Bahan Khotbah Terbitan Edisi Maret 2024-6-9
Bahan Khotbah Terbitan Edisi Maret 2024-6-9
Tujuan
Pendahuluan
Dalam menjalani masa muda tentunya sebuah persoalan atau
pergumulan hidup tidak bisa dijauhkan dari kehidupan kita.
Sungguh banyak hal yang terjadi dalam hidup ini, suka duka
silih berganti. Dalam keadaan tersebut kita kadang merasa
bahwa Tuhan jauh dari kita, meskipun sesungguhnya Tuhan
dekat. Hanya saja kita yang menjauh dan tidak mau menjaga
komunikasi dengan-Nya melalui doa.
Pemahaman Teks
1. Ayat 33-36 menggambarkan peristiwa di Taman Getsemani
bahwa Yesus dalam pergumulan yang sangat berat. Yesus
mengatakan kepada murid-muridNya “Hatiku sangat sedih,
seperti mau mati rasanya” (ayat 34a). Di tengah kondisi itu
Yesus merebahkan diri-Nya ke tanah. “Merebahkan diri”
dalam konteks ini berarti seakan-akan terjatuh dengan kedua
lutut yang terhempas ke tanah lebih dahulu. Sebagai
manusia sejati, Ia begitu merasakan beratnya beban yang
Pokok-Pokok Khotbah
1. Bergumul dan tekun berdoa kepada-Nya
Ketika Yesus menghadapi pergumulan yang begitu berat Ia
tidak memberitahukan kepada murid-murid. Ia lebih memilih
untuk berdoa kepada Bapa-Nya. Beratnya penderitaan itu
digambarkan melalui pergumulan di dalam doa sampai tiga
kali dengan doa yang sama. Dalam kemanusiaan-Nya, Ia juga
merasa takut, gentar dan sangat sedih. Juga perkataan yang
sangat mendalam terungkap melalui perkataan “seperti mau
mati rasanya.” Dengan doa begitu sederhana serta tidak
memaksa kehendak, Yesus tetap pasrah kepada kehendak
Bapa di Sorga. Ia bergumul dan berdoa bukan sebagai
bentuk protes atau penolakan tetapi sebagai bentuk
komunikasi sekaligus penyerahan diri kepada kehendak
Allah.
2. Berserah hanya pada Tuhan karena manusia bisa dengan
mudah mengingkari janjinya
Ketika Yesus ditangkap, murid-murid-Nya melarikan diri dan
meninggalkan Dia. Padahal sebelumnya, mereka berkata:
"Sekalipun [kami] harus mati bersama-sama Engkau, [kami]
takkan menyangkal Engkau" (ayat 31). Mereka begitu
ketakutan dan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka
sendiri. Sebelumnya, Yesus juga telah mengingatkan mereka
untuk berjaga-jaga dan bertekun di dalam doa, tetapi
mereka gagal mengikuti perintah itu. Akibatnya, mereka
Diterbitkan oleh Komisi Bahan Khotbah
PPGT Klasis Makassar Timur
ketakutan dan melarikan diri. Itu tanda bahwa manusia bisa
dengan mudah mengingkari janjinya.
Penutup
Berdasarkan kisah ini, kita bisa meneladani Yesus Kristus dalam
menghadapi pergumulan di taman Getsemani—berdoa. Doa
kelihatannya sederhana, tapi kekuatannya sangat besar jika
sungguh-sungguh dilakukan. Kita sering lalai dan kadang
menganggap doa itu menyita waktu, akhirnya memilih
mengandalkan kekuatan diri sendiri. Hasilnya, gagal. Karena itu,
bawalah pergumulanmu dan bertekunlah dalam doa kepada
Bapa di Surga.