net/publication/341118606
CITATIONS READS
7 164
3 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Moch Fuad Nasvian on 04 May 2020.
Abstrak
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah ada sejak masa awal Bangsa Indonesia. Pesantren
merupakan merupakan tempat dimana ilmu agama Islam dan budaya asli Indonesia disandingkan dan disebarkan,
namun keberadaan mereka saat ini banyak dituding sebagai sumber dari terorisme, khususnya pasca serangan World
Trade Center New York 2011 lalu. Keberadaan pesantren sendiri tidak lepas dari sosok seorang Kyai sebagai sumber
penyampai ilmu khususnya agama Islam, dan sebagai tokoh masyarakat yang dituakan. Penempatan posisi Kyai dalam
pondok pesantren saat ini tidak lepas dari komunikasi yang dilakukan beliau terhadap santri, dimana dengan segala
keterbatasannya, Kyai harus mampu tetap menjadi pengayom santri dan pesantren. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyusun, memahami dan menganalisis model komunikasi Kyai dengan santri, khususnya pada konteks Pondok
Pesantren “Ribathi” Miftahul Ulum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian yang memperkaya pemikiran
dan data mengenai komunikasi dari perspektif budaya timur. Penelitian ini diharapkan menjadi bagian dari upaya
kontekstualisasi agama Islam yang relevansinya dianggap minim dalam kehidupan saat ini. Penelitian ini menggunakan
metodologi kualitatif dengan metode fenomenologi, yang didukung dengan teknik pengumpulan data dengan
pengamatan pemeranserta. Fenomenologi digunakan untuk memahami bagaimana seseorang mengalami dan memberi
makna pada sebuah pengalaman. Jadi merupakan riset terhadap dunia kehidupan orang-orang, pengalaman subjektif
mereka terhadap kehidupan pribadi sehari-hari. Jadi kebenaran murni berasal dari statement obyek penelitian. Hasil
penelitian ini berupa konstruksi model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum terbentuk
dari interaksi tinggi antara Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri, dimana Ustadz berfungsi sebagai pihak yang
mampu menyambungkan komunikasi Kyai dengan santri. Model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren
Ribathi Miftahul Ulum dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh konsep Akhlak, Status Kyai dan Kharisma Kyai. Pendidikan
akhlak merupakan cara Kyai untuk membentuk konteks komunikasi dalam pondok, yang akan memudahkan
manajemen juga transfer ilmu dalam kegiatan pesantren. Sedangkan status dan kharisma Kyai merupakan faktor
penambah legitimasi komunikator dalam konteks pondok pesantren. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum, Kecamatan Dampit Malang, mengenai Model Komunikasi Kyai dan Santri,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Konstruksi model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi
Miftahul Ulum terbentuk dari intensitas interaksi yang tinggi antara Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri,
dimana Ustadz berfungsi sebagai pihak yang mampu menyambungkan pesan Kyai kepada santri baik dalam bentuk
verbal maupun nonverbal.
Kata Kunci : Fenomenologi, Komunikasi, Kyai, Pondok Pesantren, Santri, Ribathi Miftahul Ulum,
Abstract
Boarding school is an educational institution of Islam that has existed since the early days of the Indonesia. Pesantren
(Islamic boarding School) is a place where Islamic knowledge and indigenous Indonesian culture combined and
overspread, but their existence is currently widely blamed as the source of terrorism, particularly after the World Trade
Center NewYork was attacked in 2011. The Islamic Boarding existence can not be separated from the figure of a Kyai
(Cleric) as a sources transmitter of knowledge, especially Islamic, as the elder and leaders of community. Kyai position in
the Islamic boarding school at this time can not be separated from his communications made to the students, which
with all its limitations, Kyai should be able to remain as the boarding protector and students. The purpose of this study
was to formulate, understand and, analyze models of Kyai communication with students, especially in the context of the
Boarding Schools' Ribathi "Miftahul Ulum. This study was expected to be a study that enriches thought and
communication of data on the east culture perspective. This study was expected to be a part of Islam that
contextualization is considered minimal relevance in today's life. This study used a qualitative methodology with a
phenomenological method, which is supported by the observation partisipatory data collection techniques.
Phenomenology is used to understand how a person's experience and give meaning to an experience. So is the world's
Alamat korespondensi:
Moch. Fuad Nasvian, S.I.Kom
Email : nasvian.surplus@gmail.com
Alamat : Tersusan sigura-gura E/65, Malang, 65146
197
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
research on the lives of people, their subjective experience of the everyday personal life. So the truth is purely derived
from thei statement of objects of research. The results of this study is construction model of the Kyai (cleric) – santri
(students) communication at boarding school Ribathi Miftahul Ulum formed from senior Ustadz (teacher) - Kyai
interactions, and Ustadz-santri interactions, where Ustadz served as the party which has capability to create interaction
and communication between Kyai and santri. Communication Model Kyai and students at Islamic boarding school
Ribathi Miftahul Ulum influenced by the concept of morality, Kyai’s charisma and Kyai’s status. Kyai moral education is a
way to establish communication in the context of the lodge, which will also facilitate the transfer of knowledge in the
management of boarding activities. Whereas, Kyai status and charisma works as enhancing factor of communicator
legitimacy in the context of the Islamic boarding school. Based of study in Ribathi Miftahul Ulum Islamic Boarding
School, Dampit Malang about Communication Model Kyai and santri, it can be concluded that the communication
model formed from the interaction of high intensity between Ustadz and Kyai, also Ustadz with Santri, where Ustadz
have roles as a messenger and interpreter from Kyai to the students either in the form of verbal and nonverbal.
Keywords : Communication, Islamic Boarding School, Kyai (Cleric), Phenomenology, Ribathi Miftahul Ulum, Santri
(Students)
198
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
produksi dan pertukaran makna. Hal ini berperan juga dalam menghadang radikalisme.
berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi Sayangnya beberapa pesantren juga mengusung
dengan orang-orang dalam menghasilkan makna. kekerasan yang sebenarnya dalam konteks
Al Quran merupakan salah satu sumber tertentu bertentangan dari prinsip Islam. Seperti
peradaban timur yang cukup fenomenal. Sejak dalam kasus FPI dan penahanan Ustadz Abu
disebarkan di Jazirah arab hingga saat ini, agama Bakar Ba’asyir, dimana pesantren dan Kyai-nya
Islam yang dibawa Al Quran tidak hanya tumbuh mendidik santrinya untuk berjihad dengan “jalan
dan berkembang di jazirah Arab, namun sudah pedang”. Hal tersebut mereka perintahkan
tersebar ke seluruh dunia, bahkan menurut karena menganggap Amerika merupakan Harbi
catatan Vatikan yang dimuat Kompasiana 22 (Kafir yang wajib diperangi). Uniknya adalah para
Januari 2012, Islam merupakan salah satu agama santri mereka juga banyak yang menyanggupi
dominan, bahkan dengan populasi terbesar di untuk melakukan itu, sehingga bisa dikatakan
Dunia [3]. Semenjak peristiwa 9/11, dimana bahwa komunikasi yang dilakukan oleh para
ekstrimis Islam dituduh melakukan terorisme ulama yang mengusung “jalan pedang” itu
yang menyebabkan runtuhkan Gedung World efektif.
Trade Center New York, image Islam menjadi Secara umum menurut Direktorat
negatif, bahkan sempat terjadi Islamic Phobia di Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Amerika. Namun dalam waktu bersamaan juga Kementrian Agama Republik Indonesia8, Pondok
rupanya tumbuh minat dari masyarakat dunia Pesantren di Indonesia terbagi tiga golongan
non-Islam akan mempelajari Al Quran, guna besar, yaitu pesantren Salaf, Khalaf, dan Ribathi.
mengetahui lebih dalam tentang Islam, yang Secara umum pesantren salaf diartikan sebagai
dianggap sebagai agama teroris saat itu. pesantren tradisional, yang menggunakan
Kyai sebagai tokoh sentral mempunyai sumber klasik seperti menggunakan buku dengan
peran penting dalam lingkungan dan dinamika arab gundul. Pesantren khalaf lebih dikenal
pesantren serta dinamika masyarakat. Secara dengan pesantren modern menggunakan sistem
umum Kyai juga dipandang sebagai ulama karena klasikal dan memiliki tahapan kelas dalam
Kyai dianggap menguasai ilmu agama secara pengajarannya, mereka juga mengadakan
mendalam dan mempunyai pengetahuan yang evaluasi belajar layaknya sekolah formal untuk
luas tentang Islam, walaupun pada kenyataannya menguji sejauh mana pemahaman mereka
pengetahuan mereka tentang agama dan Islam terhadap pelajaran. Pesantren Ribathi sendiri
sangat beragam. Kyai merupakan figur yang lebih dikenal dengan pesantren kombinasi atau
disucikan dan dihormati karena dianggap sebagai campuran dari sistem pendidikan salaf dan
lambang kewahyuan Ilahi. Menurut Dhofier para khalaf.
santri dan anggota masyarakat menganggap Kyai Penelitian tentang komunikasi Kyai dan
adalah tempat bertanya tentang semua hal, baik Santri ini mengambil lokasi di pesantren Miftahul
yang bersifat keduniawian maupun kehidupan Ulum Dampit, Kabupaten Malang, yang diasuh
akherat [6]. Selain itu juga tempat untuk mencari KH. Syamsul Arifin. Pondok Pesantren tersebut
solusi dari semua masalah serta tempat meminta sudah berusia lebih dari 20 tahun, dari data yang
nasihat dan fatwa. Peran Kyai yang sedemikian didapat pada prapenelitian, masyarakat di
besar itu tentunya diikuti dengan pola-pola daerah sekitar pondok tersebut sebelumnya
komunikasi mereka yang tertata, sesuai dengan adalah masyarakat yang gemar kerasukan
kitab Suci Umat Islam sebagai landasan untuk jaranan dan minum minuman keras, namun pada
berbuat. saat dilakukan penelitian, kondisi di daerah
Menurut Suryadharma Ali yang dikutip pondok sendiri masyarakatnya saat ini terlihat
www.republika.co.id 26 Desember 2012 kyai dan jauh dari kegiatan tersebut.
pesantren merupakan salah satu elemen penting Perubahan yang terjadi khususnya adalah
dari bangsa Indonesia dalam mendapatkan kondisi lingkungan sekitar pondok yang kondusif,
kemerdekaannya [7]. Secara historis, pesantren salah satu parameternya adalah santri pondok
adalah lembaga pendidikan Islam yang tersebut yang mayoritas siswa SMP, dimana pada
dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat. usia mereka pengaruh lingkungan dan media
Keberadaannya merupakan produk budaya khas sangat signifikan, ternyata memiliki kegemaran
masyarakat Tanah Air yang menyadari arti mendengarkan dan bermain musik gambus,
pentingya pendidikan alternatif bagi pribumi. bahkan musik yang mereka simpan dalam
Pola dan sistem yang dijadikan selaras dengan telepon genggam mereka adalah musik gambus.
dinamika masyarakat sekitar, sehingga dapat Musik gambus sendiri adalah musik islami yang
199
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
200
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
201
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
202
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
203
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
Pondok Miftahul Ulum juga mengalami model komunikasi Kyai dengan santri. Secara
penurunan kualitas hubungan santri dengan Kyai umum noise pada model komunikasi Kyai dan
ini. Sehingga seperti terlihat di bagan model santri terjadi melalui faktor semantik, fisiologi,
diatas, komunikasi antara Kyai dengan santri fisik, dan psikologi23.
lebih banyak secara patronus. Santri memandang a. Semantik
Kyai berdasarkan kharisma, kesan yang Seorang Kyai umumnya memiliki tingkat
dituturkan oleh ustadz, sedangkan untuk pengetahuan yang tinggi, khususnya dibidang
berinteraksi secara langsung dan interpersonal ilmu agama. Namun tidak semua Kyai
sangat minimal mengingat kondisi Kyai sedang memiliki kemampuan untuk
tidak sehat. mengkomunikasikan ilmunya dengan baik.
3. Ustadz (Channel) Tentunya menyampaikan ilmu yang sama
Model komunikasi Kyai dan santri tidak terhadap audience yang berbeda diperlukan
bisa dilepaskan dari peran Ustadz atau guru pendekatan yang berbeda pula. Kendala
pengajar. Keberadaan Ustadz utamanya untuk dapat dianggap juga sebagai noise, khususnya
menjembatani pesan-pesan serta nilai yang semantik.
ditanamkan Kyai, hal ini disebabkan keterbatasan Pada Pondok Pesantren Ribathi Miftahul
Kyai dalam mengawasi dan mengajari santri Ulum ini, santri Madrasah Diniyah-nya berasal
dengan jumlah besar. Keberadaan Ustadz juga dari usia sekolah dasar hingga SMP,
membantu menyampakan pesan-pesan serta pembagian kelasnya dilakukan sesuai dengan
nilai yang ditanamkan Kyai sesuai dengan kelas kemampuan ilmu agamanya. Hal ini untuk
pengetahuan dan usia santri yang beragam, mempermudah pengajaran, dimana setiap
untuk itu Ustadz mendapatkan pengawasan ustadz memiliki cara tersendiri dalam
langsung dari Kyai dan pengelola pesantren agar menyampaikan informasi agar dapat diterima
dapat terus menjaga kualitas serta kesesuaian baik oleh semua santri. Hal ini bertolak
ilmu yang diajarkan. belakang saat Kyai yang memberikan materi
Peran Ustadz dalam pesantren ribathi bersama, dimana selama pengamatan peneliti
Miftahul Ulum ini mirip dengan peran channel hanya santri dengan tingkatan tinggi dan
dalam Model Komunikasi. Shannon dan Weaver, ustadz saja yang mampu memahami materi
Lasswell, hingga Berlo21 menyebutkan Channel yang diberikan.
dalam model Komunikasi mereka. Kecuali b. Fisiologi
Shannon dan Weaver, tokoh-tokoh lain Aspek noise fisiologi ini adalah yang paling
membatasi channel sebagai media, baik media tampak pada komunikasi di Pondok Pesantren
massa maupun udara, dan pengindraan manusia. Miftahul Ulum, khususnya pada kondisi fisik
Sedangkan peran Ustadz pada model komunikasi Kyai Syamsul yang telah berumur. Secara
ini sebagai tidak sekedar medium pasif, namun signifikan pengaruh komunikasi di Pesantren
sebagai medium aktif, dimana mereka Miftahul Ulum ini dapat dilihat dari
menyampaikan pesan dari Kyai untuk disesuaikan menurunnya minat santri dari luar daerah
dengan tingkatan anak didik mereka. untuk belajar di sana. Bahkan terhitung sejak
4. Message-Feedback 2010-2011 sudah tidak terdapat santri dari
Dalam model komunikasi Kyai dan santri luar daerah. Alasan utamanya adalah Kyai
ini pesan yang disampaikan dengan feedback Syamsul sudah tidak dapat mengajar secara
sering berjalan bersamaan. Hal ini mengadopsi optimal lagi.
dari model komunikasi transaksional22 dimana Kendala Fisiologi ini juga mempengaruhi
posisi antara komunikator dan komunikati tidak kuantitas komunikasi Kyai dengan santri,
bias dipisahkan karena proses komunikasi bahkan juga dengan Ustadz, sehingga tugas-
berjalan simultan. Komunikasi yang terjadi di tugas pengawasan mulai dilimpahkan pada
lingkungan pondok pesantren Miftahul Ulum putra Kyai yaitu Gus In’am.
melibatkan banyak orang yang terbagi dalam c. Fisik
kelompok Santri, Ustadz, dan seorang Kyai, Noise fisik pada komunikasi di Pondok
sehingga tidak dimungkinkan keberadaan Pesantren Mifthaul Ulum tidak banyak
komunikator dan komunikati berlangsung terjadi, karena bagaimanapun pondok
bergantian. pesantren merupakan tempat yang
5. Noise dikondisikan untuk kegiatan belajar,
Dalam setiap proses komunikasi selalu khususnya ilmu agama.
didapati noise, hal tersebut juga terjadi pada d. Psikologi
204
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
Konteks komunikasi di Pondok Pesantren yang dikenal dan berbeda sistem kurikulum
Mifthaul Ulum yang mengutamakan pendidikannya yaitu Salaf, Khalaf, dan
Akhlak, yang salah satu poinnya adalah Ribathi. Penelitian ini sendiri dilakukan pada
tidak berprasangka buruk, secara umum pondok pesantren Ribathi atau sistem
mampu mengurangi dampak noise ini. Hal kombinasi.
ini juga terungkap dari wawancara 2. Perlu dikembangkan lagi penelitian
bersama Mas Furqon dan Mas Maulana mengenai Kyai, Pesantren, serta Islam
pada masa mereka bagaimana santri bisa dalam segala konteks, terutama sosial
sangat memuliakan Kyai. Namun saat in kemasyarakatan untuk dapat lebih
penghormatan tersebut berubah menjadi memahami peranserta mereka
suatu tekanan psikologi, hal ini terjadi dimasyarakat. Hal ini perlu dilakukan
karena minimnya kesempatan interaksi mengingat mulai dekade 2000an hingga
langsung dengan Kyai yang kondisi fisiknya sekarang, seringkali muncul isu negatif
menurun. tentang keberadaan mereka di masyarakat.
Berdasarkan penjelasan model Di atas Bagi peneliti hal ini merupakan suatu
yang bersumber pada pengamatan selama masalah yang perlu dipecahkan mengingat
penelitian di Pesantren Ribathi Miftahul Ulum, peran serta Kyai, Pesantren, serta Islam
dapat disusun proposisi Model Komunikasi Kyai sangat mendasar dalam mendirikan
dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Republik Indonesia, bahkan masih terasa
Ulum terbentuk dari interaksi intensif antara positif dalam masyarakat saat ini. Sungguh
Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri, naif jika kalangan yang memiliki pengaruh
dimana Ustadz berfungsi sebagai besar seperti itu pada akhirnya
channel.Channel diperlukan untuk membantu terpinggirkan akibat isu yang dimunculkan
mengkomunikasikan pesan agar lebih efektif, dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Kyai kepada santri yang berjumlah banyak
dengan rangeusia yang lebar. UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat
KESIMPULAN DAN SARAN Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
Kesimpulan hidayahnya, sehingga penulis dapat
Berdasarkan penelitian yang telah menyelesaikan Proposal Tesis yang berjudul
dilakukan di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul MODEL KOMUNIKASI KYAI DENGAN SANTRI
Ulum, Kecamatan Dampit Malang, mengenai dengan baik. Bapak Dr. Bambang Dwi Prasetyo,
Model Komunikasi Kyai dan Santri, maka dapat S.Sos, M.Si,. Bapak Prof. Dr. Ir. Sanggar Kanto,
ditarik kesimpulan bahwa Konstruksi model MS., serta Dr. Drs. Suryadi, MS., yang telah
Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren mengarahkan penelitian ini. Utamanya kepada
Ribathi Miftahul Ulum terbentuk dari intensitas Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS., yang
interaksi yang tinggi antara Ustadz dengan Kyai, memberikan kesempatan peneliti memperoleh
serta Ustadz dengan Santri, dimana Ustadz beasiswa sehingga dapat menuliskan penelitian
berfungsi sebagai pihak yang mampu ini. Keluarga besar pondok pesantren Ribathi
menyambungkan pesan Kyai kepada santri baik Miftahul Ulum yang bersedia menjadi
dalam bentuk verbal maupun nonverbal. narasumber penelitian terutama keluarga Kyai
Saran Syamsul Arifin (alm). Sebagai salah satu dari
Berdasarkan penelitian yang telah sedikit penelitian dengan bahasan
dilakukan di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul kontekstualisasi Islam dalam Ilmu Komunikasi,
Ulum, Kecamatan Dampit Malang, mengenai saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
Model Komunikasi Kyai dan Santri, maka dapat penulis harapkan. Semoga karya ini bermanfaat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: dan dapat memberikan sumbangan yang berarti
1. Peneliti merasa perlu memberikan saran, bagi pihak yang membutuhkan.
secara umum untuk penelitian berbasiskan
komunikasi dari perspektif timur, khususnya DAFTAR PUSTAKA
dalam konteks penelitian tentang Kyai dan [1]. Mulyana, D. (2004). Ilmu Komunikasi Suatu
santri. Peneliti merasa model komunikasi Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Kyai dan santri akan jauh lebih menarik jika Rosdakarya.
dapat dikaji dari berbagai sudut pandang,
paling tidak dari 3 jenis pondok pesantren
205
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Nasvian, et al.)
206