Sasaran I: Ketepatan Identifikasi Pasien, Meliputi Standar Berikut
Sasaran I: Ketepatan Identifikasi Pasien, Meliputi Standar Berikut
Kepuasan pasien
Pelakasanaan evaluasi menggunakan kuisioner yang berisi 25 soal berbentuk
pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap
prosedur tindakan dan sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan. Dari
hasil kuisioner tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat yang dibagikan
kepada 15 responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan perawat diruang
flamboyan puas.
2. Keselamtan pasien
Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh standart
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI Acredication, maka
sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :
Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high- alert
medication)
Sasaran IV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh
Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien, meliputi standar berikut
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien dididentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis (lihat juga).
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang konsisten pada
semua situasi dan lokasi.
Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
1. Perintah lisan dan yang melalui telephone ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
2. Perintah lisan dan melalui telephone atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telephone. Sasaran III:
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high- alert medication)
Sasaran III : Peningkatan yang perlu diwaspadai (high- alert medication)
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi, lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat-obatan yang perlu diwaspadai.
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
3. Elektrolit konsetrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja
diarea tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4. Elektrolit konsetrat yang disimpan diunit pelayanan pasien diberi label yang jelas
dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access).
Sasaran IV: Kepastian tepat-lokasi,tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
1. Rumah Sakit mengguna diidentifikasi lokasi operas. Jan penandaan/pemberian
tanda. Tanda yang segera dikenali untuk melibatkan pasien dalam proses
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk melakukan
verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,tepat/benar,dan fungsional.
3. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses
guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien.
Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygien terbaru yang
baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum.
2. Rumah sakit penerapkan program hand hygien yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan
secara berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh
1. Rumah sakit menerapkan asesement awal risiko pasien jatuh dan melakukan
pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasi terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesement dianggap berisiko.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasil cidera akibat jatuh
maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
4. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko
cidera pasien akibat dijatuh dirumah sakit.
Berikut adalah penerapan beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien yang
bisa digunakan di rumah sakit.
25 maret 2024 42 0 0%
26 maret 2024 35 0 0%
Pasien jatuh
X 100%
Pasien berisiko jatuh
25 Maret 2024 42 0 0%
26 Maret 2024 35 0 0%
5. Kejadian Phlebitis
25 Maret 2024 0 0 0 0 0
26 Maret 2024 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0
Pasien phlebitis
X 100%
Pasien beresiko phlebitis
Presentase angka kejadian phlebitis :
Pasien beresiko phlebitis hari pertama : 1/42 x 100% =42%
Pasien beresiko phlebitis hari kedua : 1/35 x 100% = 35 %
Dari pengkajian tanggal 25 maret – 26 maret 2024 bahwa angka kejadian phlebitis di
Ruang flamboyant di RSUD Ngimbang Lamongan sebanyak 77%
6. Angka Kejadian Decubitus
25 maret 2024 42 0 0%
26 maret 2024 35 0 0%
Pasien decubitus
X 100%
Pasien beresiko decubitus