UJI MIKROSTRUKTUR
Dosen Pengampu:
Dra. Heni Hendrayarti,MT
Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM UJI MIKROSTRUKTUR
Disusun Oleh :
Nama : Khoiru Habib Hanafy
Kelas : Mesin A
NIM : 202010120311008
Kelompok : 1 (satu)
Jurusan : Teknik Mesin
Disetujui oleh :
2
Habib, 008, kel.01
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM PENGUJIAN MATERIAL
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 463513 – 19 Fax.(0341) 460782 Malang 65144
LEMBAR ASISTENSI
3
Habib, 008, kel.01
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, penemuan dan
kebutuhan baru akan terbentuk sehingga mendorong kita untuk menciptakan hal
yang baru. Karena itulah banyak melakukan uji struktur mikro untuk mengetahui
dan mencapai tujuan tertentu yang sangat berguna nantinya.
Dan pada saat ini teknologi mulai berkembang sehingga mahasiswa dituntut
untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang struktur mikro, sehingga dapat
mengetahui struktur suatu material agar membekali kita tentang kamajuan dan
kebutuhan teknologi.
4
Habib, 008, kel.01
BAB II DASAR TEORI
2.1 Mikrostruktur
Mikrostruktur adalah sumber yang ada di dalam bahan pada skala
mikrokopis, yang terdiri dari kumpulan fase-fase dan perbatasan antar fasa yang
mempengaruhi sifat-sifat material;.
Setiap logam memiliki sifat yang berbeda dan bermacam- macam jenisnya
sehingga struktur mikro juga berbeda pula. Struktur mikro yang kecil akan
membuat kekerasan logam akan meningkat. Dan juga sebaliknya. Komposisi
unsur kimia diadalam struktur mikro dan proses yang dialami sangat berpengaruh
untuk Struktur mikro, contohnya seperti perlakuan panas pada suatu logam.
Logam dibagi menjadi dua yaitu, ferrous dan non-ferrous. Material yang
umum digunakan adalah baja karena baja lebih tangguh dari pada besi biasa,
karena kandungan karbon (C) dalam baja lebih sedikit dari besi. Dapat
disimpulkan kandungan karbon sangat berpengaruh.
Untuk mengetahui struktur yang ada pada logam kita harus menggunakan
mikroskop karena struktur nya tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata dan
harus di lakukan proses khusus sebelumnya.
Karena dalam prosesnya memerlukan senyawa kimia dan permukaan
material yang diuji harus memiliki permukaan yang halus dan rata, namun
jenisjenis baja bergaruh seperti low carbon steel berbeda bentuk dan strukturnya
dengan medium carbon steel dan high carbon steel.
𝑁. 2𝑛−1
Dimana N adalah jumlah butir per inch2 dengan perbesaran 100x.
N.
Metode ini cocok untuk sampel dengan butir beraturan.
2
2.1.2 Metode Intercept
Plastik transparant dengan grid diletakan diatas foto sampel.
Kemudian dihitung semua butir yang berpotongan dengan satu atau dua
5
Habib, 008, kel.01
grasi, sedangkan butir yang berpotongan pada akhir garis dianggap
setengah. Perhitungan dilakukan pada 3 daerah agar mewakili. Nilai
diameter rata – rata ditentukan dengan membagi jumlah butir yang
berpotongan dengan panjang garis. Metode ini cocok untuk butir yang tidak
beraturan.
PL = p.m / LT
L3 = 1 / FL
P = Jumlah titik potong batas butir dengan lingkaran
LT = Panjang garis total
M = Perbesaran
Dari LT atau L3, sehingga rumus empiris
Dimana :
G = Besar butir
Na = Jumlah butir
n1 = Jumlah butir dalam lingkaran
n2 = Jumlah butir yang bersinggungan
f = faktor pengali jefferies
6
Habib, 008, kel.01
tabel pengali Jefferies :
Pembesaran F
1 0.002
25 0.25
30 0.5
75 1.125
100 2.0
200 8.0
300 18.0
500 50.0
1000 200.0
7
Habib, 008, kel.01
c. Besi tuang kelabu, dimana hampir semua karbonnya dalam bentul
flokografi.
d. Besi tuang modular dengan semua karbonnya ada dalam bentuk seheroidol.
2.5 Mikrostruktur Baja Karbon pada Heat Treatment & Surface
Treatment
Perlakuan panas adalah rangkaian siklus pemanasan dan pendinginan
terhadap material logam padat yang bertujuan untuk meghasilkan sifat material
yang diinginkan. Ada beberapa macam proses pemanas yaitu annealing,
normalizing, dan quenching. Masing-masing proses memiliki pendinginan yang
berbeda. Dasar transformasi pada Heat Treatment adalah diagram TTT, perlakuan
panas akan membentuk martansite.
8
Habib, 008, kel.01
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Dalam melakukan percobaan di butuhkan beberapa alat dan bahan untuk
menunjang kelancaran dalam percobaan, alat dan bahan tersebut antara lain:
3.1.1 Alat
1. Amplas
9
Habib, 008, kel.01
3.1.3 Mikroskop
10
Habib, 008, kel.01
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Sebelum Heat Treatment
1. haluskan permukaan pada bagian penampang lintang specimen.
2. pastikan bahwa permukaan specimen tidak lagi terdapat bekas
goresan.
3. berikan atau mengoleskan larutan etsa pada permukaan
spesimendengan hati-hati.
4. Letakkan spesimenpada landasan dari mikroskop metalurgi.
5. lakukan pengamatan pada mikroskop dan memastikan bahwa
gambar struktur terlihat dengan jelas.
6. lakukan pemotretan dari gambar struktur logam yang diamati.
3.2.2 Saat Heat Treatment
1. Membesihkan spesimen uji dari kotoran dan minyak.
a. Proses Hardening
b. Proses Tempering.
c. Annealing.
d. Normalizing.
3. Memasukkan spesimen ke dalam dapur listrik (Furnace).
11
Habib, 008, kel.01
3. Memotong kertas grafik yang transparan dengan ukuran 2 x 2 cm
sebanyak 10 lembar.
4. Menempelkan kertas grafik tersebut tepat diatas photo
mikrostruktur dan memastikan posisinya sesuai dengan letak
foto.
5. Menentukan jenis mikrostruktur sebelum maupun sesudah heat
treatment dan mencatat pada lembar kerja.
6. Menghitung presentase jumlah masing-masing jenis
mikrostuktur untuk sebelum dan sesudah heat treatment dengan
cara menghitung warna gelap atau terang dari setiap luasan foto.
7. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja.
12
Habib, 008, kel.01