Anda di halaman 1dari 15

a.

Pemasaran ( M5- Marketing)


Ruang Interna adalah ruang rawat inap untuk pasien perawatan perempuan yang
terdiri dari kelas 1, kelas 2, kelas 3 , Vip, isolasi, dengan kapasitas 15 tempat tidur
dengan rekapitulasi kunjungan rawat inap sebagai berikut :
Tabel rekapitulasi kunjungan rawat inap di ruang Interna Periode bulan Juni, Juli,
Agustus 2022
Bulan
No Uraian Total
Juni Juli Agustus
1. Total di rawat 106 52 99
2. Hari rawat 106 52 99
3. Pasien keluar 26 13 34
Hidup 26 13 24
Mati - - -
Jumlah

a) Keselamatan pasien ( Pasien safety )


1. Identifikasi pasien dengan benar
1) Observasi
Dari hasil observasi di dapatkan bahwa pasien di ruangan Interna sudah
menggunakan doubelcek dalam pemberian obat injeksi.
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruangan Interna bahwa
sudah ada penerapan pengidentifikasian pasien di ruangan Interna.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, penerapan Doubel Cek
sudah dilaksanakan.
Masalah : tidak ada masalah. Berdasarkan hasil observasi di ruang
Interna didapatkan bahwa ketepatan identifikasi pasien masih
menggunakan data pasien dari buku laporan dan hasil operan antar shift
seperti nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik dan tindakan
yang sudah maupun akan dilakukan diruangan Interna sudah diterapkan
penggunaan gelang pasien untuk mengetahui identitas pasien secara
tepat dan akurat dalam mengenal pasien serta melakukan tindakan secara
akurat.

1. Meningkatkan komunikasi yang efektif


Menurut (Nursalam, 2011) peningkatan komunikasi yang efektif dapat
dilakukan dengan beberapa cara :
a. Perintah lisan dan yang melalui telfon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil peemriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaaan tersebut.
Masalah : tidak ada masalah. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik
dan konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi
lisan melalui telpon. Berdasarkan hasil observasi diruang Interna didapatkan
bahwa perawat menggunakan komunikasi sesuai susunan SBAR tetapi sudah
tidak menggunakan lembar SBAR.

2. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus di waspadai


Menurut (Nursalam,2011) peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (Higt-alert medication) yaitu :
a. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obatan yang perlu di
waspadai.
b. Kebijakan dan prosedur di implementasikan.
c. Elektrolit kosentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan untuk mencegah pemberian yang
tidak sengaja diarea tersebut bila diperkenakan kebijakan
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan diunit pelayanan pasien diberi label
yang jelas dan disimpan dengan cara membatasi akses (restrict acces)
Masalah : tidak ada masalah. Berdasarkan hasil observasi diruang Interna
dalam pemberian obat sudah tepat dengan memperhatikan 6 benar (benar
pasien, obat, benar dosis, benar cara/rute, benar waktu, benar dokumentasi)
namun untuk obat daftar obat high alert dan LASA tersedia di apotik tidak
ada diruagan.
3. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
1) Observasi
Berdasarkan hasil observasi, perawat dan petugas kesehatan lainnya
bahwa penerapan cuci tangan 6 langkah belum optimal dan belum
mencakup 5 moment, terutama momen setelah terpapar lingkungan area
pasien.
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di dapatkan bahwa perawat
dan petugas kesehatan lainnya selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan keperawatan, namun belum mencakup 5
moment
Masalah : belum optimalnya penerapan mencuci tangan 6 langkah dan
five moment cuci tangan

4. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh


1) Observasi dan wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala di dapatkan bahwa ada lembar
kepuasan klien yang di isi tiap bulan, tetapi data tingkat kepuasan klien
tidak berada di ruang Interna.
2) Indikator mutu
Dari hasil observasi dan wawancara, didapatkan data bahwa tidak ada
kesalahan dalam pemberian obat, tidak ada kejadian pasien jatuh.
3) Survey kepuasan
Hasil kuisioner didapatkan
a) Mutu pelayanan keperawatan pada perawat
1. Pengetahuan perawat tentang pasien safety sudah baik.
Berdasarkan dari hasil wawancara pada perawat ruangan Interna.
2. Sikap perawat tentang patient safety sudah baik. Berdasarkan hasil
wawancara yang sudah dilakukan oleh kepala ruangan.
3. SKP 1: ketepatan identifikasi pasien rata-rata sudah dilakukan
dengan baik oleh perawat ruangan Interna.
4. SKP 2: Peningkatan komunikasi yang efektif oleh perawat di ruang
Interna sudah dilakukan dengan baik. Rata-rata perawat sudah baik
dalam menjalin komunikasi dengan pasien maupun dengan
keluarga pasien. Dalam hal pencatatan instruksi dengan
menggunakan tehnik SBAR (Situasions Background
Assesment,Recomendation). Tidak ada masalah dengan
komunikasi perawat di ruang Interna.
5. SKP 3 : peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai oleh
perawat di ruang Interna sudah optimal. Pada hasil observasi
ditemukan di ruang Interna sudah ada tempat penyimpanan obat
untuk emergency. Perawat memberikan obat kepada pasien dengan
prinsip 6 benar sesuai dengan instruksi dokter.
6. SKP 4: untuk pengurangan resiko infeksi di RS, perawat sudah
melakukan hand hygiene sesuai dengan panduan 6 langkah
menurut WHO. Perawat telah melakukan hand hygiene namun
belum mencakup 5 moment
7. Pengurang resiko jatuh untuk jarang dilakukan karena sedikit atau
tidak ditemukan untuk pasien resiko jatuh.
b) Mutu pelayanan keperawatan pada pasien
Rumah sakit SITTI KHADIJAH AISYIYAH telah menerapkan upaya
penjaminan mutu perawatan pasien, dimanan perawat ruang Interna
telah melakukan perbaikan di berbagai aspek yaitu perbaikan bangunan
dan fasilitas, dan peningkatan mutu sumber daya manusia dari tingkat
pengetahun dan soft skil. Terdapat beberapa aspek penilaian penting
yang terdapat di dalamnya, di antaranya :
1) keselamatan pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari
angka kejadian flebitis, angka kejadian kesalahan pemberian obat
dan kejadian jatuh. Dari pengukuran pelayanan keperawatan klinik
yang dilakukan pada bulan juni 2022 didapatkan :
a. Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat
obat, tidak tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat
pasien, tidak tepat waktu pemberian dan tidak waspada
terhadap efek pemberian obat tidak terjadi. Pemberian obat
dilakukan secara benar sesuai indikasi dan instruksi yang
diberikan oleh dokter.
b. Berdasarkan pengkajian pada 19 september 2022 bahwa dari
beberapa pasien yang terpasang infus ada yang terjadi
kejadian flebitis tetapi belum diketahui jumlah keseluruhan.
c. Tidak terdapat responden yang mengalami kejadian dekubitus
pada tanggal 19 September 2022 di ruang Interna.
d. Berdasarkan pengkajian pada tanggal 19 September 2022
didapatkan bahwa 100% responden tidak mengalami jatuh
selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan. Meskipun
sebagian responden mempunyai resiko jatuh, akan tetapi dari
hasil pengkajian menunjukan tidak ada responden yang
mengalami jatuh.
2) kepuasan pasien
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap
kinerja perawat. Pelaksanaan evaluasi
ilihan (Nursalam, 2002). Pertanyaan pilihan mencakup pemberian
penjelasan setiap prosedur tindakan dan sikap perawat selama
memberikan asuhan keperawatan. Dari hasil kuesioner tentang
kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat yang dibagikan
kepada 4 pasien secara umum menanyakan bahwa pelayanan
perawat diruang Interna hasil kuesioner didapatkan 75% Puas (3
orang pasien) dan 25% tidak puas (1 orang).

Diagram 2.6 kepuasaan pasien

kepuasaan Pasien

25%

75%

puas tidak puas

Berdasarkan diagram 2.6 didapatkan hasil 75 % (3 orang) keluarga


dan klien puas terhadap pelayanan asuhan keperawatan di ruang
Interna dan 25% (1 orang) keluarga dan klien tidak puas terhadap
pelayanan asuhan keperawatan di ruang Interna
3) pengetahuan/perilaku pasien
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 4 responden didapatkan
hasil bahwa keluarga responden telah memahami penyakit yang
diderita oleh responden dan memahami tentang cara penyebaran
penyakit tersebut. Dan berdasarkan hasil observasi didapatkan
bahwa keluarga dan responden menggunakan masker untuk
mencegah penularan penyakit.

BOR (Bed Ocycupancy Rate)


Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien dalam ruang dalam periode pada bulan Juni
2022 di RSIA Sitti Khadijah adalah 22%. Gambran kapasitas tempat tidur ruang Interna yaitu
16 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
BOR = jumlah hari rawat
Jumlah tempat tidur x periode
Agustus : 106
16x30 hari x 100 % = 22 %
Sehingga dapat disimpulkan untuk periode juni 2022 BOR = 22 %

Sehingga dapat disimpulkan untuk periode pada bulan juni 2022 BOR didapatkan
adalah 22 % dan menurut (Depkes RI 2005) ideal untuk BOR adalah 60-85%, dengan
katergori jika kurang dari 60% tempat tidur belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya atau
kurang pemanfaatan fasilitas kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, sedangkan jika lebih
85% kemungkinan terjadi infeksi nosokomial tinggi atau menunjukkan tingkat pemanfaatan
tempat tidur yang tinggi dengan demikian BOR untuk ruangan Interna dalam kategori ideal
dan tidak beresiko terjadinya infeksi nosokomial.

ALOS
ALOS Menurut Depkes 2005 adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efesiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan lebih lanjut, secara umum nilai AlOS yang ideal antara 6-9 hari.

Distribusi ALOS pasien ruang Interna tahun 2022


Rumus =jumlah lama rawat dalam 3 bulan terakhir (Juni, Juli, Agustus 2022)
jumlah pasien (hidup+mati)
= 106 + 52 + 99
26+ 13 + 34
= 255
73 = 3,4 = di bulatkan 3 hari

Jadi, ALOS (rata-rata lama rawat pasien) ruang Interna RSIA Sitti Khadijah dengan poin
3,4 untuk bulan mei, juni, juli terakhir atau rata-rata 4 hari.

TOI

TOI ( Turn Over Internal) Menurut Depkes RI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi kesaaat terisi berkutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari (Depkes RI 2005).

TOI pasien ruang Interna


Rumus = (jumlah tempat tidur x periode 1 bulan) – hari perawatan
Jumlah pasien keluar
= (16 x 30) – 99
34
= 11,2 = 11 hari

Jadi, tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur dalam bulan agustus diruang Interna
RSIA Sitti Khadijah adalah 11 hari (ideal 1-3 hari)

BTO(Bed Turn Over)


BTO (Bed Turn Over atau angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Depkes RI
adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur di pakai
dalam satu satuan tertentu. Idealnya dalam 1 tahun, 1 tempat tidur rata-rata diapakai 40-50
kali.
BTO pasien ruang perawatan anak
Rumus = jumlah pasien yang di rawat ( hidup + mati )
Jumlah tempat tidur
= 241 = 15 kali
16
MASALAH : Ada masalah

- Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa presentase BOR didapatkan adalah 22 % dan
menurut (Depkes RI 2005) ideal untuk BOR adalah 60-85%

- Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa presentase Alos di 3 bulan di dapatkan adalah
3 hari dan secara umum nilai AlOS yang ideal antara 6-9 hari.

- Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa presentase TOI didapatkan 11 hari dan ideal
1-3 hari (Depkes RI 2005)

- Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa presentase BTO didapatkan 15 kali dan BTO
menurut Depkes RI adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode,
berapa kali tempat tidur di pakai dalam satu satuan tertentu. Idealnya dalam 1 tahun, 1
tempat tidur rata-rata diapakai 40-50 kali.
5. Data Khusus Ruangan ( Fungsi manajemen keperawatan diruangan)
a. Fungsi perencanaan
1) Visi Ruangan
Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk (Erita
2019)
Masalah: Berdasrkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan
Interna belum memiliki visi raungan sendiri hanya menggunakan visi dari
rumah sakit.
2) Misi Ruangan
Misi merupakan uraian yang berisi pertanyaan operasional guna mencapai visi
yang telah ditetapkan (erita 2019)
Masalah: Berdasrkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan
Interna tidak memiliki misi ruangan dan hanya menggunakan misi dari rumah
sakit.
3) Standar operasional Prosedur
Standar operasional prosedur sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan
rumah sakit (Taufik 2019)
Masalah: Ruang Interna memiliki Standar operasional
4) Standar operasional Prosedur
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan beberapa perawat
pelaksana bahwa standar asuhan keperawatan yang diterapkan di ruang Interna
menggunakan asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI.

a) Standar I : Pengkajian keperawatan meliputi :


1. Pengumpulan data dilakukan secara anamnesis, Observasi, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang
2. Sumber data adalah dari klien, keluarga, dan orang terkait, tim
kesehatan, rekam medis, dan catatan lainnya.
3. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi
- Status kesehatan masa lalu
- Status saat ini
- Status ideologis, psikologis, sosial dan spiritual
- Respon terhadap terapi
- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
- Resiko tinggi masalah
- Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (Lengkap,
akurasi, Relevan Baru)

b) Standar II
Perawat yang menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnose
keperawatan:
1. Proses diagnose terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi
masalah, perumusan diagnose
2. Diagnose keperawatan terdiri dari (P) Penyebab, tanda dan gejala (S)
atau terdiri dari penyebab dan masalah
3. Bekerja sama dengan klien atau petugas kesehatan lainnya untuk
memvalidasi diagnose keperawatan
4. Melakukan pengkajian ulang dan merivisi diagnose berdasarkan data
tersebut

c) Standar III : Perencanaan Keperawatan


Perancanaan keperawatan meliputi :
a. Perencanaan terdiri dari penetapan masalah, tujuan dan rencana tindakan
b. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
klien
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan

d) Standar IV : Implementasi Keperawatan


Kriteria implementasi meliputi
1. Bekerja sama dengan klien melaksanakan tindakan keperawatan
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan lain
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai
konsep dan keterampilan asuhan diri, serta membantu klien
memodifikasi lingkungan yang digunakan
5. Mengkaji ulang dan merivisi tindakan keperawatan berdasarkan respon
klien

e) Standar V : Evaluasi Keperawatan


Kriteria evaluasi keperawatan adalah:
1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara
komprehensip, tepat waktu dan terus menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur kearah
pencapaian tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisa data terbaru dengan teman sejawat
4. Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan tersebut diharapkan mutu pelayanan keperawatan
akan menjadi lebih baik
5) Standar Kinerja
Standar kinerja adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam
satu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
tidak melanggar hukum, aturan serta sesuai moral dan etika, dimana kinerja
yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa, (Nursallam, 2014)
b. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi

DIREKTUR

dr. Elson Djakaria, Sp.OG

KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

dr. Zulaika F.Asikin, M.Kes Ns. Djunita Djojohikrat, S.Kep

KEPALA RUANGAN
Ns. Junita Djojohi, S.Kep

DOKTER6.SPESIALIS ADMINISTRASI
dr. Eva Faradianti,
7. Sp. A Hj. Reni Yusuf
dr. Maryana, Sp. A

KETUA TIM
Ns. Fany H. Antu, S.Kep

PERAWAT PELAKSANA
Ns. Rahmawati Badjuber, S.Kep
Ns. Abdulrahim Napu, S.Kep
Ns. Dwi Chabrinawaty Taha, S.Kep
Ns. Gehart, S.Kep
Ns. Sri Wahyuni Buhungo, S.Kep
Rinawati Depo, STr.Kep
Yulindawati Idrus, Amd.Kep
1. Uraian tugas
a) Kepala ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab
dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
1. Melakukan fungsi perencanaan, Meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga
lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di
ruang rawat.
3. Melasanakan fungsi pengawasa, pengendalian dan penilaian meliputi :
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan.
b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan di bidang perawatan.
c. Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
b) Ketua Tim
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
4. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
5. Membuat jadwal perjanjian klinik
6. Mengikuti timbang terima
7. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
8. Menerima dan menyesuaikan rencana
9. Melaksanakan sentralisasi obat
10. Mendampingi visite
11. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat assosiate
12. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan
c) Perawatn Assosiate
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, dan spiritual dari
klien
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik
5. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut
6. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara
administratif
7. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan
8. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan
9. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian
10. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan
penyakitnya
11. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun
tertulis
12. Membuat laporan harian
13. Mengikuti timbang terima
14. Melakukan ronde keperawatan
15. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
2. Pengaturan jadwal dinas
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan pengaturan jadwal
dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore dan shift malam. Untuk
shift pagi 2 orang, shift sore 2 orang, shift malam 2 orang.
3. Pengorganisasian perawatan klien
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa perawatan
klien dibagi menjadi 5 ruangan yaitu ruang kelas 1,2,3 Vip dan isolasi.
4. Sistem perhitungan tenaga
b. Fungsi Pengarahan
a. Operan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, untuk operan terapi dan obat
pasien dilakukan di nurse station dan untuk operan pergantian shift dilakukan
didepan meja nurstion, sehingga untuk operan di ruangan Interna belum
dilakukan secara optimal.
b. Pre dan Post Confrence
Dari hasil observasi dan wawancara dengan perawat di ruangan didapatkan
bahwa pre dan post confrence sudah dilakukan. Tetapi dari hasil observasi,
terkadang jarang dilakukan diruangan, hal ini dikarenakan manajemen waktu
yang belum optimal
c. Motivasi kepada perawat
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa motivasi kepada
perawat dilakukan oleh kepala ruangan.
d. Pendelegasian
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa pendelegasian oleh
kepala ruangan dilakukan hanya dalam bentuk lisan.
e. Supervisi
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan didapatkan bahwa perawat
telah memahami tentang supervisi dan pelaksanaan supervisi di ruangan
Interna sudah dilakukan. Supervisi yang dilakukan pada perawat pelaksana
tentang dokumentasi asuhan keperawatan.
f. Ronde keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat di
ruang Interna didapatkan bahwa di ruangan Interna ronde keperawatan belum
dilakukan. Hal ini dikarenakan rentang lama rawat pasien berkisar (1-3 hari).
Dan juga jika ada pasien yang kompleks di IGD langsung dirujuk.

c. Pengendalian
a. Indikator mutu
1. Tingkat kepuasan pasien
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa ada lembar
kepuasan klien yang diisi tiap bulan, tetapi data tingkat kepuasan klien tidak
berada diruang Interna.
2. Keamanan pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari angka
kejadian flebitis, kejadian kesalahan pemberian obat dan kejadian jatuh. Dari
pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan didapatkan :
 Kejadian flebitis : dari hasil observasi dan wawancara ada kejadian flebitis
tetapi belum diketahui jumlah keseluruhan.
 Kejadian kesalahan pemberian obat : Dari hasil observasi dan wawancara
tidak ada terjadi kesalahan pemberian obat
 Kejadian jatuh : Dari hasil observasi didapatkan bahwa 100% pasien tidak
pernah mengalami jatuh selama dilakukan perawatan di ruangan Interna
3. Audit dokumentasi keperawatan
Menurut kepala ruangan audit dokumentasi asuhan keperawatan belum
pernah dilakukan oleh bidang keperawatan
4. Survey kepuasaan dan survey masalah pasien
Hasil kuesioner didapatkan 75 % dari 4 orang klien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan diruang Interna. Dan 75% merasa nyaman dengan
lingkungan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai