Anda di halaman 1dari 3

Eksploitasi Anak sebagai Pelanggaran Terhadap Etika dan Nilai-Nilai Islam dalam Pengalaman

Project Based Learning (PBL)

Oleh : Aysza Renny Irwantia Tanti (233140501111038)

PENDAHULUAN

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Secara sosial,
Kota Malang dikenal sebagai kota pendidilan yang memiliki sejumlah perguruan tinggi negeri dan
swasta, serta Lembaga Pendidikan non-formal, sehingga menarik banyak pelajar baik dari dalam dan luar
kota. Semakin banyaknya masyarakat dari daerah lain berdatangan untuk berbagai keperluannya di Kota
Malang telah membuka peluang bagi peningkatan perekonomian menjadi maju dan majemuk hal ini
dapat dilihat dengan tingginya peranan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam ekonomi.
Namun, sama halnya dengan daerah-daerah lainnya Kota Malang masih memiliki segumpal masalah
yang menjadi penghambat kemajuan daerah ini, salah satunya mengenai kesejahteraan masyarakat. Di
beberapa sudut Kota Malang, tidak satu atau dua kali terlihat para anak kecil yang berjualan kue. Lalu,
apa yang mencurgikan?

Penting untuk dicatat bahwa praktik eksploitasi anak dalam konteks berjualan kue hingga larut
malam tidak hanya menciptakan pelanggaran terhadap HAM, tetapi juga melanggar prinsip-prinsip
pemeliharaan anak yang dijunjung tinggi dalam nilai-nilai Islam. Islam mengajarkan bahwa anak-anak
memiliki hak-hak yang harus dijaga dan dilindungi oleh masyarakat dan pemerintah. Hak-hak ini
mencakup hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, hak untuk dilindungi dari eksploitasi, dan hak
untuk tumbuh kembang dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Eksploitasi anak dalam aktivitas
berjualan kue yang berlangsung hingga malam hari mengekspos mereka pada risiko fisik, mental, dan
sosial yang dapat menghancurkan masa depan mereka. Praktik ini melanggar ajaran Islam tentang
perlindungan hak anak, karena setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana
yang penuh kasih sayang, keamanan, dan dukungan. Dalam kerangka etika Islam, pemeliharaan anak
bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.

Dengan mendalami nilai-nilai etika dan Islam dalam konteks pemeliharaan anak, esai ini akan
merinci dampak negatif dari eksploitasi anak dalam berjualan kue hingga malam hari, memaparkan
prinsip-prinsip Islam yang terkait dengan perlindungan anak, dan merumuskan solusi yang sesuai dengan
ajaran agama serta etika kemanusiaan. Dengan demikian, esai ini bukan hanya menjadi panggilan untuk
menyuarakan keadilan, tetapi juga merupakan langkah awal menuju perubahan positif yang dapat
melindungi hak-hak anak dalam wadah etika dan nilai-nilai Islam di Kota Malang.

KONTRIBUSI PRIBADI DALAM PROSES PENGERJAAN PENELITIAN

Selama proses pengerjaan Project Based Learning ini saya berperan aktif dalam setiap tahapan
penelitian. Mulai dari menemukan tema yang sesuai, pencarian dan wawancara terhadap narasumber
hingga menyelesaikan tahap pembuatan infografis. Alasan pemilihan produk luaran infograsi karena saya
merasa memumpuni untuk membuatnya, sebab menurut saya melalui infograsi maka informasi dari hasil
penelitian akan terlihat lebih mudah dipahami serta menarik.

Meskipun dalam proses pengerjaan saya mendapat bantuan yang terbatas dari anggota tim, namun
keberhasilan dalam mengimplementasikan hasil penelitian menjadi konsep infografis membuat saya puas
atas setiap tahapan yang telah saya lalui.

REFLEKSI DAN PENGALAMAN PRIBADI

Melalui penelitian ini dimana dilakukan dengan mewawancarai pihak orang tua dari salah satu
anak-anak yang berjualan kue tersebut, serta mendapatkan beberapa jawaban mengenai alasan apa yang
melatarbelakangi kegiatan berjualan kue yang dilakukan narasumber (anak kecil) tidak lain, tidak bukan
yakni faktor ekonomi, sebab melalui pendapatan dari suaminya tidak cukup untuk membiayai keenam
anaknya dan memenuhi kebutuhan sandang serta pangan.

Dalam perjalanan penelitian tentang eksploitasi anak sebagai tindakan pelanggaran terhadap etika
dan nilai-nilai Islam, saya tidak hanya mendapatkan wawasan mendalam mengenai isu tersebut, tetapi
mendapat sebuah kesan atau pemahaman baru yang bisa jadikan refleksi diri untuk perjalanan hidup.

Yakni mengenai sebuah istilah “Banyak anak, banyak rezeki”, berdasarkan sudut pandang saya
pemahaman yang kerap diutarakan oleh orang-orang ini belum tentu benar. Sebab banyak anak tidak
selalu menghasilkan rezeki melimpah sehingga membuka mata saya terhadap realitas kondisi ekonomi
keluarga. Saya menyadari bahwa kondisi keuangan yang kurang stabil dapat memberikan tekanan ekstra
pada orangtua dan mengancam kesejahteraan anak-anak. Ini menjadi pelajaran berharga tentang
keseimbangan yang harus dijaga antara keinginan memiliki keturunan dengan kemampuan untuk
memberikan kehidupan layak bagi mereka. Memang benar bahwa memiliki banyak anak adalah sebuah
anugerah namun perlu disikapi dengan kesiapan tanggung jawab mendalam memberikan dimensi
spiritual pada pemikiran saya. Dari penelitian ini yang merenungkan bahwa pentingnya persiapan fisik,
mental, dan ekonomi sebelum membawa anak-anak ke dunia ini. Kualitas dalam mendidik anak-anak
menjadi fokus utama, yang menyadarkan bahwa aspek spiritual dan moral juga harus diperhatikan
dengan serius.

RELEVANSI DENGAN MATERI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

Topik penelitian mengenai tindakan eksploitasi anak ini erat kaitannya dengan materi
pembelajaran dalam mata kuliah Agama Islam, terutama dalam konteks Implementasi Ajaran Agama.
Dimana, pemahaman tentang tauhid dan akhlak menjadi kunci untuk menjelaskan bahwa eksploitasi anak
melanggar prinsip-prinsip keadilan, belas kasihan, dan hak asasi manusia yang diakui dalam ajaran
agama Islam. Selain itu, mata kuliah Agama Islam mengenai Islam Rahmatan Lil’Alamin menegaskan
bahwa Islam bukan hanya untuk kepentingan umat islam sendiri, tetapi juga sebagai Rahmat bagi seluruh
alam. Dalam konteks eksploitasi anak ini, jelas bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam sebagai
sumber Rahmat dan kebaikan bagi semua makhluk. Islam memandang anak-anak sebagai amanah yang
harus dijaga dan dilindungi.

Dengan demikian, penelitian ini berkaitan dengan mata kuliah Agama Islam yang telah
dijelaskan. Penelitian ini berkaitan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang telah diajarkan dalam mata
kuliah tersebut, yang menyadarkan bahwa eksploitasi anak bukan hanya masalah sosial, tetapi juga
pelanggaran terhadap ekonomi. Dengan mengimplemntasikan ajaran agama dapat mengubah perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

SOLUSI DARI MASALAH PENELITIAN

Adapun rekomendasi solusi untuk permasalahan ini antara lain sosialiasi kesiapan berumah
tangga dan peran orang tua kepada setiap masyarakat di Kota Malang, peningkatan pengawasan dan
perlindungi anak, kerja sama dengan Lembaga Kesejahteraan Anak, serta peningkatan kesadaran agama.
Melalui solusi-solusi ini, diharapkan masyarakat Kota Malang dapat lebih sadar dan terlibat dalam upaya
melindungi anak-anak dari potensi eksploitasi. Pendekatan ini tidak hanya mencangkup aspek ekonomi
dan sosial, tetapi juga melibatkan nilai-nilai dan ajaran agama sebagai panduan moral dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Dengan kerjasama dan kesadaran yang meningkat, diharapkan Kota Malang dapat
menjadi tempat yang aman dan ramah anak.

Anda mungkin juga menyukai