Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rifka afifa hapsary

Nim : 2101111210

Mata kuliah : Kargo, Pabean, Imigrasi dan Karantina

1. Klasifikasi Kargo :

 Jenis Kargo Berdasarkan Penanganannya


 General Cargo
General Cargo ialah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak perlu memerlukan penanganan
secara khusus, namun tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan aspek safety.
Contoh barang yang dikategorikan general cargo antara lain barang-barang keperluan rumah
tangga, peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian (garmen, tekstil) dan lain-lain.
 Special Cargo
Special cargo yaitu barang-barang kiriman yang memerlukan penanganan khusus (special
handling). Jenis barang ini pada dasarnya dapat diangkut lewat angkutan udara dan harus
memenuhi persyaratan dan penanganan secara khusus sesuai dengan regulasi IATA dan atau
pengangkut. Barang benda atau bahan yang termasuk dalam kategori special cargo adalah : AVI,
DG, PER, PES PEM, HEA, dan lain-lain.

 Jenis Kargo Berdasarkan Cara Pelayanan dan Jenis Produknya


 Missing Cargo
Missing Cargo adalah kargo yang tidak dapat ditemukan dan berdasarkan sumber
pemberitahuan, maka irregularities-nya terbagi atas : Missing di stasiun pemberangkatan (origin
station), yang berarti bahwa kargo hilang di stasiun pemberangkatan. Missing di stasiun
kedatangan (destination station), yang berarti bahwa kargo hilang di stasiun tujuan.
 Damage Cargo
Damage cargo adalah kargo yang ditemukan dalam keadaan rusak baik kerusakan packing, isi,
mutu dari kargo itu sendiri. Damage cargo terdiri atas beberapa jenis diantaranya yaitu :
o Pilferage yaitu kargo yang isinya rusak atau pun hilang.
o Spoile yaitu kargo rusak dan tidak layak untuk digunakan lagi (hancur).
o Torn yaitu kargo yang packingnya ditemukan dalam keadaan rusak atau robek tetapi
belum bisa dipastikan apakah isi dari kargo tersebut itu hilang atau masih dalam
keadaan komplit.
o Breakage yaitu kargo rusak atau pecah biasanya digunakan untuk kargo yang berlabel
fragile.
o Mortality biasanya digunakan untuk live animal cargo antara lain ikan hidup, ayam hidup
atau binatang hidup lainnya yang diterima di stasiun tujuan dalam keadaan mati.
o Deterioration
o Ini biasanya digunakan untuk menyatakan kargo irregularity pada perishable cargo
seperti ikan komsumsi, sayur mayur dan lainnya mengalami kerusakan mutu atau
adanya penurunan mutu dari kargo.
o Overload Cargo
o Overload cargo adalah kargo yang sudah dibuatkan manifest dan dokumen lain serta
siap untuk diberangkatkan namun gagal diberangkatkan karena terjadi kelebihan
kapasitas muat pesawat.
o Found Cargo
o Found cargo adalah kargo ditemukan di stasiun tertentu yang bukan merupakan stasiun
tujuannya.

2. Pesawat kargo yaitu termasuk salah satu pesawat yang sering digunakan dalam transportasi udara
khususnya pengiriman kargo, Pesawat cargo identik dengan pesawat pengangkut cargo yg isinya full
"bawaan/barang". Hanya sisa kursi bt crew onboard yaitu engineer dan cockpit crew selebihnya kosong
karena untuk meletakkan cargo.

Pesawat penumpang atau pesawat komersil adalah pesawat yg digunakan utk tujuan
komersil/mengangkut penumpang berbayar. Konfigurasi cabin pesawat isinya kursi penumpang, galley,
lavatory.

3. Klasifikasi Barang Berbahaya

* Golongan 1 (Explosives), merupakan bahan-bahan yang mengandung peledak. Barang-barang


tersebut seperti Rudal, Nuklir, Granat, Dinamit, Bom Molotiv, serta kembang api. Benda-benda
tersebut jelas tidak dapat izin untuk dibawa.
* Golongan 2 (Gase), gas dalam kategori tersebut dikompresi pada suhu normal dan pada
tekanan yang sangat tinggi, tetapi tetap tidak merubah menjadi cair. Contohnya, gas buatan, gas
propane, silinder gas, botol oksigen, pemadam api, gas isi ulang korek api, aerosol serta
awualung peralatan selam.
* Golongan 3 (Flammable Liquid), benda padat yang berisiko terbakar di dalam pesawat,
misalnya kamer. Contohnya yang paling sering dijumpai di pemeriksaan keamanan yaitu, korek
api atau pemantik.
* Golongan 4 (Oxidising Materials), barang yang mengandung oksidasi. Contohnya, pemutih,
peroksida, disinfektan, generator oksigen untuk penggunaan pribadi, dan fiber glass.
* Golongan 5 (Paisons), racun bisa terdapat di dalam bakteri, virus, vaksin, zat arsenik, sianida,
insektisida dan pembunuh gulma atau hama. Karena benda-benda terseebut termasuk kedalam
obet-obatan terlarang.
* Golongan 7 (Radioactive), zat berbahaya tersebut seperti uranium, bijih radioaktif, isotop dan
beberaa peralatan medis yang mengandung zat tersebut.
* Golongan 8 (Corrosives), merupakan bahan-bahan perusak seperti merkuri di dalam
thermometer, zat asam, zat basa atau alkari, wer cell batteries serta photo developers.
* Golongan 9 (Miscellaneous), klasifikasi ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari loh.
seperti magnet, dry ice, baterai lithium, telepon selular, laptop, kamera serta barang-barang
elektronik lainnya.
4. KARANTINA HEWAN – PERSYARATAN IMPOR

1. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di
negara asal dan negara transit.

2. Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) bagi media yang tergolong benda lain, yang diterbitkan
oleh perusahaan produsen/tempat pengolahan di negara asal.

3. Surat Angkut Satwa (CITES) bagi media tergolong hewan liar, yang diterbitkan oleh pejabat
berwenang (CITES Authority) di negara asal.

4. Persetujuan Impor (PI) untuk produk hewan yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan RI.

5. Surat Rekomendasi Pemasukan (SRP) dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian RI.

6. Sertifikat Halal dari Otoritas Lembaga Muslim dari negara Asal yang diakui oleh MUI.

7. Memiliki Instalasi Karantina jika pelaksanaan tidak dapat dilakukan di Instalasi Karantina Pemerintah,
yang ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina a/n Menteri Pertanian.

8. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina.

PERSYARATAN EKSPOR

1. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan oleh Dokter Hewan Karantina ditempat pengeluaran.

2. Surat Rekomendasi Pengeluaran (SRP) bagi Media Pembawa yang tergolong Hewan Ternak yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

3. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Luar Negeri (SATSLN/CITES) bagi media pembawa yang tergolong
Hewan Liar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam,
Kementerian Kehutanan.
4. Memenuhi persyaratan lainnya (Import Permit) yang ditetapkan/diminta oleh negara
tujuan/pengimpor.

5. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina dipelabuhan/tempat pengeluaran untuk


keperluan tindak karantina.

PERSYARATAN ANTAR AREA (DOMESTIK MASUK)

1. Dilengkapi Serifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh Dokter Hewan Karantina dari
tempat pengeluaran.

2. Surat Rekomendasi Teknis Pemasukan bagi Media Pembawa yang tergolong hewan ternak dan
produk hewan, yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

3. Surat Izin Pemasukan Hewan/Produk Hewan yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu.

4. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATSDN) bagi media pembawa yang tergolong
hewan liar yang diterbitkan oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA).

5. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pemasukan untuk keperluan tindakan
karantina.

PERSYARATAN ANTAR AREA (DOMESTIK KELUAR)

1. Dilengkapi Serifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh Dokter Hewan Karantina
ditempat pengeluaran.

2. Surat Rekomendasi Teknis Pengeluaran bagi Media Pembawa yang tergolong hewan ternak dan
produk hewan, yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

3. Surat Keterangan Kesehatan Asal Hewan (SKKH)/ Surat Keterangan Sanitasi Produk Hewan yang
diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan atau Dinas yang menangani Kesehatan Hewan
Kabupaten/Kota.

4. Surat Izin Pengeluaran Hewan/Produk Hewan yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu.

5. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATSDN) bagi media pembawa yang tergolong
hewan liar yang diterbitkan oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA).

6. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pengeluaran untuk keperluan tindakan
karantina.

PROSEDUR LALU LINTAS MEDIA PEMBAWA (HEWAN/PRODUK HEWAN)


1. Pemilik/Kuasanya melaporkan rencana realisasi pemasukan/pengeluaran Hewan kepada Petugas
Karantina Hewan di Pelabuhan Udara/Laut dengan mengajukan Permohonan Pemeriksaan Karantina
(PPK/PPK Online) paling lambat 2 (dua) hari sebelum pemasukan atau pengeluaran, serta membawa
kelengkapan persyaratan yang ditetapkan untuk impor/ekspor/antar area (domestik masuk/keluar).
Khusus bagi Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan benda lain disampaikan
paling singkat 1 (satu) hari sebelum pemasukan atau pengeluaran, sedangkan bagi media pembawa dan
benda lain yang dibawa oleh penumpang (tentengan), jangka waktu penyampaian laporannya dapat
dilakukan pada saat pemasukan/kedatangan.

2. Hewan dan produk hewan yang akan dilalulintaskan diserahkan kepada petugas karantina untuk
keperluan tindakan karantina sesuai dengan peraturan perundangan karantina yang berlaku.

KARANTINA MANUSIA

Menurut SE Satgas No. 7/2022, PPLN yang dapat menjalani karantina selama tiga hari adalah mereka
yang sudah menerima Vaksinasi Covid-19 Booster (dosis ketiga). Bagi WNA/WNI yang sudah menerima
vaksin dosis kedua, maka karantina dilakukan selama lima hari, sedangkan jika baru menerima vaksin
dosis pertama maka karantinanya selama tujuh hari. Sementara itu, WNI yang belum mendapatkan
vaksin di luar negeri akan divaksinasi di tempat karantina. Adapun bagi WNA yang belum vaksinasi dosis
lengkap, dapat divaksinasi di tempat karantina jika memenuhi syarat, antara lain WNA berusia 12-17
tahun, pemegang izin tinggal diplomatik/izin tinggal dinas, dan pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin
Tinggal Tetap.

Penyesuaian juga diterapkan pada pintu masuk PPLN ke Indonesia, yang terdiri dari Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI) udara, laut serta Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

5. Pelayanan yang di handle keimigrasian selain passport yaitu :

1. Pengaturan tentang berbagai hal mengenai lalu lintas orang keluar, masuk dan tinggal dari dan
ke dalam wilayah negara Republik Indonesia.
2. Pengaturan tentang berbagai hal mengenai pengawasan orang asing di wilayah Repubik
Indonesia.
3. Pemeriksaan dokumen perjalanan, baik negara yang ditinggalkan, negara yang dikunjungi,
maupun negara yang dilalui.

Dokumen perjalanan mencakup :

o Passport
o Visa
o Exit permit
o Re-entry permit
o Surat keterangan fiskal
o Sertifikat kesehatan
o Asuransi perjalanan

Anda mungkin juga menyukai