Anda di halaman 1dari 4

a) Keselamatan pasien ( Pasien safety )

1. Identifikasi pasien dengan benar


Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam
sistem pelayanan kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam
menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal dan mengurangi insiden bagi
pasien (Canadian Patient Safety Institute, 2017). Menurut Kemenkes  RI
(2015), keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang
memastikan asuhan pada pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi
pengkajian risiko, identifikasi insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau
analisis insiden, serta implementasi dan tindak lanjut suatu insiden untuk
meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjadi
cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien
yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.
1) Observasi
Dari hasil observasi di dapatkan bahwa pasien di ruangan Interna sudah
menggunakan doubelcek dalam pemberian obat injeksi. hasil observasi di
ruang Interna didapatkan bahwa ketepatan identifikasi pasien dengan
menanyakan identitas pasien menggunakan gelang identitas pasien 2
benar dari 3 identitas.
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruangan Interna bahwa
sudah ada penerapan pengidentifikasian pasien di ruangan Interna.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, penerapan Doubel Cek
sudah dilaksanakan.
Masalah : tidak ada masalah..
1. Meningkatkan komunikasi yang efektif
Menurut (Nursalam, 2011) peningkatan komunikasi yang efektif dapat
dilakukan dengan beberapa cara :
a. Perintah lisan dan yang melalui telfon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil peemriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaaan tersebut.
1) Observasi
Dari hasil observasi dengan kepala ruangan dan perawat pelaksana di
ruang interna telah melakukan komunikasi yang baik dengan pasien.
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di katakana bahwa perawat
pelaksana di ruangan interna sudah menggunakan komunikasi efektif yang
baik kepada pasien.

Masalah : tidak ada masalah.


2. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus di waspadai
Menurut (Nursalam,2011) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(Higt-alert medication) yaitu :
a. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obatan yang perlu di
waspadai.
b. Kebijakan dan prosedur di implementasikan.
c. Elektrolit kosentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan untuk mencegah pemberian yang
tidak sengaja diarea tersebut bila diperkenakan kebijakan
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan diunit pelayanan pasien diberi label
yang jelas dan disimpan dengan cara membatasi akses (restrict acces)
Observasi
Dari hasil observasi didapatkan bahwa obat-obatan yang ada di ruangan
interna masih berpusat dari apotik sentral dan diberikan sesuai permintaan
dan kebutuhan pasien yang ada diruangan interna. Obat-obatan yang
tergolong highalert tersusun rapi dikotak emergency dan terpisah dari
kotak obat yang bukan tergolong highalert.
Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dikatakan bahwa obat-
obatan yang ada diruangan interna sudah tersusun dengan rapi pada kotak
obat dan obat yang tergolong highalert ditempatkan pada kotak
emergency dan terpisah dari obat-obatan biasa
Masalah : tidak ada masalah. Berdasarkan hasil observasi diruang Interna
dalam pemberian obat sudah tepat dengan memperhatikan 6 benar (benar
pasien, obat, benar dosis, benar cara/rute, benar waktu, benar dokumentasi)
namun untuk obat daftar obat high alert dan LASA tersedia di apotik tidak ada
diruagan.
3. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
Tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi adalah prosedur wajib
yang di lakukan dan operator dan petugas ruangan dan sebelum dilakukan
tindakan.
1) Observasi
Berdasarkan hasil observasi diruangan interna tidak terdapat pasien yang
akan dilakukan Tindakan operasi
2) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat
pelaksana bahwa diruangan interna tidak ada pasien yang dilakukan
tindakan operasi
4. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Pengendalian infeksi nasokomial adalah kegiatan yang meliputi perencanaan,
pealaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan
angka kejadian infeksi di rumah sakit. Proses terjadinya infeksi bergantung
kepada interaksi antara suseptibilitas pejamu, egen infeksi (pathogenesis,
virulensi dan dosis serta cara penularan (ardian 2017)
1) Observasi
Berdasarkan hasil observasi, perawat dan petugas kesehatan lainnya
bahwa penerapan cuci tangan 6 langkah belum optimal dan belum
mencakup 5 moment, terutama momen setelah terpapar lingkungan area
pasien.
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di dapatkan bahwa perawat
dan petugas kesehatan lainnya selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan keperawatan, namun belum mencakup five
moment.
Masalah : belum optimalnya penerapan mencuci tangan 6 langkah dan
five moment.
5. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
Keselamatan pasien rumah sakit merupakam system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Kerugian yng didapatkan dari insiden jatuh
yaitu dapat menyebabkan kejadian yang tidak di harapkan seperti kerusakan fisik
fsikologis dan berdampak pada rumah sakit sendiri (heri setia budi 2020)
1) Observasi
Dari hasil observasi selama 3 hari tidak ditemukan pasien yang meemiliki
resiko jatuh
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dikatakan bahwa untuk
mengidentifikasi pasien yang mengalami resiko jatuh menggunakan tanda
segitiga untuk resiko jatuh yang diletakan ditiang bed.

Anda mungkin juga menyukai