Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER


TUGAS TUTORIAL KE 3
Kode MK : PDGK 4204 NIM : 858906828
Nama MK : Pendidikan Bahasa NAMA : Siti Nur Kholifah
Indonesia di SD
Prodi/Semester : S1 PGSD/7 Pokjar : Kalisat

Petunjuk:
1. Kerjakan Tugas Tutorial di bawah ini dengan benar!
2. Perhatikan ejaan dalam menjawab soal!
3. Silakan pelajari modul 9, 10, 11, dan 12 untuk mengerjakan tugas berikut!
4. Jawaban diketik dan tidak diperkenankan bekerja sama!
5. Gunakan template ini untuk menjawab soal!
6. Tugas dikumpulkan dalam bentuk file pdf atau word!
7. Tugas Tutorial ini dikerjakan/diselesaikan di rumah, dan dikumpulkan 15 November 2023 ke
ketua kelas dan dikirim dalam bentuk zip.
8. Contoh pemberian nama file pdf atau word yaitu :
Nomor absen.nama. diri_nama pokjar Conoh : 12. Anggun Asmara_Pokjar SAQA

1. Jelaskan perbedaan dan persamaan teknik menulis Syafii dan Henry Guntur Tarigan!
2. Pilihlah salah satu kompetensi dasar menulis lalu tulislah perangkat pengajarannya!
3. Jelaskan perbedaan dan persamaan menyimak di kelas rendah dan di kelas tinggi!
4. Jika kompetensi dasarnya mendengarkan pesan pendek tentukan teknik peningkatan
daya simaknya! Jelaskan dengan pilihan Anda!
5. Jika kompetensi dasarnya menceritakan pengalaman pribadi teknik apa yang
digunakan dalam aktifitas penbelajarannya? Jelaskan pilihan Anda sertakan langkah-
langkahnya!
6. Carilah karya sastra anak dari media elektronik atau media cetak bukan dari modul
lalu analisislah dari segi ciri sastra anak menurut Sarumpaet (dalam Santoso,
2003:8,4)!
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
1. Syafi'ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap yaitu
tahap pra penulisan dan tahap penulisan. Teknik dalam penulisan menurut Syafi'ie yaitu:
1) Menjiplak
2) Menyalin
3) Menatap
4) Menyusun
5) Melengkapi
6) Menulis halus
7) Dikte
8) Mengarang
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan, ada beberapa teknik dalam pembelajaran
menulis, seperti:
1) Menyusun kalimat
2) Memperkenalkan karangan
3) Meniru model
4) Karangan bersama
5) Mengisi
6) Menyusun kembali
7) Menyelesaikan cerita
8) Menjawab pertanyaan
9) Meringkas bacaan
10) Parafrase
11) Reka cerita gambar
12) Memerikan
13) Mengembangkan kata kunci
14) Mengembangkan kalimat topik
15) Mengembangkan judul
16) Mengembangkan peribahasa
17) Menulis surat
18) Menyusun dialog
19) Menyusun wacana
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik menulis Syafi’ie dan Henry Guntur
Tarigan memiliki persamaan dan perbedaan, yaitu:
 Persamaan:
 Menyusun. Baik Syafi'ie maupun Henry Guntur Tarigan mencantumkan
kegiatan menyusun sebagai teknik dalam menulis. Ini menunjukkan
pentingnya kemampuan untuk menyusun gagasan atau informasi secara
terstruktur dalam sebuah tulisan.
 Meniru. Keduanya menyebutkan teknik yang melibatkan meniru atau
memodelkan sebagai bagian dari proses pembelajaran menulis. Ini dapat
berkontribusi pada pengembangan keterampilan menulis melalui
pencontohan.
 Perbedaan:
 Menjiplak, menyalin, melengkapi. Syafi'ie menekankan pada teknik seperti
menjiplak, menyalin, dan melengkapi, yang mungkin lebih bersifat replikatif.
Sementara itu, Henry Guntur Tarigan lebih menyoroti teknik yang
melibatkan pengembangan keterampilan menulis secara lebih kreatif, seperti
menulis surat, menyusun dialog, atau mengembangkan reka cerita gambar.
 Teknik khusus Henry Guntur Tarigan. Henry Guntur Tarigan mencantumkan
beberapa teknik yang lebih spesifik, seperti menyelesaikan cerita, menjawab
pertanyaan, meringkas bacaan, paraphrasing, dan lainnya, yang mungkin
lebih terfokus pada pengembangan kemampuan menulis yang lebih
kompleks.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
2. 1) Kompetensi Dasar: Menulis karangan sederhana berbentuk narasi pendek dengan
menggunakan kalimat utuh dan jelas.
2) Perangkat Pengajaran: "Menulis Cerita Pendek"
3) Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menulis karangan sederhana berbentuk narasi pendek
dengan menggunakan kalimat utuh dan jelas.
4) Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Pendahuluan (15 menit):
a. Guru memulai dengan membahas definisi dan ciri-ciri cerita pendek.
b. Mengajukan pertanyaan untuk memotivasi siswa, seperti "Apa yang
membuat cerita menarik?"
2. Analisis cerita pendek (20 menit):
a. Menganalisis bersama dengan siswa sebuah contoh cerita pendek.
b. Membahas struktur cerita, karakter, dan konflik dalam cerita tersebut.
3. Penjelasan komponen cerita (25 menit):
a. Guru menjelaskan komponen-komponen cerita, seperti pengenalan,
pengembangan karakter, konflik, puncak, dan penyelesaian.
b. Memberikan contoh-contoh yang relevan.
4. Brainstorming (20 menit):
a. Siswa melakukan brainstorming mengenai ide cerita pendek yang ingin
mereka tulis.
b. Guru memberikan panduan untuk memastikan cerita memiliki elemen-
elemen yang diperlukan.
5. Kegiatan menulis (40 menit):
a. Siswa menulis cerita pendek mereka berdasarkan ide yang telah mereka
pilih.
b. Guru memberikan bimbingan individual dan memberikan umpan balik
positif.
6. Pertukaran dan revisi (20 menit):
a. Siswa bertukar cerita dengan teman mereka untuk mendapatkan umpan
balik.
b. Mereka merevisi cerita mereka berdasarkan umpan balik yang diterima.
7. Presentasi dan refleksi (15 menit):
a. Beberapa siswa mempresentasikan cerita pendek mereka.
b. Kelas memberikan umpan balik positif dan konstruktif.
c. Guru dan siswa merefleksikan proses menulis dan perbaikan yang telah
dilakukan.
5) Penilaian dan penguatan (10 menit):
a. Guru memberikan penilaian formatif.
b. Siswa diberi penguatan positif dan panduan untuk peningkatan di masa
depan.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
Rubrik penilaian:
 Penilaian Sikap

No. Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu


Bimbingan

1 Disiplin  Mengikuti  Mengikuti  Mengikuti  Tidak


Pembelajarantepat Pembelajaran pembelajaran mengikuti
waktu tepat waktu, dan kumpul pembelajran
 Tugas kumpulpada tugas kumpul tugas tidak dari
waktu yang telah tidak tepat pada waktu awalsampai
ditentukan. waktu, yang akhir
 Mengikuti mengikuti ditentukan
pembelajrandari pembelajran dan
awal sampai akhir dari awal mengikuti
sampai akhir pembelajran
dari awal
sapai akhir

2 Rasa Ingin  Mengikuti  Mengikuti  Mengikuti  Tidak


Tahu pembelajaran pembelajaran pembelajaran mengikuti
dengan semangat, dengan dengan pembelajaran
bertanya, danaktif semangat, semangat, dengan
dalam diskusi. bertanya, dan tidak semangat,
kurang aktif bertanya, dan tidak
dalam diskusi tidak aktif bertanya,dan
dalam diskusi tidak aktif
dalam
diskusi.

Format Penilaian Sikap

Perubanan tingkah laku


Disiplin Rasa Ingin
No Nama Tahu
K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................

2 ...................

3 ……………..

4 ……………..

5 ……………..

Dst ……………..

Keterangan: K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4


LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
 Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
Latihan soal tematik.
Jumlah soal 10 nilai masing-masing adalah 10.
Nilai = jawaban benar × 10

3. Persamaan dan perbedaan menyimak di kelas rendah dan kelas tinggi:


Persamaan:
1) Fokus pada mendengarkan. Baik di kelas rendah maupun tinggi, kegiatan menyimak
tetap menekankan pada kemampuan mendengarkan dengan baik.
2) Pemahaman dasar. Di kelas rendah maupun kelas tinggi, tujuan utama adalah
membangun pemahaman dasar terhadap bahasa lisan.
3) Pengembangan kosakata. Proses menyimak di kedua tingkatan membantu dalam
pengembangan kosakata dan pemahaman makna kata.
4) Pembentukan keterampilan berbahasa. Menyimak di kelas rendah adalah langkah
awal untuk membentuk keterampilan berbahasa, termasuk pemahaman tata bahasa
dan struktur kalimat.

Perbedaan:
1) Konteks dan tema. Materi yang didengarkan di kelas rendah cenderung lebih
sederhana dan sesuai dengan pemahaman anak-anak. Di kelas tinggi, siswa akan
terlibat dengan materi yang lebih kompleks dan kontekstual.
2) Teknik instruksional. Di kelas rendah, guru mungkin menggunakan teknik
pembelajaran yang lebih visual, interaktif, dan melibatkan permainan untuk
membangun keterampilan menyimak. Di kelas tinggi, fokus mungkin lebih pada
pengembangan pemahaman konten melalui presentasi, diskusi, dan analisis.
3) Pemahaman konten. Di kelas rendah, penyimakan lebih berfokus pada
pemahaman narasi dan informasi dasar. Di kelas tinggi, siswa diharapkan dapat
memahami konten yang lebih kompleks dan abstrak.

4. Ada beberapa teknik yang dapat meningkatkan daya simak dalam kompetensi
mendengarkan, seperti teknik aktif mendengarkan, pemanfaatan alat bantu, dan lain
sebagainya. Namun yang saya pilih adalah teknik aktif mendengarkan atau biasa disebut
teknik active listening. Teknik ini memiliki beberapa komponen, yaitu:
1) Fokus penuh pada pembicara dengan menghindari gangguan eksternal.
2) Memberikan perhatian penuh pada pesan yang disampaikan dengan menghindari
distraksi.
3) Mengonfirmasi pemahaman dengan mengulang ringkasan pesan atau bertanya jika
ada yang kurang jelas.

5. Dalam kegiatan pembelajaran yang menekankan kompetensi menceritakan pengalaman


pribadi, teknik yang bisa digunakan adalah Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential
Learning) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Persiapan materi:
A. Identifikasi tujuan pembelajaran. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai melalui pengalaman pribadi siswa.
B. Pilih aktivitas pengalaman. Pilih aktivitas atau pengalaman yang dapat
memicu siswa untuk menceritakan pengalaman pribadi mereka. Ini bisa
berupa simulasi, permainan peran, atau proyek berbasis pengalaman.
2) Pelaksanaan pengalaman:
A. Pandu siswa dalam aktivitas. Berikan petunjuk jelas tentang aktivitas yang
akan dilakukan. Pastikan siswa dapat terlibat secara aktif dalam
pengalaman tersebut.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
B. Fasilitasi diskusi. Setelah aktivitas, fasilitasi diskusi untuk memberikan
kesempatan pada siswa untuk merenungkan pengalaman mereka dan
menarik pelajaran dari situ.
C. Pembuatan cerita. Ajak siswa menceritakan pengalaman. Ajak siswa untuk
menceritakan pengalaman mereka yang terkait dengan aktivitas yang telah
mereka lakukan.
D. Bimbing struktur cerita. Bimbing siswa dalam merangkai cerita mereka
dengan memperhatikan struktur yang jelas, termasuk pengantar, konflik,
dan resolusi.
3) Interaksi dan refleksi:
A. Pertanyaan terbuka. Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong siswa
untuk merenung dan mengungkapkan perasaan serta pemahaman mereka
terhadap pengalaman.
B. Diskusi kelompok. Fasilitasi diskusi kelompok untuk memungkinkan siswa
saling berbagi dan mendengarkan pengalaman pribadi sesama mereka.
4) Umpan balik dan evaluasi:
A. Beri umpan balik konstruktif. Berikan umpan balik yang konstruktif terkait
dengan cara siswa menceritakan pengalaman mereka dan sejauh mana itu
terkait dengan tujuan pembelajaran.
B. Evaluasi pemahaman. Gunakan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman
pribadi mereka.
5) Penutup:
A. Ringkasan dan kesimpulan. Ringkas kembali poin-poin utama yang dapat
dipetik dari pengalaman tersebut dan bagaimana itu terkait dengan materi
pembelajaran.
B. Pertanyaan penutup. Ajukan pertanyaan penutup untuk merangsang pikiran
siswa dan menutup sesi pembelajaran dengan refleksi yang kuat.
6) Tindak lanjut:
A. Pemberian tugas penerapan. Berikan tugas atau proyek tambahan yang
memungkinkan siswa untuk menerapkan pelajaran yang mereka peroleh
dari pengalaman tersebut.
B. Sarana bimbingan tambahan. Sediakan waktu atau sumber daya untuk
memberikan bimbingan tambahan kepada siswa yang mungkin
membutuhkannya dalam menerapkan pelajaran dalam kehidupan nyata.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
6. Contoh karya sastra anak yang saya ambil adalah dongeng “ Anak Gembala dan Serigala”.
ANAK GEMBALA DAN SERIGALA
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang penggembala yang memiliki banyak domba gembala. Ia hidup di desa yang
dikelilingi padang rumput dan hutan yang hijau nan subur.
Pada suatu hari, si penggembala sedang menggiring domba-dombanya menuju padang rumput di dekat desa. Si
penggembala yang duduk untuk menunggui domba-dombanya yang sedang makan merasa bosan. Kemudian tercetuslah
sebuah ide di benak si penggembala untuk menghilangkan rasa bosannya. Saat itu suasana padang rumput dekat desa
hening. Seketika si penggembala berteriak.
“Serigala! Serigala! Tolong aku! Ada serigala yang ingin memakan domba-dombaku.”
Penduduk desa yang mendengar teriakan si penggembala beramai-ramai berlari menghampiri si penggembala sambil
membawa tongkat, hendak menolong si penggembala. Namun, yang didapati penduduk desa sesampainya di padang
rumput hanyalah domba-domba yang sedang makan dan si penggembala yang sedang tertawa terbahak-bahak, karena
berhasil menipu penduduk desa.

Penduduk desa yang kesal, kembali ke desa dan melanjutkan aktivitas mereka, meninggalkan si penggembala yang
masih tertawa terpingkal-pingkal.
Karena berpikir bahwa penduduk desa sangat bodoh, untuk kedua kalinya si penggembala berbohong lagi dan berteriak.
“Serigala! Serigala! Tolong! Ada serigala yang mendekat dan mencoba memakan domba-dombaku.”
Penduduk desa yang baik hati lagi-lagi berhamburan keluar menuju padang rumput dengan membawa tongkat, berusaha
ingin membantu si penggembala. Namun, lagi-lagi yang penduduk desa temukan hanyalah domba yang sedang makan
dan penggembala yang sedang tertawa. Dengan wajah muram sambil menggerutu penduduk desa kembali.
Namun, sesaat setelah penduduk pergi meninggalkan padang rumput, seekor serigala yang tinggal di hutan muncul
memburu domba-domba yang sedang makan di padang rumput tersebut. Si penggembala dengan panik berteriak.
“Serigala! Serigala! Tolonglah aku! Ada serigala yang memburu domba-dombaku.”
Namun tak ada satupun penduduk desa yang muncul untuk membantu. Kemudian si penggembala berteriak untuk kedua
kalinya dengan lebih keras.

“Kumohon tolong aku! Ada serigala yang memakan domba-dombaku. Tolong!”


Namun masih tidak ada penduduk yang mucul. Akhirnya si penggembala berlari menuju desa untuk meminta bantuan.
Malang, tak satupun penduduk yang percaya kata-kata si penggembala, dan tak ada satupun penduduk yang pergi
membantu si penggembala. Si penggembala akhirnya kembali ke padang rumput seorang diri dan mendapati domba-
dombanya hilang dimakan oleh serigala yang lapar. Si penggembala hanya bisa menangis meratapi kemalangan dan
kebodohannya.

Dongeng "Anak Gembala dan Serigala" dapat dianalisis dari segi ciri sastra anak menurut
Sarumpaet (dalam Santoso, 2003:8,4) yaitu sebagai berikut:
1) Unsur pantangan: berbohong
Cerita ini menyoroti pantangan terhadap kebohongan. Si penggembala mengalami
konsekuensi buruk karena berulang kali berbohong kepada penduduk desa. Pantangan
ini mengajarkan bahwa kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai yang penting.
2) Penyajian dengan gaya secara langsung
Cerita ini disajikan dengan gaya langsung, di mana peristiwa-peristiwa cerita dijelaskan
secara rinci dan kronologis. Penulis menceritakan cerita dengan jelas, menggambarkan
adegan-adegan dan dialog secara terperinci, sehingga pembaca dapat dengan mudah
memahami alur cerita dan karakter-karakter yang terlibat.
3) Fungsi terapan dari dongeng ini
a. Moralitas dan etika
Cerita ini memiliki fungsi terapan dalam mengajarkan nilai-nilai moral, terutama
tentang konsekuensi dari berbohong. Melalui pengalaman si penggembala,
pembaca diajarkan pentingnya kejujuran dan dampak negatif dari tindakan curang.
b. Kepercayaan dan kepercayaan diri
Dongeng ini juga dapat diartikan sebagai peringatan tentang pentingnya
kepercayaan dan kepercayaan diri. Penduduk desa kehilangan kepercayaan pada si
penggembala setelah dua kali tertipu, sehingga saat si penggembala benar-benar
membutuhkan bantuan, mereka tidak lagi percaya padanya.
c. Kritik terhadap keputusan cepat tanpa pertimbangan
Cerita ini juga bisa diartikan sebagai kritik terhadap keputusan cepat tanpa
pertimbangan. Penduduk desa segera merespons teriakan si penggembala tanpa
memeriksa kebenaran informasinya. Ini mencerminkan bahaya mengambil
keputusan tanpa pertimbangan yang matang.

Anda mungkin juga menyukai