Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN JOBSHEET 1

PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI

“AMPLITUDO MODULATION (AM)”

Dosen Pengampu:
Sartika Anori, S.Pd., M.Pd.T.

Disusun oleh:
Fadhli Harzian Syah (21065024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
Fakultas Teknik UNP Lembaran Kerja 01
Jurusan Teknik Elektronika Mata Kuliah : Praktikum Telekomunikasi
Waktu : 200 menit Topik : Modulasi Analog
Kode : ELA1.61.6304 Judul : Amplitude Modulation (AM)

A. PETUNJUK UMUM :
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami modulasi AM
2. Indikator Pencapaian
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian modulasi AM
b. Mahasiswa mampu menvisualisasikan bentuk gelombang dari persamaan gelombang
c. Mahasiswa mampu membentuk persamaan gelombang dari bentuk gelombang yang
diketahui
d. Mahasiswa mengerti dan hafal formula persamaan gelombang AM
e. Mahasiswa mampu membentuk dan menvisualisasikan persamaan hasil modulasi
f. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian indeks modulasi serta pengaruhnya
terhadap hasil modulasi

B. TEORI SINGKAT
Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi sinyal frekuensi rendah pada
gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang frekuensi
tinggi tanpa mengubah frekuensinya. Frekuensi rendah ini disebut sinyal pemodulasi dan
frekuensi tinggi disebut sinyal pembawa. Metode ini dipakai dalam transmisi radio AM
untuk memungkinkan frekuensi audio dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara
penumpangkan frekuensi audio pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan
melalui antena.

Mixer
Penyimpangan yang tidak linear akan menghasilkan harmonik (multiple pada
frekuensi masukan). Sebagai contoh dalam gambar 1, jika tegangan base-emitter Vbe
pada transistor adalah sebuah gelombang sinus murni dengan frekuensi 1 Khz. Kemudian
arus kolektor adalah gelombang sinus yang menyimpang dengan frekuensi dasar pada 1
KHz dan frekuensi harmonik pada 2 KHz, 3KHz, 4KHz dst. Umumnya jika f adalah
frekuensi dasar, keluarannya terdiri dari frekuensi f, 2f, 3f, ... nf.

Gambar 1. Kurva transconductance dari transistor

Mixer merupakan rangkaian nonlinear dengan dua sinyal masukan dan satu sinyal
keluaran. Pada gambar 2 sinyal masukan mempunyai frekuensi Fx dan Fy. Karena

1
penyimpangan nonlinear, sinyal masukan terdiri dari sinyal masukan asli dengan
harmoniknya. Tambahan bagi keharmonisan yang dibentuk, frekuensi baru muncul pada
masukan yang sama dengan jumlah dan perbedaan pada dua masukan frekuensi.

Gambar 2. Mixer

Jika fx dan fy merupakan masukan, maka frekuensi baru adalah :


Jumlah (sum) = fx + fy
Beda (diff) = fx – fy
Gambar 3 merupakan contoh dari sebuah mixer. Satu sinyal menggerakkan basis
dan yang lainnya menggerakkan emiter. Satu dari sinyal masukan lebih besar, karena
diperlukan untuk menjamin operasi nonlinear. Sinyal masukan yang lainnya biasanya
lebih kecil, kecilnya sinyal ini karena sering muncul suatu sinyal lemah dari antena.
Rangkaian pengumpul pada kolektor biasanya diset pada frekuensi yang berbeda.
Oleh karena itu, dua frekuensi asli harmoniknya dan jumlah (sum) frekuensi di-filter
keluar pada masukan. Hanya frekuensi berbeda yang mencapai masukan akhir.

Gambar 3. Mixer bipolar

Modulasi amplitudo (AM) didapat bila frekuensi rendah mengontrol amplitudo


dari sinyal frekuensi tinggi. Gambar 4 menunjukkan proses modulasi amplitudo. Sinyal
frekuensi tinggi disebut carrier dan sinyal frekuensi rendah adalah sinyal pemodulasi.
Ratusan dari siklus carrier secara normal muncul ketika satu siklus dari sinyal modulasi.
Untuk lintasan ini, gelombang AM pada osiloscope terlihat seperti sinyal pada gambar
4(c), puncak positif dari carrier berjarak dekat dari bentuk padat diatas melingkari yang

2
diketahui sebagai selubung teratas (upper envelope), sama juga puncak negatif
membentuk selubung terendah (lower envelope).

Gambar 4. (a) Gelombang pemodulasi (b) Sinyal pembawa (c) Sinyal AM

Sinyal carrier Vx merupakan masukan kepenguat common emiter. Rangkaian


amplified carrier oleh suatu faktor pada A, sehingga masukan-nya adalah AVx. Sinyal
modulasi merupakan bagian dari pembiasan, sehingga menghasilkan variasi frekuensi
rendah dalam arus emiter. Sebagaimana ditunjukkan tegangan diperoleh secara
proporsional pada arus emitter. Untuk ini sinyal amplified carrier terlihat seperti bentuk
gelombang AM, puncak dari sinyal masukan bervariasi secara sinusoidal dengan sinyal
yang termodulasi. Ditetapkan, selubung teratas dan terendah (upper and lower envelope)
mempunyai bentuk dari sinyal yang mengalami modulasi.

Gambar 5. Proses sinyal AM (Transistor Modulator)

3
Persen modulasi
Dalam gambar 6 gelombang AM memiliki nilai maksimum puncak ke puncak
pada 2 Vmax dan nilai minimum puncak ke puncak pada 2 Vmin. Koefisien modulasi
diperoleh dari :

Persen modulasi = m x 100 %

Gambar 6. Gelombang AM

Frekuensi Sampling
Suatu modulator (gambar 5) adalah rangkaian nonlinear. Karena itu didapat
penjumlah frekuensi dan perbedaan frekuensi sama seperti pada mixer. Frekuensi baru
disebut frekuensi sampling. Sum (penjumlahannya) adalah frekuensi side teratas dan
difference (perbedaannya) adalah frekuensi side terendah. Seperti sebuah mixer,
menghasilkan dua frekuensi asli yang sum dan frekuensi difference. Tidak seperti mixer,
bagaimanapun masukan akhir pada gambar 5 terdiri dari frekuensi carrier dan dua
frekuensi side.

Gambar 7. Envelope Detector

Sinyal radio AM menggunakan frekuensi carrier antara 540 dan 1600 KHz.
Dalam studio, suatu suara sinyal memodulasikan frekuensi carrier untuk menghasilkan

4
suatu sinyal AM. Sebuah antena transmit menangkap sinyal modulasi RF. Gambar 7
menunjukkan salah satu tipe dari demodulasi, pada dasarnya merupakan sebuah puncak
detector. Secara ideal puncak dari sinyal masukan dideteksi untuk memperbaiki selubung
teratas. Karenanya, rangkaian tersebut sebagai suatu detector pembungkus. Pada setiap
siklus pembawa, dioda menyala dengan cepat dan mengisi kapasitor pada puncak
tegangan dari siklus pertikular pembawa. Diantara puncak-puncak, kapasitor turun
menuju resistor. Dengan membuat waktu RC konstan lebih baik daripada periode pada
pembawa, didapat hanya penurunan tipis antar siklus. Dalam hal ini, kebanyakan sinyal
pembawa berpindah. Masukannya kemudian terlihat seperti pembungkus teratas (upper
envelope) dengan sebua ripple kecil yang ditunjukkan dalam gambar 7. Pemutusan
frekuensi dari detektor pembungkus adalah :
1
f y(max) =
2RCm
Dengan m adalah koefisien modulasi. Jika frekuensi pembungkus lebih besar dari fy(max),
masukan dideteksi turun 20 dB/decode dengan menambah sebuah low pass filter pada
bagian masukan dapat dipindahkan ripple RF kecil yang menyisakan pada sinyal yang
dideteksi.

C. ALAT DAN BAHAN


Komputer dengan program matlab

D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Modulator Amplitudo
a. Jalankan program Matlab
b. Buka lembar kerja simulink dengan klik File ->New -> Model
c. Buka library browser di lambang
d. Ambil blok “DSB AM Modulator Passband” dengan clik dan drop ke lembar kerja
simulink. Blok tersebut berada di Communication blockset -> Modulation -> Analog
Passband Modulation

e. Ambil blok “Sine Wave” di Simulink -> Source, kemudian taruh di lembar kerja
Simulink

5
f. Ambil “Scope” dan taruh di lembar kerja Simulink untuk pengamatan gelombang.
Scope berada di Simulink -> Sink

g. Double klik scope sehingga propertiesnya terbuka. Klik properties di menu bar atas

Ganti number of axes dari 1 ke 2

6
Klik Data History dan uncheck limit data point to last

Klik OK dan tutup Scope properties


h. Double klik sin wave sehingga properties-nya terbuka. Ganti parameter yang ada di
sin wave seperti pada gambar berikut :

7
Klik OK
Note : Sinyal yang dihasilkan mempunyai frekuensi 10 Hz

i. Hubungkan AM modulator, sin wave, dan scope seperti pada gambar berikut:

j. Ubah panjang simulasi menjadi 1 detik. Jalankan simulasi dengan klik simbol

k. Setelah simulasi selesai, double klik scope untuk mengamati hasil simulasi
Sinyal masukan :
Amplitudo = ..........
Frekuensi = ..........
l. Gambar sinyal masukan dan keluaran AM Modulator
m. Hitung persen modulasi yang terjadi
n. Ganti parameter di AM modulator sebagaimana tabel pengamatan
o. Gambar sinyal hasil modulasi dan hitung persen modulasi yang terjadi

8
Tabel 1. Pengamatan Persen Modulasi
Input
Parameter Persen
Signal Bentuk Sinyal Modulasi
hasil modulasi modulasi
Offset
Vmaks = 3 m=3–1
2
0.5 Vmin = 1 m = 2/2
m=1

m x100%
1 * 100%
= 100%
Vmaks = 4 m=4–2
2
1 Vmin = 2 m = 4/2
m=1

m x100%
1* 100%
= 100%
Vmaks = 5 m=5–2
2
1.5 Vmin = 2 m = 3/2
m = 1.5

m x100%
1.5 * 100%
= 150 %
Vmaks = 6 m=6–2
2
2 Vmin = 2 m = 4/2
m=2

m x100%
2* 100%
= 200%

2. Demodulator Amplitudo
a. Klik dan drop blok “DSB AM Demodulator Passband” ke lembar kerja simulink.
Double klik pada blok tersebut dan ganti cutoff frequency menjadi 100 Hz
b. Klik kanan scope -> copy, klik di sembarang tempat kosong di lembar kerja
kemudian klik kanan -> paste

9
c. Hubungkan semua blok seperti pada gambar berikut :

d. Atur nilai parameter sesuai tabel pengamatan kemudian amati dan gambar sinyal ahsil
demodulasi.

10
Tabel 2. Pengamatan sinyal keluaran demodulator AM
Input
Persen Parameter hasil
Signal Bentuk Sinyal Demodulasi
Modulasi demodulasi
Offset
Amplitudo = 1.5

0.5 100% Frekuensi =

Amplitudo = 2

1 200% Frekuensi = .........

Amplitudo = 2.5

1.5 200% Frekuensi = .........

Amplitudo = 3

2 200% Frekuensi = .........

E. TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan pengertian modulasi !
2. Jelaskan kenapa harus ada modulasi !
3. Jelaskan pengertian modulasi AM !
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi modulasi amplitudo !
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan modulasi amplitudo !

11
F. JAWABAN

1. Modulasi adalah proses pengiriman sinyal informasi dimana terjadi proses penumpangan
sinyal informasi terhadap sinyal carrier. Modulasi memungkinkan sinyal informasi yang
frekuensinya rendah untuk ditransmisikan melalui media transmisi yang dirancang untuk
frekuensi yang lebih tinggi.

2. Modulasi diperlukan dalam komunikasi nirkabel untuk mengubah sinyal informasi menjadi
bentuk yang sesuai untuk ditransmisikan melalui saluran komunikasi yang tersedia.
Modulasi memungkinkan sinyal informasi untuk diubah ke dalam bentuk gelombang
elektromagnetik yang dapat ditransmisikan melalui media transmisi, seperti udara atau
kabel.

Modulasi juga memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bandwidth dan


mengurangi interferensi antar saluran komunikasi. Dengan menggunakan teknik modulasi
yang tepat, sinyal informasi dapat ditransmisikan dengan lebih efisien dan dapat diakses
oleh banyak pengguna secara bersamaan.

3. Modulasi amplitudo (Amplitude Modulation / AM) adalah proses penumpangan sinyal


pembawa terhadap sinyal informasi dimana amplitudo sinyal pembawa yang dipancarkan
berubah mengikuti perubahan amplitudo sinyal informasi. Modulasi Amplitudo (AM)
adalah salah satu jenis modulasi yang umum digunakan dalam komunikasi radio.

4. Beberapa faktor yang mempengaruhi modulasi amplitudo antara lain:

➢ Amplitudo Sinyal Informasi: Amplitudo sinyal informasi akan mempengaruhi


seberapa besar perubahan amplitudo pada gelombang pembawa. Semakin besar
amplitudo sinyal informasi, semakin besar pula perubahan amplitudo pada
gelombang pembawa, yang dapat menghasilkan sinyal AM yang lebih kuat.

➢ Frekuensi Pembawa: Frekuensi gelombang pembawa juga mempengaruhi modulasi


AM. Semakin tinggi frekuensi pembawa, semakin banyak informasi yang dapat
ditransmisikan dalam rentang frekuensi yang sama. Namun, perubahan amplitudo
harus terjadi dengan cepat untuk mengikuti sinyal informasi.

➢ Indeks Modulasi: Indeks modulasi adalah rasio antara perubahan amplitudo


maksimum dan amplitudo gelombang pembawa. Semakin tinggi indeks modulasi,
semakin besar variasi amplitudo, dan semakin jelas sinyal informasi yang dapat
diterima di penerima. Namun, terlalu tinggi indeks modulasi dapat menyebabkan
distorsi atau kehilangan informasi.

➢ Sensitivitas Penerima: Sensitivitas penerima mengacu pada seberapa baik penerima


dapat mendeteksi perubahan amplitudo pada gelombang pembawa. Penerima yang
lebih sensitif akan dapat mendeteksi sinyal AM dengan baik bahkan dalam kondisi
yang kurang ideal.

➢ Kualitas Saluran Transmisi: Kualitas saluran transmisi, termasuk gangguan,


kebisingan, dan attenuasi, juga mempengaruhi modulasi AM. Gangguan atau
12
kebisingan dapat mengurangi kualitas sinyal AM, sementara attenuasi dapat
menyebabkan penurunan amplitudo sinyal yang diterima. Teknik pemulihan sinyal,
seperti penggunaan penguat atau teknik deteksi yang lebih canggih, dapat membantu
mengatasi masalah ini.

5. Modulasi amplitudo adalah salah satu teknik modulasi yang mengubah amplitudo
gelombang sinyal pembawa sesuai dengan amplitudo gelombang sinyal informasi. Berikut
adalah beberapa kelebihan dan kekurangan modulasi amplitudo:

Kelebihan:

1. Sederhana dalam implementasinya.

2. Tidak memerlukan bandwidth yang besar.

3. Tahan terhadap gangguan noise.

Kekurangan:

1. Rentan terhadap distorsi.

2. Rentan terhadap interferensi.

3. Tidak efisien dalam penggunaan daya.

G. KESIMPULAN

Pada saat melakukan pratikum dapat disimpulkan bahwa, Modulasi amplitudo adalah proses
memodulasi sinyal frekuensi rendah pada gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah
amplitudo gelombang frekuensi tinggi tanpa mengubah frekuensinya. Frekuensi rendah ini disebut
sinyal pemodulasi dan frekuensi tinggi disebut sinyal pembawa. Metode ini dipakai dalam transmisi
radio AM untuk memungkinkan frekuensi audio dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara
penumpangkan frekuensi audio pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan melalui antena.
Modulasi amplitudo (AM) didapat bila frekuensi rendah mengontrol amplitudo dari sinyal frekuensi
tinggi. Sinyal frekuensi tinggi disebut carrier dan sinyal frekuensi rendah adalah sinyal pemodulasi.

13

Anda mungkin juga menyukai