Prinsip-prinsip manajemen dalam Islam merupakan prinsip yang universal dan
berlaku bagi semua golongan masyarakat. Prinsip manajemen Islam sebagai suatu disiplin ilmu, yang mana prinsip ini digali dari Al Quran dan Hadits. Teori manajemen Islam tentu memberi injeksi moral dalam konsep manajemen itu sendiri, yakni dengan mengatur bagaimana seharusnya seorang individu berperilaku, baik dalam suatu organisasi maupun dalam sebuah sosial kemasyarakatan. Dalam dimensi perwakafan, pengelola wakaf atau nazhir sangat membutuhkan manajemen dalam menjalankan tugasnya. Manajemen ini digunakan untuk mengatur sebuah kegiatan yang dilakukan dalam perwakafan, menghimpuun wakaf, dan menjaga hubungan baik antar nadzhir, wakif dan masyarakat. Istilah manajemen berasal dari kata manage berarti control, yang dalam bahasa Indonesia manajemen diartikan mengendalikan, menangani atau mengelola. Dalam literatur manajemen, manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari Planning, Organizing, Leading, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan melibatkan pengetahuan bagaimana melaksanakan fungsi-fungsi utama manajemen (Qahaf, 2007). Pada dasarnya konsep manajemen jika dikaitkan pada konsep wakaf maka pengelolaan wakaf haruslah dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kepemmpinan, dan pengawasan dengan menggerakan sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen dalam wakaf diperlukan sebagai upaya agar kegiatan pengelolaan wakaf dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga dengan demikian manajemen wakaf merupakan proses membuat perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan berbagai usaha dari nazhir, kemudian menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran. Oleh karena itu, setiap manager wakaf atau nazhir harus menjalankan keempat fungsi tersebut didalam organisasi sehingga hasilnya merupakan satu kesatuan yang sistematik (Rozalinda, 2015). Di Indonesia, pengelolaan aset wakaf dilakukan oleh BWI atau Badan Wakaf Indonesia yang berada di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia dan bertanggung jawab kepada Presiden. Sebagian besar pengelolaan wakaf di Indonesia berupa harta benda wakaf tidak bergerak seperti tanah. Namun dalam perkembangannya, Indonesia tidak hanya mengelola wakaf berupa aset tetap, tapi juga wakaf dalam bentuk uang (Sari Pertiwi et al., 2019). Pengelolaan wakaf di Indonesia tidak lepas dari regulasi pihak otoritas yaitu pemerintah. Adapun pengelolaan dan Pengembangan harta wakaf tertuang dalam Peraturan BWI No. 4 Tahun 2010 yang kemudian direvisi menjadi Peraturan BWI No. 1 Tahun 2020 yang mengatur tentang tata kelola syariah lembaga dan harta benda wakaf (Badan Wakaf Indonesia, 2020a). Tata kelola syariah (shariah governance) adalah sistem manajemen dan administrasi yang memastikan semua aktivitas organisasi bebas dari unsur-unsur pelanggaran serta menjamin transparansi, pengungkapan, akuntabilitas, pembatasan tanggung jawab dan memastikan bahwa administrasi wakaf mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, kode etik dan moral Islam (Hassan & Yusoff, 2020). Tata kelola yang baik diyakini sebagai ukuran baik tidaknya kinerja organisasi (Syamsuri et al., 2021). Penerapan prinsip shariah governance pada lembaga wakaf sangat diperlukan untuk memperkuat sistem kelembagaan organisasi pengelola wakaf (Afifah & Rochmiyatun, 2021). Secara teoritis, jika aset wakaf dikelola secara efektif dan efisien, tentu akan memberikan pengembalian ekonomi yang sehat. Namun, riset membuktikan bahwa masih banyak terjadi hambatan seperti manajemen yang tidak tepat, hambatan hukum dan database yang tidak lengkap sebagai faktor penyebab buruknya shariah governance (Abdul Latif et al., 2018). Diyakini bahwa praktik shariah governance yang baik akan meminimalisir masalah tersebut. Namun demikian, dibutuhkan pedoman atau model kerangka shariah governance bagi lembaga wakaf (Hassan & Yusoff, 2020). Oleh karena itu, kejelasan dan ketepatan dalam kerangka tata kelola wakaf sangat penting sebagai elemen kunci dalam pengelolaan harta benda dan dana wakaf (Sano & Kassim, 2021).
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu