory and antioxidant activity in torbangun leaves; (3) analysis of
torbangun leaves ethanol extract activity on oxidative stress diabetic rats, consist
of: (3.1) evaluation the effect of consumption of torbangun leaves ethanol extract
on blood glucose and lipid profile of diabetic rats; (3.2) evaluation the effect of
consumption of torbangun leaves ethanol extract on antioxidant enzymes, lipid
profile and glucokinase enzyme in diabetic rats; (3.3) evaluation the effect of
consumption of torbangun leaves ethanol extract on pancreatic β-cells diabetic
rats.
The result of the study indicated that qualitative analysis of torbangun
leaves showed forty chemicl components, the stems showed fiveteen components
and the roots showed forty components. Quercetin antioxidant level 0.02 mg/g in
torbangun leaves simplicia. The DPPH resulted that of torbangun leaves ethanol
extract obtained by IC50 247.942 ppm when compared with ascorbic acid standart
was 1 ppm. IC50 values inhibition of α-glucosidase extract was >100 ppm when
compared with standard drug Glukobay 0.264 ppm. The results showed that
consumption of torbangun leaves ethanol extract doses 620 mg/kg body weight
for 14 days exhibited lowering blood glucose levels 49.097% in type 2 diabetic
model rats significantly (p<0.05) and decreased of lipid profile, increased the
Catalase enzymes significantly (p<0.05), and SOD, GPX activities. In torbangun
leaves ethanol extract doses 930 mg/kg body weight exhibited decrease level of
MDA in liver tissue and increase of glucokinase enzymes in blood diabetic rats.
The consumption of torbangun leaves ethanol extract doses 620 mg/kg BB
showed the maintenance of architecture of pancreatic β-cells rats.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
EFEK EKSTRAK DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus
Lour) TERHADAP STRES OKSIDATIF TIKUS DIABETES
TRINI SURYOWATI
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Gizi Manusia
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Penguji pada Ujian Tertutup:
1. Dr. drh. Adi Winarto
2. Dr. Katrin Rosita, SP, MSi.
Trini Suryowati
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
1. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah dan Kebaruan (Novelty) Penelitian 2
Tujuan 2
Manfaat 3
Hipotesis 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 5
Diabetes Melitus 5
Stres Oksidatif 6
Antioksidan 7
Insulin 9
Pengobatan Diabetes Melitus 11
Hewan Model Diabetes Melitus 11
Torbangun (Coleus amboinicus Lour) 12
7. PEMBAHASAN UMUM 46
Keterbatasan Penelitian 49
Implikasi penelitian 49
DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN 61
RIWAYAT HIDUP 73
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Hasil analisis fitokimia Plectranthus amboinicus Lour 13
2. Komposisi asam amino amino dalam Plectranthus amboinicus
Lour dan rekomendasi WHO. 13
3. Komposisi vitamin dalam daun, batang, akar dalam Plectranthus
amboinicus Lour dan rekomendasi WHO untuk dewasa 14
4. Karakteristik simplisia daun torbangun 24
5. Antioksidan dalam ekstrak daun torbangun 25
6. Identifikasi senyawa kimia daun torbangun 26
7. Identifikasi senyawa kimia dahan torbangun 28
8. Identifikasi senyawa kimia akar torbangun 29
9. Perubahan kadar glukosa darah pada tikus normal dan diabetes
galur Spargue Dawley 36
10. Efek ekstrak daun torbangun pada perubahan antioksidan
enzimatis dalam hati tikus normal dan diabetes galur Sprague
Dawley 37
11. Efek ekstrak daun torbangun pada enzim glukokinase dan kadar
malondialdehida tikus normal dan diabetes galur Sprague Dawley 38
12. Efek ekstrak etanol daun torbangun pada berat badan tikus galur
Sprague Dawley 43
13. Efek ekstrak etanol daun torbangun pada profil lemak dalam
darah tikus diabetes. 44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pemikiran 4
2. Peran polifenols pada diabetes 8
3. Peran komponen flavonol pada diabetes 9
4. Kontrol ionik pada sekresi insulin 10
5. Daun torbangun 12
6. Bagan alir tahap penelitian 16
7. Pelaksanaan penelitian pada hewan coba 18
8. Kromatogram senyawa kimia daun torbangun 26
9. Kromatogram senyawa kimia dalam dahan torbangun 28
10. Kromatogram senyawa kimia dalam akar tanaman torbangun 29
11. Gambaran histopatologi pankreas tikus galur Sprague Dawley
Kelompok D dan N 39
12. Gambaran histopatologi pankreas tikus galur Sprague Dawley
Kelompok D-T1 dan D-T2 39
13. Gambaran histopatologi pankreas tikus galur Sprague Dawley
Kelompok D-Mt dan D-K 40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Uji kontras parameter pada tikus galur Sprague Dawley 62
2. Dokumentasi penelitian 65
3. Bukti-bukti Publikasi sebagian dari disertasi 69
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan laporan penelitian epidemiologi terdapat kecenderungan
peningkatan angka prevalensi Diabetes Melitus (DM) tipe 2 di seluruh dunia, dan
Indonesia menempati urutan keempat terbesar (WHO 2003). Estimasi dari
International Diabetes Federation (IDF) terdapat 382 juta jiwa penyandang DM
di dunia pada tahun 2013 dan 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga
terancam mengalami komplikasi. Diperkirakan akan terjadi peningkatan menjadi
592 juta jiwa pada tahun 2035 (IDF 2014).
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 melaporkan bahwa penyandang DM
di Indonesia pada tahun 2000 sekitar 8.4 juta jiwa, dan diperkirakan pada tahun
2030 akan meningkat menjadi 21.3 juta jiwa. Sedangkan pada laporan Riskesdas
2013 terjadi peningkatan prevalensi penyandang DM dari 1.1 persen pada tahun
2007 menjadi 2.1 persen pada tahun 2013.
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan metabolisme dalam
tubuh yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah karena ada
kelainan jalur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan
kerusakan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Jika hormon insulin
kurang atau tidak tersedia didalam tubuh, maka glukosa yang berada dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga menyebabkan kondisi tingginya kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Kondisi tersebut akan menyebabkan
reaksi autooksidasi glukosa, glikasi protein dan aktivasi jalur metabolisme poliol
yang akan mempercepat pembentukan radikal bebas serta menyebabkan
terbentuknya stres oksidatif (Jameson 2010).
Stres oksidatif merupakan kondisi ketidakseimbangan antara produksi
radikal bebas atau Reactive oxygen species (ROS) dengan antioksidan, dan kadar
radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan (Kurkcu et al. 2010).
Tingginya stres oksidatif yang berlangsung lama akan menimbulkan peroksidasi
lipid membran sel, reaksi auto oksidasi, apoptosis, kerusakan deoxyribo nucleic
acid (DNA) dan menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif salah satunya
adalah diabetes (Khotari et al. 2010). Berbagai hasil studi menyebutkan bahwa
komplikasi yang terjadi pada kadar glukosa yang tidak terkontrol adalah gangguan
pembuluh darah, penyakit mata, saraf, ginjal dan jantung (Shivani dan Sunil.
2013).
Mengingat dampak negatif dari penyakit diabetes sangat luas terhadap
masa depan suatu bangsa, maka diperlukan upaya terintegrasi untuk
penanggulangannya. Upaya untuk menanggulangi tingginya penyandang kadar
glukosa dalam darah tinggi adalah dengan menggali potensi kekayaan alam
Indonesia yang memiliki keaneka ragaman hayati untuk menjaga kesehatan dan
dapat berperan sebagai agent antihiperglikemia (Hsieh et al. 2010).
Salah satu daun yang diketahui bermanfaat adalah daun torbangun
(Coleus amboinicus Lour) yang mengandung vitamin C, B1, B12, beta karoten,
niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam lemak, asam oksalat dan serat
(Vismanathaswamy et al. 2011; Nadernejad et al. 2012). Aktifitas antioksidan
daun tersebut sudah dilaporkan bermanfaat untuk pengobatan tradisional pada
alergi kulit, diare, demam (Luckoba et al. 2006; Khattak et al. 2013), dan dapat
2
menurunkan nyeri premenstruasi (Devi et al. 2010; Pramadya et al. 2010) serta
meningkatkan ASI (Damanik et al. 2001, 2004, 2006; Damanik 2009, Santosa et
al. 2002). Ekstrak daun torbangun dilaporkan berperan sebagai senyawa
antihiperglikemia dengan memperbaiki kelainan metabolisme karbohidrat, lemak
dan meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler pada tikus. Mekanisme yang
terjadi diketahui melalui peningkatan sekresi insulin dan enzim yang berperan
dalam metabolisme glukosa (Viswanathaswamy et al. 2011). Salah satu
antioksidan yang berperan sebagai senyawa antihiperglikemia adalah quersetin,
dengan cara menghambat reaksi glikasi non enzymatis dengan protein
(Lukacinova et al. 2008), dan bereaksi dengan radikal bebas pada tikus yang
diinduksi Streptozotocin (Atef 2011). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik
untuk mengkaji potensi ektrak daun torbangun (Coleus amboinicus Lour), sebagai
senyawa yang dapat menghambat aktifitas radikal bebas pada tikus diabetes.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengkaji potensi antioksidan dalam
ekstrak daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) sebagai senyawa
antihiperglikemik dan dapat menurunkan stres oksidatif pada tikus diabetes.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kandungan komponen kimia dan zat gizi dalam daun torbangun.
3
Manfaat
Hipotesis
Diabetes melitus (DM) adalah suatu gejala kelainan dalam tubuh yang
ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan adanya
glukosa dalam air urin serta profil lipid dalam darah. Kadar glukosa dalam darah
yang tinggi akan memicu terbentuknya radikal bebas dan menimbulkan stres
oksidatif. Keadaan tersebut karena terjadi ketidakseimbangan antara produksi
radikal bebas dengan antioksidan, dan kadar radikal bebas lebih tinggi
dibandingkan antioksidan. Faktor-faktor yang berperan berasal dari internal
maupun eksternal. Faktor internal seperti genetik, umur, oksidasi fosforilasi,
proses patofisiologi, dan faktor eksternal seperti asupan makanan, patogen, sinar
ultra violet dan bahan kimia. Faktor internal utama yang menimbulkan stres
oksidatif adalah dalam oksidasi fosforilasi untuk membentuk energi (ATP) dalam
sel menghasilkan produk samping adalah radikal bebas.
Tubuh sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menetralisir radikal bebas
dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti katalase, GPx dan SOD.
Antioksidan tersebut akan menangkal atau meredam dampak negatif radikal bebas
dalam tubuh dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas
sehingga aktivitasnya bisa dihambat. Mekanismenya dengan cara mendonorkan
elektronnya baik pada tahap inisiasi, propagasi maupun tahap terminasi.
Hewan percobaan DM dibuat melalui beberapa cara yaitu pankreaktomi,
induksi senyawa kimia (diabetogenik) dengan streptozotosin (STZ), aloksan asam
dehidroaskorbat, asam dialurat, asam ksanturenat, induksi virus (Agung 2006).
Peran STZ pada sel β-pankreas mengakibatkan perubahan kadar insulin dan
kadar glukosa dalam darah. Dua jam setelah injeksi STZ pada tikus dewasa
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus
Stres Oksidatif
Antioksidan
beta karoten, vitamin B2, Zn, Cu, Se, protein) dan antioksidan non gizi (fenol,
polifenol, tannin); 3) antioksidan sintetis dibuat dari bahan kimia Butylated
hroxyanisole (BHA) yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mencegah
kerusakan lemak (Harris et al. 2011). Gambar 2 menunjukkan peran polifenol
dalam tanaman yang berpotensi menjaga kadar glukosa dalam darah dan
menurunkan resistensi insulin pada penyandang diabetes, dengan cara
menghambat absorbsi glukosa, regulasi metabolisme dan meningkatkan sekresi
insulin (Bahadoran et al. 2013).
Kadar glukosa ↑
Resistensi insulin ↓
Kelainan sel β
Pankreas Sel β
pankreas Hiperglikemia/
hiperlipidemia
Reseptor
Insulin Insulin↓
GLUT↓
Insulin
Insulin berasal dari bahasa Latin insula, disebut pulau dan diproduksi di
pulau-pulau Langerhans di ceruk endokri pankreas. Insulin adalah suatu hormon
polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (Bosco
et al. 2011). Sintesis insulin di pulau Langerhans diawali dalam bentuk
preproinsulin yang mengandung amino-terminal signal sequence sebagai
prekursor hormon untuk melewati membran retikulum endoplasma (RE) selama
proses translasi. Di dalam RE, bagian sinyal sekuensi secara proteolitik dipotong
dari proinsulin, terbentuknya tiga ikatan disulfida pada preproinsulin. Untai C
peptida pada proinsulin diputus oleh protease spesifik menjadi insulin dan
disimpan dalam beta granula dalam sitoplasma. Sintesis insulin dijelaskan pada
Gambar 4.
10
Saat ini telah dilakukan analisa fitokimia, komposisi asam amino dan
vitamin dalam batang, daun dan akar daun torbangun untuk mengetahui
manfaatnya lebih lanjut. Nama sinonim Coleus amboinicus Lour adalah
Plectranthus amboinicus Lour, family: Lamiaceae (Labiatae) dan genus: Coleus
atau Solenostemon. Tabel 1 menunjukkan hasil analisis fitokimia dalam batang,
daun dan akar Plectranthus amboinicus Lour (El-hawary et al. 2012).
Kadar asam amino essensial (tidak dapat disintesa dalam tubuh) dan non
essensial (dapat disintesa) ditemukan di dalam daun, batang dan akar Plectranthus
13
Kadar vitamin larut air (vitamin B, vitamin C) dan vitamin larut lemak
(vitamin A, vitamin D, vitamin E) terdapat dalam daun, batang dan akar
Plectranthus amboinicus Lour. Tabel 3 menunjukkan komposisi vitamin yang
terdapat pada daun, batang dan akar Plectranthus amboinicus Lour serta
rekomendasi WHO (El-hawary et al. 2012).
3. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu: (1) uji komponen kimia dan zat
gizi dalam daun torbangun; (2) uji daya hambat enzim α-glukosidase dan aktivitas
antioksidan dalam daun torbangun; (3) uji aktivitas ekstrak daun torbangun pada
stres oksidatif tikus diabetes yang meliputi: (3.1) uji pengaruh konsumsi ekstrak
daun torbangun pada kadar glukosa darah tikus diabetes; (3.2) uji pengaruh
konsumsi ekstrak daun torbangun pada antioksidan enzimatis, profil lipid dan
enzim glukokinase tikus diabetes; (3.3.) uji pengaruh konsumsi ekstrak daun
torbangun pada sel β-pankreas tikus diabetes. Bagan alir tahap penelitian dapat
dilihat pada Gambar 6.
16
Penelitian tahap 1
Karakteristik komponen daun torbangun
Penelitian tahap 2
Ekstraksi daun torbangun
Penelitian tahap 3
Aktivitas ekstrak daun torbangun pada
stres oksidatif tikus diabetes
Preparasi Bahan
Daun torbangun dicuci, dikeringkan dengan freeze dryer dan dihaluskan
dengan grinder kemudian diayak dengan ukuran 60 mesh. Daun torbangun yang
telah halus dilakukan maserasi. Bubuk daun torbangun sebanyak 70 gram
dilarutkan dalam 600 ml etil alkohol 96%/3 jam (2 kali). Pelarut diuapkan
dengan rotary evaporator dan dipekatkan dengan pemanas air suhu 60oC
(Viswanathaswamy et al. 2011). Hasil yang didapat adalah ekstrak kental dan
disimpan dalam suhu 4o- 8oC (Uma et al. 2011).
Analisis GCMS
Daun, batang bagian atas dan akar tanaman torbangun dianalisis dengan
kromatografi gas-spektrometri masa/GC-MS (GCMS-QP2010 Shimadzu), dengan
kolom RTX-MS (5% difenil-95% dimetil polisiloksan), panjang 30 meter,
diameter dalam 0,25 mm, dengan kondisi operasional: suhu kolom awal 60 °C,
suhu akhir 280 °C dengan kenaikan 10 °C/menit, suhu injektor 280 °C, suhu
detektor 270 °C, gas pembawa Helium, jenis pengion EI (Electron Impact),
volume sampel yang diinjeksikan 0,1 µL.
Aktifitas antioksidan.
Pada penetapan aktifitas antioksidan, ekstrak daun torbangun sebanyak
300 mg dilarutkan dalam 3 ml larutan campuran (0.6 M asam sulfat 100 mL, 28
mM natrium fosfat 100 mL dan 4 mM amonium molibdat 100 mL). Standar yang
dipergunakan adalah vitamin C. Nilai absorbansi sampel diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 695 nm, dan aktivitas antioksidan
dinyatakan IC50 (Praveena and Pradeep 2012).
Adaptasi 7 hari
Pengelompokan
Ethical Clearance
Abstrak
PENDAHULUAN
bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa kimia dalam daun, dahan bagian
atas yang lunak mudah dipetik dan akar dengan menggunakan teknik Gas
Chromatography Mass Spectrometric (GC-MS), aktivitas antioksidan daun
torbangun (Coleus amboinicus Lour) dengan metode DPPH dan pengujian daya
hambat enzim α–glukosidase dengan strektrofotometer.
METODE
Preparasi bahan
Daun torbangun dicuci, dikeringkan dengan freeze dryer dan dihaluskan
dengan grinder kemudian diayak dengan ukuran 60 mesh. Daun torbangun yang
telah halus dilakukan maserasi. Bubuk daun torbangun sebanyak 70 gram
dilarutkan dalam 600 ml etil alkohol 96% /3 jam (2 kali). Pelarut diuapkan
dengan rotary evaporator dan dipekatkan dengan pemanas air suhu 60oC
(Viswanathaswamy et al. 2011). Hasil yang didapat adalah ekstrak kental dan
disimpan dalam suhu 4o- 8oC (Uma et al. 2011).
Aktifitas Antioksidan
Pada penetapan aktifitas antioksidan, ekstrak daun torbangun sebanyak
300 mg dilarutkan dalam 3 ml larutan campuran (0.6 M asam sulfat 100 mL, 28
mM natrium fosfat 100 mL dan 4 mM amonium molibdat 100 mL). Standar yang
dipergunakan adalah vitamin C. Nilai absorbansi sampel diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 695 nm, dan aktivitas antioksidan
dinyatakan IC50 (Praveena dan Pradeep. 2012).
24
Analisis GCMS
Daun, batang bagian atas dan akar tanaman torbangun (Coleus amboinicus
Lour) dianalisis dengan kromatografi gas-spektrometri masa/GC-MS (GCMS-
QP2010 Shimadzu), dengan kolom RTX-MS (5% difenil-95% dimetil
polisiloksan), panjang 30 meter, diameter dalam 0,25 mm, dengan kondisi
operasional : suhu kolom awal 60°C, suhu akhir 280°C dengan kenaikan
10°C/menit, suhu injektor 280°C, suhu detektor 270°C, gas pembawa Helium,
jenis pengion EI (Electron Impact), volume sampel yang diinjeksikan 0,1 µL.
Kadar air dalam daun torbangun sebesar 7.7%, menunjukkan bahwa daun
aman disimpan sebelum digunakan untuk ekstraksi. Hal ini karena kadar air di
bawah 10% dapat mencegah terjadinya proses enzimatik dan kerusakan oleh
mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir (Seham et al. 2012). Analisis kadar
abu dalam daun torbangun merupakan parameter kandungan mineral (bahan
anorganik), didapatkan 13.48%. Kandungan bahan anorganik yang terdapat di
dalam suatu bahan diantaranya kalsium, kalium, fosfor, besi, magnesium, yang
biasa digunakan sebagai bahan baku untuk obat herbal (Luckoba et al. 2011).
Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun torbangun menggunakan
metoda DPPH. Analisis ini dinyatakan dengan IC50 sebagai indikator kemampuan
hambatan sebesar 50% dari sampel uji dengan menggunakan vitamin C sebagai
standar. Vitamin C adalah komponen yang dapat mengurangi dan menetralkan
25
komponen yang terdapat dalam jumlah kecil. Waktu retensi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor.
Pengukuran waktu retensi berdasarkan waktu ketika sampel diinjeksikan sampai
sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum (Roshan 2010)
Kromatogram hasil analisis komposisi kimia daun, dahan dan akar
torbangun (Coleus amboinicus Lour) dengan GCMS disajikan pada Gambar 8, 9,
10, sedangkan komposisi senyawa yang diduga sebagai penyusunnya disajikan
pada Tabel 6, 7 dan 8.
Area Konsentrasi
Puncak Waktu Nama
Retensi %
1 3.257 68128694 11.73 Carbamic acid, monoammonium
salt(CAS) Ammonium carbamate
2 12.185 34368476 5.92 l-Limonene
3 13.696 4607585 0.79 Heptanoic acid (CAS) Heptoic acid
4 13.766 5497507 0.95 Phenol, 3-ethyl- (CAS) m-Ethylphenol
5 14.226 6640283 1.14 2,3-DIHYDRO-BENZOFURAN
6 14.367 6554774 1.13 Nonanoic acid (CAS) Nonoic acid
7 14.793 8563953 1.47 Indolizine (CAS) Indolizin
8 14.983 14129689 2.43 NERIC ACID
9 15.250 4714871 0.81
10 15.619 9954531 1.71 (17.alpha.)-19-Norpregh-4,7-dien-20-yne
11 15.983 4817963 0.83 2H-Inden-2-one, 1,3-dihydro-, oxime
12 16.983 4644759 0.80 1-Dodecanol, 3,7,11-trimethyl- (CAS)
Hexahydrofarnesol
27
Area Konsentrasi
Puncak Waktu Nama
Retensi %
1 3.270 58438381 22.48 Formamide (CAS) Methanamide
2 3.412 34380083 13.22 12,13-Dimethyl-2,7-dioxa-
10-Diazatricyclo [4.4.4.0(1,6)]trans-
tetradecan-12
3 3.714 6480572 2.49 acetone-oxime
4 4.335 8987400 3.46 2,3-Butanedione (CAS) Diacetyl
5 4.335 26368794 10.14 2-Propanone, 1-hydroxy- (CAS) Acetol
6 14.787 11789442 4.53 BENZENEPROPANOIC ACID, .
ALPHA.-(HYDROXYIMINO)-
7 16.175 10383130 3.99
8 17.242 8879430 3.42 Tetradecanoic acid (CAS) Myristic acid
9 17.568 5068598 1.95 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetra
methyl-[R-[R*,R*-(E)]]-(CAS) Phytol
10 18.298 29929154 11.51 Hexadecanoic acid (CAS) Palmitic acid
11 18.844 5477021 2.11 Octadecanoicacid,2-propenylester
(CAS)ALLYL OCTADECANOATE
12 19.350 18424408 7.09 9-Octadecen--ol,(Z)-(CAS) cis-9-
Octadecen-1-ol
13 19.450 13810815 5.31 Octadecanoic acid(CAS) Stearic acid
14 19.983 7006119 2.69 6-Nitro-cylohexadecane-1,3-dione
15 22.878 14548189 5.60 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-
ethylhexyl)ester(CAS)Bis(2thylhexyl)
259971536 100.00
29
Area Konsentrasi
Puncak Waktu Nama
Retensi %
1 2.517 144075478 28.45 Methanamine, N-methyl- (CAS)
Dimethylamine
2 2.958 26111990 5.16 1-Propen-2-ol, acetate (CAS)
Isopropenyl acetate
3 3.125 6236912 1.23 Acetic acid, methyl ester (CAS) Methyl
acetate
4 3.458 2183627 0.43 Butanoic acid (CAS) n-Butyric acid
5 3.551 3995393 0.79 2,3-Butanedione (CAS) Diacetyl
6 4.255 49535920 9.78 Acetic acid (CAS) Ethylic acid
7 4.684 32462225 6.41 2-Propanone,1-hydroxy-(CAS)Acetol
8 7.145 7697989 1.52
9 7.504 5204729 1.03 Butanedial(CAS) Succinaldehyde
10 10.600 2173767 0.43 2(5H)-FURANONE
11 10.770 10952289 2.16 1,2-CYCLOPENTANEDIONE
12 12.411 12745541 2.52 2-Cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-
methyl- (CAS) Corylon
13 13.107 23968355 4.73 Phenol,2-methoxy-(CAS) Guaiacol
14 13.333 16311477 3.22 Cyclopropyl carbinol
15 13.566 2205647 0.44 3-Ethyl-2-hydroxy-2-cyclopenten-1-one
30
Hasil analisis kromatogram dalam daun, dahan bagian atas dan akar
tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) menunjukkan kadar senyawa kimia
n.Hexadecanoic acid (C16H32O2) yang berbeda, dan mempunyai aktivitas biologis
sebagai antioksidan, hipokolesterolemia, inhibitor hemolysis (pecahnya membran
eritrosit, sehingga hemoglobin bebas plasma). Senyawa kimia Octadecadienoic
acid (C18H32O2, berperan dalam perlindungan sel β-pankreas. Demikian juga
senyawa senyawa Tetradecanoic acid (CAS) Myristic acid (C14H28O2) mempunyai
aktiivitas biologis sebagai antioksidan, preventif pada kanker dan
hipokolesterolemik (Uma et al. 2011).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya bahwa aktivitas biologis senyawa
yang terdapat dalam daun berperan sebagai antioksidan, dan daun lebih banyak
tersedia, maka sampel pada penelitian ini menggunakan daun.
SIMPULAN
Kromatogram hasil analisis daun, dahan bagian atas dan akar tanaman
torbangun (Coleus amboinicus Lour) mengandung senyawa kimia
n.Hexadecanoic acid (C16H32O2), Octadecadienoic acid (C18H32O2), Tetradecanoic
acid (CAS) Myristic acid (C14H28O2). Pada pengujian antioksidan dalam ekstrak
etanol daun dengan menggunakan metode DPPH memiliki nilai IC50 247.942 ppm
dan mempunyai daya hambat enzim α-glukosidase pada nilai IC50 >100 ppm.
Ekstrak etanol daun torbangun memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan
daya hambat enzim α-glukosidase sehingga berpotensi menghambat hidrolisis
pada rantai 1,4 dan 1,6-oligosakarida menjadi glukosa dan dapat berperan sebagai
senyawa antihiperglikemik.
32
Abstrak
PENDAHULUAN
METODE
kelompok 4 (diabetes) diberi ekstrak daun torbangun dosis 930 mg/kg BB (T2).
Ekstrak daun torbangun menjadi suspensi dengan cara 0.3 % berat/volume
NaCMC pada kelompok 3 dan 4 selama 14 hari setiap pukul 08.00 - 09.00 WIB
(Viswamathaswamy et al. 2011). Kelompok 5 (diabetes) diberi Metformin
hidroklorida dengan dosis: 62.5 mg/kg BB selama 14 hari (Shareef et al. 2013).
Kelompok 6 (diabetes) diberi quersetin dengan dosis 15 mg/kg BB (Atef 2011).
Tabel 9. Perubahan kadar glukosa darah pada tikus normal dan diabetes galur
Spargue Dawley.
Pada penelitian ini terjadi penurunan kadar glukosa darah pada kelompok
tikus yang mendapat ekstrak daun torbangun dosis: 630 mg/kgBB (T1), dosis: 930
mg/kgBB (T2), obat metformin hidroklorida dosis: 62.5 mg/kgBB dan standart
antioksidan quersetin dosis:15 mg/kgBB. Penurunan ini disebabkan karena salah
satu gugus aktif yaitu senyawa quersetin berperan sebagai antioksidan dan dapat
menangkap radikal bebas sehingga menjadi tidak aktif. Menurunnya kadar radikal
bebas menyebabkan reseptor insulin dapat bekerja dengan baik sehingga glukosa
dapat masuk kedalam sel dan terjadi metabolisme glikolisis, glikogenesis serta
menurunnya glukoneogenesis.
Analisis antioksidan enzimatis dilakukan pada hati tikus normal dan
diabetes yaitu super oksida dismutase (SOD), catalase (CAT) dan glutathion
pereduksi (GPx). Terdapat penurunan kadar antioksidan enzim tersebut pada tikus
diabetes, setelah 14 hari perlakuan. Pada tikus diabetes terjadi stres oksidasi dan
ditunjukkan dengan peningkatan produksi H2O2 dan perubahan kadar antioksidan
37
enzimatis. Pada penelitian ini tikus diabetes yang diberi ekstrak daun torbangun
terjadi peningkatan kadar antioksidan enzimatis dan penurunan glukosa darah, hal
ini menunjukkan mekanisme kontrol kadar glukosa darah. Enzim SOD
mengkatalisis reaksi dismutasi radikal superoksida, dan catalase adalah suatu
haemoprotein yang mengkatalisis reaksi reduki H2O2 menjadi H2O serta menjaga
jaringan dari radikal hidroksil. Enzim gluthation pereduksi (GPx) yang
mengandung Se berperan pada reaksi oksidasi dan reduksi perubahan H2O2
menjadi H2O. Efek ekstrak daun torbangun meningkatkan aktivitas antioksidan
enzimatis dalam hati tikus normal dan diabetes terdapat pada Tabel 10.
Tabel 10. Efek ekstrak daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) pada perubahan
antioksidan enzimatis dalam hati tikus normal dan diabetes galur
Sprague Dawley.
Pada tikus diabetes terjadi stres oksidatif karena tingginya radikal bebas
melebihi antioksidan enzimatis, dan ditunjukkan dengan peningkatan kadar
malondialdehida (MDA). Kelompok tikus diabetes memiliki kadar MDA yang
tinggi dibandingkan dengan kelompok tikus normal, karena terjadi peroksida lipid
dan menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Sedangkan pada tikus diabetes yang
diberi ekstrak daun torbangun terjadi penurunan kadar MDA, hal ini dapat
dilaporkan bahwa dalam ekstrak daun tersebut mengandung antioksidan yang
salah satunya adalah quersetin dan berperan sebagai peredam radikal bebas (Atef
2011). Potensi ekstrak etanol daun torbangun dalam menurunkan kadar glukosa
darah dan kadar MDA dalam hati tikus diabetes, menjelaskan bahwa terjadi
penurunan kadar radikal bebas, dan peningkatan antioksidan enzimatis dalam
tubuh tikus diabetes galur Sprague Dawley yang diinduksi Streptozotocin (Trini et
al. 20151). Flavonoid yang terdapat dalam daun torbangun merupakan antioksidan
eksogen yang dapat mencegah stres oksidatif. Kerja flavonoid sebagai antioksidan
dapat secara langsung maupun tidak langsung. Mekanisme kerja secara langsung
adalah dengan mendonorkan ion hidrogen sehingga menetralisir efek toksik dari
radikal bebas. Sedangkan sebagai antioksidan tidak langsung dengan
meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen. Parameter yang berperan pada
peningkatan metabolisme glikolisis dalam sel adalah kadar enzim glukokinase
yang merupakan isozime heksokinase dan mengkatalisis reaksi phosphorilasi
glukosa menjadi glukosa-6-phosphat. Aktivitas enzim glukokinase pada daya
38
serap glukosa pada sel hati dan sekresi hormon insulin pada sel β-pankreas
berperan menjaga kadar glukosa dalam darah, dan bermanfaat sebagai terapi
antihiperglikemia serta antihiperlipidemia (Min et al.2014). Tabel 11
menunjukkan efek ekstrak daun torbangun pada enzim glukokinase dalam sel
darah dan kadar malondialdehid dalam hati tikus normal dan diabetes.
Tabel 11. Efek ekstrak daun torbangun pada enzim glukokinase dan kadar
malondialdehida tikus normal dan diabetes galur Sprague Dawley
40μm
N 40μm D
40 μm 40 μm
D-T1 D-T2
40 μm
D-Mt D-Q 40μm
Gambar 13 . Gambaran histopatologi pankreas tikus galur Sprague Dawley
Kelompok D-Mt dan D-Q (Pewarnaan Imunohistokimia)
Keterangan: D-Mt = kelompok tikus diinduksi STZ dan diberi obat Metformin
dosis 62,5 mg/kg BB, beberapa sel β-pankreas mengandung
insulin cukup banyak ( ), D-Q= kelompok tikus diinduksi STZ
dan diberi standar antioksidan quersetin 15 mg/kg BB,
menunjukkan distribusi sel β-pankreas yang mengandung insulin
dalam jumlah bervariasi ( ).
SIMPULAN
Ekstrak daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) mengandung
antioksidan quersetin dan mempunyai potensi menurunkan kadar glukosa darah,
radikal bebas dan peningkatkan enzim glukokinase serta melindungi sel β-
pankreas yang diinduksi STZ.
41
Abstrak
PENDAHULUAN
dependent diabetes mellitus (NIDM, tipe 2). DM tipe 1 adalah penyakit autoimun
dengan karakteristik reaksi peradangan lokal dan sekitar jaringan yang diikuti
dengan kerusakan pada sekresi hormon insulin pada sel-β pankreas. Sedangkan
DM tipe 2 dengan karakteristik munculnya resistensi insulin dan kelainan sekresi
insulin (Srinivasan et al. 2005). Kenaikan produksi superoksida dan penurunan
aktivitas enzim antioksidan dan sistem pertahanan pada hiperglikemia
berhubungan dengan komplikasi pada dislipidemia, gangguan pembuluh darah
mikro dan makro. Pengobatan pada DM meliputi oral hipoglikemik dan insulin.
Akan tetapi tidak terlepas dari efek samping yang merugikan (Atef 2011).
Tanaman obat sudah dipakai untuk membantu pengobatan pada penyakit
metabolisme seperti diabetes. Banyaknya komponen flavonoid sudah dipakai
sebagai senyawa untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah (Cazarolli et al.
2008). Banyak penelitian untuk mengetahui efek konsumsi daun yang dapat
berperan preventif pada hiperglikemia (Pallab dan Amarta. 2012). Torbangun
(Coleus amboinicus Lour) adalah daun yang beraoma aromatik dan banyak
terdapat di Indonesia. Telah dilaporkan bahwa pada ekstrak etanol mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan (Kumar et al. 2006). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi aktivitas antihiperlipidemik dari ekstrak etanol daun
torbangun (Coleus amboinicus Lour) pada tikus diabetes yang diinduksi
streptozotocin.
METODE
Tabel 12. Efek ekstrak etanol daun torbangun pada berat badan tikus galur
Sprague Dawley
Tabel 13. Efek ekstrak etanol daun torbangun (Coleus amboinicus Lour)
pada profil lemak dalam darah tikus diabetes.
Group Kolesterol Trigliserida HDL
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
N 51.2 ± 16.485b 84.4 ± 8.849a 50.4 ± 7.392a
D 98.4 ± 22.966a 115.2 ± 59.439a 22.2 ± 13.014b
b
D-T1 66.4 ± 17.534 78 ± 16.309a 38.2 ± 12.812ab
D-T2 77.4 ± 8.163ab 99.4 ± 24.532a 41.4 ± 13.276ab
ab a
D-Mt 76.4 ± 19.085 93.6 ± 19.926 40.4 ± 11.128ab
D-Q 74.6 ± 17.828ab 81.8 ± 21.738a 43.6 ± 14.277a
P-value 0.0275* 0.5231 0.0696
Keterangan : **) signifikan pada P<0.01 , *)signifikan pada P<0,05.
Angka yang diikuti huruf superscript yang sama dalam satu kolom
menunjukkan antar perlakuan tidak beda nyata (p>0,05).
SIMPULAN
PEMBAHASAN UMUM
Hasil identifikasi senyawa kimia tanaman torbangun (Coleus amboinicus
Lour) dengan teknik GCMS, didapatkan senyawa Hexadecanoic acid (CAS)
Palmitic acid di dalam daun, dahan dan akar. Menurut Uma et al. (2011) senyawa
tersebut mempunyai aktivitas biologis sebagai antioksidan, hipokolesterolemia,
inhibitor hemolisis. Senyawa Octadecadienoic acid (C18H32O2), yang terdapat di
dalam daun dan akar mempunyai aktivitas dalam perlindungan sel β-pankreas.
Demikian juga senyawa Tetradecanoic acid (CAS) Myristic acid (C14H28O2)
dalam daun dan dahan dilaporkan mempunyai aktivitas biologis sebagai
antioksidan, preventif pada kanker dan hipokolesterolemik. Berdasarkan hal
tersebut maka sampel dalam penelitian ini menggunakan daun torbangun yang
relatif lebih banyak daripada dahan dan akar.
Berdasarkan hasil analisis proksimat terlihat bahwa daun torbangun
mengandung karbohidrat sebesar 48.87%, dan diperkirakan mengandung lignin
dan pektin. Komponen terbesar kedua adalah protein dan lemak. Kadar protein
pada daun torbangun (26.33%) lebih besar jika dibandingkan dengan daun sirih
merah (22.63%) dan lebih tinggi dari salam (7.61%), demikian juga kadar lemak
dalam torbangun (9.11%) lebih tinggi dari daun sirih merah (3.96%) dan daun
salam (8.36%) yang sudah dilaporkan berperan dalam antidiabetik (Mega et al.
2012).
Kadar air dalam daun torbangun sebesar 7.7% dan kadar dibawah 10%
menunjukkan bahwa daun aman dari mikroba dalam penyimpanan sebelum
dipakai penelitian lebih lanjut (Seham et al. 2012). Kadar bahan simplisia daun
torbangun larut air 18% dan larut etanol 12.64%, sesuai dengan kriteria simplisia
yang baik (Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen
Kesehatan 2000). Analisis kadar abu dalam daun torbangun didapatkan 13.48%
menunjukkan bahwa mengandung mineral kalsium, kalium, fosfor, besi,
magnesium, yang biasa digunakan sebagai bahan baku untuk obat herbal
(Luckoba et al. 2011).
Analisis fitokimia pada daun torbangun didapatkan senyawa-senyawa
fenol, flavonoid dan quersetin merupakan hasil metabolit sekunder yang dapat
berperan sebagai senyawa antihiperglikemia dan antihiperlipidemia. Senyawa-
senyawa tersebut mempunyai aktivitas penangkal radikal bebas, sudah dilaporkan
dapat menjaga fungsi pembuluh darah dan telah dianalisis secara invitro dan
invivo (Ajay et al. 2007). Senyawa quersetin mempunyai potensi menangkal
radikal bebas, biosintesis sorbitol sehingga menjaga permeabilitas pembuluh
darah mikro, resistensi insulin dan sel β-pankreas pada tikus diabetes (Atef
2011).
Ekstrak etanol daun torbangun pada penelitian ini mempunyai aktivitas
antioksidan DPPH-IC50 sebesar 247.942 ppm jika dibandingkan dengan standar
vitamin C 1 ppm (Roshan et al. 2010), dan penelitian sebelumnya di India
mendapatkan aktivitas sebesar 207,57 ppm (Hullatti et al. 2011). Pada uji daya
hambat enzim α-glukosidase dalam daun torbangun, diperlukan ekstrak daun
torbangun>100 ppm untuk dapat menghambat penyerapan glukosa seperti
aktifitas standar Glukobay 0.264 ppm. Mekanisme inhibisi dari flavonoid
terhadap enzim α-glukosidase adalah melalui ikatan hidroksilasi dan substitusi
cincin β pada struktur flavonoid. Prinsip penghambatan ini menghasilkan
47
Keterbatasan penelitian
Pada penelitian secara invitro telah berhasil membuktikan bahwa ekstrak
daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) mempunyai kemampuan sebagai
antioksidan dan penghambatan kerja enzim α-glukosidase yang menghambat
hidrolisis 1,4 dan 1,6-oligosakarida menjadi glukosa, sehingga menurunkan
absorpsi glukosa di usus halus dan kadar glukosa darah tidak meningkat. Namun
secara invivo, dosis yang tepat belum dapat diketahui secara pasti.
Penelitian ini telah berhasil membuktikan bahwa ekstrak daun torbangun
mengandung antioksidan quersetin, mampu menurunkan stres oksidatif pada tikus
galur Sprague Dawley jantan umur 8 minggu, tetapi belum dapat melihat
pengaruh yang sama pada tikus dengan jenis kelamin dan umur yang berbeda.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Gurgel APAD, da Silva JG, Grangeiroa ARS, Oliveira DC, Limaa CMP, da
Silvaa ACP, Oliveira RAG and Souzac IA. 2009. In vivo study of the anti
inflammatory antitumor activities of leaves from Plectranthus amboinicus
(Lour) Spreng (Lamiaceae). Journal of Ethnopharmacol, 125(2): 361-363.
doi:10.1016/j. jep. 2009.07.006. Epub 2009 Jul 14.
Global Diabetes Plant at a Glance IDF – Global Diabetes Plant 2011-2021.
Harris CS, Beaulieu LP, Fraser MH, Mcintyre KL, Owen PL, Martineau LC, et al.
Inhibition of advanced glycation end product formation by medicinal plant
extracts correlates with phenolic metabolites and antioxidant activity.
Planta Med. 2011;77:196–204
He ZX, Zhou ZW, Yang Y, Yang T, Pan SY, Qiu JX. 2015. Overview of
clinically approved oral antidiabetic agents for the treatment of type 2
diabetes mellitus. Clin Exp Pharmacol Physiol. 2015;42:125–38.
doi:10.1111/1440-1681.12332.
Hussain HEMA. 2002. Hypoglycemic, hypolipidemic and antioxidant properties
of combination of curcumin from Curcuma longa,Linn and partially
purified productfrom Abroma augusta, Linn in streptozotocin induced
diabetes. Indian Journal of Clinical Biochemistry 17 : 33 – 43.
Hsieh PC, Huang GJ, Ho YL, Lin YH, Huang SS. 2010. Activities of
antioxidants, α-glukosidase inhibitors and aldose reductase inhibitors of
the aqueous extracts of four Flemingia species in Taiwan. Botanical Studies
51: 293-302.
Jameson JL. 2010. Harrison‟s Endocrinology. 2nd edition. The McGraw
Companies,Inc. Section III:267-313.
Jeremi PES, Gunter GC, Kuhnle, Robert JW. and Catherine RE. 2003.
Intracellular metabolism and bioactivity of quercetin and its in vivo
metabolites. Biochemistry Journal.372, 173–181.
Ji Young Jung, Yeni Lim, Min Sun Moon, Ji Yeon Kim and Oran Kwon. 2013.
Onion peel extracts ameliorate hyperglycemia and insulin resistance in high
fat diet/streptozotocin-induced diabetic rats. Nutrition & Metabolism 8:18.
Juei-Tang Cheng, Ching-Chiu Huang, I-Min Liu, Thing-Fong Tzeng, Chih Jen
Chang. 2006. Novel Mechanism for Plasma Glucose–Lowering Action of
Metformin in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. DIABETES, vol. 55 :
819-824.
Jung JY, Lim Y, Moon MS, Kim JY and Kwon O. 2011. Onion peel extracts
ameliorate hyperglycemia and insulin resistance in high fat diet/
streptozotocin-induced diabetic rats. Nutrition & Metabolism, 8:18.
Kahleova H, Matoulek M, Malinska H, Oliyarnik O, Kazdova L, Neskudla T,
Skoch A. 2010. Vegetarian diet improves insulin resistance and oxidative
stress markers more than conventional diet in subjects with Type 2 diabetes.
Diabetic Medicine ª 2011 Diabetes UK: 549- 558.
Kamalakkannan N, Mainzen SPP, The effect of Aegle marmelos fruit extract in
streptozotocin diabetes–a histopathological study. Journal of Herbal
Pharmcother, 5, 2005, 87–96.
Kavishankar GB, Lakshmidevi N, Mahadeva MS, Prakash HS, NiranjanaSR.
2011. Neuropharmacological Effects of Aqueous Leaf. African Journal of
Biomedical Research, Vol. 9; 101 – 107.
56
Prem Kn, Annamalai A and Thakur RS, Quercetin Attenuates Altered Colonic
Contractility and Intestinal Transit in HFD Fed/STZ Treated Type-2
Diabetic Rats, Pharmacologyonline 1, 2009, 1012-1020
Raghuramulu N, Madhavan Nair K, Kalyanasundaram K. 2003. A manual of
laboratory techniques. 2nd ed. Hyderabad: National Institute of Nutrition.
Rahayu M dan Siagian MH. 2000. Makna Tumbuhan Dalam Ritual Sistem
Pertanian Tradisional: Studi Kasus Penanaman Padi di Desa Pasir Eurih,
Ciomas – Bogor. Prosiding Seminar Nasional Etnobotani III. Denpasar
Bali. Hal: 381 – 385.
Rathore, G.S., M. Suthar, A. Pareek, and R.N. Gupta. 2011. Nutritional
antioxidants: A battle for better health. J. Nat. Pharm. 2: 2-14.
Renu AK and Mamta K. 2007. Effects of curcumin on retinal oxidative stress and
inflammation in diabetes. Nutrition & Metabolism, 4:8 doi:10.1186/1743
7075-4-8
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Laporan Nasional. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Republik Indonesia. Jakarta.
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Nasional. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Republik Indonesia. Jakarta.
Roshan DP, Naveen KM, Manjul PS, Anita S, Naheed WS, Gulzar A, Sudarshan
KS. 2010. Antioxidant Potential of Leaves of Plectranthus amboinicus
(Lour) Spreng. Scholars Research Library Der Pharmacia Lettre.
2(4):240-245
Sachin A, Shreesh KO, Divya V. 2009. Characterisation of Streptozotocin
Induced Diabetes Mellitus in Swiss Albino Mice. Global Journal of
Pharmacology, 3 (2): 81-84, 2009.
Sajimin ND, Purwantari E, Sutedi, Oyo. 2011. Effect of cutting interval
toproductivity and quality of bangun-bangun (Coleus amboinicus L) as
aforagepromising commodity. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner
16(4):288-293.
Sancheti S, Sancheti S, Seo S. 2009. Chaenomeles sinensis: a potent α-and β
glucosidase inhibitor. American Journal Pharmacology and Toxicology
4(1): 8-11.
Santosa CM, Widjajakusuma R, Rimbawan, Bukit P. 2002 . The Effect of
„Bangun-bangun‟ Leaves (Coleus amboinicus, L) Consumption by
Lactating Mothers on Milk Secretion and Breast-fed Infant Growth,
Abstract, J of The ASEAN Federation of Endocrine Societies (JAFES) 20:
150S.
Santosa CM dan Triana H. 2005. Kandungan senyawa kimia dan efek ekstrak air
Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus, L.) pada aktivitas fagositosis
netrofil tikus putih (Rattus norvegicus). Majalah Farmasi Indonesia, 16
(3), 141 – 148.
Sarkhail P, Rahmanipour S, Fadyevatan S, Mohammadirad A, Dehghan G, Amin
G, Shafiee A, Abdollahi M, Antidiabetic effect of Phlomis anisodonta,Effects
on hepatic cells lipid peroxidation and antioxidant enzymes in experimental
diabetes, Pharm Res, 56, 2007, 261–266.
Seham SE, Rabie HE, Azza R, Rehab SA and Amany AS. 2012.
Polyphenolicscontent and biological activity of Plectranthus amboinicus
59
(Lour.) spreng growing in Egypt (Lamiaceae). Phcog J., Vol 4 , Issue 32.
DOI:10.5530/ pj.2012.32.9
Selvaraj S, Vidya R C, Prakash R N,Fahmi SM. 2012. Fractions of Tinospora
cordifolia Stem Extract Demonstrate Insulin Secreting Activity In Diabetes
Induced Wistar Rats. Journal of Pharmacy Research 2012,5(3),1424-1427
Sandhar HK, Kumar B, Prasher S,Tiwari P,Salhan M, Sharma P. 2011. A Review
of Phytochemistry and Pharmacology of Flavonoids. Internationale
Pharmaceutica Sciencia. Jan-March 2011 Vol. 1Issue 1
Shanbhag T, Shenoy S, Rao MC, Woundhealin profileofTinospora cordifolia,
Indian drugs, 42, 2005, 217-222.
Shareef SM, Sridhar I, Mishra SS, Venkata Rao Y, Evaluation of hypoglycemic
effect of Lagerstroemia speciosa(Banaba) leafextract Alloxan Induced
Diabetes Melitus Rabbits, International JournalofMedical Research & Health
Sciences, www.ijmrhs.com. Volume2, 2013, Issue 2 April –June Coden.
Sharma SB, Nasir A, Prabhu KM, Murthy PS, Dev G, Hypoglycaemic and
hypolipidemic effect of ethanolic extract of seeds of Eugenia jambolana in
alloxan-induced diabetic rabbits, Journal of Ethnopharmacol, 85, 2003, 201
206.
ShenoyS, Kumar H, Thashma, Nayak V, Prabhu K, Pai P. 2012.
Hepatoprotective activity of Plectranthus amboinicus against
Paracetamolinduced hepatotoxicity in rats. International Journal of
Pharmacology and Sciences. Vol 1. Issue 2. 32-38.
Shiney Br, Ganesh P, Kumar RS. 2012. Phytochemical Screening of Coleus
aromaticus and Leucas aspera and Their Antibacterial Activity against Enteric
Pathogens. International Journal of Pharmaceutical & Biological
Archives 2012; 3(1):162-166
Shivani S, Sunil S. 2013. Antidiabetic Effect of Helianthus Annuus L., Seeds
Ethanolic Extract in Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetes
Mellitus. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
Vol 5, Issue 2. 382-387
Srinivasan K, Viswanad B, Lydia A, Kaul CL, Ramarao P. 2005. Combination
of high-fat diet-fed and low-dose streptozotocin-treated rat: A model for
type 2 diabetes and pharmacological screening, Pharmacological
Research, 52, 313–320.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. SNI 01-2891-1992, Cara Uji Makanan
dan Minuman. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Stangeland T., Remberg S.F., Lye K.A. Total antioxidant activity in 35
Ugandan fruits and vegetables. Food Chem. 2009; 113: 85
Subhas CM, Shivakumar H, Itgappa M, Nagarajappa K. 2009. Antidiabetic
andantioxidant potential of Coleus Aromatiicus leaf Extracs in Alloxan
induceddiabetic rats. Pharmacologyonline 3: 1054-1061
Suda, P., Zinjarde, S.S., Bhargava, S.Y., & Kumar, A.R. (2011). Potent
amylaseinhibitory activity of Indian ayurvedic medical plant. BMC
Complementary and Alternative Medicine 11:5,2.
Thu PMA, Jin W, Jingyi T, Yan ZL dan Ken N. 2013. Evaluation of α glucosidase
inhibition potential of some flavonoids from Epimedium brevicornum.
Journal of LWT Food Science and Technology 53: 492. DOI:
10.1016/j.lwt.2013.04.002
60
LAMPIRAN
62
Tidak
Q VS N 97,969 97,969 0,350 0,561
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 12,881 12,881 0,050 0,833
Signifikan
Q VS
BB-awal N&D&T1&T2&M 4,824 4,824 0,020 0,897 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 60,552 60,552 0,210 0,647
Signifikan
Tidak
T1 VS T2 130,321 130,321 0,460 0,503
Signifikan
Tidak
Q VS N 0,000 0,000 0,620 0,439
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 0,000 0,000 2,890 0,102
Signifikan
Q VS
CAT N&D&T1&T2&M 0,000 0,000 2,550 0,123 Tidak
&Q Signifikan
16,45
Q&N VS T1&T2 0,001 0,001 0,001
0 Signifikan
Tidak
T1 VS T2 0,000 0,000 1,260 0,272
Signifikan
Tidak
Q VS N 13249,600 13249,600 1,840 0,188
Signifikan
Tidak
GD-akhir Q VS N & T1 & T2 21394,817 21394,817 2,970 0,098
Signifikan
Q VS Tidak
25584,540 25584,540 3,550 0,072
N&D&T1&T2&M Signifikan
63
&Q
Q&N VS T1&T2 8201,250 8201,250 1,140 0,297 Tidak
Signifikan
T1 VS T2 54612,100 54612,100 7,580 0,011 Signifikan
19,97
Q VS N 79405,921 79405,921 0,000
0 Signifikan
19,87
Q VS N & T1 & T2 78996,074 78996,074 0,000
0 Signifikan
Q VS
10,09
GD-awal N&D&T1&T2&M 40117,997 40117,997 0,004
0
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 7797,301 7797,301 1,960 0,174
Signifikan
146894,40 146894,40 36,95 <.000 Tidak
T1 VS T2
0 0 0 1 Signifikan
Tidak
Q VS N 27783,441 27783,441 2,580 0,121
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 18169,080 18169,080 1,690 0,206
Signifikan
Q VS
GD-selisih N&D&T1&T2&M 1627,565 1627,565 0,150 0,701 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 5,101 5,101 0,000 0,983
Signifikan
Tidak
T1 VS T2 22372,900 22372,900 2,080 0,162
Signifikan
Tidak
Q VS N 1,706 1,706 0,640 0,430
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 2,008 2,008 0,760 0,393
Signifikan
Q VS
GLK N&D&T1&T2&M 0,765 0,765 0,290 0,596 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 0,369 0,369 0,140 0,712
Signifikan
Tidak
T1 VS T2 0,240 0,240 0,090 0,766
Signifikan
Tidak
Q VS N 28,881 28,881 0,080 0,784
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 181,630 181,630 0,480 0,493
Signifikan
Q VS
GPx N&D&T1&T2&M 252,540 252,540 0,670 0,420 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 247,833 247,833 0,660 0,424
Signifikan
Tidak
T1 VS T2 1478,267 1478,267 3,940 0,059
Signifikan
HDL Q VS N 921,600 921,600 4,960 0,036 Signifikan
64
Tidak
Q VS N & T1 & T2 26,667 26,667 0,140 0,708
Signifikan
Q VS
N&D&T1&T2&M 24,807 24,807 0,130 0,718 Tidak
&Q Signifikan
Q&N VS T1&T2 1155,200 1155,200 6,220 0,020 Signifikan
Tidak
T1 VS T2 115,600 115,600 0,620 0,438
Signifikan
Tidak
Q VS N 1102,500 1102,500 2,850 0,104
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 26,667 26,667 0,070 0,795
Signifikan
Kolesterol- Q VS
Total N&D&T1&T2&M 66,667 66,667 0,170 0,682 Tidak
&Q Signifikan
Q&N VS T1&T2 3125,000 3125,000 8,080 0,009 Signifikan
Tidak
T1 VS T2 1368,900 1368,900 3,540 0,072
Signifikan
Tidak
Q VS N 0,018 0,018 1,090 0,306
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 0,000 0,000 0,020 0,897
Signifikan
Q VS
MDA N&D&T1&T2&M 0,001 0,001 0,040 0,840 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 0,047 0,047 2,900 0,101
Signifikan
Tidak
T1 VS T2 0,041 0,041 2,540 0,124
Signifikan
Tidak
Q VS N 0,005 0,005 0,490 0,491
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 0,002 0,002 0,150 0,706
Signifikan
Q VS
SOD N&D&T1&T2&M 0,001 0,001 0,130 0,727 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 0,029 0,029 2,720 0,112
Signifikan
T1 VS T2 0,056 0,056 5,330 0,030 Signifikan
Tidak
Q VS N 624,100 624,100 0,560 0,461
Signifikan
Tidak
Q VS N & T1 & T2 117,600 117,600 0,110 0,748
Signifikan
Q VS
Trigliserida N&D&T1&T2&M 322,667 322,667 0,290 0,595 Tidak
&Q Signifikan
Tidak
Q&N VS T1&T2 2928,200 2928,200 2,640 0,118
Signifikan
Tidak
T1 VS T2 16,900 16,900 0,020 0,903
Signifikan
65
RIWAYAT HIDUP