Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH TUGAS KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH EKSTRAKULIKULER TERHADAP


KEMAMPUAN GERAK TARI JAIPONG PADA SISWA SMAN
1 GARAWANGI TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata Pelajaran Bahasa Indonesia
yang diberikan oleh
Ibu Teti Yuniawati S.Pd

Disusun Oleh:
1. Irfan Maulana
2. Kania Rahmadani Anurohman
3. Intan Apriyanti
4. Lifika Azzahra
5. Imas Rodiyah
6. Husnal Amal Abadi

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X
SMA NEGERI 1 GARAWANGI
Jl.Raya Garawangi No.34 Telp.(0232)874244
Website : sman1garawangi.sch.id E-mail :
sman1garawangi@gmail.com
KABUPATEN KUNINGAN 45571
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA NEGERI 1 GARAWANGI
Tahun Pelajaran 2023/2024.
Kajian mengenai pengaruh ekstrakurikuler terhadap kemampuan gerak tari Jaipong pada siswa
merupakan topik yang relevan dalam konteks pendidikan dan budaya.
Ekstrakurikuler adalah bagian penting dari pengalaman belajar siswa di sekolah, dan eksplorasi
dalam seni tradisional seperti tari Jaipong dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam
mengembangkan kemampuan sosial, kreativitas, dan kepemimpinan. Sementara itu,
pengaruhnya pada kemampuan gerak tari Jaipong dari perspektif pendidikan seni juga menjadi
bagian yang menarik untuk diteliti, karena hal ini dapat memberikan wawasan berharga
mengenai peran ekstrakurikuler untuk memperkaya pendidikan siswa.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat terungkap secara mendalam bagaimana partisipasi
dalam ekstrakurikuler seperti tari Jaipong mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam hal
gerak, ekspresi, dan pemahaman atas nilai budaya. Dengan demikian, kajian ini akan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkaya pemahaman kita mengenai
pentingnya seni budaya tradisional dalam pendidikan formal.
Penelitian ini tak hanya mengeksplorasi aspek kemampuan gerak fisik, tetapi juga aspek sosial
dan kultural yang penting dalam pengembangan siswa. Dengan demikian, diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi para pendidik, praktisi seni, dan
pembuat kebijakan pendidikan untuk lebih memahami potensi ekstrakurikuler dalam
memperkaya pengalaman belajar siswa.
Akhir kata, penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca
untuk lebih mengapresiasi peran ekstrakurikuler dalam pengembangan potensi siswa, serta
memperdalam pemahaman akan kekayaan budaya Indonesia melalui seni tari Jaipong. Saya
berharap judul yang menarik ini akan menjadi awal yang menginspirasi bagi kajian yang
membawa manfaat bagi dunia pendidikan dan seni budaya kita.

Kuningan, 11 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI……...………………………………..…………...........................

BAB I PENDAHULUAN……………...………………..……...........................

1.1 Latar Belakang………………...…………………………………….


1.2 Perumusan Masalah…………………………….…………………..
1.3 Tujuan Penelitian………………………………….………………...
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………….

2.1 Seni Tari…………………………………………………...…………


2.2 Tari Jaipong...………………………...……………………………...
2.3 Ekstrakulikuler Tari…………………………………………………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…….……………………………….
3.1 Metode Penelitian…………………………………………………….
3.2 Teknik Penelitian……………………………………………………..
3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………………
3.3.1 Populasi…………………………………………………………
3.3.2 Sampel……………………………….………………………….
BAB IV PEMBAHASAN……………………...………………………………..
4.1 Pengaruh Ekstrakulikuler Terhadap Kemampuan Gerak Tari
Jaipong Pada Siswa SMAN 1 GARAWANGI Tahun Pelajaran 2023/2024

4.1.1 Hasil Angket……………………………………………………..

4.1.2 Deskripsi Hasil Angket…………………………………………


BAB V PENUTUP……………………………………………………………….

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….….

5.2 Saran…………………………………………………………….…

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………..

LAMPIRAN………………………….……………………………………….…
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni tari adalah sebuah kesenian yang menggunakan gerak tubuh yang

dilakukan secara berirama, dilaksanakan pada tempat dan waktu tertentu dengan

tujuan sebagai ungkapan perasaan, maksud, maupun pikiran. Sebagai bangsa

yang kaya akan keanekaragaman budayanya tentu memiliki tari tradisional dari

setiap daerahnya. Tari tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari

masyarakat suatu daerah yang sudah turun-temurun dan telah menjadi budaya

masyarakat setempat. Dalam mempelajari seni tari tradisional tersebut tentunya

memiliki wadah untuk menampung minat dan bakat siswa. Ekstrakurikuler tari

menjadi wadah dan berperan dalam menaungi perihal tersebut di lingkungan

sekolah. Pentingnya memahami dampak kegiatan ekstrakurikuler terhadap

pengembangan kemampuan gerak tari Jaipong pada siswa. Ini mencakup

pemahaman tentang bagaimana keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler

dapat memengaruhi perkembangan keterampilan motorik, kreativitas, serta

pemahaman budaya dan seni tradisional pada siswa. Dengan memahami latar

belakang ini, penelitian dapat fokus pada pengukuran efektivitas program


ekstrakurikuler dalam meningkatkan kemampuan gerak tari Jaipong dan

manfaatnya bagi pengembangan siswa secara holistik.

1.2 Perumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Pengaruh Ekstrakulikuler Terhadap Kemampuan Gerak Tari
Jaipong Siswa SMAN 1 GARAWANGI Tahun Pelajaran 2023/2024
1.2.2 Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Gerak Tari Jaipong Siswa
SMAN 1 GARAWANGI Tahun Pelajaran 2023/2024

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Untuk Mengetahui Pengaruh Ekstrakulikuler Terhadap Kemampuan
Gerak Tari Jaipong Terhadap Siswa SMAN 1 GARAWANGI Tahun
Pelajaran 2023/2024
1.3.2 Untuk Mengetahui Cara Meningkatkan Kemampuan Gerak Tari Jaipong
Terhadap Siswa SMAN 1 GARAWANGI Tahun Pelajaran 2023/2024

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Sekolah

1.4.1.1 Memberikan masukan berupa hasil evaluasi tentang


seberapa besar kemampuan ekstrakulikuler tari mempelajari tari jaipong
dan mengaplikasikannya terhadap siswa.

1.4.1.2 Memberikan dorongan untuk pengembangan ektrakulikuler


untuk merancang program ekstrakulikuler yang lebih berkualitas dan
beragam.

1.4.1.3 Memberikan peningkatan terhadap citra sekolah melalui


program ekstrakulikuler yang beragam dan bermutu
1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti

1.4.2.1 Memahami secara holistik dampak kegiatan ekstrakulikuler


terhadap perkembangan fisik, kreativitas, dan pemahaman budaya siswa
dalam konteks seni tari tradisional

1.4.2.2 Menyajikan panduan bagi guru atau pembina


ekstrakulikuler untuk merancang kegiatan yang dapat secara efektif
meningkatkan kemampuan gerak tari jaipong pada siswa.

1.4.2.3 Memberikan kontribusi baru dalam bidang pendidikan seni


dan ekstrakulikuler dengan mengidentifikasi dampak positif atau factor
yang mempengaruhi kemampuan gerak tari jaipong pada siswa

1.4.3 Manfaat Bagi Pembaca

1.4.3.1 Memberikan wawasan tentang pentingnya kegiatan


ekstrakulikuler dalam mengembangkan kemampuan gerak tari jaipong
pada siswa, yang dapat menjadi referensi bagi orang tua, guru, atau pihak
terkait dalam mendukung perkembangan siswa dibidang seni budaya

1.4.3.2 Memberikan informasi tentang budaya jaipong dan


pengaruhnya terhadap pengembangan siswa. Hal ini dapat memicu minat
untuk mengetahui lebih lanjut tentang warisan budaya local dan mungkin
berkontribusi pada pelestarian seni tradisional

1.4.3.3 Memberikan inspirasi untuk pengembangan program


ekstrakulikuler yang lebih beragam dan relevan dengan kebutuhan siswa.
Studi ini dapat membatu dalam merancang program-program
ekstrakulikuler yang dapat memberikan manfaat maksimal bagi siswa.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 SENI TARI

a) Pengertian Seni Tari

Pada dasarnya, seni tari adalah suatu gerakan semua bagian tubuh

atau hanya sebagian saja yang dilakukan dengan ritmis serta pada waktu

tertentu untuk mengungkap pikiran, perasaan, dan tujuan dengan iringan

musik atau tanpa iringan musik. Dalam hal ini, penari yang menggunakan

iringan musik, maka gerakannya akan mengikuti irama dari musik yang

dibawakan. Dengan kata lain, pengiring penari yang memainkan musik

akan mengatur setiap gerakan penari supaya makna dan tujuan dari tarian

yang dibawakan tersampaikan kepada penonton tari-tarian. Selain itu,

beberapa ahli juga menyatakan pengertiannya terhadap seni tari yaitu :

• Soedarsono (1984) : ‘tari adalah ekspresi jiwa manusia yang dituangkan

melalui gerak yang ritmis dan indah. Tari adalah gerak-gerak yang

dibentuk secara ekspresif yang diciptakan oleh manusia untuk dapat

dinikmati dan dirasakan’.


• Bagong Kussudiardja (2000) : ‘tari adalah keindahan gerak anggota-

anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat

diberi arti bahwa seni tari adalah keindahan bentuk anggota badan manusia

yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis’.

• Yulianti (2009) : ‘seni tari memiliki empat unsur utama keindahan, yaitu

wiraga, wirama, wirasa, wirupa. Keempat unsur seni tersebut merupakan

satu ikatan yang membentuk harmoni’.

b) Unsur-unsur Utama Seni Tari

Seni tari yang sangat memerhatikan gerakan yang berirama

memiliki empat unsur utama, yaitu unsur wiraga (raga), unsur wirama

(irama), unsur wirasa (rasa), dan unsur wirupa (ekspresi)

A. Wiraga (raga)

Unsur wiraga atau unsur rasa adalah unsur tari yang memperlihatkan

gerakan-gerakan, meloncat, duduk, berdiri, dan lain-lain. Unsur gerak

menjadi unsur utama dari unsur tari karena sebuah tarian pasti akan

memiliki gerakan-gerakan yang penuh dengan makna. Setiap gerakan

tarian selalu diciptakan oleh manusia yang biasa dikenal dengan nama

koreografer. Dengan hadirnya koreografer, maka tarian yang sudah indah

akan semakin indah untuk ditonton.

B. Wirama (irama)

Setelah unsur utama raga atau gerakan tubuh, unsur utama dari tari

selanjutnya adalah unsur wirama atau irama. Adanya irama dalam seni tari
berasal dari musik yang dimainkan oleh para pengiring. Seorang penari

atau sekelompok penari harus mampu menyatukan gerakan tari dengan

irama musik yang dimainkan oleh para pengiring musik. Tidak hanya

irama musik saja yang harus disatukan, tetapi penari juga harus bisa

mengikuti tempo musik.

C. Wirasa (rasa)

Unsur utama yang harus ada di dalam tari yang terakhir adalah unsur

wirasa atau unsur rasa. Sebuah tarian yang hanya ditampilkan begitu saja

tanpa adanya sebuah rasa, maka setiap gerakan tariaannya akan kurang

menyentuh perasaan penonton. Rasa dalam tari ini bisa ditunjukkan

melalui ekspresi dari penari dan setiap gerakan ritmis. Penari yang

melakukan gerakan tarian ritmis dan menunjukkan ekspresi, maka suatu

tarian dapat menyentuh perasaan para penonton.

D. Wirupa (ekspresi)

Adalah kemampuan yang dimiliki seorang penari dalam

mengekpresikan tarian melalui mimik wajah dan pendalaman karakter.

Wirupa sama pentingnya seperti wiraga, wirama, dan wirasa, agar

penonton dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh penari.

c) Jenis-jenis Seni Tari

Jenis seni tari dibagi menjadi dua jenis, yaitu tari yang berdasarkan

jumlah penarinya dan tari yang berdasarkan genre.

A. Tari yang Berdasarkan Pada Jumlah Penari


• Tari Tunggal (Solo)

Tari tunggal (solo) adalah suatu seni tari yang dilakukan atau

dibawakan oleh satu orang penari saja. Dalam pementasan tari

tunggal bisa dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan.

Salah satu contoh tari tunggal asal tari Gatot Kaca yang

berasal dari Jawa Tengah.

• Tari Berpasangan (Duet)

Tari berpasangan (duet) adalah seni tari yang dilakukan oleh

dua orang penari. Tari berpasangan ini bisa dibawakan oleh

laki-laki dengan laki, perempuan dengan perempuan, atau

laki-laki dengan perempuan. Salah satu contoh dari tari

berpasangan adalah tari Topeng yang asalnya dari Jawa Barat.

• Tari Berkelompok (Group)

Tari berkelompok (group) adalah seni tari yang dilakukan

oleh banyak orang atau berkelompok. Tarian yang dilakukan

secara berkelompok bisa dibawakan oleh siapa saja, baik itu

laki-laki semua, perempuan semua, atau laki-laki campur

dengan laki-laki. Salah satu contoh tarian berkelompok yaitu

pada tarian khas Aceh tari Saman.

B. Tari yang Berdasarkan Genre

• Tari Tradisional
Tari tradisional adalah seni tari yang sudah ada sejak lama

pada suatu daerah serta diturunkan atau diwariskan dari

generasi sebelumnya kepada generasi sekarang, sehingga

menciptakan suatu kebudayaan kesenian. Tari tradisional

umumnya memiliki nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

filosofis, dan lain-lain. Contoh, tari Jaipong dari Jawa Barat,

tari Lilin dari Sumatera Barat, dan sebagainya.

• Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru adalah seni tari yang bisa dibilang mengikuti

perkembangan zaman karena diciptakan oleh koreografer.

Beberapa tari kreasi baru merupakan perkembangan dari

tradisional yang dikembangkan mengikuti perkembangan

zaman, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Misalnya, tari Rapai yang di mana setiap gerakannya

kombinasi antara tari daerah Aceh dengan Semenanjung

Malaya.

• Tari Kontemporer

Tari kontemporer adalah seni tari yang memakai gerakan

simbolik, memiliki keunikan, serta mengandung makna-

makna tertentu didalamnya. Pada umumnya, gerakan yang

ada pada tarian modern lebih mengarah kepada jenis musik

modern. Salah satu contoh dari tari kontemporer ialah tari Cak
Rina karya Sardono W. Kusumo serta tari Yapong yang dibuat

oleh Bagong Kusudiarjo.

2.1.1 TARI JAIPONG

1. Sejarah Tari Jaipong

Tarian Jaipong berkembang di era tahun 1960-an. Mulanya, tarian ini

lebih dikenal dengan nama Tari Banjet, sebuah penampilan tari yang

disuguhkan dengan iringan alunan musik berupa instrumen gamelan. Tari

Banjet kemudian disempurnakan oleh H. Suanda, seorang seniman dari daerah

Karawang, Jawa Barat. H. Suanda dikenal sebagai seniman yang sangat

berbakat. Ia piawai menampilkan beberapa kesenian daerah, seperti Wayang

Golek, Pencak Silat, Ketuk Tilu, dan Topeng Banjet.

Kemudian, H. Suanda membuat sebuah inovasi baru dengan

menggabungkan beberapa macam tarian yang ia kuasai menjadi satu-

kesatuan. Tarian ini terdiri dari Tari Banjet, Tari Pencak Silat, Tari Ketuk Tilu,

Tari Wayang Golek, dan Tari Topeng.

Hasil dari pencampuran tarian-tarian ini kemudian menjadi sebuah

karya seni daerah yang sangat dinikmati masyarakat. H. Suanda menggunakan

iringan musik dari alat-alat gamelan, yaitu gendang, degung, gong, dan alat

musik ketuk lainnya. Perpaduan berbagai jenis alat musik ini ternyata

menghasilkan musik yang energik dan unik. Selain diiringi musik, penampilan
kesenian tari ini juga dilengkapi dengan alunan suara merdu dari seorang

sinden.

Tidak disangka, tarian ini berhasil menarik perhatian seorang seniman

asal Sunda bernama Gugum Gumbira untuk mempelajarinya. Gugum

Gumbira kemudian menyusun ulang semua gerakan pada tarian itu sampai

akhirnya tercipta tarian yang diberi nama Jaipong. Bukti lahirnya tari Jaipong

di Karawang dapat dilihat dari adanya rekaman gerakan tari yang dikeluarkan

oleh Suanda Group pada 1976. Setelah mendapat pembaharuan dari Gugum

Gumbira, tari Jaipong kemudian mulai diperkenalkan oleh masyarakat

Bandung, Jawa Barat.

2. Pola Gerakan Tari Jaipong

Tari Jaipong mempunyai empat pola gerakan yang cukup penting saat

penari mementaskan tarian itu di atas panggung. Pola gerakan pada seni tari ini

memiliki pengaruh yang cukup besar pada penampilan penari saat mereka sedang

tampil di atas panggung.

1. Bukaan

Gerakan tarian jaipong yang pertama ini yaitu gerakan bukaan. Gerakan ini

adalah gerakan pembuka ketika melakukan pertunjukan hendak dimulai. Pada

umumnya, para penari melakukan gerakan dengan cara berjalan memutar, dan

sembari memainkan selendang yang dikalungkan pada leher penari. Penari


melakukan gerakan bukaan ini dengan lemah gemulai. Agar mampu menarik

perhatian dari para penonton yang menyaksikan pementasan tari jaipong.

2. Pancungan

Gerakan Tari Jaipong yang selanjutnya yaitu gerak pencungan. Gerakan ini

adalah gerakan tari yang memiliki tempo yang cukup cepat dengan diiringi alunan

musik dan lagu yang juga cukup cepat pula. Gerakan ini juga dibawakan penari

dengan gerakan yang penuh semangat. Oleh karena itu, gerakan pencungan

tersebut mampu membuat para penonton terbawa suasana, dan menikmati tarian

jaipong ini.

3. Ngala

Gerakan tarian jaipong yang ketiga ini yaitu gerakan ngala. Gerakan ini

adalah gerak patah-patah. Gerakan tersebut merupakan perpindahan dari titik ke

titik selanjutnya, dan dilakukan dengan menggunakan tempo yang sangat cepat.

Gerakan Ngala ini menjadi salah satu gerakan yang membuat keunikan tersendiri

bagi tarian jaipong.

4. Mincit

Gerakan terakhir dari Tari Jaipong ini adalah Mincit. Gerakan ini

merupakan perpindahan dari satu variasi gerakan variasi gerakan lainnya.

Gerakan Mincit ini dilakukan oleh penari setelah para penari melakukan gerakan

Ngala.
Selain pola gerakan tersebut, terdapat juga gerakan dasar yang juga

memiliki pengaruh ketika memainkan tarian jaipong.

1. Geol, merupakan gerak yang berfokus pada daerah pinggul

2. Gitek, gerak mengayunkan pinggul dengan disertai hentakan.

3. Goyang, gerak pada pinggul dilakukan tidak memakai hentakan.

3. Makna Gerakan Tari Jaipong

1. Gerakan Cingeus

Gerakan pertama ini bernama Gerakan Cingeus. Gerakan tersebut

merupakan gerakan pada tari Jaipong dengan cara menggerakkan bagian

kepala, dan bagian tubuh secara luwes. Makna dari gerakan ini adalah

sebagai bentuk representasi dari keluwesan serta kecekatan seorang

perempuan dalam menapaki jejak kehidupan.

2. Gerakan Kaki

Gerakan yang kedua ini adalah gerakan kaki. Pada gerakan kaki

dibagi menjadi beberapa variasi. Diantaranya yaitu gerak minced, gerak

Depok, dan gerak sonteng. Dalam gerakan kaki pada tarian jaipong

mempunyai makna mengenai kegesitan, serta sifat adaptif wanita Sunda

ketika menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Gerakan Meliuk
Gerakan yang ketiga ini bernama Gerakan Meliuk. Gerakan ini

merupakan suatu gerakan meliuk yang dilakukan oleh penari jaipong

dengan cara meliuk-liukan bagian tubuh sesuai dengan tempo yang ada

pada alunan musik pengiringnya. Gerakan Meliuk merupakan sebuah

representasi dari sifat fleksibel yang dipunyai oleh seorang wanita Sunda

ketika menghadapi masalah kehidupan.

4. Gerakan Ngagaleong

Gerakan selanjutnya ini bernama Gerakan Ngagaleong. Gerakan

tersebut merupakan suatu gerakan dengan lebih menonjolkan gerak-gerik

pada mata, Nantinya, para penari itu akan memainkan sorot matanya yang

tajam pada sebuah objek tertentu. Makna dari gerakan Ngagaleong ini

yaitu wanita harus dapat berani dalam menyuarakan pendapat dan bisa

melakukan komunikasi secara baik.

5. Gerakan Variasi

Gerakan yang terakhir bernama Gerakan Variasi. Gerakan ini

merupakan gerakan yang dilakukan dengan cara menyesuaikan tempo, dan

dinamika alunan musik pengiringnya. Serta gerakan bisa diawali dengan

tempo lambat lalu berubah menjadi tempo cepat atau sebaliknya. Makna

Gerakan ini yaitu sebagai representasikan sifat yang tidak menjemukkan

dan lebih bisa untuk membaur pada segala sesuatu yang terjadi dalam

kehidupanya.
4. Formasi Pola Lantai Tari Jaipong

1. Diagonal V

Formasi dengan pola lantai diagonal V digunakan pada awal pembukaan

tari jaipong. Gerakan yang digunakan adalah bukaan. Dalam formasi ini,

satu orang penari di depan sebagai pusatnya, kemudian penari lainnya

berbaris melebar sehingga membentuk huruf V.

2. Bentuk Melingkar

Formasi melingkar bentuknya seperti bundaran. Satu kelompok bisa dibagi

dua bundaran yang menunjukkan kekompakan.

3. Bentuk Melengkung

Formasi melengkung banyak digunakan pada tari rakyat dan tari tradisi,

memberi kesan lemah dan lembut. Selain itu juga dapat memberi kesan

manis.

4. Bentuk Garis Lurus

Pada formasi garis lurus, ada beberapa bentuk, seperti vertikal, horizontal,

dan diagonal. Gerakan pada formasi ini adalah bukaan dan pencugan.
2.3 EKSTRAKURIKULER TARI

1. Pengertian Ekstrakurikuler Tari

Ekstrakulikuler Seni Tari adalah sebuah wadah untuk memperdalam

pengetahuan dan wawasan bagi siswa-siswi tentang seni tari, baik tari

Tradisional, Kreasi maupun Klasik yang ada di Indonesia. Tidak hanya

teruntuk bagi yang sudah mempunyai bakat saja tetapi juga terbuka lebar

bagi siswa-siswi yang ingin mempelajari tentang “Apa itu Seni Tari”.

2. Struktur Organisasi

• Ketua : Novanny

• Wakil Ketua : Wullan Febri Hutami

• Sekertaris 1 : Febrehana

• Sekertaris 2 : Tamara Chansa

• Bendahara 1 : Driandra

• Bendahara 2 : Nurul Airin

• Seksi Absensi : Naysa Rizkianti Syaila

Natasya Nia Agustin

• Seksi Make up : Sifa Miftahul Janah

Nala Auliya Rahma

• Seksi Dokumentasi : Indra Lesmana

Muhammad Dwiputra
3. Tujuan Ekstrakurikuler Tari

A. Memelihara dan meningkatkan pengetahuan seni tari melalui

kegiatan yang dilaksanakan.

B. Wadah para siswa-siswi untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri melalui menari.

C. Menampung dan mewadahi siswa-siswi yang berbakat dalam seni

tari.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dapat digunakan dalam studi ini melibatkan


pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Beberapa metode yang relevan
mencakup:

1. Studi Korelasional : Mengukur hubungan antara partisipasi dalam


kegiatan ekstrakurikuler dan kemampuan gerak tari Jaipong pada siswa
dengan menggunakan data kuantitatif untuk menentukan sejauh mana
variabel-variabel tersebut berkaitan.

2. Observasi :Melibatkan pengamatan langsung terhadap anggota


ekstrakulikuler yang berpartisipasi dalam pembelajaran tari Jaipong untuk
menilai kemampuan gerak mereka secara kualitatif, termasuk aspek
teknis dan ekspresif.

3. Wawancara : Mendapatkan pandangan mendalam ataupun opini pribadi


dari anggota ekstrakulikuler terkait pengalaman dan persepsi mereka
terhadap dampak kegiatan ekstrakurikuler dalam penerapan kemampuan
gerak tari jaipong

4. Kuesioner : Mengumpulkan data dari responden tentang partisipasi


ekstrakurikuler, persepsi mereka terhadap kemampuan gerak tari Jaipong,
dan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi hasil penelitian.

Dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif, penelitian


dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang pengaruh
ekstrakurikuler terhadap kemampuan gerak tari Jaipong pada siswa.
3.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang dapat digunakan dalam studi ini melibatkan


kombinasi beberapa teknik untuk mendapatkan data yang komprehensif.
Beberapa teknik penelitian yang relevan termasuk:

1. Survei : Menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari


siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler tari Jaipong,
mengevaluasi tingkat partisipasi dan persepsi mereka terhadap pengaruh
kegiatan tersebut terhadap kemampuan gerak.

2. Pemantauan Partisipan : Melibatkan observasi langsung terhadap siswa


selama kegiatan ekstrakurikuler untuk menilai kemampuan gerak tari
Jaipong secara objektif, memperoleh data tentang perkembangan teknis
dan artistik mereka.

3. Wawancara Struktural : Mengadakan wawancara dengan siswa yang


bersangkutan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang
pengalaman dan persepsi mereka terkait dampak kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan menggabungkan teknik-teknik ini, penelitian dapat memperoleh


data yang holistik dan mendalam tentang dampak ekstrakurikuler
terhadap kemampuan gerak tari Jaipong pada siswa.
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Dalam suatu penelitian, populasi yang dipilih mempunyai


hubungan yang erat dengan masalah yang diteliti, Populasi atau unverse
adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga,
Singaribun & Effendi (1998). Populasi dalam karya tulis ilmiah ini adalah
siswa dan siswi SMAN 1 GARAWANGI Tahun Pelajaran 2023/2024
sebanyak 1032 orang.

3.3.2 Sampel

Dalam suatu penelitian, sampel yang dipilih mempunyai hubungan


yang erat dengan masalah yang diteliti, Sampel merupakan subset dari
populasi yang akan diobservasi atau diukur dalam rangka penelitian.
Dalam hal ini, Sampel dapat berupa kelompok siswa yang terlibat dalam
kegiatan ekstrakulikuler. Sampel dalam karya tulis ilmiah ini adalah siswa
dan siswi SMAN 1 GARAWANGI yang mengikuti ekstrakulikuler tari
sebanyak 30 orang.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Ekstrakulikuler Terhadap Kemampuan Gerak Tari


Jaipong Pada Siswa SMAN 1 GARAWANGI Tahun Pelajaran 2023/2024

Kegiatan ekstrakurikuler tari dalam mengembangkan kemampuan gerak


siswa untuk mempelajari tari jaipong merupakan salah satu bentuk kegiatan
yang sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Dengan kata lain
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang
ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan disekolah.

Ekstrakurikuler tari dapat memberikan platform bagi siswa untuk


mengembangkan keterampilan gerak tari Jaipong, meningkatkan koordinasi,
dan memperdalam pemahaman budaya. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan ini
dapat memperkaya pengalaman siswa dalam seni tradisional dan berpotensi
meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka.

Kegiatan pelatihan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 GARAWANGI ini


tidak serta merta dibuat ataupun untuk pelengkap kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dibentuk untuk pengembangan diri siswa, kesiapan
dan kematangan siswa baik itu mental ataupun fisik sebelum mengikuti lomba-
lomba antar sekolah seperti Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang
diadakan setiap tahunnya. Kegiatan ini sangat mendukung sekali ketika
sewaktu-waktu ada lomba sudah dipersiapkan sehingga dapat tampil maksimal
dan percaya diri.
Pengaruh ekstrakurikuler tari dalam meningkatkan kemampuan gerak tari
jaipong pada siswa cukup berpengaruh. Dalam menampung bakat dan minat
siswa, ekstrakurikuler tari tidak hanya memberikan pelatihan tari jaipong,
bahkan mengajarkan dan memberikan bimbingan secara efektif. Tentunya ini
menjadi hal positif, selain bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam gerak
tari jaipong disisi lain dapat mempersiapkan karier untuk masa depan.

Hal itu sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki fungi


sebagai berikut.

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk


mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
b. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangakan kesiapan karir peserta didik
Langkah-langkah pelaksanaan pelatihan gerak tari jaipong ini ada beberapa
tahap yaitu:

a). Pembukaan : yaitu tahap memperkenalkan keterampilan yang akan


dipelajari. Tahap ini bisa dilakukan dengan cara uraian lisan, demonstrasi
langsung, penayangan gambar atau foto, atau hanya lembaran tugas. Pada
intinya tahap ini memberikan gambaran utuh (keseluruhan) tentang
keterampilan yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran seni tari ini siswa akan
ditunjukkan dengan cara demonstrasi langsung bagaimana bentuk atau langkah-
langkah gerak contoh bukaan.

b). Percobaan : yaitu tahap dimana semua siswa mencoba menguasai


keterampilan yang dimaksud dengan cara melakukan sendiri secara utuh dari
keseluruhan rangkaian keterampilan yang dipelajari.

C). Review : yaitu tahap dimana guru mengundang siswa untuk saling
mengungkapkan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan. Atau
dalam kondisi kelas yang lebih bersifat satu arah, tahap ini sering digunakan
guru untuk memberitahukan kesalahan-kesalahan yang masih mereka buat.
Tahap ini diakhiri hingga semua siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang
kekurangan dan kelebihan mereka.

d). Percobaan : siswa diberi kesempatan mencoba kembali dengan tujuan


memperbaiki kesalahan-kesalahan yang masih dibuat. Percobaaan kedua ini
tetap dilakukan secara keseluruhan, yang kemudian dilakukan review kembali.
Demikian seterusnya hingga keterampilan yang bersangkutan dirasa sudah
dicapai dengan baik.

e). Pemantapan : setelah beberapa kali terlibat dalam proses review dan
percobaan ulang, maka siswa akan semakin mantap kemampuannya. Pada tahap
ini hendaknya guru pembimbing sudah semakin spesifik dalam memberikan
umpan balik yang berguna untuk memantapkan keterampilan.

4.1.1 Hasil Angket

NO. PERTANYAAN PILIHAN GANDA JAWABAN

1. Menurut responden yang a. Tari Seudati a. 0%


termasuk tari tradisional Jawa b. Tari Kecak b. 0%
Barat adalah? c. Tari Jaipong c 100%
2. Menurut responden pola a. Gelang Kerincing a. 11,1%
gerakan apakah yang ada b. Mincit b. 77,8%
dalam tari jaipong? c. Memetik Jari c. 11,1%

3. Menurut respoonden apa ciri a. Pembukaannya yang a. 55,6%


khas tari jaipong yang lemah lembut b. 0%
membedakan dengan tari b. Gerakan tari c. 44,4%
lainnya? memakai properti
c. Irama/tempo
mengikut petikan jari
4. Menurut responden a. Bagian kostum a. 0%
busana/kostum seperti apa memakai siger b. 0%
yang harus dipakai saat (mahkota) c. 100%
menampilkan tari jaipong? b. Menggunakan
celana panjang dan
kaos oblong berwarna
putih dan ketat
c. Memakai
sinjang,sampur, apok,
dan hiasan kepala
5. Menurut responden a. Organ Tunggal a. 11,1%
instrument musik apa yang b. Gendang, Gong, b. 88,9%
digunakan dalam tari jaipong? Krecek, dan Rebab c. 0%
c. Diiringi dengan
Terompet dan Gambus

6. Menurut responden properti a. Selendang a. 100%


apa yang harus ada dalam tari b. Gelang kerincing b. 0%
jaipong? dan Topeng c. 0%
c. Senjata tradisional
rencong

7. Menurut responden pola lantai a. Penari melengkung a. 55,6%


manakah yang tidak termasuk membentuk lingkaran b.33,3%
dalam tari jaipong? b. Pola lantai garis c. 11,1%
lurus, pola lengkung,
dan juga zig-zag
c. Pola lantai garis
lurus horizontal,
vertical, dan diagonal
8. Menurut responden berapa a. 3-5 orang a. 100%
jumlah penari yang ada dalam b. 8 orang laki-laki b. 0%
tari jaipong? c. Berpasangan c. 0%
maksimal 4 orang

9. Menurut responden pada a. Pesta pernikahan a. 88,9%


acara apa saja tari jaipong b. Saat menyambut b. 0%
ditampilkan? panen c. 11,1%
c. Khitanan

10. Menurut responden mengapa a. Untuk menghormati a. 0%


tari jaipong diciptakan? jasa para pahlawan b. 33,3%
b. Sebagai upacara c. 66,7%
persembahan kepada
dewa ataupun roh
nenek moyang
c. Sebagai hiburan
untuk masyarakat
4.1.2 Deskripsi Hasil Angket

Chart Title
120

100

80

60

40

20

0
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 Nomor 6 Nomor 7 Nomor 8 Nomor 9 Nomor 10

Jawaban A Jawaban B Jawaban C

4.1.2.1 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 100%


responden menjawab Tari Jaipong adalah tari tradisional yang berasal dari Jawa
Barat.

4.1.2.2 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 11,1%


responden menjawab Gelang kerincing sebagai pola gerakan yang ada pada tari
jaipong, dan 11,1% responden menjawab Memetik jari sebagai pola gerakan
yang ada pada tari jaipong, dan sebanyak 77,8% responden menjawab Mincit
sebagai pola Gerakan yang ada pada tari jaipong.

4.1.2.3 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 55,5


responden menjawab Pembukaan yang lemah lembut sebagai ciri khas tari
jaipong yang membedakan dengan tari lainnya, dan 44,6% responden menjawab

Irama/tempo mengikuti petikan jari sebagai ciri khas tari jaipong yang
membedakan dengan tari lainnya.
4.1.2.4 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 100%
responden menjawab Memakai sinjang, sampur, apok, dan hiasa kepala sebagai
busana/kostum yang harus dipakai saat menampilkan tari jaipong.

4.1.2.5 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 88,9%


responden menjawab Gendang, gong, krecek, dan rebab sebagai instrument
musik yang digunakan dalam tari jaipong, dan 11,1% responden menjawab
Organ Tunggal sebagai instrument yang digunakan dalam tari jaipong.

4.1.2.6 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 100%


responden menjawab Selendang sebagai properti yang harus ada dalam tari
jaipong.

4.1.2.7 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 55,6%


responden menjawab penari melengkung membentuk lingkaran adalah pola
lantai yang tidak termasuk dalam tari jaipong, dan sebanyak 33,3% responden
menjawab Pola lantai garis lurus, pola lengkung, juga zig-zag adalah pola lantai
yang tidak termasuk dalam tari jaipong, dan sebanyak 11,1% responden
menjawab Pola lantai garis lurus horizontal, vertikal, dan diagonal adalah pola
lantai yang tidak termasuk dalam tari jaipong,

4.1.2.8 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 100%


responden menjawab jumlah penari yang dibutuhkan dalam tari jaipong adalah
3-5 orang.

4.1.2.9 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 88,9%


responden menjawab pada acara Pesta pernikahan tari jaipong ditampilkan, dan
11,1% responden menjawab pada acara Khitanan tari jaipong ditampilkan.

4.1.2.10 Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 66,7%


responden menjawab tari jaipong diciptakan Sebagai hiburan untuk masyarakat,
dan 33,3% responden menjawab tari jaipong diciptakan Sebagai upacara
persembahan kepada dewa ataupun roh nenek moyang.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ekstrakulikuler merupakan kegiatan tambahan diluar kurikulum regular


yang bertujuan mengembangkan potensi siswa diberbagai bidang, salah satunya
seni tari. Tari Jaipong sendiri merupakan salah satu seni tari tradisional khas
Jawa Barat yang memiliki Gerakan yang energic dan dinamis.

Latar belakang dari judul ini mungkin berfokus pada pentingnya memahami
kontribusi ekstrakulikuler terhadap pengembangan kemampuan gerak tari
jaipong pada siswa. Hal ini dapat melibatkan penelitian tentang bagaimana
kegiatan ekstrakulikuler dapat memengaruhi kemampuan motorik, kreativitas,
pemahaman budaya, dan keterlibatan siswa dalam seni tari jaipong. Selain itu,
latar belakang penelitian juga dapat mempertimbangkan hubungan antara
partisipasi dalam ekstrakulikuler dengan peningkatan rasa percaya diri dan
kolaboratif siswa.

Penelitian tentang topik ini penting untuk membantu siswa dalam memahami
manfaat ekstrakulikuler dalam pengembangan keseluruhan siswa, terutama
dalam konteks seni dan budaya. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat
memberikan informasi yang berharga bagi pengambil kebijakan Pendidikan dan
sekolah untuk meningkatkan program ekstrakulikuler yang berorientasi pada
pengembangan seni dan budaya.
Oleh karena itu, Judul tersebut mencerminkan kepentingan untuk menjelajahi
pengaruh positif ekstrakulikuler terhadap kemampuan gerak tari jaipong pada
siswa, baik dari aspek fisik maupun psikologis. Ini adalah topik yang menarik
untuk diteliti karena dapat memberikan kontribusi penting bagi pemahaman
tentang pendidikan seni, pengembangan pribadi siswa, dan keterlibatan dalam
kegiatan ekstrakulikuler.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler memiliki pengaruh


yang signifikan terhadap kemampuan gerak tari jaipong pada siswa. Hal ini
menunjukan pentingnya peran ekstrakulikuler dalam pengembangan
keterampilan seni budaya dikalangan pelajar.

5.2 Saran

Kami berharap tari jaipong akan terus mengakar di kebudayaan Indonesia


dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda. Kami juga berharap agar adanya
partisipasi dari para pembaca untuk tetap mengambil peran dalam pelestarian
budaya Indonesia. Melalui penelitian ini kami juga berharap dapat memberikan
inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk lebih mengapresiasi peran
ekstrakurikuler dalam pengembangan potensi siswa, serta memperdalam
pemahaman akan kekayaan budaya Indonesia melalui seni tari Jaipong. Saya
berharap judul yang menarik ini akan menjadi awal yang menginspirasi bagi
kajian yang membawa manfaat bagi dunia pendidikan dan seni budaya kita.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/seni-tari/#MA_Theodora_Retno_Maruh

https://www.gramedia.com/literasi/tari-kontemporer-adalah/

https://gramedia.com/literasi/tari-jaipong/#1_Bukaan

https://gramedia.com/literasi/tari-jaipong/

https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/30/170000779/sejarah-dan-
asal-usul-tari-jaipong

https://sman1trenggalek.sch.id/ekskul/ekstrakurikuler-
tari/#:~:text=Ekstrakulikuler%20Seni%20Tari%20adalah%20sebuah,Kla
sik%20yang%20ada%20di%20Indonesia.

https://www.detik.com/jabar/budaya/d-7202582/pola-lantai-tari-jaipong-
gerakan-formasi-dan-sejarahnya

https://images.app.goo.gl/cnv1Cr2AbaXBhhXz9
LAMPIRAN

1. Ekstrakulikuler Yang bersangkutan 2. Kegiatan Ekstrakulikuler

3. Kegiatan wawancara 4. Anggota yang sedang mengisi angket

5. Anggota kelompok yang 6. Anggota Kelompok


sedang menggarap kti

Anda mungkin juga menyukai