Anda di halaman 1dari 4

10 – 16 Maret 2024

Bertekun di dalam Doa


Markus 14 : 32-51

Tujuan

1. Agar anggota PPGT senantiasa bertekun berdoa kepada


Tuhan dalam berbagai pergumulannya
2. Agar anggota PPGT berserah hanya pada Tuhan karena
manusia bisa dengan mudah mengingkari janjinya

Pendahuluan
Dalam menjalani masa muda tentunya sebuah persoalan atau
pergumulan hidup tidak bisa dijauhkan dari kehidupan kita.
Sungguh banyak hal yang terjadi dalam hidup ini, suka duka
silih berganti. Dalam keadaan tersebut kita kadang merasa
bahwa Tuhan jauh dari kita, meskipun sesungguhnya Tuhan
dekat. Hanya saja kita yang menjauh dan tidak mau menjaga
komunikasi dengan-Nya melalui doa.

Pemahaman Teks
1. Ayat 33-36 menggambarkan peristiwa di Taman Getsemani
bahwa Yesus dalam pergumulan yang sangat berat. Yesus
mengatakan kepada murid-muridNya “Hatiku sangat sedih,
seperti mau mati rasanya” (ayat 34a). Di tengah kondisi itu
Yesus merebahkan diri-Nya ke tanah. “Merebahkan diri”
dalam konteks ini berarti seakan-akan terjatuh dengan kedua
lutut yang terhempas ke tanah lebih dahulu. Sebagai
manusia sejati, Ia begitu merasakan beratnya beban yang

Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah


PPGT Klasis Makassar Timur
diderita. Yesus sangat takut dan gentar menghadapi
kematian-Nya yang sudah dekat (ayat 33). Doanya sangat
singkat dan penuh kesungguhan (ayat 36). Yesus berdoa
sampai tiga kali.
2. Cawan merupakan lambang penderitaan yang Ia harus
derita. Yesus sangat menyadari bahwa Bapa sangat sanggup
mendengar pergumulan-Nya, namun Ia tidak memaksakan
kehendak-Nya. Ia tetap percaya dan taat kepada kehendak
Bapa-Nya.
3. Murid-murid yang ikut yakni Simon Petrus, Yakobus, dan
Yohanes tidak peka terhadap perintah Yesus. Mereka justru
tertidur lelap ketika Yesus sedang bergumul dalam
penderitaan-Nya. Dalam ayat 37-40 dikisahkan bagaimana
para murid tertidur, dan Yesus meminta mereka untuk
berjaga-jaga dan berdoa. Ini merupakan sebuah teguran
sekaligus permohonan.
4. Dalam ayat 43-51 dikisahkan bahwa setelah Yesus selesai
berdoa di taman Getsemani, Yudas Iskariot yang adalah juga
bagian dari murid Yesus datang bersama sekelompok orang
untuk menangkap Dia. Jumlah mereka banyak, ayat 43
mengatakan “serombongan orang yang membawa pedang
dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli
Taurat dan tua-tua.” Yudas adalah seorang yang lebih
mencintai uang. Motivasi Yudas dalam mengikut Yesus
bukan karena ia mencintai Yesus tetapi karena keuntungan
bagi diri sendiri. Yudas mengkhianati Yesus, gurunya sendiri
dengan ciuman sebagai tanda bagi orang yang akan
menangkap Yesus. Ketika Yesus ditangkap, murid-murid-Nya
melarikan diri dan meninggalkan Dia. Padahal sebelumnya,
Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah
PPGT Klasis Makassar Timur
Petrus berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama
Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang
lainpun berkata demikian juga. (ayat 31)

Pokok-Pokok Khotbah
1. Bergumul dan tekun berdoa kepada-Nya
Ketika Yesus menghadapi pergumulan yang begitu berat Ia
tidak memberitahukan kepada murid-murid. Ia lebih memilih
untuk berdoa kepada Bapa-Nya. Beratnya penderitaan itu
digambarkan melalui pergumulan di dalam doa sampai tiga
kali dengan doa yang sama. Dalam kemanusiaan-Nya, Ia juga
merasa takut, gentar dan sangat sedih. Juga perkataan yang
sangat mendalam terungkap melalui perkataan “seperti mau
mati rasanya.” Dengan doa begitu sederhana serta tidak
memaksa kehendak, Yesus tetap pasrah kepada kehendak
Bapa di Sorga. Ia bergumul dan berdoa bukan sebagai
bentuk protes atau penolakan tetapi sebagai bentuk
komunikasi sekaligus penyerahan diri kepada kehendak
Allah.
2. Berserah hanya pada Tuhan karena manusia bisa dengan
mudah mengingkari janjinya
Ketika Yesus ditangkap, murid-murid-Nya melarikan diri dan
meninggalkan Dia. Padahal sebelumnya, mereka berkata:
"Sekalipun [kami] harus mati bersama-sama Engkau, [kami]
takkan menyangkal Engkau" (ayat 31). Mereka begitu
ketakutan dan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka
sendiri. Sebelumnya, Yesus juga telah mengingatkan mereka
untuk berjaga-jaga dan bertekun di dalam doa, tetapi
mereka gagal mengikuti perintah itu. Akibatnya, mereka
Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah
PPGT Klasis Makassar Timur
ketakutan dan melarikan diri. Itu tanda bahwa manusia bisa
dengan mudah mengingkari janjinya.

Penutup
Berdasarkan kisah ini, kita bisa meneladani Yesus Kristus dalam
menghadapi pergumulan di taman Getsemani—berdoa. Doa
kelihatannya sederhana, tapi kekuatannya sangat besar jika
sungguh-sungguh dilakukan. Kita sering lalai dan kadang
menganggap doa itu menyita waktu, akhirnya memilih
mengandalkan kekuatan diri sendiri. Hasilnya, gagal. Karena itu,
bawalah pergumulanmu dan bertekunlah dalam doa kepada
Bapa di Surga.

Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah


PPGT Klasis Makassar Timur

Anda mungkin juga menyukai