Laporan Keuangan
Konsolidasi
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Edisi IFRS
Golrida Karyawati
Pengertian Laporan Konsolidasi
Kombinasi Bisnis dalam PSAK 22 revisi 2010:
terjadi ketika suatu entitas memperoleh
pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis.
Entitas pengakuisisi: entitas yang memperoleh
pengendalian atas entitas yang diakuisisi dalam
transaksi kombinasi bisnis (entitas induk).
Entitas yang diakuisisi (entitas target): entitas
yang dikendalikan oleh entitas pengakuisisi dalam
kombinasi bisnis (entitas anak).
Pengertian Laporan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi: laporan keuangan
gabungan yang wajib disusun oleh entitas induk
atau pengendali tertinggi dalam satu kelompok
usaha (grup), berdasar PSAK 4 revisi 2009.
Laporan keuangan konsolidasi menggambarkan
aspek ekonomi entitas yang beroperasi secara
individu tetapi berada dalam satu pengendalian.
PSAK 4 revisi 2009 mengizinkan entitas induk
menyusun laporan tersendiri (laporan individu)
sebagai informasi tambahan dimana investasi pada
entitas anak dicatat berdasarkan biaya perolehan
(Cost Method) atau sesuai dengan PSAK 55. (PSAK 4
tahun 1994 – metode ekuitas)
Prinsip Substance Over Form
SAK mengacu pada prinsip substansi harus
mengungguli bentuk, yakni prinsip yang lebih
mengutamakan makna ekonomi
transaksi/kondisi dibanding bentuk
hukumnya.
Jika pada kondisi tertentu kepemilikan suara
dalam jumlah di atas 50% tidak mendatangkan
pengendalian, maka PSAK 4 revisi 2009 lebih
mengacu ke substansi sehingga entitas tidak
perlu menyusun laporan keuangan konsolidasi.
LAP. KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Laporan Keuangan Konsolidasi: laporan keuangan
gabungan yang wajib disusun oleh entitas induk
atau pengendali tertinggi dalam satu kelompok
usaha (grup), berdasar PSAK 4 revisi 2009.
Laporan keuangan konsolidasian adalah
laporan keuangan suatu kelompok usaha yang
didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak
disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
(PSAK 65)
Prosedur Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi terdiri dari:
1. Laba-rugi konsolidasi (laba rugi komprehensif)
2. Laba ditahan konsolidasi (laporan perubahan ekuitas)
3. Neraca konsolidasi (laporan posisi keuangan)
4. Arus kas konsolidasi
Kewajiban penyusunan laporan keuangan konsolidasi
muncul sejak terjadinya hubungan entitas induk –
entitas anak.
Pada tanggal akuisisi hanya neraca konsolidasi yang
disusun.
Laporan keuangan konsolidasi disusun pada kertas
kerja konsolidasi (dipelajari mulai Bab 4)
Prosedur Konsolidasi
Setiap transaksi yang dilakukan entitas induk pada
entitas anak atau sebaliknya, atau transaksi yang
dilakukan satu entitas anak dengan entitas anak yang lain
dalam hubungan entitas induk-anak, disebut transaksi
antarperusahaan.
Transaksi antarperusahaan tidak dipandang sebagai
transaksi dalam penyusunan laporan konsolidasi, tetapi
sebagai transaksi internal dari sudut pandang konsolidasi.
Transaksi antarperusahaan adalah pemindahan (transfer)
aset saja sehingga harus dieliminasi.
Konsolidasi hanya mengakui transaksi dengan pihak
diluar hubungan induk-anak (pihak eksternal).
Prosedur Konsolidasi
PSAK 4 revisi 2009 mendefinisikan Kepentingan
Nonpengendali sebagai ekuitas entitas anak yang tidak
dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak
langsung pada entitas induk.
Kepentingan Nonpengendali atas laba rugi entitas
anak yang dikonsolidasi selama periode pelaporan
diidentifikasi secara terpisah dalam laporan
konsolidasi.
Kepentingan Nonpengendali disajikan di bagian
ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasi,
terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Prosedur Konsolidasi
Contoh: PT. A mengakuisisi 90% saham biasa PT. B pada
harga yang sama dengan nilai bukunya pada tanggal 31
Desember 2011. Kekayaan pemegang saham PT. B saat
itu:
Modal saham biasa Rp7.500.000
Saldo laba 5.000.000
Total kekayaan pemegang
saham Rp12.500.000
Laba PT. B periode 2012 Rp. 1 juta, dividen
diumumkan 31 Desember 2011 sebesar Rp600.000,
maka perhitungan Kepentingan Nonpengendali
pada akhir tahun 2012 adalah sbb:
Prosedur Konsolidasi
Kepentingan Nonpengendali 31/12/11
(12,5 juta x 10%) Rp1.250.000
Laba kepentingan nonpengendali ‘12
(1 juta x 10%) 100.000
Dividen (600.000 x 10%) (60.000)
Kekayaan Kepentingan Nonpengendali Rp1.290.000