Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

FAKULTAS TEKNIK
Jl. Taman Borobudur Indah No.1, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65142
NAMA : SISILIA WAHYUNI TAOLIN
NIM : 221222018154988
FAKULTAS : TEKNIK
PRODI : TEKNIK SIPIL
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN

HAK DAN KEWAJIBAN DALAM KEWARGANEGARAAN

The rule of Law (negara hukum), menurut philipus restart atau supermasi hukum yang
lahir dari suatu perjuangan yang menentang absolutisme yang sewenang-wenang. Maksudnya
adalah konsep The rule of Law ini mengutamakan kekuatan hokum, jadi negara itu beroperasi
berdasarkan hokum, berlandaskan aturan-aturan yang ditetapkan di negara tersebut, yang
mana hal tersebut sejatinya itu menentang absolutisme (kekuasaan) yang sifatnya sewenang-
wenang. Jadi fungsi supremasi hukum itu untuk menekan perbuatan-perbuatan yang sifatnya
semena-mena. Kekuasaan publik yang diatur secara legal berarti, kekuasaan yang sifatnya
umum untuk kebutuhan masyarakat, untuk menjalankan roda pemerintahan, termasuk dalam
kekuasaan public. Kekuasaan-kekuasaan tersebut diatur secara legal ada dasar hukumnya
yang mengatur tentang kekuasaan itu termasuk ke dalam operasionalnya. Ada beberapa
prinsip yang pertama ada supremasi hokum, kedua kedudukan yang sama di muka hukum
atau equality before the law, ketiga terjaminnya HAM oleh undang-undang. Yang mana
negara hukum menjamin hak asasi manusia dan bertanggung jawab atas semua substansi hak
atas warganya. Dengan adanya The rule of Law ini, supermasi hukum semua aspek
pemerintahan itu dilandaskan kepada hukum dengan tujuan untuk menjamin tegaknya HAM
di negara khususnya sekarang di Indonesia.
Ada dua kategori di dalam rule of Law yang pertama formil dan materil klasik dan
modern. Formil negara membatasi ruang geraknya terhadap kepentingan warga negara dalam
artian negara tidak ikut campur atas kepentingan warganya. Modern material negara yang
pemerintahannya memiliki kekuasaan untuk turut campur dalam urusan warga negara. Untuk
membangun kesejahteraan konsep modern yang saat ini diterapkan konsep rule of Law, jadi
negara ikut campur terhadap urusan warga negara apapun itu bentuknya. Ada klasifikasi
negara itu berhak ikut campur ke dalam urusan warga negaranya, karena tentu saja hak-hak
itu terbagi menjadi hak publik sama hak yang sifatnya privat. Ada tiga ciri, yang pertama
adanya pembatasan atas kekuasaan negara terhadap perorangan, negara tidak dapat bertindak
sewenang-wenang tiga ciri rule of law yang tadi sudah disebutkan. Dibatasi kekuasaan negara
terhadap perorangan, kemudian kekuasaan negara dibatasi tidak sepenuhnya, dikuasai secara
mutlak namun dipisah nantinya, ada pemisahan kekuasaan. Yang kedua ada asas legalitas
dasar hokum, yang ketiga pemisahan kekuasaan, yang terakhir Adanya pembagian
kekuasaan-kekuasaan terpisah. Seperti sekarang terkenal trias politika adanya eksekutif
lembaga legislatif dan juga yudikatif itu adalah bentuk-bentuk pemisahan kekuasaan yang
mana ketiga kategori tadi trias politika itu memiliki fungsinya sendiri-sendiri, yang eksekutif
sendiri legislatif sendiri kemudian yudikatif pun juga memiliki perannya sendiri.
Hirarki merupakan tingkatan, tingkatannya sifatnya struktural dan juga tersistem kalau
di dalam hukum adanya hierarki hokum, adanya tingkat-tingkatan atas hukum itu sendiri. Di
Indonesia yang pertama ada Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi hukum tertinggi
derajatnya, yang kedua turun ke Undang-Undang atau Perpu, kemudian turun lagi ke PP
Perpres dan bawahnya Perda dan juga bawahnya lagi. Rule of law di mana negara tidak
sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Warga negara adalah rakyat yang menetap di
dalam suatu wilayah tertentu dan berhubungan dengan negara itu. Jadi warga negara itu
merupakan rakyat yang ada di negara tersebut dan menetap di dalam suatu wilayah tertentu
entah itu wilayahnya Barat, Timur, Utara, Selatan dan nantinya asas legalitasnya status
kewarganegaraan orang tersebut hubungannya antara warga negara. Negara ada peranan pasif
dan juga aktif, pasif kepatuhan warga negara terhadap peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Aktif aktivitas warga yang ikut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan
bernegara. Pasif dia hanya mengikuti kalau aktif ada keterlibatan, ada mengeluarkan aspirasi
misalnya adanya kepedulian terhadap negaranya sehingga warga negara tersebut dapat
dikategorikan sebagai peranan aktif. Hak dan kewajiban negara Indonesia merupakan suatu
hal yang melekat kepada warga negaranya untuk dilakukan, seperti yang tercantum dalam
UUD 1945 Pasal 27 sampai 34 jadi ada hak negara untuk ditaati hokum, hak negara untuk
dibela, kemudian ada hak negara untuk menguasai bumi air dan kekayaan alam. Kewajiban
negara untuk menjamin hukum yang adil, kewajiban negara untuk menjamin hak asasi
manusia, mengembangkan pendidikan nasional, kewajiban memberi jaminan sosial,
kewajiban memberi kebebasan dalam beragama. Jadi hak negara untuk ditaati hokum, warga
negara wajib mentaati hukum yang berlaku di negara.
Negara punya hak untuk dibela oleh warga negaranya, hak negara untuk menguasai
bumi air dan kekayaan alam yang mana untuk kesejahteraan warga negaranya, kewajiban
negara untuk menjamin hukum yang adil. Negara memiliki kewajiban untuk membuat aturan
hukum yang memiliki sifat keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kewajiban negara untuk
menjamin HAM, negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak asasi manusia warga
negaranya sendiri, negara juga memiliki kewajiban untuk mengembangkan Pendidikan
Nasional yang mana sesuai amanat undang-undang dasar mencerdaskan kehidupan bangsa
dan negara, kewajiban memberi jaminan sosial. Kewajiban memberi kebebasan dalam
beragama, tidak ada ada pemaksaan dalam hal beragama. Ibarat jadinya semua aspek
pemerintahan berdasarkan konsep rule of law semua dilandaskan kepada asas legalitasnya,
ada aturan yang ada. Aturannya dulu barulah negara tersebut melakukan operasional
pemerintahannya.
Beberapa rincian warga negara, yang pertama asas penentuan status kewarganegaraan.
Ada Dua Asas yang pertama ada ius soli dan Ius Sanguinis, kalau ius soli penentuan
kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran tempat kelahiran. Ius Sanguinis penentuan
kewarganegaraan berdasarkan keturunan. Perlu diperhatikan juga bahwa penerapan dua asas
tersebut sering menimbulkan persoalan-persoalan kewarganegaraan, karena orang bisa jadi
tidak jelas status kewarganegaraannya karena adanya beberapa orang yang memiliki status
kewarganegaraan rangkap atau mungkin justru tidak memiliki status kewarganegaraan sama
sekali. Dalam hal ini dia tidak memiliki status, bisa jadi tidak mengurus secara administrasi di
negara tersebut. Prinsip itu yang menjadi dasar status kewarganegaraan, menurut undang-
undang 12 tahun 2006. Dalam undang-undang nomor 12 tahun 2006 pasal 9, di undang-
undang tersebut ada hal-hal yang terkait dengan permohonan kewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi syarat. Syarat yang pertama berusia 18 tahun, sudah
bertempat tinggal di wilayah NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia paling singkat 5
tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut, sehat jasmani dan rohani, dapat
berbahasa Indonesia serta mengakui Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, tidak pernah
dijatuhi pidana yang diancam pidana penjara satu tahun atau lebih, jika memperoleh
kewarganegaraan republik Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda, mempunyai
pekerjaan tetap dan membayar uang kewarganegaraan ke kas negara. Ada juga beberapa
kasus lain, misalnya karena adanya perkawinan.
Hal tersebut dalam konteks perkawinan di pasal 19 ditegaskan bahwa warga negara
asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dapat memperoleh
kewarganegaraan republik Indonesia, dengan menyampaikan pernyataan yang menjadi warga
negara Indonesia di hadapan pejabat. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang
bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 5
tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda jika hal itu terjadi yang
bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap, izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan
tersebut diatur dengan peraturan Menteri, kalau kasusnya berkewarganegaraan dalam konteks
pernikahan. Di situ juga diatur juga tentang kehilangan kewarganegaraan, juga diatur juga
tentang bagaimana mengembalikan status kewarganegaraannya.
Pasal 23 tentang kehilangan kewarganegaraan, pertama dia memperoleh
kewarganegaraan lain karena kemauan sendiri, kalau karena kemauan sendiri berarti nanti
akan ada pernyataan diri sendiri yang menyatakan bahwa orang tersebut memperoleh
kewarganegaraan lain. Kedua tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan kesempatan ada. Misalnya ada warga negara asing, orang tersebut tidak mau
melepaskan status kewarganegaraan tersebut. Ketiga dinyatakan hilang kewarganegaraannya
oleh Presiden atas permohonannya sendiri yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun
bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Keempat masuk dinas tentara asing tanpa
izin terlebih dahulu oleh atau dari Presiden. Kelima akan dengan sukarela berpindah ke
layanan di luar negeri, dimana di Indonesia menurut undang-undang, hanya warga negara
Indonesia yang bisa mendapatkan layanan tersebut. Keenam, orang asing mengakui anaknya
selama yang bersangkutan belum berumur 18 tahun, maka bila orang asing yang berumur di
bawah 18 tahun mengakui bahwa anak tersebut adalah anak angkat atau semacamnya dan ia
kehilangan kewarganegaraannya, terutama kewarganegaraan Indonesia, berarti ia tidak
dianggap sebagai anak angkat. Seorang warga negara Indonesia yang, atau karena orang tua
angkat, mengakui bahwa anak tersebut berumur di bawah 18 tahun dan kemudian dengan
sukarela mengucapkan sumpah atau janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara
asing, maka dengan segera kehilangan kewarganegaraannya, yaitu status dari warga negara
Indonesia. Karena bersumpah di negara asing, negara asing bukan Indonesia. Ke delapan
tidak wajib, tapi ada paspor atau surat yang merupakan paspor asing untuk mengikuti pemilu
yang bersifat konstitusional di negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai bukti sah
kewarganegaraan negara lain atas namanya sendiri dan tetap berada di luar negeri selama
lima tahun berturut-turut setelah itu, tidak bekerja pada pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai