Anda di halaman 1dari 27

BAB 3

LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN

Tujuan Pembelajaran
1. Memiliki pemahaman tentang konsolidasi pada proses akuisisi
2. Memiliki kemampuan untuk membuat kertas kerja konsolidasian
3. Memiliki pemahaman terkait penyajian dan pengungkapan atas transaksi
A. Kombinasi bisnis melalui perolehan saham

PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau


peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau
lebih bisnis. Sedangkan IFRS 3 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai
bergabungnya dua atau lebih entitas/perusahaan menjadi satu entitas pelaporan.
Menurut Lampiran B PP05 PSAK 22, suatu kombinasi bisnis dirancang salah satunya
dengan cara satu atau lebih bisnis menjadi entitas anak dari pihak pengakuisisi.
Dalam aktivitas investasi, suatu perusahaan dapat melakukan pembelian saham
yang dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai perusahaan lain. Aktivitas
investasi tersebut menyebabkan adanya pengendalian investor terhadap investee dan
memunculkan istilah entitas induk (parent) dan entitas anak (subsidiary). Hubungan
antara investor dan investee tersebut sering diistilahkan hubungan induk – anak
perusahaan (parent – subsidiary). Pembelian saham berhak suara di atas 50%
dianggap dapat mengontrol, menguasai perusahaan melalui voting. PSAK 65
mensyaratakan entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas untuk
menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, menyatakan bahwa
investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Lebih
lanjut dinyatakan bahwa investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor
memiliki seluruh hal berikut ini:
a. kekuasaan atas investee (par 10-14)
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee
(par 15-16); dan
c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi jumlah imbal hasil investor (par 17 dan 18).
Sebagai contoh, investor A mempunyai kepemilikan 80% saham PT XYZ dan B
merupakan pemegang obligasi yang diterbitkan oleh PT XYZ. Sebagai pemegang
saham, A akan mendapatkan dividen dan sebagai pemegang saham mayoritas, A
dapat menentukan berapa besaran dividen yang akan dibagikan PT XYZ kepada
shareholdersnya. Hal ini tidak berlaku untuk B yang merupakan bondholders PT
XYZ. Sebagai pemegang obligasi, B diberikan imbal hasil berupa bunga obligasi
(bersifat tetap) namun B tidak memiliki hak suara atas kebijakan PT XYZ. Dengan
demikian B tidak memiliki kendali atas PT XYZ. Sementara itu, meskipun A tidak
mendapatkan penghasilan tetap (besaran dividen tidak pasti tergantung keputusan
RUPS), namun A dapat mempengaruhi besaran dividen yang akan dibagikan
kepada shareholders.

1. Entitas pelaporan

Bila investasi saham menimbulkan hubungan induk - anak, maka masing-


masing perusahaan berlangsung sebagai perusahaan yang terpisah dan menyusun
laporan keuangan masing-masing. Sedangkan entitas yang
mengendalikan/menguasai entitas-entitas yang lainnya (induk) diharuskan untuk
menyusun laporan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok
usaha yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas
entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
Tujuan dari penyusunan laporan konsolidasian adalah untuk menyediakan
laporan keuangan yang bermanfaat dan relevan bagi para pengguna. Meskipun
secara hukum entitas-entitas tersebut berdiri sendiri, tetapi secara substansi mereka
adalah entitas ekonomi tunggal, satu kesatuan usaha. Oleh karena itu, laporan
keuangannya harus dikonsolidasikan.
Dengan demikian dapat dikatakan konsolidasi adalah proses mempersiapkan
dan menyajikan laporan keuangan dari induk dan anak perusahaan dimana kedua
perusahaan tersebut seolah-olah adalah satu entitas usaha.
PSAK No. 4 (2015) Laporan Keuangan Tersendiri par 10 menyatakan, bahwa
jika entitas induk menyusun laporan keuangan sendiri sebagai informasi tambahan,
maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada anak, pengendalian bersama
entitas, dan entitas asosiasi pada:
a. Biaya perolehan (cost)
b. Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (sebagai
sebagai trading atau available for sale securities)

Dalam pembahasan penyusunan laporan konsolidasi digunakan asumsi induk


perusahaan menyajikan laporan keuangan sendiri sebagai informasi tambahan. Oleh
karena itu dalam mencatat investasinya pada anak perusahaan, induk perusahaan
dianggap menggunakan metode cost atau metode sesuai PSAK 55 dengan tekanan
lebih kepada metode cost. Meskipun demikian, untuk mengantisipasi digunakannya
kembali metode ekuitas, proses penyusunan dengan asumsi induk menggunakan
metode ekuitas untuk investasinya, tetap digunakan.
Dalam laporan keuangan (neraca) induk perusahaan akan menggunakan akun
“Investment in Subsidiary”, dan masuk ke dalam kelompok Non current asset

2. Prosedur konsolidasi

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungan


laporan keuangan entitas induk dan entitas anak satu persatu dengan menjumlahkan
pos-pos sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban.
Laporan keuangan konsolidasian bertujuan untuk dapat menyajikan informasi
keuangan dari kelompok usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal. Agar tujuan
tersebut dapat dicapai, PSAK 65 memberikan prosedur dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian, sebagai berikut:
a. menggabungkan item sejenis seperti aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban,
dan arus kas dari entitas induk dengan entitas anaknya;
b. menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap
entitas anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK
22: Kombinasi Bisnis menjelaskan bagaimana menghitung setiap goodwill
terkait);
c. mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban,
dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas
dalam kelompok usaha (laba atau rugi yang timbul dari transaksi intra
kelompok usaha yang diakui dalam aset, seperti persediaan dan aset tetap,
dieliminasi seluruhnya). Kerugian intra kelompok usaha mengindikasikan
adanya penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan
keuangan konsolidasian.
d. Mengidentifikasi kepentingan non pengendali dan bagian kepemilikan entitas
induk atas asset neto entitas anak yang dikonsolidasikan.
Kepentingan non pengendali atas aset neto terdiri dari:
- Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi awal yang dihitung
sesuai PSAK 22
- Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal
kombinasi bisnis tersebut

3. Jurnal Eliminasi dan Penyesuaian (Elimination and Adjustmet)


Untuk memudahkan proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi,
digunakan jurnal eliminasi untuk menyesuaikan saldo pada setiap akun yang terdapat
pada setiap entitas yang akan dikonsolidasikan sehingga mencerminkan saldo yang
seharusnya ketika seluruh entitas yang dikonsolidasikan dianggap sebagai entitas
tunggal. Jurnal eliminasi hanya dilakukan pada saat proses penyiapan laporan
konsolidasi sehingga tidak mempengaruhi pencatatan yang dilakukan pada masing-
masing entitas secara terpisah serta tidak dibawwa ke periode-periode berikutnya.
Secara ringkas prosedur eliminasi dan penyesuaian dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
a. Investasi
 Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
 Akun kepentingan non pengendali akan muncul jika kepemilikan pada entitas
anak tidak 100%
 Perhitungan perbedaan nilai wajar dan nilai buku dalam konsolidasi (nilai
wajar yang dikonsolidasi)
 Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
b. Akun
 Akun resiprokal (transaksi yang timbul antara anak dan induk) harus
dieliminasi, contoh: utang – piutang
c. Transaksi
 Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi
anak dan induk harus dieliminasi (jual beli persediaan, aset tetap, obligasi)
 Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang
diakui dalam aset: persediaan, aset tetap, dan obligasi harus dieliminasi.
 Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan mempengaruhi
bagian laba induk.
 Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan mempengaruhi
bagian laba /kepentingan non pengendali, karena laba ada di anak
perusahaan.

3. Contoh penyusunan laporan konsolidasian


1) PT Palapa membeli 100% saham PT Samudera, perusahaan yang baru berdiri.
Aset neto PT Samudera adalah sebesar Rp120.000.000 dan PT Palapa
membayar Rp120.000.000 untuk memperoleh aset neto tsb.
Neraca PT Palapa dan PT Samudera pada saat pembelian saham tersebut
tampak sebagai berikut:
PT Palapa PT Samudera
Assets:
Current Assets Rp140.000.000 Rp20.000.000
Non current assets:
Plant, property and Equipment 640.000.000 125.000.000
Investment in S 120.000.000 -
Total Assets Rp900.000.000 Rp145.000.000
Liablities & Stockholders’equity:
Current Liabilities Rp100.000.000 Rp25.000.000
Equity:
Common Stock par $1 200.000.000 80.000.000
Additional paid-in capital 250.000.000 40.000.000
Retained Earnings 350.000.000 -
Total Liablities & Stockholders’equity Rp900.000.00 Rp145.000.000

Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian,


dibuat suatu kertas kerja. Di dalam kertas kerja tersebut kita membuat jurnal
eliminasi untuk menghilangkan akun-akun yang resiprokal. Jurnal ini tidak
dibukukan ke dalam pembukuan PT Palapa dan PT Samudera, dan hanya ada
di dalam kertas kerja (worksheet)
Jurnal eliminasi, laporan keuangan PT Palapa dan PT Samudera, serta
kertas kerja untuk penyusunanan laporan keuangan konsolidasian sesaat
setelah akuisisi tampak sbb (dalam jutaan Rp):
PT PT Adjustment & Consolidated
Palapa Samudera Eliminations Balance Sheet
Debit Credit
Assets:
Current Assets 140 20 160
Non current assets:
Plant, property and 640 125 765
Equipment
Investment in S 120 - 120
Total Assets 900 145 925
Liablities &
Stockholders’equity:
Current Liabilities 100 25 125
Equity:
Capital Stock par $1 200 80 80 200
Additional paid-in 250 40 40 250
capital
Retained Earnings 350 - 350
Tota Liablities & 900 145 925
Stockholders’equity

Common Stock – S Rp80.000.000


Additional paid-in capital – S Rp40.000.000
Investment in S Rp120.000.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S

2) Pada tanggal 1 Januari 2016 PT Papandayan membeli 100% saham PT


Semeru senilai Rp200.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Semeru
terdiri dari Capital Stock Rp30.000.000; Additional paid-in capital
Rp90.000.000; dan Retained Earnings Rp80.000.000. Untuk tahun 2016 PT
Semeru melaporkan net income Rp60.000.000 dan tidak membayar dividen.
Atas transaksi tersebut, kertas kerja untuk penyusunan laporan konsolidasian
tahun 2016, tampak sbb (dalam jutaan rupiah):
PT PT Adjustment & Consolidated
Papandayan Semeru Eliminations ($) Balance
Debit Credit Sheet
Assets:
Current Assets 175 90 265
Non current assets:
Plant, property and 680 245 925
Equipment
Investment in S 200 - 200
Total Assets 1,055 335 1,190
Liablities &
Stockholders’equity:
Current Liabilities 155 75 230
Equity:
Capital Stock par $1 150 30 30 150
Additional paid-in 280 90 90 280
capital
Retained Earnings 470 140 80 530
Tota Liablities & 1,055 335 1,190
Stockholders’equity

Atas transaksi tersebut, jurnal eliminasi yang dibuat adalah:


Capital Stock – PT Semeru Rp30.000.000
Additional paid-in capital – PT Semeru Rp90.000.000
Retained Earnings –beginning – PT Semeru Rp80.000.000
Investment in PT Semeru Rp200.000.000
untuk mengeliminasi akun Investment in PT Semeru dan stockholders’ equity PT
Semeru

4. Kepentingan pihak non-pengendali

Bila suatu induk perusahaan membeli anak perusahaan tidak 100%,


misalnya 90%, maka yang 10% nya disebut/dinamakan noncontrolling interest
(kepentingan non pengendali), sedangkan induknya disebut kepentingan
pengendali (controlling interest).

5. Goodwill

Bila suatu induk perusahaan membeli saham anak perusahaan dengan


harga di atas fair value net asset teridentifikasi yang diperolehnya, maka akan
terdapat goodwill. Mengapa induk perusahaan mau membeli saham anak
perusahaan dengan harga yang lebih tinggi daripada fair value saham yang
diperolehnya? Karena investor melihat berbagai kelebihan dari sinerginya
dengan anak perusahaan dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak bisa
diidentifikasikan, sehingga dikelompokkan dalam satu akun bernama goodwill.
Investor akan mencatat goodwill sebagai aset di dalam neracanya.

6. Cara menentukan goodwill


Terdapat dua cara yang diperkenankan untuk menentukan goodwill.
Cara yang pertama adalah dengan mengurangkan cost/harga perolehan dari
% kepemilikan atas nilai wajar anak perusahaan. Dengan cara seperti ini, maka
goodwill yang diperoleh adalah goodwill induk perusahaan saja. Sedangkan
cara kedua adalah mengurangkan cost/harga perolehan dari (nilai wajar aset
neto - nilai wajar saham yang dimiliki kepentingan non pengendali). Dengan
cara yang kedua akan diperoleh goodwill untuk perusahaan sebagai satu
kesatuan, yaitu goodwill induk dan anak. Dalam keseluruhan pembahasan
berikutnya, akan digunakan penentuan goodwill dengan cara ke-2
Contoh:
Awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp87.000.000 untuk membeli
80% saham PT Siwi. Pada saat itu stockholders’ equity PT Siwi terdiri dari
Capital Stock Rp60.000.000 (6,000 lembar saham) dan Retained Earnings
Rp30.000.000; nilai tercatat net asset sama dengan nilai wajarnya. Dari
transaksi ini jika digunakan penghitungan goodwill dengan cara pertama akan
didapat goodwill sbb:
Cost/harga perolehan Rp87.000.000
% kepemilikan 80% x (Rp60.000.000 + Rp30.000.000) Rp72.000.000
Goodwill Rp15.000.000
Dengan cara ke-dua akan diperoleh goodwill sebesar:
Cost/harga perolehan Rp87.000.000
BV=FV Rp90.000.000
Total nilai perusahaan = 100/80 x 87.000.000 = 108.750.000
Bagian kepentingan non pengendali 20% x 108.750.000 = Rp21.750.000
Bagian kepentingan pengendali Rp68.250.000
Goodwill Rp18.750.000

Total nilai perusahaan = 100/80 x 87.000.000 = Rp108.750.000


Capital Stock Rp60.000.000 dan
Retained Earnings Rp30.000.000 = Rp90.000.000
Rp18.750.000

Dari total goodwill Rp18.750.000 tersebut 80%nya yaitu Rp15.000.000


adalah goodwill untuk induk perusahaan, sama dengan perhitungan goodwill
cara yang pertama, sisanya Rp3.750.000 adalah goodwill untuk kepentingan
non pengendali. Goodwill sebesar Rp18.750.000 bisa juga dicari dengan
mengurangkan total nilai wajar perusahaan dari nilai wajar asset neto
(Rp108.750.000 – Rp90.000.000 ) = Rp18.750.000.
Bila dalam soal di atas diketahui nilai pasar saham kepentingan non
pengendali Rp20.000/lembar, maka goodwill dihitung sbb:
Cost/harga perolehan Rp87.000.000
Bagian kepentingan non pengendali Rp20.000 x 1,200 lembar Rp24.000.000
Total nilai perusahaan Rp111.000.000
Nilai buku = nilai wajar aset neto Rp90.000.000
Goodwill Rp21.000.000

7. Contoh penyusunan laporan konsolidasi setelah tahun kombinasi bisnis

Pada awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp87.000.000 untuk membeli


80% saham PT Siwi. Pada saat itu stockholders’ equity PT Siwi terdiri dari
Capital Stock Rp60.000.000 dan Retained Earnings Rp30.000.000; nilai
tercatat net asset sama dengan nilai wajarnya. Nilai pasar kepentingan non
pengendali tidak diketahui. Dari transaksi ini terdapat goodwill sebesar (100/80
x 87.000.000) – 90.000.000 = Rp18.750.000)}. Tahun 2016, PT Siwi
melaporkan net income Rp25.000.000 dan membayar dividen Rp15.000.000.
Kertas kerja konsolidasi dan jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember
2016 adalah sbb (dalam ribuan rupiah):
PT PT Siwi Adjustment & Consoldt
Pandu Eliminations Statmnts
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Dividend Income 12,000 a 12,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000)
Net Income 62,000 25,000
Non controlling interest c 5,000 (5,000)
exp
Consolidated Net 70,000
Income
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 62,000 25,000 70,000
Deduct: dividend 30,000 15,000 a 12,000 30,000
c 3,000
Retained Earnings Dec 37,000 40,000 45,000
31
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Other Current Assets 90,000 50,000 140,000
Investment in S 87,000 b 87,000
Plant, property and 300,000 100,000 400,000
Equipment
Accumulated 50,000 30,000 80,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 467,000 528,750
Liabilities 80,000 30,000 110,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 37,000 40,000 45,000
31
467,000 130,000
NCI 1 Jan b 21,750
NCI 31 Dec c 2,000 23,750
Total Liabilities & 528,750
Equity

Atas transaksi tersebut, jurnal eliminasi yang diperlukan adalah sebagai


berikut:
a. Dividend Income Rp12.000.00
Dividend-S Rp12.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
Dari sudut pandang konsolidasi, tidak ada pendapatan yang berasal dari anak
perusahaan dan tidak ada pembagian dividend kepada induk, sehingga akun-
akun tersebut harus dieliminasi

b. Capital Stock – S Rp60.000.000


Retained Earnings S – beginning Rp30.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Investment in S Rp87.000.000
Non controlling interest beginning Rp21.750.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S dan
memunculkan goodwill serta NCI

c. Non controlling interest expense Rp5.000.000


Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp2.000.000

untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi


dividend S dan menambahkan bagian laba tersebut ke ekuitas kepentingan non
pengendali
Bila perusahaan mencatat investasinya menggunakan metode ekuitas,
maka kertas kerja konsolidasi akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan
rupiah):
PT PT Adjustment & Consoldt
Pandu Siwi Eliminations Statmnts
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Income from Investment 20,000 a 20,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000)
Net Income 70,000 25,000
Non controlling interest exp c 5,000 (5,000)
Consolidated Net Income 70,000
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 62,000 25,000 70,000
Deduct: dividend 30,000 15,000 a 12,000 30,000
c 3,000
Retained Earnings Dec 31 37,000 40,000 45,000
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Other Current Assets 90,000 50,000 140,000
Investment in S 95,000 a 8,000
b 87,000

Plant, property and 300,000 100,00 400,000


Equipment 0
Accumulated Depreciation 50,000 30,000 80,000
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 475,000 528,750
Liabilities 80,000 30,000 110,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 31 45,000 40,000 45,000
475,000 130,00
0
NCI 1 Jan b 21,750
NCI 31 Dec c 2,000 23,750
528,750

Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:


Income from S Rp20.000.000
Dividend Rp12.000.000
Investment in S Rp8.000.000

Jurnal-jurnal eliminasi yang lainnya sama


Tahun 2017, PT Siwi melaporkan net income Rp30.000.000 dan
membayar dividen Rp15.000.000. PT Siwi meminjam uang kepada PT Pandu
sebesar Rp10.000.000 dan menyerahkan wesel bayar.

Kertas kerja konsolidasi yang dibuat PT Pandu adalah sebagai berikut (dalam
ribuan rupiah):
PT PT Siwi Adjustment & Consolidt
Pandu Eliminations Statement
Dr Cr
Income Statement:
Sales 300,000 75,000 375,000
Dividend Income 12,000 b 12,000
Expenses 244,000 45,000 (289,000)
Net Income 68,000 30,000
Non controlling
interest expense d 6,000 (6,000)
Consolidated Net 80,000
Income
Retained Earnings 37,000 40,000 c 40,000 a 8,000 45,000
Beginning
Add: net income 68,000 30,000 80,000
Deduct: dividend 45,000 15,000 b 12,000 45,000
d 3,000
Retained Earnings 60,000 55,000 80,000
Dec 31
Balance Sheet
Cash 46,000 20,000 66,000
Note Receivable – S 10,000 e 10,000
Other Current Assets 97,000 70,000 167,000
Investment in S 87,000 a 8,000 c 95,000
Plant, property and 300,000 100,000 400,000
Equipment
Accumulated 60,000 40,000 100,000
Depreciation
Goodwill c 18,750 18,750
Total Assets 480,000 551,750
Note Payable – P 10,000 e 10,000
Liabilities 70,000 25,000 95,000
Capital Stock 350,000 60,000 c 60,000 350,000
Retained Earnings 60,000 55,000 80,000
Dec 31
NCI 1 Jan c 23,750
NCI 31 Dec d 3,000 26,750
Liab & Stockh’equity 467,000 150,000 551,750

Jurnal eliminasi yang diperlukan atas transaksi tersebut adalah sebagai


berikut:
a. Investment in S Rp8.000.000
Retained Earning P beginning Rp8.000.000
[(Untuk mencatat kenaikan investment in PT Siwi dan Retained Earning yang
tahun sebelumnya kurang dibukukan (25.000.000 – 15.000.000) x 80%]

Untuk tahun 2016, Ekuitas PT Siwi sudah naik Rp10.000.000; asalnya


Rp90.000.000 menjadi Rp100.000.000 karena adanya net income dan
pembayaran dividend. PT Pandu tidak mencatat apapun untuk pelaporan net
income PT Siwi karena PT Pandu menggunakan metode cost. Oleh karena itu,
untuk kepentingan penyusunan laporan konsolidasi, agar akun Investment in
PT Siwi mengikuti kenaikan ekuitas PT Siwi, maka Investment in PT Siwi harus
disesuaikan dengan cara mendebetnya sebesar 80% X Rp10.000.000
(kenaikan ekuitas PT Siwi)

b. Dividend Income Rp12.000.000


Dividend-S Rp12.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
c. Capital Stock – S Rp60.000.000
Retained Earnings S - beginning Rp40.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Investment in S Rp95.000.000
Non controlling interest beginning Rp23.750.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S dan
memunculkan goodwill

d. Non controlling interest expense Rp6.000.000


Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp3.000.000
untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi
dividend S dan menambahkan bagian laba tersebut ke ekuitas kepentingan non
pengendali

e. Notes Payable – P Rp10.000.000


Notes Receivable – S Rp10.000.000
untuk mengeliminasi hutang-piutang antar perusahaan

Bila perusahaan menggunakan metode ekuitas, kertas kerja laporan


konsolidasi akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT PT Siwi Adjustment & Consolidt
Pandu Eliminations Statement
Dr Cr
Income Statement:
Sales 300,000 75,000 375,000
Income from S 24,000 a 24,000
Expenses 244,000 45,000 (289,000)
Net Income 80,000 30,000
Non controlling interest
expense c 6,000 (6,000)
Consolidated Net Income 80,000
Retained Earnings 45,000 40,000 b 40,000 45,000
Beginning
Add: net income 80,000 30,000 80,000
Deduct: dividend 45,000 15,000 a12,000 45,000
c 3,000
Retained Earnings Dec 31 80,000 55,000 80,000
Balance Sheet
Cash 46,000 20,000 66,000
Note Receivable – S 10,000 d 10,000
Other Current Assets 97,000 70,000 167,000
Investment in S 107,000 a 12,000
b 95,000
Plant, property and 300,000 100,000 400,000
Equipment
Accumulated Depreciation 60,000 40,000 100,000
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 500,000 551,750
Note Payable – P 10,000 d 10,000
Liabilities 70,000 25,000 95,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 31 80,000 55,000 80,000
NCI 1 Jan b 23,750
NCI 31 Dec c 3,000 26,750
Liab & Stockh’equity 500,000 150,000 551,750

Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:


a. Income from S Rp24.000.000
Dividend Rp12.000.000
Investment in S Rp12.000.000

b. Capital Stock – S Rp60.000.000


Retained Earnings S - beginning Rp40.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Investment in S Rp95.000.000
Non controlling interest beginning Rp23.750.000

c. Non controlling interest expense Rp6.000.000


Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp3.000.000

d. Notes Payable – P Rp10.000.000


Notes Receivable – S Rp10.000.000

Tidak ada jurnal untuk menyesuaikan nilai investasi dan Ret Earnings PT Pandu.

8. Urutan pembuatan jurnal eliminasi


Seiring dengan bertambahnya kompleksitas penyusunan laporan
keuangan konsolidasian, ada baiknya pembuatan jurnal eliminasi diurutkan
sbb:
1) Jurnal penyesuaian untuk kesalahan atau pos-pos yang belum dibukukan
oleh masing-masing perusahaan
2) Jurnal untuk mengeliminasi transaksi antar perusahaan yang melibatkan
profit
3) Jurnal untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
4) Jurnal untuk memunculkan NCI expense
5) Jurnal untuk mengeliminasi akun resiprokal “Investment in S” dengan akun
ekuitas S
6) Jurnal untuk alokasi dan amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat asset
neto yang diperoleh
7) Jurnal untuk mengeliminasi akun resiprokal lainnya (hutang-piutang,
interest expense dan interest income)

9. Alokasi kelebihan cost/harga perolehan atas nilai tercatat net asset yang
diperoleh
Dalam transaksi akuisisi suatu perusahaan, perusahaan pengakuisisi
akan melakukan uji kelayakan atas bisnis yang diakuisisi. Uji kelayakan
tersebut digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses penilaian kelayakan bisnis. Faktor-faktor tersebut di antaranya: prospek
bisnis perusahaan yang diakuisisi dalam menciptakan tambahan penghasilan
bagi perusahaan pengakuisisi, kondisi industri secara umum, nilai strategis
bisnis, kualitas manajemen, dan nilai wajar dari asset dan liabilitas yang
dilaporkan oleh perusahaan akuisisi. Hasil uji kelayakan tersebut yang akan
menentukan nilai perusahaan yang diakuisisi, apakah memiliki nilai yang lebih
tinggi atau lebih rendah dari nilai bukunya.
Dalam hal perusahaan pengakuisisi membayar harga perolehan lebih
dari nilai tercatat value asset neto, atas selisih tersebut selanjutnya akan
dieliminasi terhadap akun perantara yang disebut differensial. Berdasarkan
PSAK 22 (2010), diferensial harus dialokasikan pada asset teridentifikasi yang
diperoleh dan/atau liabilitas yang diambil alih yang dianggap menyebabkan
nilai wajar dari entitas anak yang dikonsolidasikan melebihi nilai bukunya atau
dialokasikan sebagai goodwill. Ilustrasi penentuan diferensial dalam aktivitas
akuisisi sebuah entitas usaha dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Ilustrasi diferensial pada akuisisi sebuah entitas

Nilai Investasi

Goodwill

Differential Nilai Wajar Aset Bersih


Selisih nilai wajar dan nilai
buku asset teridentifikasi
dan liabilitas yang diambil
Nilai Buku Aset Bersih alih

Contoh:
PT Permata membeli 90% saham PT Saphire pada akhir Desember
2016 senilai Rp360.000.000 secara tunai. Stockholders’ equity PT Saphire
pada saat itu terdiri dari Capital Stock Rp200.000.000 dan Retained Earnings
Rp50.000.000. Beberapa akun aset PT Saphire pada saat itu menunjukkan
angka sebagai berikut:

Fair Value Book Value Undervaluation


(overvaluation)
Inventories (terjual di 60.000.000 50.000.000 10.000.000
tahun 2017)
Land 60.000.000 30.000.000 30.000.000
Buildings (masa 180.000.000 100.000.000 80.000.000
manfaat 25 tahun)
Equipment (masa 70.000.000 90.000.000 (20.000.000)
manfaat 5 tahun)
100.000.000

Fair value perusahaan 100/90 x 360.000.000 = Rp400.000.000


Fair value net asset yang tercatat/teridentifikasi
200.000.000+ 50.000.000 + 100.000.000 = Rp350.000.000
Goodwill keseluruhan Rp50.000.000

Fair value perusahaan 100/90 x 360.000.000 = Rp400.000.000


Nilai tercatat asset neto 250.000.000
Selisih nilai wajar perusahaan atas nilai tercatat asset neto Rp150.000.000

Selisih dialokasikan ke berbagai akun seperti terlihat di atas 100.000.000


Goodwill 50.000.000
150.000.000
Alokasi selisih cost atas nilai tercatat yang akan dibukukan PT Permata dapat
dihitung sebagai berikut:
Cost/harga perolehan P 360.000.000
Nilai tercatat net asset yang diperoleh P90% x 250.000.000 = 225.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat net asset 135.000.000
Selisih dialokasikan ke berbagai akun
90% x 100.000.000 = 90.000.000
Goodwill P 90% x 50.000.000 = 45.000.000 135.000.000
0
Bila segera setelah penggabungan usaha, PT Permata menyusun
laporan konsolidasian, maka kertas kerja akan tampak seperti berikut (dalam
jutaan rupiah):
PT 90% PT Adjustment & Conslidt
Permata Saphire Eliminations Statements
Dr Cr
Cash 25 5 30
Receivables - net 90 25 115
Inventories 80 50 b 10 140
Land 60 30 b 30 120
Buildings – net 200 100 b 80 380
Equipment – net 135 90 b 20 205
Investment in S 360 a 360
Goodwill b 50 50
Unamortized excess a150 b 150
950 300 1,040
Accounts Payable 130 50 180
Capital Stock 700 200 a 700
200
Ret. Earnings Dec 31 120 50 a 120
50
950 300
NCI 31 Dec a 40 40
1,040

Sedangkan jurnal eliminasi yang dibuat untuk menyusun laporan konsolidasian


adalah:
a. Capital stock Rp200.000.000
Retained Earnings Dec 31 Rp50.000.000
Unamortized excess Rp150.000.000
Investment in S Rp360.000.000
Non Controlling Interest Rp40.000.000
untuk mengeliminasi akun resiprokal Investment in S dan stockholders’ equity
S dan memunculkan unamortized excess serta Non Controlling interest awal
tahun
b. Inventories Rp10.000.000
Land Rp30.000.000
Buildings – net Rp80.000.000
Goodwill Rp50.000.000
Equipment – net Rp20.000.000
Unamortized excess Rp150.000.000
untuk mengalokasikan unamortized excess ke berbagai akun dan ke goodwill
Pada tahun 2017, PT Saphire memperoleh net income Rp60.000.000
dan membayar dividend Rp20.000.000; PT Sapphire juga meminjam uang
kepada PT Permata sebesar Rp20.000.000 dan akhir Desember PT Saphire
sudah mengirimkan cek untuk membayarnya, tetapi PT Permata belum
menerima cek tersebut.
Jurnal eliminasi yang dibuat untuk menyusun laporan konsolidasi 2017 adalah:
a. Cash Rp20.000.000
Notes Receivable Rp20.000.000
Untuk mencatat pembayaran utang dari S melalui cek yang belum diuangkan
oleh P karena ceknya belum diterima

b. Dividend income Rp18.000.000


Dividend S Rp18.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S

c. Non controlling interest expense Rp5.080.000


Dividend Rp2.000.000
Non controlling interest Rp3.080.000
untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi
dividend S dan menambahkan selisihnya ke ekuitas kepentingan non pengendali

Bagian laba kepentingan non pengendali diperoleh dari perhitungan sbb:


Bagian laba 10% x 60.000.000 =Rp6.000.000
Dikurangi
amortisasi excess-inventory 10% x 10.000.000 =Rp1.000.000
amortisasi excess-buildings 10% x 80.000.000 : 25=Rp320.000
ditambah
amortisasi excess-equipment 10% x 20.000.000 : 5=Rp400.000 Rp920.000
Rp5.080.000
d. Capital stock Rp200.000.000
Retained Earnings Dec 31 Rp50.000.000
Unamortized excess Rp150.000.000
Investment in S Rp360.000.000
Non Controlling Interest Rp40.000.000
untuk mengeliminasi akun resiprokal Investment in S dan stockholders’ equity
S dan memunculkan unamortized excess

e. Inventory Rp10.000.000
Land Rp30.000.000
Buildings – net Rp80.000.000
Goodwill Rp50.000.000
Equipment – net Rp20.000.000
Unamortized excess Rp150.000.000
untuk mengalokasikan unamortized excess ke berbagai akun dan ke goodwill

f. Cogs Rp10.000.000
Inventory Rp10.000.000

g. Operating expenses Rp3.200.000


Buildings – net Rp3.200.000

h. Equipment Rp4.000.000
Operating expenses Rp4.000.000

Sedangkan kertas kerjanya tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):


PT PT Adjustment & Consolidt
Permata Saphire Eliminations Statements
Dr Cr
Income Statement:
Sales 900.000 300.000 1.200.000
Dividend Income 18.000 b 18.000
Cost of goods sold 600.000 150.000 f 10.000 760.000
Operating Expenses 190.000 90.000 g 3.200 h 4.000 279.200
Net Income 128.000 60.000
Non controlling interest
expense c 5.080 5.080
Consolidated Net Income 155.720
Retained Earnings 120.000 50.000 d 50.000 120.000
Beginning
Add: net income 128.000 60.000 155.720
Deduct: dividend 100.000 20.000 b 18.000 100.000
c 2.000
Ret. Earnings Dec 31 148.000 90.000 175.720
Balance Sheet
Cash 13.000 15.000 a 20.000 48.000
Accounts Receivable - net 76.000 25.000 101.000
Note Receivable – S 20.000 a 20.000
Inventories 90.000 60.000 e 10.000 f 10.000 150.000
Land 60.000 30.000 e 30.000 120.000
Buildings – net 190.000 110.000 e 80.000 g 3.200 376.800
Equipment – net 150.000 120.000 h 4.000 e 20.000 254.000
Investment in S 360.000 d360.000
Goodwill e 50.000 50.000
Unamortized excess d150.000 e150.000
959.000 360.000 1.099.800
Accounts Payable 120.000 60.000 180.000
Capital Stock 700.000 200.000 d200.000 700.000
Ret. Earnings Dec 31 148.000 90.000 175.720
968.000 360.000
NCI 1 Jan d 40.000
NCI 31 Dec c 3.080 43.080
1.098.800

Bila perusahaan mencatat investasinya menggunakan metode ekuitas, maka


kertas kerja akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT PT Adjustment & Consolidt
Permata Saphire Eliminations Statements
Dr Cr
Income Statement:
Sales 900.000 300.000 1.200.000
Income from S 45.720 b 45.720
Cost of goods sold 600.000 150.000 f 10.000 760.000
Operating Expenses 190.000 90.000 g 3.200 h 4.000 279.200
Net Income 155.720 60.000
Non controlling interest
expense c 5.080 5.080
Consolidated Net Income 155.720
Retained Earnings 120.000 50.000 d 50.000 120.000
Beginning
Add: net income 155.720 60.000 155.720
Deduct: dividend 100.000 20.000 b 18.000 100.000
c 2.000
Ret. Earnings Dec 31 175.720 90.000 175.720
Balance Sheet
Cash 22.000 5.000 a 20.000 47.000
Accounts Receivable - net 76.000 25.000 101.000
Note Receivable – S 20.000 a 20.000
Inventories 90.000 60.000 e 10.000 f 10.000 150.000
Land 60.000 30.000 e 30.000 120.000
Buildings – net 190.000 110.000 e 80.000 g 3.200 376.800
Equipment – net 150.000 120.000 h 4.000 e 20.000 254.000
Investment in S 387.720 b 27.720
d360.000
Goodwill e 50.000 50.000
Unamortized excess d150.000 e150.000
995.720 350.000 1.098.800
Accounts Payable 120.000 60.000 180.000
Capital Stock 700.000 200.000 d200.000 700.000
Ret. Earnings Dec 31 175.720 90.000 175.720
995.720 350.000
NCI 1 Jan d 40.000
NCI 31 Dec c 3.080 43.080
1.098.800
RINGKASAN
1. PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih bisnis. Sedangkan IFRS 3 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai
bergabungnya dua atau lebih entitas/perusahaan menjadi satu entitas
pelaporan. Menurut IFRS kombinasi bisnis bisa terjadi dari pembelian ekuitas
perusahaan/entitas lain.
2. Bila terjadi pembelian saham yang dimaksudkan untuk mengendalikan atau
menguasai perusahaan lain, maka dalam situasi seperti ini terjadi hubungan
induk – anak perusahaan (parent – subsidiary). Pembelian saham berhak
suara di atas 50% dianggap dapat mengontrol, menguasai perusahaan melalui
voting.
3. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas
tersebut. Kendali juga dianggap ada, bila induk perusahaan memiliki kurang
dari atau 50% saham anak perusahaan tetapi memenuhi beberapa kondisi
tertentu.
4. Bila investasi saham menimbulkan hubungan induk- anak, maka masing-
masing perusahaan berlangsung sebagai perusahaan yang terpisah dan
menyusun laporan keuangan masing-masing. Sedangkan entitas yang
mengendalikan entitas-entitas yang lainnya harus menyusun laporan
konsolidasian. Meskipun secara hukum entitas-entitas tersebut berdiri sendiri,
tetapi secara substansi mereka adalah entitas ekonomi tunggal, satu kesatuan
usaha. Oleh karena itu, laporan keuangannya harus dikonsolidasikan.
5. Jika entitas induk menyusun laporan keuangan sendiri sebagai informasi
tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada anak,
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada:
a. Biaya perolehan (cost)
b. Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
(sbg sebagai trading atau available for sale securities)
6. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungan
laporan keuangan entitas induk dan entitas anak satu persatu dengan
menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan
beban.

LATIHAN
1. P Co. membeli 80% saham berhak suara S Inc. senilai Rp2.500.000.000 pada 1
Januari 2016. Ekuitas S pada saat itu terdiri dari:
Capital stock, par Rp10.000 Rp1.000.000.000
Additional Paid-in capital 600.000.000
Retained Earnings 800.000.000
Total stockholders’equity Rp2.400.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat asset neto dialokasikan 10% ke inventory yang
under value dan terjual di tahun 2016, 40% ke asset tetap yang juga undervalue
dengan masa manfaat 8 tahun, dan sisanya ke goodwill.
Neraca saldo komparatif untuk kedua perusahaan pada 31 Desember 2016
tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
P S
Other assets-net 3.850.000 2.600.000
Investment in S 2.500.000
Expenses (including cost of 3.180.000 600.000
goods sold)
Dividends 500.000 200.000
Total debits 10.030.000 3.400.000
Capital stock $10 par 3.000.000 1.000.000
Additional paid-in capital 850.000 600.000
Retained Earnings 2.020.000 800.000
Sales 4.000.000 1.000.000
Dividend income 160.000
Total credits 10.030.000 3.400.000

Berdasarkan informasi di atas, Saudara diminta untuk menentukan angka yang


akan muncul di dalam laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2016
untuk akun-akun:
1) Goodwill (asumsi tidak ada penurunan nilai)
2) Bagian keuntungan kepentingan non pengendali
3) Consolidated net income
4) Consolidated retained earnings
5) Kepentingan non pengendali di neraca konsolidasi

2. P Inc. membeli 75% saham berhak suara S Co. tanggal 1 Januari 2016 senilai
Rp600.000.000 kas. Ekuitas S Co. saat itu terdiri dari Capital stock
Rp500.000.000 dan Retained earnings Rp100.000.000. Selisih antara cost dan
nilai tercatat asset neto dialokasikan 10% ke undervalued Inventory, 20% ke
undervalued Buildings, 30% undervalued Equipment, dan sisanya ke patent yang
tidak dicatat oleh S.
Inventory terjual di tahun 2016; masa manfaat equipment 5 tahun, sedangkan
building dan patent masing-masing 10 tahun.
Account Payable S per 31 Desember 2016 termasuk utang ke P sebesar
Rp10.000.000 yang jatuh tempo tanggal 15 Januari 2017. Laporan keuangan
terpisah P dan S per 31 Desember 2016 tampak sebagai berikut (dalam ribuan
rupiah):
P S
Combined Income and Retained
Earnings Statements for the year
ended Dec 31, 2017
Sales 800.000 700.000
Dividend income 37.500
Gain on sale of equipment 10.000
Cost of goods sold 300.000 400.000
Depreciation expense 155.000 60.000
Other expenses 160.000 140.000
Net income 232.500 100.000
Add: Retained earnings Jan 1,2010 397.500 100.000
Deduct: Dividend 200.000 50.000
Retained earnings Dec 31,2010 430.000 150.000
Balance Sheet at Dec 31, 2010
Cash 85.000 60.000
Accounts Receivable – net 100.000 70.000
Inventories 150.000 100.000
Other current asset 70.000 30.000
Land 50.000 100.000
Buildings – net 140.000 160.000
Equipment – net 570.000 330.000
Investment in S 600.000
Total assets 1.765.000 850.000
Accounts Payable 200.000 85.000
Other liabilities 135.000 115.000
Capital Stock 1.000.000 500.000
Retained Earnings Dec 31 430.000 150.000
Total liabilities & Equities 1.765.000 850.000

Diminta:
Buatlah kertas kerja laporan keuangan konsolidasian yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai