Anda di halaman 1dari 8

3.

Metode Pemberian Asuhan Keperawatan ( M3- Methode)

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

1. Penerapan MAKP
Staf Perawat Staf Perawat
Di ruangan interna menerapkan model asuhan keperawatan dengan metode
TIM
Pasien/Klien Pasien/Klien
A. Hasil wawancara : Berdasarkan hasil wawancara tanggal 20 Februari 2024
dengan kepala ruangan Interna mengatakan saat melaksanakan metode tim,
kepala ruangan menerima informasi dari ketua tim mengenai perkembangan
keadaan pasien diruangan interna.
B. Hasil Observasi : Dari hasil observasi yang telah di dapatkan dari tanggal
20-23 Februari 2024 didapatkan bahwa diruangan interna atas terdiri dari 3
tim, masing-masing di kepalai oleh katim 1, katim 2, katim 3, dan tim 1
terdiri dari 6 orang, tim 2 terdiri 10 orang, tim 3 terdiri dari 9 orang.
C. Masalah : Tidak ada masalah
2. Timbang terima
Timbang terima Adalah teknik yang digunakan untuk menyampaikan dan
menerima laporan sehubungan dengan keadaan klien dilakukan antar perawat
dengan perawat maupun antara perawat dengan klien secara akurat serta lebih
nyata, dilakukan harus bersifat jelas, singkat dan lengkap (Nursalam, 2015).
Timbang Terima dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan di nurse station
dan dilanjutkan di samping tempat tidur pasien atau bedside handover, serta
post- timbang terima (Putra, 2014).
Maka dari itu jika komunikasi dalam handover tidak efektif dapat
menyebabkan kesalahan dalam kesinambungan pelayanan dan pengobatan yang
tidak tepat serta mengakibatkan potensi kerugian bagi pasien, hal ini diperkuat
oleh laporan dari Institute Of Medicine (IOM) melaporkan kegagalan awal dalam
keselamatan pasien sering terjadi akibat serah terima pasien yang tidak memadai
(Kesrianti, dkk, 2014).
A. Hasil Wawancara : Dari hasil wawancara tanggal 20 Februari 2024 dari
kepala ruangan interna mengatakan bahwa timbang terima di lakukan
secara optimal dan dilakukan setiap pergantian shift dilaksanakan di nurse
station dan di bed pasien.
B. Hasil observasi : Dari hasil observasi pada tanggal 19-21 Februari 2024
timbang terima hanya di lakukan di Nurse station pada shift pagi, sore dan
malam, dan pada tanggal 20 Februari perawat melakukan timbang terima di
Nurse station.
C. Hasil kueisoner : Dari hasil kuesioner perawat di ruangan interna
melakukan timbang terima di Nurse station dan di bed pasien.
Masalah : pelaksanaan timbang terima di interna atas belum maksimal
karena hanya dilakukan di nurse station.
3. Pre dan Post Confrence
Pre conference menurut (Sitorus,2016) merupakan pertemuan tim yang di
lakukan setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat. Pre
conference di lakukan di awal jaga setelah melakukan operan dinas, baik dinas
pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat pelaksana. Post
confrence yaitu komunikasi antara katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan Pre operan pada shift berikut dan isi post conference
yaitu hasil asuhan keperawatan setiap perawatan dan hasil penting utnuk operan
(tindak lanjut).
A. Hasil wawancara : Dari hasil wawancara tanggal 20 Februari 2024 dengan
kepala ruangan bahwa pre confrence sering dilakukan antara kepala ruangan
dan ketua tim, dan post confrence jarang dilakukan.
B. Hasil Observasi : Dari hasil observasi pada tanggal 19-21 Februari 2024
pre dan post conference di lakukan di nurse station oleh Manager Unit,
kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
C. Hasil Kuesioner : Dari Hasil kuesioner di dapatkan bahwa perawat
diruangan interna 93,3 % melakukan pre dan post conference.
Masalah: tidak terdapat masalah
4. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru merupakan metode dalam menerima kedatangan
pasien baru di ruangan pelayanan keperawatan. Dalam penerimanan pasien baru
di sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, pengenalan tata tertib
ruangan serta penyakit.
A. Hasil wawancara : Dari Hasil wawancara tanggal 20 Februari 2024 dengan
kepala ruangan interna mengatakan bahwa penerimaan, perawat
mengundang keluarga pasien ke nurse station untuk menyampaikan terkait
hak dan kewajiban pasien.
B. Hasil Observasi : dari hasil observasi pada tanggal 19-21 Februari 2024
dalam penerimaan pasien baru sudah menggunakan lembar transfer di buku
status pasien, dan perawat menyampaikan hak dan kewajiban pasien.
C. Hasil kuesioner : Dari hasil kuesioner pada penerimaan pasien baru
didapatkan hasil 100% perawat menjawab ya untuk kategori penerimaan
pasien baru, salah satunya penerimaan pasien baru sudah dilakukan sesui
SOP
Masalah : Tidak terdapat masalah
5. Discharger Planning
Discharge planning adalah suatu proses yang sistematis dalam pelayanan
kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam menetapkan
kebutuhan, mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana
perawatan yang akan dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit
sehingga dapat meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya.
A. Hasil wawancara : Dari hasil wawancara tanggal 09 November 2023
dengan kepala ruangan interna mengatakan bahwa discharge planing
dilakukan pada saat pasien datang dan lembar resume pulang
B. Hasil observasi : Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 08-10
november 2023 didapatkan bahwa sudah dilakukan dischare plening
tetapi belum maksimal karena tidak menggunakan media berupa lefleat
dan barcode terkait materi edukasi.
C. Hasil kueisoner : Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan hasil
presentasi 100% perawat diruangan interna menjawab ya untuk
perencanaan pasien pulang

Masalah : perencanaan pulang diruangan interna belum maksimal


karena tidak menggunakan media dalam menyampaikan edukasi
6. Ronde keperawatan
A. Hasil wawancara : Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9
november 2023 kepala ruangan interna mengatakan bahwa ronde
keperawatan jarang dilakukan hanya dalam sekali di tahun 2023 di
ruangan interna, sesuai kasus pasien.
B. Hasil Observasi : selama kami melakukan observasi dari tanggal 08-10
november 2023 dalam beberapa hari ronde keperawatan tidak pernah
dilakukan, karena belum ada kasus terkait pasien yang akan di rondekan.
C. Hasil kuesioner : Berdasarkan hasil kuesioner perawat di ruang Interna
melakukan rondekeperawatan.
Masalah : terdapat masalah.
7. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2015).
a. Tujuan pengelolaan obat
Tujuan pengelolaan obat merupakan obat secarabijaksana sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.Hal beberapa
alasan paling sering mengapa obat disentralisasi.
1. Memberikan bermacam – macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal, bermerek, obat standar lebih
murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan keamanan
obat.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan sehingga banyak
yangtersisa sesudah batas kadaluwarsa
6. Tidak menyediakan lemari es sehingga vaksin dan obat menjadi
tidakaktif
7. Meletakkan obat ditempat yang lembab terkena cahaya ataupanas
8. Mengeluarkan obat dari penyimpangan terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga di pakai berlebihan atau dicuri.
b. Teknik Pengelolaan obat (Sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya di lakukan oleh perawat:
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut mengontrol penggunaan obat
c. Penerimaan obat
1. Obat telah di resepkan ditunjukan kepada perawat obat yang
diambil oleh keluarga di serahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu kontrol di ketahui oleh keluarga atau pasien
dan mendapat penjelasan kapan atau bila obat tersebut akan habis.
Dengan cara 6B yaitu jenis, dosis, waktu, pasien, cara, pemberian
dan dokumentasi.
3. Pasien atau keluarga mendapatkan salinan obat yang di minum
beserta kartu sediaan obat
4. Obat yang telah diserahkan selanjutkan di simpan oleh perawat dalam
kontak obat (Nursalam,2015)
d. Pembagian obat
1. Obat yang diterima selanjutnya di salin ke buku daftar pemberian obat
2. Obat telah di simpan untuk selanjutnya di berikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur tercantum dalam buku daftar pemberian obat kemudian di
cocokan dengan terapi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3. Pada saat pemberian perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,jumlah
obat, dan efek samping, usahakan obat tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek samping padapasien.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya di periksa setiap pagi oleh kepala ruangan
atau petugas yang di tujuk dan di dokumentasikan dalam bukumasukobat.
e. Penambah obat baru
1. Bila terdapat penambah obat atau perubahan jenis,dosis atau perubahan alur
pemberian obat,maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
Diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat(Nursalam,2007).
f. Obat khusus
1. Obat di kategorikan khusus apabila memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingnya
cukup besar atau hnaya diberikan dalam waktu tertentu atausewaktu.
2. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat di
laksanakan oleh perawatruangan.
3. Informasikan yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penganggung jawab
pemberian. Seorang manejer keluarga kesehatan dapat medidik staf mengenai
obat dengan cara - cara sebagai berikut:
a. Membuat catatan mengenai obat-obat yang sering di pakai jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada
semua staf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat yang sering digunakan.
Hasil wawancara : Dari hasil wawancara tanggal 09 November 2023 dengan
kepala ruangan mengatakan bahwa ada sentralisasi obat diruangan setelah
diantarkan resep obat di depo kemudian petugas farmasi mengantarkan obat ke
perawat masing-masing tim kemudian dibagikan ke pasien.
Hasil observasi : berdasarkan hasil observasi Pada tanggal 08 - 10 Oktober 2023
ada sentralisasi obat setiap tim di ruangan, resep diberikan ke depo. Kemudian
pihak farmasi mengantarkannya ke pereawat masing-masing tim.
Masalah : Tidak terdapat masalah sentralisasi obat di ruangan Interna.
8. Dokumentasi Keperawatan
Menurut Nursalam, (2015) tujuan dokumentasi keperawatan merupakan melakukan
evaluasi dan perencanaan terhadap proses dokumentasi keperawatan yang telah ada di
ruangan agar terlaksana lebih optimal sesuai standar yang berlaku.
a. Dari hasil wawancara tanggal 09 November 2023 dengan kepala ruangan Interna
mengatakan bahwa ruangan interna meliputi perawat pelaksana dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan pedoman asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi. Dimana Pendokumentasian dilakukan
setiap shift dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan indonesia
(SDKI), standar luaran keperawatan indonesia (SLKI), dan Standar intervensi
keperawatan indonesia (SIKI).
b. Dari hasil observasi pada didapatkan bahwa perwat sudah melakukan
pendukomentasian asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perwat shift
pagi, sore maupun malam dengan mengacu pada pedoman, standar diagnoga
keperawatan indonesia (SDKI), standar luaran keperawatan indonesia (SLKI),
dan Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI).

9. Supervisi
Supervisi adalah bagian dari fungsi directing pengarahan dalam fungsi manajemen
yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogramkan
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan
manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam
pelaksanakan asuhan keperawatan diruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya.
Hasil wawancara : Dari hasil wawancara tanggal 09 November 2023 dengan kepada
kepala ruangan interna bahwa supervisi bidang dilakukan per
bulan dan supervisi harian dilakukan terjadwal, isi dari supervisi
yakni askep dan HO (hand over)
Hasil observasi : dari hasil observasi tanggal 08-10 november
2023 di dapatkan sudah melakukan supervisi sesuai dengan SOP
yang ada.
Masalah : tidak ada masalah

Anda mungkin juga menyukai