Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

I’JAZUL QUR’AN

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Qur’an 3
Dosen Pengampuh :
DEYBI AGUNTIN TANGAHU, S.Ud., M.A

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

ASRIKA
FIRMANSYAH
HANI HANDAYANI
MUHAMMAD AQIL
MOH SYARUL ARIFIN

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USSULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “I’JAZUL QUR’AN (Analisis Q.S.Az-zumar 71-73, Q.S.An-najm 45-46, Q.S
Yunus 90-92 )” kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekuranggan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan.

Palu, November 2022

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Allah telah menganugerahkan kepada manusia berbagai keistimewaan dan


kelebihan, serta memberinya kekuatan pikiran cemerlang, yang dapat menembus
segala medan untuk menundukkan unsur-unsur kekuatan alam tersebut dan menjadikannya
sebagai pelayan bagi kepentingan kemanusiaan. Allah sama sekali tidak menelantarkan
manusia, tanpa memberi kepadanya sebersit wahyu dari waktu ke waktu, yang
membimbingnya ke jalan petunjuk, sehingga mereka dapat menempuh liku-liku hidup dan
kehidupan ini atas dasar keterangan dan pengetahuan. Namun mengingat akal manusia
pada awal fase perkembangannya tidak melihat sesuatu yang lebih dapat menarik hati
selain mukjizat-mukjizat alamiah yang hissi (indrawi), karena akal mereka belum mencapai
puncak ketinggian dalam bidang pengetahuan dan pemikiran. Allah telah menentukan
keabadian mukjizat Islam, sehingga kemampuan manusia menjadi tak berdaya
menandinginya, pembicaraan tentang kemukjizatan al-Qur’an juga merupakan satu macam
mukjizat tersendiri, dengan demikian marilah kita belajar mengenai i’jazul Qur’an berikut ini.
I’jaz (kemukjizatan) adalah penetapan kelemahan. Kelemahan menurut
pengertian umum adalah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari
kemampuan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah
kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan), yang dimaksud dengan i’jaz ialah
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul
dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang
abadi, yaitu al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
Rasulullah telah meminta orang Arab menandingi Qur’an dalam tiga tahapan:
Pertama, Menantang mereka dengan seluruh Qur’an dalam uslub umum yang
meliputi orang Arab sendiri dan orang lain, manusia mereka secara padu melalui
Firman Allah : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian
yang lain". (QS. Al-Isra’ : 88)
Kedua, Menantang mereka dengan sepuluh surah saja dari Qur’an dalam
firman Allah : Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al
Quran itu", Katakanlah: "(kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat
yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu
sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka
Ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada
Allah)? (QS. Hud: 13-14)
Ketiga, Menantang mereka dengan satu surah saja dari Qur’an dalam firman
Allah: Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya."
Katakanlah: "(kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan
sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil
(untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus : 38)
2. Rumusan Masalah

 Tafsir Surah Az-Zumar : 71-73


 Tafsir Surah An-Najm : 45-46
 Tafsir Surah Yunus : 90-92

3. Tujuan

 Untuk Memahami Tafsir Surah Az-Zumar : 71-73


 Untuk Memahami Tafsir Surah An-Najm : 45-46
 Untuk Memahami Tafsir Surah Yunus : 90-92
BAB II PEMBAHASAN

A. Tafsir Surah Az-Zumar : 71-72

‫َو ِس يَق اَّلِذيَن َك َفُر وا ِإَلى َج َه َّن َم ُز َمًر ا َح َّت ى ِإَذ ا َج اُء وَها ُفِتَح ْت َأْبَو اُبَه ا َو َقاَل َلُهْم‬
‫َخ َز َنُتَه ا َأَلْم َي ْأِتُك ْم ُرُس ٌل ِم ْنُك ْم َي ْت ُلوَن َع َلْي ُك ْم آَي اِت َر ِّب ُك ْم َو ُيْن ِذ ُر وَنُك ْم ِلَقاَء َيْو ِم ُك ْم َه َذ ا‬
‫) ِقيَل اْد ُخ ُلوا َأْبَو اَب َج َه َّن َم‬71( ‫َقاُلوا َب َلى َو َلِكْن َح َّق ْت َك ِلَم ُة اْل َع َذ اِب َع َلى اْل َك اِفِر يَن‬
)72( ‫َخ اِلِديَن ِفيَه ا َفِبْئ َس َم ْث َو ى اْل ُم َتَك ِّب ِر يَن‬
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga
apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah
kepada mereka penjaga-penjaganya, "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-
rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan
memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab,
"Benar (telah datang).” Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang
yang kafir. Dikatakan (kepada mereka), "Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu,
sedangkan kamu kekal di dalamnya.” Maka neraka Jahanam itulah seburuk-buruk
tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.

Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang yang celaka, yaitu orang-orang kafir,
bagaimana mereka digiring ke dalam neraka. Sesungguhnya mereka digiring dengan
kejam dan dihardik dengan hardikan yang sangat keras, seperti yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:

}‫{َيْو َم ُيَد ُّع وَن ِإَلى َن اِر َج َه َّن َم َد ًّع ا‬


pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (At-Thur: 13)
Yakni mereka didorong ke dalam neraka dengan keras, sedangkan mereka dalam
keadaan kehausan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

}‫{َيْو َم َن ْح ُشُر اْلُم َّت ِقيَن ِإَلى الَّر ْح َم ِن َو ْف ًدا َو َن ُس وُق اْل ُمْج ِر ِميَن ِإَلى َج َه َّن َم ِو ْر ًدا‬
(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami menghalau orang-
orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. (Maryam: 85-86)

Selain itu mereka dalam keadaan bisu, tuli, dan buta; di antara mereka ada yang
berjalan dengan mukanya (kepala di bawah), seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:

‫{َو َن ْح ُشُر ُه ْم َيْو َم اْلِقَي اَم ِة َع َلى ُو ُج وِه ِهْم ُعْمًي ا َو ُبْك ًم ا َو ُص ًّم ا َم ْأَو اُه ْم َج َه َّن ُم ُك َّلَم ا‬
}‫َخ َب ْت ِز ْد َن اُه ْم َس ِعيًر ا‬
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka
dalam keadaan buta, bisu, dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka
Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi
mereka nyalanya. (Al-Isra: 97)
**********
Adapun firman Allah Swt.:
}‫{َح َّت ى ِإَذ ا َج اُء وَها ُفِتَح ْت َأْبَو اُبَه ا‬
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya. (Az-Zumar:
71)
Yakni begitu mereka sampai di neraka, maka dengan cepat pintu-pintunya telah terbuka
untuk mempercepat proses penyiksaan mereka. Kemudian para penjaga neraka dari
kalangan Malaikat Zabaniyah yang sikapnya sangat kasar, galak, lagi bengis berkata
kepada mereka dengan nada mengecam, mencemoohkan, dan mencela mereka:

} ‫{َأَلْم َي ْأِتُك ْم ُرُس ٌل ِم ْنُك ْم‬


Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu. (Az-Zumar: 71)
Yaitu dari kalangan kamu sendiri, sehingga kamu dapat berbicara dengan mereka dan
mengambil manfaat dari mereka.

} ‫{َي ْت ُلوَن َع َلْي ُك ْم آَي اِت َر ِّب ُك ْم‬


yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu. (Az-Zumar: 71)
Maksudnya, menegakkan hujah-hujah atas kalian, juga mengemukakan bukti-bukti yang
membenarkan apa yang mereka serukan kepada kalian.

}‫{َو ُيْن ِذ ُر وَنُك ْم ِلَقاَء َيْو ِم ُك ْم َه َذ ا‬


dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini? (Az-Zumar: 71)
Yakni memperingatkan kepada kalian akan buruknya hari ini. Maka orang-orang yang
kafir itu berkata kepada para malaikat penjaga neraka:

}‫{َب َلى‬
Benar (telah datang). (Az-Zumar: 71)
Benar mereka telah datang kepada kami, telah memberikan peringatan kepada kami,
dan telah menegakkan kepada kami hujah-hujah dan bukti-bukti dari Tuhannya
.
} ‫{َو َلِكْن َح َّق ْت َك ِلَم ُة اْل َع َذ اِب َع َلى اْلَك اِفِر يَن‬
Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. (Az-Zumar:
71)
Artinya, tetapi kami mendustakan mereka dan menentang mereka karena telah
ditetapkan atas diri kami kecelakaan yang berhak kami terima, sebab kami menyimpang
dari jalan yang hak menuju jalan yang batil. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain
yang menceritakan perihal mereka:
‫{ُك َّلَم ا ُأْلِقَي ِفيَه ا َف ْو ٌج َس َأَلُهْم َخ َز َنُتَه ا َأَلْم َي ْأِتُك ْم َن ِذيٌر َق اُلوا َب َلى َق ْد َج اَء َن ا َن ِذيٌر‬
‫َفَك َّذ ْب َن ا َو ُقْلَن ا َم ا نزَل ُهَّللا ِمْن َش ْي ٍء ِإْن َأْنُتْم ِإال ِفي َض الٍل َك ِبيٍر َو َقاُلوا َلْو ُكَّن ا َن ْس َمُع‬
} ‫َأْو َن ْع ِقُل َم ا ُكَّن ا ِفي َأْص َح اِب الَّس ِعيِر‬
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-
penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada
kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, "Benar ada,
sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami
mendustakannya) dan kami katakan, 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak
lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar'.” Dan mereka berkata, "Sekiranya kami
mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Al-Mulk: 8-10)
Yakni mereka mencela dirinya sendiri, kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:

} ‫{َفاْع َت َر ُفوا ِبَذ ْن ِبِهْم َف ُسْح ًقا ألْص َح اِب الَّس ِعيِر‬
Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka
yang menyala-nyala. (Al-Mulk: 11)
Maksudnya, terkutuklah mereka karena dijauhkan dari rahmat-Nya dan amat merugilah
mereka.

Firman Allah Swt.:

}‫{ِقيَل اْد ُخ ُلوا َأْبَو اَب َج َه َّن َم َخ اِلِديَن ِفيَه ا‬


Dikatakan (kepada mereka), "Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu, sedangkan
kamu kekal di dalamnya.” (Az-Zumar: 72)
Yakni setiap orang yang melihat mereka dan mengetahui keadaan mereka (selama di
dunia) tentu akan bersaksi terhadap mereka bahwa mereka benar-benar berhak
mendapat azab itu. Karenanya ucapan ini tidak disebutkan sumber tertentunya, bahkan
dimutlakkan untuk menunjukkan bahwa kenyataan telah menyaksikan terhadap mereka
bahwa mereka berhak mendapat azab tersebut, sebagai keputusan dari Yang Mahaadil
lagi Maha Mengetahui tentang mereka. Karenanya disebutkan oleh firman-
Nya: Dikatakan (kepada mereka), "Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu,
sedangkan kamu kekal di dalamnya.” (Az-Zumar 72) Maksudnya, tetap tinggal di
dalamnya, tiada jalan keluar bagi kalian darinya, dan kalian tidak akan dilenyapkan
darinya.

} ‫{َفِبْئ َس َم ْث َو ى اْلُم َتَك ِّب ِر يَن‬


Maka neraka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri. (Az-Zumar: 72)
Yaitu tempat kembali dan tempat istirahat yang paling buruk adalah untuk kalian karena
sewaktu di dunia kalian bersikap sombong dan menolak tidak mau mengikuti jalan yang
hak. Sikap kalian itulah yang menjerumuskan ke dalam keadaan kalian sekarang ini,
maka alangkah buruknya keadaan kalian dan alangkah jeleknya tempat kembali kalian.

Az-Zumar : 73
{‫ِإَلى اْلَج َّن ِة ُز َمًر ا َح َّت ى ِإَذ ا َج اُء وَها َو ُفِتَح ْت َأْبَو اُبَه ا َو َقاَل‬ ‫َو ِس يَق اَّلِذيَن اَّت َقْو ا َر َّبُهْم‬
‫ِط ْب ُتْم َفاْد ُخ ُلوَها َخ اِلِديَن‬ ‫َلُهْم َخ َز َنُتَه ا َس الٌم َع َلْي ُك ْم‬
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-
rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-
pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya,
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini,
sedangkan kamu kekal di dalamnya

Ini menceritakan, keadaan orang-orang yang bahagia, yaitu orang-orang yang


mukmin, pada saat mereka digiring dengan berkendaraan sebagai perutusan yang
terhormat untuk dimasukkan ke dalam surga secara berombong-rombongan, yakni
gelombang demi gelombang. Golongan yang pertama masuk adalah kaum Muqarribin,
lalu kaum Abrar, kemudian orang-orang sesudah mereka, lalu menyusul golongan
sesudah mereka lagi. Masing-masing rombongan digabungkan bersama orang-orang
yang setara kedudukannya, yaitu para nabi dengan para nabi, kaum siddiqin bersama
orang-orang yang setara dengan mereka, para syuhada bersama orang yang sejenis
dengan mereka, dan para ulama bersama teman-temannya; setiap golongan bersama
gelpngan yang setingkat satu sama lainnya.

Firman Allah Swt.:

‫{َح َّت ى ِإَذ ا َج اُء وَها َو ُفِتَح ْت َأْبَو اُبَه ا َو َقاَل َلُهْم َخ َز َنُتَه ا َس الٌم َع َلْي ُك ْم ِط ْب ُتْم َفاْد ُخ ُلوَه ا‬
} ‫َخ اِلِديَن‬
Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-pintunya telah terbuka
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya,
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini,
sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar: 73).

sehingga manakala mereka telah sampai ke surga, dan hal-hal yang disajikan terhadap
mereka seperti dibukakannya semua pintu surga bagi mereka merupakan suatu
penghormatan dan pengagungan bagi mereka; dan para malaikat penjaga surga
menyambut kedatangan mereka dengan berita gembira, salam, dan pujian.
Sebagaimana Malaikat Zabaniyah (malaikat juru siksa) menyambut kedatangan orang-
orang kafir dengan caci maki dan kecaman. Maka apabila hal itu terjadi, ahli surga
merasa berbahagia, senang, gembira, dan riang; masing-masing merasakannya sesuai
dengan kenikmatan yang telah disediakan baginya di dalam surga.

Adapun firman Allah Swt.:

} ‫{َو َقاَل َلُهْم َخ َز َنُتَه ا َس الٌم َع َلْي ُك ْم ِط ْب ُتْم‬


dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya,
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu!" (Az-Zumar: 73)
Yakni alangkah baiknya amal perbuatan dan ucapan kalian, alangkah baiknya usaha
kalian, dan alangkah baiknya balasan pahala kalian. Seperti yang diperintahkan oleh
Rasulullah Saw. agar diserukan di kalangan kaum muslim dalam suatu peperangan:

."‫ "ُمْؤ ِم َنٌة‬:‫"ِإَّن اْلَج َّنَة اَل َيْد ُخ ُلَه ا ِإاَّل َنْف ٌس ُمْس ِلَم ٌة" َو ِفي ِر َو اَيٍة‬
Sesungguhnya surga itu tidak dapat dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim atau
mukmin.
************
Adapun firman Allah Swt.:

} ‫{َفاْد ُخ ُلوَها َخ اِلِديَن‬


Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar: 73)
Yakni tinggallah kalian di dalamnya untuk selama-lamanya, kalian tidak akan mau
pindah darinya.
B. Tafsir Surah An-Najm : 45-46

}‫ ِمْن ُنْط َفٍة ِإَذ ا ُتْم َن ى‬.‫{َو َأَّن ُه َخ َلَق الَّز ْو َج ْي ِن الَّذ َك َر َو األْن َث ى‬
dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan
perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan. (An-Najm: 45-46)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


‫ ُثَّم َك اَن َع َلَق ًة‬.‫ َأَلْم َي ُك ُنْط َف ًة ِمْن َم ِنٍّي ُيْم َن ى‬.‫َر َك ُس ًدى‬ ‫{َأَيْح َس ُب اإلْن َس اُن َأْن ُيْت‬
‫ َأَلْيَس َذ ِلَك ِبَقاِد ٍر َع َلى َأْن ُيْح ِيَي‬.‫الَّز ْو َج ْي ِن الَّذ َك َر َو األْن َث ى‬ ‫ َفَج َع َل ِم ْن ُه‬.‫َفَخ َلَق َف َسَّو ى‬
}‫اْلَمْو َت ى‬
Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)? Bukankah dia dahulu setetes air mani yang ditumpahkan (ke
dalam rahim), kemudian mani itu menjadi 'alaqah, lalu Allah menciptakannya dan
menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.
Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang
mati? (Al-Qiyamah: 36-40)
C. Tafsir Surah Yunus : 90-92

‫{َو َج اَو ْز َن ا ِبَب ِني ِإْس َر اِئيَل اْلَبْح َر َف َأْت َبَعُهْم ِفْر َع ْو ُن َو ُج ُن وُد ُه َب ْغ ًي ا َو َع ْد ًو ا َح َّت ى ِإَذ ا‬
‫َأْد َر َك ُه اْلَغ َر ُق َق اَل آَم ْن ُت َأَّن ُه اَل ِإَل َه ِإال اَّل ِذي آَم َن ْت ِب ِه َب ُن و ِإْس َر اِئيَل َو َأَن ا ِمَن‬
‫َك‬p ‫) َف اْل َيْو َم ُنَن ِّج ي‬91( ‫) آآلَن َو َق ْد َع َصْي َت َقْب ُل َو ُكْن َت ِمَن اْلُم ْف ِس ِديَن‬90( ‫اْلُمْس ِلِميَن‬
} )92( ‫ِبَب َد ِنَك ِلَتُك وَن ِلَم ْن َخ ْلَفَك آَي ًة َو ِإَّن َك ِثيًر ا ِمَن الَّن اِس َع ْن آَي اِتَن ا َلَغ اِفُلوَن‬
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan
bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila
Fir'aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia, "Saya percaya bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-
orang yang berserah diri (kepada Allah).”Apakah sekarang (baru kamu
percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk
orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

Allah Swt. menceritakan tentang penenggelaman Fir'aun bersama bala tentaranya.


Sesungguhnya orang-orang Bani Israil ketika pergi meninggalkan negeri Mesir
mengiringi Nabi Musa a.s.. jumlah mereka —menurut suatu pendapat— ada enam ratus
ribu orang selain keluarga mereka. Sebelum itu mereka pernah meminjam dari orang-
orang Qibti (Egypt) banyak perhiasan emas yang belum sempat mereka kembalikan
kepada para pemiliknya, akhirnya perhiasan itu dibawa oleh mereka.

Mendengar berita kepergian mereka, kemarahan Fir'aun semakin menjadi-jadi terhadap


kaum Bani Israil. Maka ia mengirimkan banyak utusannya untuk mengumpulkan bala
tentaranya dari berbagai kota besar yang berada di bawah kekuasaannya. Lalu ia
menaiki kendaraannya dan pergi mengejar kaum Bani Israil, diikuti oleh pasukan yang
sangat besar jumlahnya, sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Swt. terhadap
mereka. Tidak ada seorang pun yang tertinggal dari Fir'aun, termasuk kalangan orang-
orang yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan di berbagai wilayah kerajaannya.
Fir'aun bersama bala tentaranya akhirnya berhasil mengejar kaum Bani Israil di waktu
matahari terbit. Disebutkan oleh firman-Nya:

} ‫{َفَلَّم ا َت َر اَء ى اْلَج ْمَع اِن َقاَل َأْص َح اُب ُم وَس ى ِإَّن ا َلُم ْد َر ُك وَن‬
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa,
"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (Asy-Syuara: 61)
Demikian itu terjadi setelah kaum Bani Israil sampai di tepi laut. sedangkan Fir'aun dan
pasukannya berada di belakang mereka; dan tiada jalan lain bagi kedua belah pihak
melainkan hanya berperang.
Pengikut-pengikut Nabi Musa a.s. mendesaknya untuk mencari jalan selamat dari
kejaran mereka. Maka Nabi Musa a.s. menjawab bahwa ia diperintahkan oleh Allah
untuk menempuh jalan itu.

} ‫{َك ال ِإَّن َم ِع َي َر ِّب ي َسَيْه ِديِن‬


Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan
memberi petunjuk kepadaku. (Asy-Syu'ara: 62)
Bilamana dalam keadaan terjepit, maka jalan keluar menjadi luas. Allah memerintahkan
kepada Nabi Musa untuk memukul laut yang ada di hadapannya dengan tongkatnya.
Maka Musa memukul laut itu dengan tongkatnya, dan laut itu pun terbelah. Tiap-tiap
belahan adalah seperti gunung yang besar, semuanya ada dua belas belahan, sehingga
tiap-tiap sibt (kabilah) Bani Israil menempuh satu jalan darinya. Dan Allah
memerintahkan kepada angin untuk bertiup sehingga mengeringkan tanahnya.

}‫{َفاْض ِر ْب َلُهْم َط ِر يًقا ِفي اْل َبْح ِر َيَبًس ا اَل َتَخ اُف َد َر ًك ا َو ال َتْخ َش ى‬
maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah takut akan
tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam). (Thaha: 77)
Sepanjang jalan air itu berlubang seperti jendela agar masing-masing kaum dapat
melihat kaum lainnya dan agar mereka jangan menduga bahwa teman mereka binasa.
Akhirnya kaum Bani Israil dapat melewati laut itu dengan selamat.

Setelah mereka sampai di tepi yang lainnya tanpa ada yang ketinggalan, maka Fir'aun
dan bala tentaranya baru sampai ke tepi laut dari arah yang berlawanan. Saat itu Fir'aun
bersama seratus ribu pasukan berkuda dan pasukan lainnya yang beraneka ragam.

Ketika melihat laut terbelah, ia merasa ngeri dan surut serta berniat akan kembali
bersama pasukannya. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi, tiada jalan untuk
menghindar dari takdir yang telah dipastikan. Doa Nabi Musa telah diperkenankan,
akhirnya datanglah Malaikat Jibril a.s. seraya menunggang kudanya yang menarik, lalu
kuda Malaikat Jibril lewat di dekat (di samping) kuda Fir'aun dan merayunya. Kemudian
Malaikat Jibril langsung masuk ke jalan laut itu, maka semua kuda yang ada di
belakangnya ikut memasuki laut itu menyusulnya.

Fir'aun tidak dapat berbuat apa-apa, maka ia memberikan semangat kepada pembesar-
pembesar kaumnya, "Bani Israil bukanlah orang-orang yang lebih berhak untuk
menempuh laut ini daripada kita." Maka semuanya masuk ke dalam laut, dan Malaikat
Mikail berada di belakang mereka menggiring semuanya tanpa ada seorang pun yang
dibiarkannya melainkan ikut menyusul teman-temannya.

Setelah semua pasukan berada di dalam laut tanpa ada yang ketinggalan, dan yang
terdepan dari seluruh rombongan mereka hampir sampai di tepi laut yang lainnya, maka
Allah Yang Mahakuasa memerintahkan kepada laut agar menutup dan menelan
mereka. Maka laut menelan mereka semuanya tanpa ada seorang pun dari mereka
yang selamat. Ombak laut mengombang-ambingkan mereka, mencampakkan dan
membantingnya, menelan Fir'aun dan mengungkungnya sehingga Fir'aun
menghadapi sakaratul maut. Maka pada saat itu juga Fir'aun berkata, sebagaimana
yang disebutkan oleh firman-Nya:

} ‫{آَم ْن ُت َأَّن ُه اَل ِإَلَه ِإال اَّلِذي آَم َن ْت ِبِه َب ُنو ِإْس َر اِئيَل َو َأَن ا ِمَن اْلُمْس ِلِميَن‬
Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil,
dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Yunus: 90)
Fir'aun baru beriman di saat iman tiada manfaatnya lagi baginya, seperti yang
disebutkan oleh firman-Nya:
‫{َفَلَّم ا َر َأْو ا َب ْأَس َن ا َقاُلوا آَم َّن ا ِباِهَّلل َو ْح َد ُه َو َك َف ْر َن ا ِبَم ا ُكَّن ا ِبِه ُم ْش ِر ِكيَن َفَلْم َي ُك َي ْن َف ُعُهْم‬
} ‫ِإيَم اُنُهْم َلَّم ا َر َأْو ا َب ْأَس َن ا ُس َّن َة ِهَّللا اَّلِتي َقْد َخ َلْت ِفي ِع َب اِدِه َو َخ ِس َر ُه َن اِلَك اْلَك اِفُر وَن‬
Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada
Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami
mempersekutukan(nya) dengan Allah.” Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka
tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku
terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. (Al-Mu’min:
84-85)
Karena itulah Allah Swt. berfirman dalam menjawab Fir'aun yang telah mengatakan
kata-kata tersebut, yaitu:

}‫{آآلَن َو َق ْد َع َص ْي َت َقْب ُل‬


Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka
sejak dahulu. (Yunus: 91)
Dengan kata lain. apakah baru sekarang kamu mengatakannya, padahal sesungguhnya
kamu telah durhaka terhadap Allah sebelum ini.

} ‫{َو ُكْن َت ِمَن اْلُم ْف ِس ِديَن‬


dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus: 91)
Yakni di muka bumi karena telah menyesatkan manusia.

} ‫{َو َج َع ْلَن اُه ْم َأِئَّم ًة َي ْد ُع وَن ِإَلى الَّن اِر َو َيْو َم اْلِقَي اَم ِة اَل ُيْن َص ُر وَن‬
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka, dan
pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash: 41)
Kisah yang diceritakan oleh Allah Swt. tentang Fir'aun ini merupakan salah satu dari
berita gaib yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada Rasul-Nya.

‫ِح‬
‫ َعْن‬،‫ َح َّد َثَنا َح َّم اُد ْبُن َس َلَم َة‬، ‫ َح َّد َثَنا ُس َلْيَم اُن ْبُن َح ْر ٍب‬:‫ َر َم ُه الَّلُه‬، ‫َقاَل اِإْل َماُم َأْح َم ُد ْبُن َح ْنَبٍل‬
‫ َق اَل وُل الَّل ِه َّلى الَّل ُه َعَل ِه‬: ‫ َعِن ا ِن َعَّب اٍس َق اَل‬،‫ َع و َف ِن مْه ران‬، ‫َعِلِّي ِن َز ٍد‬
‫ْي‬ ‫َص‬ ‫َرُس‬ ‫ْب‬ ‫ْب ْي ْن ُي ُس ْب‬
‫ َق اَل ِلي‬: ‫ {آَم ْنُت َأَّن ُه اَل ِإَل َه ِإال اَّل ِذ ي آَم َنْت ِب ِه َبُن و ِإْس َر اِئيَل} َق اَل‬: ‫ "َلَّم ا َق اَل ِفْر َع ْو ُن‬: ‫َو َس َّلَم‬
‫ َفَد َسْس ُتُه ِفي ِفيِه َم َخ اَف َة أن‬، ‫ [َيا ُمَح َّم ُد ] َلْو َر َأْيَتِني َو َقْد َأَخ ْذ ُت [َح ااًل ] ِم ْن َح اِل اْلَبْح ِر‬:‫ِج ْبِر يُل‬
"‫تناله الرحمة‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah
menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah. dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu
Mahran. dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Ketika Fir'aun berkata, "Aku beriman, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Tuhan
yang diimani oleh Bani Israil, " Jibril berkata kepadaku, "Sekiranya engkau melihatku
ketika aku mengambil tanah liat dari laut, lalu aku jejalkan ke dalam mulut Fir’aun,
karena khawatir bila ia akan mendapat rahmat (niscaya engkau akan melihat
pemandangan yang mengerikan)."
Imam Turmuzi, Imam Ibnu Jarir, dan Imam Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya di
dalam kitab tafsirnya masing-masing melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan
sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.
‫ َعْن َس ِعيِد ْبِن‬، ‫ َعْن َع ِد ِّي ْبِن َثاِبٍت َو َعَط اِء ْبِن الَّس اِئِب‬،‫ َح َّد َثَنا ُش ْع َبُة‬: ‫َق اَل َأُبو َداُو َد الَّطَياِلِس ُّي‬
‫ َل ْو َر َأْيَتِني‬:‫ "َق اَل ِلي ِج ْبِر يُل‬: ‫ َقاَل َرُس وُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫ َعِن اْبِن َعَّباٍس َقاَل‬، ‫ُج َبْيٍر‬
"‫ َفَأُدُّس ُه ِفي َفِم ِفْر َعْو َن َم َخ اَفَة َأْن ُتْد ِر َك ُه الَّر ْح َم ُة‬، ‫َو َأَنا آِخ ٌذ ِم ْن َح اِل اْلَبْح ِر‬
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Addi
ibnu Sabit dan Ata ibnus Saib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Jibril mengatakan kepadaku, "Sekiranya engkau
melihatku ketika Fir’aun, karena takut akan mendapat rahmat (niscaya engkau akan
melihat pemandangan yang mengerikan).”
Abu Isa At-Turmuzi telah meriwayatkannya pula bersama Ibnu Jarir yang bukan hanya
satu jalur, dari Syu'bah dengan sanad yang sama, lalu disebutkan hadis yang semisal
dengan hadis di atas. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan,
garib, juga sahih, dan dalam riwayat yang lain disebutkan pada Ibnu Jarir, dari
Muhammad ibnul Musanna, dari Gundar. dari Syu'bah, dari Ata, dari Addi, dari Sa'id,
dari Ibnu Abbas; salah seorang di antara keduanya ada yang me-marfu'-kannya,
seakan-akan salah seorang dari keduanya ada yang tidak me-marfu'-kannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-
Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar, dari Umar ibnu Abdullah
ibnu Ya'la As-Saqafi, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa
ketika Allah menenggelamkan Fir'aun, Fir'aun mengisyaratkan dengan jari telunjuknya
seraya mengucapkan kalimat berikut dengan suara yang keras, yaitu kalimat yang
disebutkan oleh firman-Nya: Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan
yang dipercayai oleh Bani Israil. (Yunus: 90) Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Saat itu
Malaikat Jibril merasa khawatir bila rahmat Allah mendahului murka-Nya. Maka Jibril
mengambil tanah liat dengan kedua sayapnya, lalu tanah liat itu dipukulkan ke wajah
Fir'aun dan menyumbat semua rongga kepalanya."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Sufyan ibnu Waki', dari Abu
Khalid dengan sanad yang sama secara mauauf.
Telah diriwayatkan pula melalui hadis Abu Hurairah juga. Untuk itu, Ibnu Jarir
mengatakan bahwa:
‫ َعْن َأِبي‬، ‫َعْن َك ِث يِر ْبِن َز اَذاَن‬- ‫ُه َو اْبُن َس ِعيٍد‬- ‫ َعْن َعْنَبسة‬،‫ َح َّد َثَنا َح َّك ام‬، ‫َح َّد َثَنا اْبُن ُح َم ْي ٍد‬
‫ "َق اَل ِلي‬: ‫ َق اَل َرُس وُل الَّل ِه َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬،‫ َر ِض َي الَّلُه َعْنُه‬،‫ َعْن َأِبي ُه َر ْيَر َة‬، ‫َح اِز ٍم‬
‫ُة الَّل ِه‬ ‫ِل ِف ِف ِه‬ ‫ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِج‬
‫ َم َخ اَف َة َأْن ُتْد ِر َك ُه َر ْح َم‬، ‫ َلْو َر َأْيَت ي َو َأَنا َأُغُّطُه َو َأُدُّس َن اْلَح ا ي ي‬، ‫ َيا ُمَح َّم ُد‬:‫ْبِر يُل‬
‫ ِفْر َعْو َن‬:‫َفَيْغِف َر َلُه" َيْع ِني‬
telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Hakam,
dari Anbasah (yaitu Ibnu Abu Sa'id), dari Kasir ibnu Zazan, dari Abu Hazim, dari Abu
Hurairah r.a. an; men atakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Jibril berkata
kepadaku, "Hai Muhammad, sekiranya engkau melihatku di saat aku menyumbat dan
menjejalkan mulutnya dengan tanah liat, karena takut bila dia mendapat rahmat dari
Allah, lalu Allah mengampuninya (niscaya engkau akan melihat hal yang mengerikan)."
Maksudnya adalah Fir'aun.
Menurut Ibnu Mu'in, Kasir ibnu Zazan ini orangnya tidak ia kenal. Abu Zar'ah dan Abu
Hatim mengatakan bahwa dia adalah orang yang tidak dikenal. Tetapi perawi lainnya
dalam sanad hadis ini semuanya berpredikat siqah. Hadis ini telah di-mursal-kan oleh
sejumlah ulama Salaf, seperti Qatadah, Ibrahim At-Taimi, dan Maimun ibnu Mahran.
Telah dinukil pula dari Ad-Dahhak ibnu Qais, bahwa ia menceritakan hadis ini dalam
khotbahnya kepada orang banyak.
*******************
Firman Allah Swt.:

} ‫{َفاْل َيْو َم ُنَن ِّج يَك ِبَب َدِنَك ِلَتُك وَن ِلَم ْن َخ ْلَفَك آَي ًة‬
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang datang sesudahmu. (Yunus: 92)

Ibnu Abbas dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf mengatakan bahwa sebagian
kalangan Bani Israil merasa ragu dengan kematian Fir'aun. Maka Allah Swt.
memerintahkan kepada laut agar mencampakkan tubuh Fir'aun secara utuh tanpa roh
dengan memakai baju besinya yang terkenal itu ke daratan yang tinggi agar mereka
dapat mengecek kebenaran atas kematiannya. Karena itulah disebutkan oleh firman-
Nya: Maka pada hari ini Kami selamatkan Kamu (Yunus : 92) Maksudnya, Kami angkat
kamu ke suatu dataran yang tinggi. yakni tubuhmu. (Yunus: 92)

Menurut Mujahid, maknanya ialah jasadnya; sedangkan menurut Al-Hasan adalah jasad
tanpa roh. Menurut Abdullah ibnu Syaddad yaitu keadaan tubuh yang utuh, yakni tidak
ada yang sobek, agar mereka mengecek dan mengenalnya. Menurut Abu Sakhr berikut
dengan baju besinya. Semua pendapat ini tidak ada pertentangan satu sama lainnya,
melainkan saling melengkapi, seperti keterangan di atas.
*******************
Firman Allah Swt.:

} ‫{ِلَتُك وَن ِلَم ْن َخ ْلَفَك آَي ًة‬


supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang
sesudahmu. (Yunus: 92)
Yakni agar kamu dapat menjadi bukti bagi kaum Bani Israil bahwa kamu telah mati dan
binasa; dan bahwa Allah, Dialah Yang Mahakuasa yang semua jiwa makhluk hidup
berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat
bertahan di hadapan kemurkaan-Nya.

Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa firman-Nya: supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Yunus: 92) Yaitu tidak mau
mengambil pelajaran dan peringatan darinya.

Kebinasaan Fir'aun beserta kaumnya terjadi pada hari 'Asyura, seperti apa yang
dikatakan oleh Imam Bukhari dalam riwayat hadisnya. Disebutkan bahwa:

‫ َعِن اْبِن‬، ‫ َعْن َس ِعيِد ْبِن ُج َبْي ٍر‬، ‫ َعْن َأِبي ِبْش ٍر‬،‫ َح َّد َثَنا ُش ْع َبَة‬،‫ َح َّد َثَنا ُغْنَد ر‬، ‫َح َّد َثَنا ُمَح َّم ُد ْبُن َبَّش اٍر‬
:‫ َو اْلَيُه وُد َتُص وُم َيْو َم َعاُش وَر اَء َفَق اُلوا‬،‫ َق ِد َم الَّنِبُّي َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم المديَن ة‬: ‫َعَّب اٍس َق اَل‬
‫ "َأْنُتْم َأَح ُّق‬:‫ َفَق اَل الَّنِبُّي َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َأِلْص َح اِبِه‬. ‫َه َذ ا َيْو ٌم َظَه َر ِفيِه ُموَس ى َعَلى ِفْر َعْو َن‬
"‫ َفُصوُموُه‬، ‫ِبُم وَس ى ِم ْنُه ْم‬
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada
kami Gundar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu
Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Nabi Saw. tiba di Madinah,
orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari 'Asyura. Maka Nabi Saw. bertanya, "Hari
apakah sekarang yang kalian melakukan puasa padanya?" Mereka menjawab, "Hari ini
adalah hari kemenangan Musa atas Fir'aun." Maka Nabi Saw. bersabda kepada para
sahabatnya: Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada mereka, maka puasalah kalian
pada hari ini.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-yunus-ayat-90-92.html
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-najm-ayat-42-55.html
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-az-zumar-ayat-71-72.html
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-az-zumar-ayat-73-74.html

Anda mungkin juga menyukai