Anda di halaman 1dari 6

INTEGRASI INTERNAL DAN ADAPTASI EKSTERNAL

BAGI KEBERLANGSUNGAN HIDUP ORGANISASI


DENGAN PENDEKATAN BUDAYA

RR. NIKEN PURBASARI

STIE Trisakti
npurbasari@stietrisakti.ac.id

Abstrak: Fenomena budaya organisasi sebagai proses untuk menjaga keberlangsungan


hidup organisasi adalah hal yang menarik dan penting dipahami. Budaya internal
organisasi harus sesuai dengan kebutuhan lingkungan eksternal organisasi dan strategi
perusahaan. Ketika mereka saling berkesesuaian, komitmen karyawan yang tinggi akan
tercipta dan akan dicapai organisasi yang berkinerja tinggi dan mampu mempertahankan
keberlangsungan hidup organisasi dalam jangka panjang. Asumsi dan keyakinan atau
budaya adalah respon yang perlu dipelajari terkait masalah integrasi internal dan perma-
salahan adaptasi eksternal. Permasalahan internal dan eksternal amat saling terkait, dan
organisasi harus menghadapi mereka secara simultan.

Keywords: Budaya Organisasi, Integrasi Internal, Adaptasi Eksternal, Kinerja

PENDAHULUAN dasar asumsi atau budaya organisasi. Hal ini


menggambarkan bahwa sikap dan perilaku

B udaya organisasi berbeda-beda dari satu


organisasi, perusahaan, institusi atau ke-
lompok satu dengan lainnya. Budaya organisasi
anggota organisasi dipengaruhi oleh budaya
organisasi, namun terjadi juga sebaliknya, di-
mana budaya organisasi terbentuk dari proses
merepresentasikan harapan, norma, tujuan internalisasi asumsi yang muncul dari pola sikap
bersama anggota kelompok (Deresky 2011). dan perilaku anggota organisasi, yang telah
Organisasi, apa pun bentuknya, berorientasi menjadi kebiasaan. Asumsi yang terbentuk
laba atau tidak, baik berskala kecil maupun telah menjadi bagian dari kebiasaan, dan cara
besar, tidak bisa begitu saja mengabaikan anggota organisasi bersikap dan berperilaku,
keberadaan budaya yang secara disadari atau- akan menggambarkan budaya organisasi itu
pun tidak disadari telah menjadi bagian dari sendiri.
organisasi. Saat solusi dikembangkan melalui Fenomena budaya organisasi sebagai
pengalaman, mereka menjadi asumsi bersama proses untuk menjaga keberlangsungan hidup
yang kemudian diturunkan kepada anggota baru. organisasi adalah hal yang menarik dan penting
Seiring waktu, asumsi itu dapat menjadi begitu dipahami. Budaya organisasi mengacu pada
dikenal sehingga para anggota tidak lagi sadar system berbagi maksud atau pemahaman ber-
akan mereka (Yulk 2001). Budaya organi-sasi sama yang menjadi pegangan setiap anggota
mempengaruhi bagaimana cara organisasi organisasi, dan yang membedakan organisasi
menjalankan aktivitasnya,dan sebaliknya sikap dengan organisasi lainnya (Robbins and Judge
dan perilaku yang menjadi kebiasaan menjadi 2011). Budaya juga diartikan sebagai asumsi

48
2013 Rr. Niken Purbasari

dan keyakinan bersama tentang dunia dan tem- Kerjasama dimaksud adalah kerjasama yang
pat mereka di dalamnya, sifat dari waktu dan terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasama
ruang, sifat manusia dan hubungan manusia yang terarah tersebut dilakukan dengan meng-
(Schein 2004). ikuti pola interaksi antar setiap individu atau
Organisasi merupakan bagian dari kelompok sebagai anggota organisasi. Pola
lingkungan yang lebih luas, baik lingkungan in- interaksi yang diselaraskan dengan berbagai
ternal organisasi maupun lingkungan eksternal aturan, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu
organisasi. Asumsi dan keyakinan anggota sebagaimana ditetapkan oleh para pendiri
organisasi menjadi dasar yang mewakili budaya organisasi itu, menjadi cerminan bagaimana
kelompok atau budaya organisasi. Asumsi dan budaya berproses. Keseluruhan pola interaksi
keyakinan atau budaya adalah respon yang tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk
perlu dipelajari terkait masalah integrasi internal suatu kebiasaan bersama atau dapat dikatakan
dan permasalahan adaptasi eksternal. Menyadari membentuk budaya organisasi.
bahwa budaya terbentuk melalui sikap dan peri- Budaya membantu anggota membangun
laku anggota organisasi dan juga mempengaruhi identitas kolektif dan mengetahui bagaimana
sikap dan perilaku anggotanya, maka mengu- melakukan pekerjaan bersama-sama secara
raikan bagaimana budaya organisasi sebagai efektif (Daft 2011). Pembentukan budaya terjadi
proses mengintegrasikan sikap dan perilaku oleh karena budaya secara individu itu berko-
anggota organisasi serta budaya sebagai proses relasi dengan kepribadian, sehingga budaya
beradaptasi dengan perubahan lingkungan berhubungan dengan pola perilaku seseorang
eksternal organisasi, menjadi menarik bagi ketika berhadapan dengan sebuah masalah
penulis untuk diuraikan dan disampaikan, untuk hidup dan sikap terhadap pekerjaanya. Sikap
membantu organisasi memahami bagaimana dan perilaku yang berulang berdasarkan stan-
fungsi budaya sebagai proses integrasi internal dar yang ditetapkan pendiri menjadi suatu pola
dan adaptasi eksternal untuk keberlangsungan yang mencerminkan budaya organisasi dan
hidup organisasi, dan menjadi penting bagi pada gilirannya budaya organisasi menjadi pro-
pemikiran dan perkembangan ilmu manajemen ses yang mengintegrasikan sikap dan perilaku
serta dimungkinkan menjadi bahan pertimbang- anggota organisasi secara keseluruhan, termasuk
an dalam membuat keputusan terkait budaya pendatang baru (integrasi internal) (Schein 2004).
organisasi yang kuat dan adaptif, budaya yang Isu-isu terkait budaya dalam proses
menjadi bagian dan dasar bersikap dan berpe- integrasi internal, diuraikan sebagai berikut
rilaku anggota organisasi dalam membuat ke- (Schein 2004):
putusan dan bertindak menghadapi perubahan 1. Creating a common language and conceptual
lingkungan dan berusaha untuk melakukan categories. Tentukan bahasa dan konsep-
penyesuai yang diperlukan, agar dapat mem- konsep yang perlu digunakan sebagai bagian
pertahankan keberlangsungan hidup organisasi. dari proses komunikasi di antara anggota
organisasi, dan jika anggota organisasi tidak
Budaya sebagai proses Integrasi Internal dapat berkomunikasi dengan dan memahami
Organisasi sebagai tempat atau wadah satu dengan lainnya, sebuah kelompok tidak
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama mungkin dapat didefinisikan, dan hal ini
secara rasional dan sistematis, terencana, akan mengganggu proses integrasi internal
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam karena diantara anggota tidak mampu berko-
memanfaatkan sumber daya organisasi (uang, munikasi efektif.
material, mesin, metode, lingkungan, sarana- 2. Defining group boundaries and criteria for
parasarana, data) secara efisien dan efektif inclusion and exclusion. Menjelaskan budaya
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. organisasi dengan mendefinisikan batas-

49
Media Bisnis Maret

batas dan kriteria kelompoknya. Sebuah dan kepercayaan anggota yang akan mem-
kelompok seharusnya dapat mendefinisikan pengaruhi sikap dan perilaku mereka. Setiap
kelompoknya. Siapa yang berada di dalam kelompok, sebagai bagian masyarakat sosial,
dan di luar kelompoknya dan berdasarkan dapat berhadapan dengan sesuatu yang
oleh kriteria-kriteria apa anggota kelompok tidak dapat dijelaskan dan harus dapat
ditentukan. Setiap anggota organisasi adalah memahami sehingga anggota dapat me-
bagian dari kelompok seperti departemen nanggapinya dan menghindari keinginan
SDM, departemen keuangan, departemen untuk menyepakati sesuatu yang tidak dapat
produksi, departemen pemasaran, dan lain dijelaskan dan tidak dapat dikendalikan,
sebagainya. contoh di satu departemen, sebuah mesin
3. Distributing power and status. Menjelaskan fotocopy mati secara janggal ketika sedang
dengan tepat status dan kekuasaan yang digunakan, teknisi tentu akan mencoba
didistribusikan di antara anggota kelompok. melakukan berbagai cara perbaikan, dan
Setiap kelompok harus bekerja berkaitan termasuk ketika teknisi menendang mesin.
dengan tingkatan sosial, aturan-aturan dan Jika mesin fotocopy kembali berfungsi, dan
kriteria-kriteria yang menjelaskan bagaimana adakalanya terjadi, teknisi secara hati-hati
anggota, memperoleh, menjaga dan kehilang- mendokumentasikan apa yang telah dila-
an kekuasaannya. Konsensus pada bidang kukan, dan hal ini dapat dikatakan diluar
ini sangat penting untuk membantu anggota jangkauan pemikiran berbasis knowledge.
mengelola perasaannya ketika mereka me- Dilihat dari unsur perbedaan, pema-
rasa diinginkan dan diserang atau diabaikan. haman tentang budaya juga menyangkut ciri
4. Developing norms of intimacy, friendship, and khas yang membedakan antara individu yang
love. Mengembangkan norma yang jelas satu dengan individu yang lain ataupun yang
untuk mengatur pergaulan antara anggota membedakan antara profesi yang satu dengan
organisasi terkait, hubungan dekat, perte- profesi yang lain. Seperti perbedaan budaya
manan, dan kasih sayang. Setiap kelompok seorang pengacara dengan seorang dosen,
harus bekerja berdasarkan aturan main untuk seorang peneliti dengan seorang politisi, seorang
hubungan dengan rekan sebaya, hubungan akuntan dengan seorang spesialis jantung,
antara lawan jenis dan bagaimana menjaga seorang profesional dengan seorang amatiran.
sikap terhadap keterbukaan dan keakraban Ciri khas ini bisa diambil dari hasil internalisasi
untuk mengatur tugas-tugas organisasi. individu dalam organisasi ataupun juga sebagai
Konsensus terhadap bidang ini sangat pen- hasil adopsi dari organisasi yang mempeng-
ting untuk membantu anggota mengelola aruhi pencitraan sehingga dianggap sebagai
perasaan dibutuhkan. kultur sendiri yang ternyata pengertiannya masih
5. Defining and allocating rewards and punish- relatif dan bersifat abstrak. Budaya merupakan
ments. Mendefinisikan secara jelas tentang sebuah system nilai yang dianut seseorang
penghargaan dan hukuman serta bagaimana pendukung budaya tersebut yang mencakup
keduanya dialokasikan pada anggota organi- konsepsi abstrak tentang baik dan buruk atau
sasi. Setiap kelompok harus mengetahui secara institusi nilai yang dianut oleh suatu
apa perbuatan yang dibenarkan dan apa organisasi yang diadopsi dari oganisasi lain
perbuatan yang salah dan harus mencapai baik melalui reinventing maupun reorganizing
konsensus tentang penghargaan dan hu- (Schein2004).
kuman. Budaya sebagai suatu sistem nilai
6. Explaining the unexplainable-ideology and yang melekat kuat dan menjadi dasar karyawan
religion. Menjelaskan sesuatu kejadian atau bertindak menggambarkan budaya yang kuat,
sesuatu hal yang terkait dengan keyakinan yang dimiliki organisasi. Budaya yang kuat

50
2013 Rr. Niken Purbasari

mendasari aspek kunci pelaksanaan fungsi Konsep budaya membantu anggota


organisasi dalam hal efisiensi, inovasi, kualitas organisasi untuk membantu memahami aspek-
serta mendukung reaksi yang tepat untuk mem- aspek kehidupan organisasi yang kompleks.
biasakan mereka terhadap kejadian-kejadian. Budaya sebagai pola asumsi dan nilai yang
Budaya yang kuat akan mendukung terciptanya dibagi bersama tentang bagaimana melakukan
sebuah kinerja yang baik. Budaya menjadi sesuatu di dalam organisasi. Pola yang dipe-
asumsi penting dan sebagai sebuah asumsi lajari anggota organisasi untuk menghadapi
dasar dalam pembentukan karakter individu masalah eksternal dan masalah internal, dipela-
dalam berintegrasi kedalam organisasi lebih jari anggota baru organisasi serta menjadi cara
luas. Secara lengkap Budaya bisa merupakan memperbaiki persepsi, pikiran dan perasaan
nilai, konsep, kebiasaan, perasaan yang diambil mereka (Daft 2012). Budaya organisasi menjadi
dari asumsi dasar sebuah organisasi yang perwujudan dari anggapan yang dimiliki, diterima
kemudian diinternalisasikan oleh anggotanya secara implisit oleh anggota organisasi dan
(Schein 2010). Seorang profesional yang ber- menentukan bagaimana mereka merasakan,
karakter dan kuat kulturnya akan meningkatkan berpikir dan bereaksi terhadap lingkungannya
kinerjanya dalam organisasi dan secara sekali- yang beraneka ragam. Budaya merefleksikan
gus meningkatkan citra dirinya. nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh ang-
gota organisasi untuk melakukan penyesuaian
Budaya sebagai Proses Adaptasi Eksternal. dengan lingkungan eksternal dalam rangka
Budaya Organisasi adalah pokok mencapai tujuan organisasi.
penyelesaian masalah-masalah ekternal dan Langkah-langkah yang dapat dilakukan
internal yang pelaksanaannya dilakukan secara organisasi untuk beradaptasi terhadap ling-
konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian kungan eksternalnya dan mempertahankan
mewariskan kepada angota-anggota baru kelangsungan hidup organisasi, yakni: (Schein
sebagai cara yang tepat untuk memahami, 2004)
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah- 1. Missian and strategy, obtaining a shared
masalah. Formasi budaya berkembang dipe- understanding of core mission, primary task,
ngaruhi oleh dinamika kelompok dan sosial, and manifest and latent functions. Memper-
yang melibatkan permasalahan terkait dengan oleh pemahaman yang dibagi berkaitan
bagaimana bertahan dan beradaptasi terhadap dengan misi inti, tugas pokok, dan fungsi
pengaruh lingkungan eksternal organisasi, dan yang terlihat maupun tidak dari keberadaan
bagaimana membangun integrasi dari porses organisasi.
internal untuk memastikan kapasitas secara 2. Goals, developing consensus on goals, as
berkelanjutan bertahan dan beradaptasi. derived from the core mission. Membangun
Fungsi utama budaya adalah membantu konsensus terhadap tujuan-tujuan yang ber-
memahami lingkungan dan menentukan bagai- asal dari misi inti organisasi.
mana meresponnya, yang dapat mengurangi 3. Means, developing consensus on the means
kecemasan, ketidakpastian dan kebingungan to be use to attain the goals, such as the
(Yulk 2001). Permasalahan eksternal dan in- organization structure, division of labour,
ternal organisasi amat saling terkait dan organi- reward system, and authority system. Mem-
sasi harus menghadapinya secara simultan. bangun konsensus terhadap cara-cara yang
Budaya organisasi yang dibangun diarahkan digunakan utnuk mencapai tujuan-tujuan,
untuk mampu beradaptasi dengan perubahan seperti struktur organisasi, pengelompokan
lingkungan eksternal dalam rangka memper- pekerja, sistem reward, dan sistem keku-
tahankan kelangsungan hidup organisasi. asaan.

51
Media Bisnis Maret

4. Measurement, developing consensus on the dibangun perusahaan dan apa bakat-bakat unik
criteria to be used in measuring how well the yang dimiliki perusahaan.
group is doing in fullfilling its goals, such as Mulai dari pemilik atau pimpinan per-
the information and control systems. Mem- usahaan/organisasi untuk membagi asumsi
bangun konsensus terhadap kriteria-kriteria tentang tujuan yang bersumber dari misi per-
yang digunakan untuk mengukur bagaimana usahaan, dan ini menjadi bagian yang penting
baiknya kelompok bekerja untuk mencapai untuk memberi pemahaman kepada setiap
tujuan-tujuan organisasi, seperti sistem infor- individu dalam organisasi. Misi perusahaan se-
masi dan pengendalian. ring lebih mudah untuk dinyatakan tetapi lebih
5. Correction, developing consensus on the sulit untuk dipahami, sehingga untuk mencapai
appropriate remedial or repair strategies to konsensus terhadap tujuan yang ingin dicapai
be used if goals are not being met. Memba- berdasarkan misi perlu membagi asumsi dan
ngun konsensus terhadap ketepatan dari bahasa bersama berkaitan dengan misi yang
tindakan perbaikan atau strategi perbaikan telah diterjemahkan kedalam tujuan yang konkret,
yang digunakan jika tujuan-tujuan tidak ter- proses produksi, penjualan produk dan jasa
penuhi. yang spesifik serta memberi batasan-batasan
Organisasi dan seluruh anggotanya biaya dan waktu. Contoh, pentingnya membentuk
perlu memahami budaya terkait bagaimana kesepakatan diantara perbedaan mengenai
budaya dapat menjadi bagian dari usaha untuk keputusan tentang alokasi sumber daya yang
beradaptasi dengan lingkungan eksternal agar ada diantara kelompok pengembangan produk.
mereka mampu menghadapi permasalahan Cara-cara bagaimana tujuan dicapai
yang dihadapi untuk mempertahankan dan men- berkaitan dengan apa yang harus dilakukan
dorong kinerja organisasi. Memahami budaya terhadap perilaku sehari-hari, dan ini membu-
artinya memahami pentingnya membagi asumsi tuhkan tingkat konsensus yang tinggi. Tidak
atau pemahaman tentang misi dan strategi hanya berkaitan dengan gaya organisasi tapi
organisasi untuk mengarahkan sikap dan peri- juga desain tugas dasar, pengelompokan pekerja,
laku mereka beradaptasi dengan lingkungan struktur pelaporan dan pertanggungjawaban,
eksternal organisasi. sistem insentif dan reward, sistem pengendalian
Pada umumnya organisasi/perusahaan dan sistem informasi. Contoh, keputusan tentang
membagi ketentuan-ketentuan yang dikem- bagaimana sistem penghargaan akan diberikan
bangkan berkaitan dengan isu-isu pertumbuhan atau bagaimana teknologi baru, pengetahuan
dan kelangsungan hidup ekonomi organsasi/ dan keterampilan dipelajari, misal para teknisi
perusahaan yang melibatkan bagaimana men- menemukan bahwa perusahaan yang dida-
jaga hubungan baik diantara para stakeholders sarkan pada hasil temuan-temuan mereka akan
organisasi, seperti (1) investor dan pemegang menciptakan struktur internal yang lebih mene-
saham, (2) suppliers, (3) manajer dan karyawan, kankan pada teknik produksi, dan menjadi
(4) komunitas dan pemerintah, dan (5) konsu- sangat berbeda jika pemilik modal menciptakan
men yang bersedia membayar produk dan jasa organisasi dengan menempatkan bakat-bakat
organisasi. Contoh: Perdebatan diantara pim- marketing dan teknis dibawah arahan kepe-
pinan perusahaan terkait pertanyaan tentang mimpinan yang berorientasi pasar. Pemilik
bentuk program iklan atau kampanye yang perusahaan akan lebih percaya bahwa solusi
akan digunakan atau desain produk dan produk memecahkan masalah adalah hasil dari gagasan
apa saja yang akan diproduksi perusahaan yang kuat, penelitian ilmiah yang secara hati-
yang dapat dijual dan menghasilkan profit, ber- hati melaksanakan penelitian di lokasi pasar
dasarkan konsep apa sesungguhnya yang ingin sasaran.

52
2013 Rr. Niken Purbasari

Mengukur hasil pelaksanaan juga men- annya dalam jangka panjang, tidak lepas dari
jadi bagian yang penting berkaitan dengan apa bagaimana organisasi mengintegrasikan sikap
yang diukur dan bagaimana mengukur hasil dan perilaku karyawan dan bagaimana menye-
pelaksanaan. Contoh, senior managers perusa- suaikan diri dengan perubahan lingkungannya.
haan sering memiliki pandangan yang berbeda Lingkungan organisasi baik internal maupun
tentang bagaimana menilai financial performance; eksternal organisasi harus dikelola sedemikian
seperti return on sales, return on investment, baik agar dapat mendorong organisasi mencapai
debt equity ratio, return on sales, dan indikator visi, misi dan tujuannya, sehingga keberlang-
keuangan lain yang dapat digunakan. Tindakan sungan hidup organisasi dapat dipertahankan
perbaikan atau strategi apa yang diperlukan dalam jangka panjang. Sebuah fungsi utama
untuk melakukan perbaikan dan apa yang harus dari budaya adalah membantu memahami ling-
diambil jika tindakan yang dilakukan tidak sesuai kungan dan menentukan bagaimana merespon-
dengan hasil yang diharapkan, perlu dipahami nya, yang karenanya mengurangi kecemasan,
dan ditetapkan sebagai dari bagian yang dapat ketidakpastian, dan kebingungan anggota
menjadi standar perilaku anggota organisasi. organisasi. Permasalahan internal dan eks-
Contoh, di suatu perusahaan tindakan perbaik- ternal amat saling terkait, dan organisasi harus
an segera di tempat itu adalah tindakan yang menghadapi mereka secara simultan (Yulk
harus dilakukan, jika memungkinkan dan sebagai 2001). Budaya mengarahkan dari hari ke hari
langkah untuk meminimalkan penyampaian bagaimana hubungan kerja dan menentukan
laporan ketidakberesan yang terjadi kepada bagaimana anggota organisasi berkomunikasi,
atasan. apa perilaku yang dapat diterima dan apa yang
tidak dapat diterima, dan bagaimana kekuasaan
PENUTUP dan status dialokasikan (Daft 2011). Budaya
juga menentukan bagaimana organisasi men-
Aspek lingkungan organisasi jelas me- capai tujuannya dan menghadapi lingkungan
nentukan keberadaan organisasi, dan upaya luar organisasi, budaya mendorong komitmen
organisasi untuk mempetahankan keberada- karyawan mencapai tujuan organisasi.

REFERENSI:

Edgar Schein. 2004. Organizational Culture and leadership, San Francisco: The Jossey Bass.
Helen Deresky. 2008. International Management Managing Across Borders and Culture, New Jersey: Prentice Hall.
Helen Deresky. 2011. International Management. New Jersey: Pearson.
Gary Yulk. 2001. Leadership in Organization. New Jersey: Prentice Hall.
Richard Daft. 2011. Leadership. South Western: Cengage Learning.
Richard Daft. 2012. New Era of Management. South Western: Cengage Learning.
Stephen P Robbins DAN Mary Coulter.2005. Management. New Jersey: Prentice Hall.
Stephen P Robbins dan Timothy A. Judge. 2009. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall.

53

Anda mungkin juga menyukai