Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN : 2301-7775

e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM PEMBENTUKAN


KARAKTER DAN ETIKA MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEBAGAI AGENT OF CHANGE

Ade Andriani Batubara1), Salsabillah Nurul Izza2), Wira Hadi Sugara3)


1)
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan
Penulis Korespondensi: andrianiade491@gmail.com, salsabillah6968@gmail.com,
wirahadisugara123@gmail.com

Abstrak

Mahasiswa sebagai agen pembawa perubahan harus memiliki karakter dan etika yang baik agar
perubahan yang dibawa oleh mahasiswa adalah perubahan ke arah yang lebih baik lagi yang dapat
dibentuk melalui oranisasi ataupun lembaga-lembaga kampus yang diikuti. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana peran budaya organisasi dalam pembentukan karakter mahasiswa
Universitas Negeri Medan sebagai agent of change. Metode yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan perolehan data yang dilakukan melalui wawancara. Di temukan bahwa budaya dalam
organisasi berperan sebagai pembawa perubahan karakter dan etika mahasiswa Universitas Negeri
Medan ke arah yang lebih baik lagi.

Keywords: Peran Budaya, Karakter, Etika, Mahasiswa, Agent of Change

Article Information:
Received Date: 4 Oktober 2022
Revised Date: 20 Oktober 2022
Accepted Date: 30 Januari 2023

16
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

PENDAHULUAN bisa memberikan kontribusi terhadap bangsa.


Menurut Siswoyo (2007: 121) Mahasiswa saat ini merupakan generasi
mahasiswa dapat didefinisikan sebagai milenial yang sudah sangat mahir dalam
individu yang sedang menuntut ilmu di menggunakan teknologi. Adanya penggunaan
perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta teknologi dalam setiap sendi kehidupan,
atau lembaga lain yang setingkat dengan tentunya akan berpengaruh terhadap baik atau
perguruan tinggi. Peran mahasiswa sebagai buruknya pembentukan karakter dan etika
pengawas dari suatu pembangunan yang mahasiswa. Pengaruh baik dari adanya
dilakukan harus bisa menonjol karena teknologi terhadap pembentukan karakter
mahasiswa dianggap oleh masyarakat sebagai mahasiswa saat ini di tandai dengan
orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi mahasiswa yang memiliki pemikiran terbuka.
dibandingkan yang lain, sehingga mereka Teknologi membuat mahasiswa bisa
yakin bahwa mahasiswa mampu mengakses berbagai hal dari dunia luar seperti
menyampaikan aspirasi sebagai bentuk suara budaya, penemuan baru, informasi, dan lain
hatinya (Arsad Ismail, 2013). sebagainya. Hal ini akan membuat mahasiswa
memiliki wawasan yang lebih luas dan tidak
Menurut Holil (2019) mahasiswa memiliki pemikiran yang sempit. Adanya
mempunyai kedudukan sebagai generasi muda kemudahan yang diberikan oleh teknologi,
penerus bangsa ini di masa yang akan datang membuat mahasiswa saat ini juga cenderung
kelak. Mahasiswa harus bisa menjadi pelopor memiliki karakter yang ingin serba cepat
masyarakat, memberikan perubahan-perubahan sehingga perguruan tinggi pun harus ikut
yang berdampak positif dan membangun menyesuaikan dengan menyediakan sistem
kehidupan masyarakat serta menanamkan informasi akademik secara online.
nilai-nilai positif dalam masyarakat. Dengan
kata lain, mahasiswa dapat disebut sebagai Namun tak bisa dipungkiri bahwa
agent of change. Mahasiswa sebagai generasi teknologi juga memberikan pengaruh buruk
muda, mempunyai pemikiran- pemikiran dan terhadap pembentukan etika generasi milenial
ide-ide baru yang baru dan kreatif, untuk khususnya mahasiswa. Rata-rata mahasiswa
menyalurkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide saat ini tidak bisa jauh dari ponsel dan media
tersebut banyak hal yang dilakukan mahasiswa sosial. Saat berkumpul, rata-rata mahasiswa
seperti mengikuti organisasi di dalam / luar sibuk memegang ponsel dan membuka media
kampus dan mengikuti lomba seperti PKM sosial. Bahkan ketika dosen sedang mengajar
(Pekan Kreatifitas Mahasiswa) yang diadakan di dalam kelas, ada beberapa mahasiswa yang
oleh pemerintah. Mahasiswa megikuti sibuk memainkan ponsel. Hal ini menunjukkan
organisasi untuk melatih softskill mereka bahwa secara tidak langsung, ketergantungan
karena selain Indeks Prestasi, kualitas penting mahasiswa terhadap ponsel memberikan
yang dibutuhkan setelah lulus adalah softskill pengaruh buruk terhadap pembentukan etika
dan ini bisa didapatkan dari mengikuti mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa
organisasi ataupun lembaga-lembaga yang memiliki segudang potensi, tentu hal ini
kemahasiswaan (Martadinata, 2019). akan menjadi penghambat untuk membawa
perubahan yang lebih baik lagi.
Selain itu, mahasiswa sebagai agen
pembawa perubahan juga harus memiliki Oleh karena itulah, penting sekali bagi
karakter dan etika yang baik agar perubahan mahasiswa untuk memiliki karakter dan etika
yang dibawa oleh mahasiswa adalah perubahan yang baik yang dapat dibentuk melalui
ke arah yang lebih baik lagi. Dengan memiliki pendidikan dan lingkungan. Karakter dan etika
karakter dan etika yang baik, mahasiswa akan yang baik juga dapat dibentuk melalui
mampu menjadi pribadi yang matang yang oranisasi ataupun lembaga-lembaga kampus
17
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

yang diikuti. Karena di dalam suatu organisasi bagaimana kelompok tersebut rasakan,
tentu ada nilai-nilai dan budaya tersendiri yang pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya
perlu untuk dipahami. yang beraneka ragam.

Dimana menurut Desson dan Clouthier Budaya organisasi adalah pola asumsi
(2010) menyatakan bahwa budaya membentuk bersama sebagai pembelajaran untuk
apa yang dianggap organisasi untuk mengatasi masalah eksternal dan integrasi
mengambil keputusan yang tepat; apa yang internal, diajarkan kepada anggota baru
dianggap karyawan berperilaku tepat dan sebagai cara yang benar untuk memahami,
bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain; berpikir, dan merasa masalah tersebut.
dan sikap pemangku kepentingan luar terhadap Creemers dan Reynolds (dalam Soetopo, 2010,
organisasi. Selain itu, pemahaman budaya akan h.122) menyatakan bahwa “organizational
membantu administrator dalam menemukan culture is a pattern of beliefs and expectation
dan menyelesaikan potensi konflik dan dalam shared by the organization’s members”
mengelola perubahan secara lebih efektif dan (budaya organisasi adalah pola keyakinan dan
efisien (Tierney, 1998). harapan bersama oleh anggota organisasi).
Sedangkan Greenberg dan Baron (dalam
Memahami budaya dalam sebuah
Soetopo, 2010, h.122) menekankan budaya
organisasi merupakan elemen penting bagi
organisasi sebagai kerangka kognitif yang
para seluruh anggotanya. Dalam penelitiannya,
berisi sikap, nilai, norma perilaku, dan
Desson & Clouthier (2010) menegaskan bahwa
ekspektasi yang dimiliki oleh anggota
budaya organisasi akan membentuk perilaku
organisasi. Definisi lain oleh Peterson (dalam
seseorang dalam berinteraksi dan berperilaku
Soetopo, 2010, h.122) menyatakan bahwa
dengan orang luar. Hal ini dapat dimaknai
budaya organisasi mencakup keyakinan,
bahwa budaya organisasi secara langsung
ideologi, bahasa, ritual, dan mitos. Budaya
maupun tidak langsung akan menginternalisasi
organisasi menurut Brown (dalam Willcoxson
nilai-nilai akan budaya tertentu.
& Millett, 2000, h.93) adalah seperangkat
Dapat dilihat bahwa budaya dalam norma, keyakinan, prinsip, dan cara
organisasi dianggap memiliki peran yang berperilaku yang bersama-sama memberikan
penting dalam memberntuk karakter dan etika karakteristik yang khas pada masing-masing
anggotanya. Oleh karena itu penelitian ini organisasi.
dilakukan untuk melihat bagaimana peran
Gibson, Ivanichevich, dan Donelly
budaya dalam organisasi yang diikuti oleh
(dalam Soetopo, 2010, h.123) menyatakan
mahasiswa Universitas Negeri Medan sebagai
bahwa budaya organisasi adalah kepribadian
agent of change dalam pembentukan karakter
organisasi yang mempengaruhi cara bertindak
dan etika anggotanya.
individu dalam organisasi. Pengertian lain
TINJAUAN PUSTAKA menurut Kast dan Rosenzweig (dalam Hakim,
Robbins dalam bukunya Perilaku 2011, h.151) mendefinisikan budaya organisasi
Organisasi (1996, h.289) mendefinisikan sebagai suatu sistem nilai dan kepercayaan
budaya organisasi adalah sebuah sistem makna yang dianut bersama yang berinteraksi dengan
bersama yang dianut oleh anggota-anggota orang-orang suatu perusahaan, struktur
yang membedakan organisasi itu dari organisasi dan sistem pengawasan untuk
organisasiorganisasi lainnya. Definisi lain menghasilkan norma-norma perilaku.
menurut Kreitner dan Kinicki (2005, h.79)
budaya organisasi adalah suatu wujud Budaya organisasi terdiri dari dua
anggapan yang dimiliki, diterima secara elemen pokok yaitu elemen yang bersifat
implisit oleh kelompok dan menentukan
18
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

idealistik dan elemen yang bersifat behavioral 3. Keterkaitan antara Elemen Idealistik dan
(Sobirin, 2007: 152) : Behavioral
Kedua elemen antara
1. Elemen Idealistik elemenidealistik dan elemen behavioral
Dikatakan idealistik karena bukan elemen yang terpisah. Seperti
elemen ini menjadi ideologi organisasi dikatakan Jacono keduanya merupakan
yang tidak mudah berubah walaupun satu kesatuan yang tidak terpisahkan
disisi lain organisasi secara natural harus sebab keterkaitan kedua elemen itulah
selalu berubah dan beradaptasi dengan yang membentuk budaya, hanya saja
lingkungannya. Elemen ini bersifat elemen behavioral lebih rentan terhadap
terselubung (elusive), tidak tampak ke perubahan karena bersinggungan
permukaan (hidden), dan hanya orang- langsung dengan lingkungan eksternal
orang tertentu saja yang tahu apa organisasi, sedangkan elemen idealistik
sesungguhnya ideologi mereka dan jarang mengalami perubahan karena
mengapa organisasi tersebut didirikan letaknya terselubung. Dibawah ini
(Sobirin, 2007: 153). Elemen idealistik adalah gambaran tentang tingkat sensitif
melekat pada diri pemilik dalam bentuk masing-masing elemen budaya
doktrin, falsafah hidup, atau nilai-nilai organisasi terhadap kemungkinan
individual para pendiri atau pemilik terjadinya perubahan oleh Rousseau
organisasi biasanya dinyatakan secara (Sobirin, 2007: 156-157). Mary Jo
formal dalam bentuk pernyataan visi dan Hatch menegaskan bahwa hubungan
misi organisasi (Sobirin, 2007: 153). antar elemen budaya organisasi bersifat
dinamis melalui sebuah proses yang
2. Elemen Behavioral
bersifat timbal balik. Nilai-nilai
Elemen behavioral adalah
organisasi merupakan manifestasi dari
elemen yang kasat mata, muncul ke
asumsi dasar begitu sebaliknya dan
permukaan dalam bentuk perilaku
seterusnya proses ini terus berjalan
sehari-hari para anggotanya dan bentuk-
menuju titik keseimbangan antara
bentuk lain seperti desain dan arsitektur
stabilitas dan perubahan elemen budaya
organisasi, elemen ini mudah diamati,
organisasi.
dipahami, dan diinterpretasikan
meskipun kadang tidak sama dengan
METODE PENELITIAN
interpretasi dengan orang yang terlibat
Metode yang digunakan pada
langsung dalam organisasi. Cara paling
penelitian ini adalah desktriptif kulaitatif.
mudah mengidentifikasi budaya
Dimana menurut Bungin (2015:36) penelitian
organisasi adalah dengan mengamati
dengan metode deskriptif kualitatif adalah
bagaimana para anggota organisasi
penelitian dengan tujuan menjelaskan beragam
berperilaku dan kebiasaan yang mereka
kondisi, beragam situasi, dan mengungkapkan
lakukan (Sobirin, 2007: 156). Schein
berbagai realitas sosial di masyarakat dalam
mengatakan bahwa kebiasaan sehari-
bentuk deskriptif, kemudian mengangkat ke
hari muncul dalam bentuk artefak
permukaan tentang karakter maupun gambaran
termasuk perilaku para anggota
mengenai kondisi tertentu. Lokasi penelitian
organisasi. Artefak bisa berupa
dilakukan di Universitas Negerti Medan yang
bentuk/arsitektur bangunan, logo atau
merupakan salah satu Universitas terbaik di
jargon, cara berkomunikasi, cara
Sumatera Utara.
berpakaian, atau cara bertindak yang
bisa dipahami oleh orang luar organisasi Sementara populasi dalam penelitian
(Schein, 2010, h.23). ini adalah mahasiswa/i anggota organisasi Unit
19
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar- menyampaikan ide-ide yang dapat membawa
Rahman Unimed. Dalam penelitian ini peneliti ke perubahan yang lebih baik lagi.
menggunakan purposive sampling dalam
pengambilan sampel yaitu, teknik pengambilan Berdasarkan hasil wawancara yang
sampel yang disesuaikan dengan tujuan telah dilakukan dengan beberapa anggota
penelitian. Sampel adalah sebagian populasi organisai UKMI Ar-Rahman Unimed, dapat
yang diambil dengan menggunakan cara-cara diketahui bahwa budaya organisai berperan
tertentu (Fibrianto & Yuniar, 2020). Maka dalam pembentukan karakter dan etika
dalam penelitian ini diambil sejumlah 7 orang mahasiswa di Universitas Negeri Medan yang
sampel dari total seluruh populasi. Untuk ikut serta dalam organisasi tersebut. Hal ini
mempoleh data yang dibutuhkan dalam dibuktikan berdasarkan pernyataan dari para
penelitian ini, dilakukan wawancara dengan 7 narasumber yang mengatakan bahwa setelah
orang sampel tersebut, dan dari data tersebut memasuki organisasi, mereka merasakan
kemudian dilakukan deskripsi data mengenai adanya perubahan pada karakter diri masing-
peran budaya organisasi dalam pembentukan masing baik itu di dalam organisasi maupun di
karakter dan etika mahasiswa Universitas luar organisasi.
Negeri Medan.
Karakter yang mereka peroleh setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN memasuki organisasi adalah karakter yang
Unit Kegiatan Mahasiswa Islam memiliki rasa tanggung jawab yang dimana
(UKMI) Ar-Rahman Unimed merupakan menunjukkan kesediaan dan kesanggupan
sebuah Lembaga Dakwah Kampus (LDK) untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
yang berstatus sebagai organisasi intra kampus diberikan. Sebagaimana organisasi lainnya,
yang berkedudukan di UNIMED. UKMI juga mereka juga diharuskan untuk menjalin kerja
merupakan sebuah Unit Kemahasiswaan islam sama yang kooperatif antar sesama anggota,
yang menggawangi kegiatan-kegiatan sehingga ini dapat melatih kemampuan
keislaman di lingkungan UNIMED dengan mahasiswa dalam mengambil tindakan untuk
kegiatan syiar dan PHBI. Ini merupakan menjalin kerja sama yang kooperatif.
organisasi intra kampus yang dapat secara Berdasarkan hasil wawancara, untuk dapat
legal menggunakan fasilitas kampus dalam menjalin kerja sama yang kooperatif antar
merealisasikan kegiatan-kegiatan keislaman. sesama anggota, beberapa mahasiswa
Salah satu misi dari organisasi ini adalah Universitas Negeri Medan yang tergabung
membina dan mengembangkan potensi dalam organisasi Ukmi Ar-Rahman Unimed
mahasiswa serta berperan aktif dalam kegiatan menciptakan komunikasi yang baik antar
kemahasiswaan dan perguruan tinggi. anggota, menghargai setiap anggota, dan
membangun rasa percaya terhadap anggota
Melihat misi tersebut peran mahasiswa organisasi. Perubahan lainnya yang dirasakan
sebagai agent of change dapat oleh mereka adalah bertambahnya rasa percaya
dikembangankan. Karena melalui organisasi diri dan kemampuan bekerja sama dalam
tersebut akan menumbuhkan karakter untuk organisasi. Mahasiswa yang tergabung dalam
mempunyai rasa tanggung jawab dan percaya organisasi juga menjadi memiliki etika yang
diri. Agar bisa menjadi agen perubahan, baik baik di dalam maupun luar organisasi,
tentunya mahasiswa harus memiliki karakter karena mereka diharuskan untuk menyebarkan
yang bertanggung jawab agar dapat iklim yang kondusif.
mempertanggung jawabkan setiap perubahan
yang dibawanya, dan karakter percaya diri agar Segala perubahan karakter dan etika
mahasiswa tidak malu dan berani untuk yang yang dialami oleh mahasiswa Universitas
Negeri Medan tersebut, tentunya disebabkan

20
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

oleh budaya organisasi yang mereka ikuti. memiliki peran dalam membentuk nilai-nilai
Sebagaimana Desson & Clouthier (2010) karakter melalui aktifitas mahasiswa secara
dalam penelitiannya menegaskan bahwa mandiri. Selain itu, peran organisasi
budaya organisasi akan membentuk perilaku kemahasiswaan di kampus sangat penting
seseorang dalam berinteraksi dan berperilaku dalam pembentukan karakter mahasiswa.
dengan orang luar. Hal ini dapat dimaknai Dimana mahasiswa dapat memiliki
bahwa budaya organisasi secara langsung pengetahuan dan pengalaman dalam
maupun tidak langsung akan menginternalisasi berorganisasi, serta pembentukan karakter
nilai-nilai akan budaya tertentu. yang nantinya bisa menjadi ciri khas dari
mahasiswa tersebut.
Dengan adanya peran budaya
organisasi dalam pembentukan karakter dan Sedangkan Basri dan Dwiningrum
etika mahasiswa Universitas Negeri Medan, (2020) mengatakan bahwa organisasi
tentunya akan menjadi langkah yang baik bagi kemahasiswaan internal kampus berperan
mahasiswa untuk mengambil dan memainkan penting dalam membentuk nilai-nilai karakter
perannya sebagai agent of change. Perubahan mahasiswa secara mandiri melalui aktifitas
tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja, tetapi ormawa yang diimplementasikan dalam
harus dilakukan secara bersama. Untuk itulah pelaksanaan program kerja. Dalam
peran budaya dalam organsasi akan sangat pelaksanaan kegiatan inilah, terjadi proses
penting dalam pembentukan karakter dan etika transfer kepemimpinan, komunikasi yang baik,
mahasiswa. Karena melalui budaya tersebut, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sikap
mahasiswa akan dapat menciptakan menghargai, toleransi, jujur, kreatif,
komunikasi yang baik antar anggota sehingga kepedulian, dan kerja sama.
perubahan dapat dicapai, menghargai setiap
anggota termasuk di dalamnya juga KESIMPULAN & SARAN
menghargai kritik dan saran karena dalam Dari pembahasan di atas dapat
membawa perubahan tentunya akan disimpulkan bahwa budaya dalam organisasi
menghadapi banyak kritik dan saran, serta berperan sebagai pembawa perubahan karakter
membangun rasa percaya terhadap anggota dan etika mahasiswa Universitas Negeri
organisasi, kembali lagi karena perubahan Medan ke arah yang lebih baik lagi sehingga
harus dilakukan secara bersama sehingga tanpa hal ini dapat menjadi awal yang baik bagi
adanya rasa percaya akan menyulitkan mahasiswa untuk mengambil dan menjalankan
mahasiswa dalam membawa perubahan yang perannya sebagai agent of change. Kepada
lebih baik lagi. mahasiswa di universitas manapun agar lebih
banyak lagi mengikuti organisasi yang
Dalam penelitiannya Wulan dan tentunya keikutsertaan tersebut sudah
Alimah (2020) juga menyatakan bahwa jika disesuaikan agar tidak menganggu fokus
dalam sebuah organisasi nilai budaya dan juga belajar sebagai mahasiswa yang masih
komitmennya tinggi, akan menjadikan salah menempuh ilmu. Karena dengan mengikuti
satu bentuk upaya pengembangan karakter organisasi akan dapat mengembangkan
yang cukup efektif. Hal itu pun sesuai dengan karakter dan etika yang lebih baik serta dapat
tujuan mahasiswa sebagai agent of change, melatih softskill mereka karena selain Indeks
social control dan iron stock. Prestasi, kualitas penting yang dibutuhkan
setelah lulus adalah softskill dan ini bisa
Pembentukan karakter mahasiswa didapatkan dari mengikuti organisasi ataupun
melalui organisasi kampus juga diperjelas oleh lembaga-lembaga kemahasiswaan.
Susanti (2020) dalam penelitiannya yang
mengatakan bahwa organisasi mahasiswa

21
p-ISSN : 2301-7775
e-ISSN : 2579-8014
NIAGAWAN Vol 12 No 1 Maret 2023

REFERENSI Susanti. (2020). Peran Organisasi


Basri. Dwiningrum, N. R. (2020). Peran Kemahasiswaan Dalam Pembentukan
Ormawa dalam Membentuk Nilai-nilai Karakter Mahasiswa. AL-
Karakter di Dunia Industri (Studi MUNAWWARAH : JURNAL
Organisasi Kemahasiswaan di PENDIDIKAN ISLAM, 12(2): 13-29.
Politeknik Negeri Balikpapan). Jurnal
Kebudayaan dan Keagamaan, 15(1): Tika, M.P. 2010. Budaya Organisasi dan
139-158. Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta: PT Bumi aksara.
Desson, K., & Clouthier, J. (2010, November).
Organizational culture – why does it Willcoxson, L.; & Millett, B. 2000. The
matter ? Paper presented at the Management of Organizational Culture.
symposium on International Safeguards Australian Journal of Management &
International Atomic Energy Agency, Organizational Behavior, 3(2); 91-99.
Vienna, Austria.
Wulan, L. P. N., Alimah, C. (2020). Hubungan
Dwi Siswoyo dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. antara Budaya Organisasi dan
Yogyakarta: UNY Press. Komitmen Organisasi dalam Upaya
Pembentukan Karakter Mahasiswa.
Hakim, L. 2011. Membangun budaya Prosiding Seminar Nasional Universitas
organisasi unggul sebagai upaya Negeri Surabaya. Vol. 2.
meningkatkan kinerja karyawan di era
kompetitif. Jurnal Manajemen dan
Bisnis, 15 (2): 148-158.

Kreitner, R.; & Kinicki, A. 2005. Perilaku


Organisasi (Organizational Behavior).
Jakarta: Salemba empat.

Martadinata, A. M. 2019. Peran Mahasiswa


dalam Pembangunan di Indonesia.
Jurnal Humaniora, 2(1): 1-6.

Munandar, A.S. 2008. Psikologi Industri dan


Organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia press.

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi.


Jakarta: PT. Prenhallindo.

Schein, E.H. 2010. Organizational Culture and


Leadership. San fransisco: Jossey bass.

Sobirin, A. 2007. Budaya Organisasi.


Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.

Soetopo, H. 2010. Perilaku Organisasi.


Bandung: PT. Remaja rosdakarya.
22

Anda mungkin juga menyukai