Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

(PKRS)

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO UTARA


RSUD dr.ZAINAL UMAR SIDIKI
Jln .Cimelati Desa Bulalo, Kecamatan Kwandang
Kabupaten Gorontalo Utara

i
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO UTARA
RSUD dr. Hi. ZAINAL UMAR SIDIKI
Jln .Cimelati Desa Bulalo, Kecamatan Kwandang
Kabupaten Gorontalo Utara

PERATURAN DIREKTUR RSUD dr. Hi. ZAINAL UMAR SIDIKI


Nomor : .............................................

TENTANG
PEDOMAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RSUD dr. Hi. ZAINAL UMAR SIDIKI

Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : 1. Bahwa untuk menjamin pemenuhan hak setiap orang untuk mendapatkan
informasi
dan edukasi tentang kesehatan, serta menjamin terlaksananya pelayanan
kesehatan
yang maksimal.
2. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point 1 perlu
ditetapkan pedoman promosi kesehatan RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki
dengan
peraturan Direktur RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Surat Keputusan Bupati Gorontalo Utara Nomor : 445/1181 tahun 2016 tentang
Surat Ijin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.
4. Surat Keputusan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara/RSUD dr. Hi.
Zainal Umar Sidiki Nomor : 821.3/BKPP/SK/1706/2017 tentang
pengangkatan dr. Sri Fenty N. Sagaf, M.Kes Sebagai direktur RSUD dr. Hi.
Zainal Umar Sidiki
5. Surat Keputusan Direktur RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki Nomor :
…………………………….. tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSUD DR. HI. ZAINAL UMAR SIDIKI
TENTANG PEDOMAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RSUD dr. Hi. ZAINAL UMAR SIDIKI.
Pertama : Memberlakukan Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD dr.
Hi. Zainal Umar Sidiki sebagaimana terlampir dalam peraturan ini.
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkanya peaturan ini dibebankan kepada
anggaran belanja RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apa bila di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan di lakukan perbaikan kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Gorontalo Utara


PadaTanggal: 14 Juni 2022
Direktur,

dr. Sri Fenty N. Sagaf, M.Kes


Tembusan :
1. Kasubag Perencanaan
ii
2. Unit yang terkait
3. Arsip

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..................................................................................................................... i
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PKRS ................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
B. TUJUAN PEDOMAN ................................................................................... 1
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN............................................................. 2
D. BATASAN OPERASIONAL........................................................................ 3
E. LANDASAN HUKUM .................................................................................. 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................................................ 4
A. KUALIFIKASI SUMBERDAYA MANUSIA ............................................. 4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN...................................................................... 5
C. PENGATURAN JAGA ................................................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................................... 6
A. DENAH RUANGAN .................................................................................... 6
B. STANDAR FASILITAS ............................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ...................................................................... 8
A. RAWAT INAP ...... ....................................................................................... 8
B. RAWAT JALAN .......................................................................................... 10
BAB V LOGISTIK ............................................................................................................. 12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................................. 13
BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................................................................... 15
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................... 16
BAB IX PENUTUP .......................................................................................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-
masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara
efektif serta efesien. Dengan katta lain, masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat dalam rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya
(problem solving), baik masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun
yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah maslaah-maslaah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang berwawasan kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik.

B. TUJUAN
Tujuan umum
Sebagai acuan pelayanan dalam tim PKRS RSUD dr. Hi. Zainal Umar
Sidiki. Tujuan Khusus
1. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam tentang penyakitnya secara holistic.
2. Rawat Inap
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan ketika pasien
akan pulang

1
3. Rawat Jalan
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya
dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau
radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien tersebut. Merujuk pasien
kepada dokter spesialis yang berkompeten menangani penyakit pasien tersebut dan
membuatkan resume medis pasien.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi
kesehatan di Rumah Sakit.
Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Dalam Gedung
Di dalam gedung Rumah Sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam
gedung, terdapat peluang-peluang:
a. Di ruang pendaftaran/adminsitrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan Rumah Sakit.
b. PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien,yaitu di poliklinik-poliklinik
seperti poliklinik penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, poliklinik bedah,
poliklinik anak, poliklinik jiwa, poliklinik gigi dan poliklinik umum.
c. PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat darurat,
rawat intensif, rawat jalan dan rawat inap.
d. PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, konseling kesehatan remaja, dan lain- lain.
e. PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap
harus menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum meninggalkan Rumah Sakit.
f. Promosi kesehatan oleh tim PKRS dalam pelayanan-pelayanan diatas ditangani oleh
unit unit tim PKRS yaitu: dokter, keperawatan (bidan dan perawat), gizi, farmasi,
kerohanian dan rekam medis.

2. Luar Gedung
Kawasan luar gedung Rumah Sakit yang dapat dimanfaatkan secara maksimal
untuk PKRS yaitu:
a. PKRS di taman Rumah Sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,
samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam Rumah Sakit.
b. PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan Rumah Sakit

c. PKRS di pagar pembatas kawasan Rumah Sakit

d. PKRS di dinding luar Rumah Sakit

2
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional PKRS di RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki adalah
1. Pendidikan kesehatan di dalam rumah sakit
2. Pendidikan kesehatan di luar rumah sakit

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :1114/ MENKES/ SK/
VIIX/ 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 1426/ MENKES/ SK/ XII/
2006 Tentang Petunjuk tekhnis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber Daya Manusia (SDM) utama untuk PKRS meliputi: semua petugas
rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, apoteker, rohaniawan,
fisioterapis, radiografer, ahli gizi)
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam konseling. Pengetahuan yang cukup dibuktikan dengan ijasah
kelulusan formal pendidikan petugas, keterampilan dalam melakukan konseling
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan komunikasi efektif yang diperoleh dari pelatihan
internal maupun eksternal rumah sakit. Keterampilan melakukan komunikasi secara
efektif diselenggarakan oleh rumah sakit melalui program pelatihan/kursus
komunikasi.
Tabel 2.1
Standar Tenaga Yang Memberikan Pendidikan Kesehatan Di Rumah Sakit
PETUGAS PERSYARATAN

Dokter Lulusan S1, telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif


baik internal maupun eksternal

Perawat Lulusan pendidikan formal keperawatan/kebidanan, telah


mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun
eksternal

Bidan Lulusan pendidikan formal kebidanan, telah mendapatkan


pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun eksternal

Apoteker Lulusan sarjana farmasi dan pendidikan profesi apoteker, telah


mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun
eksternal
Ahli Gizi Lulusan D3 atau S1 pendidikan gizi, telah mendapatkan
pelatihan komunikasi efektif baik internal maupun eksternal

Kerohanian Minimal lulusan D3 semua jurusan (formal), Lulusan pesantren


(informal) dan telah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif baik
internal maupun eksternal
Radiografer Lulusan D3 Radiografi, telah mendapatkan pelatihan
komunikasi efektif baik internal maupun eksternal

4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Bagian PKRS bekerja di bawah ketua PKRS yang bertanggung jawab langsung
kepada direktur.
2. PKRS diketuai oleh seorang dokter yang berkoordinasi dengan bagian pelayanan
kedokteran, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, gizi, kerohanian, PPI.
3. Setiap bagian berkoordinasi secara internal didalam bagiannya maupun secara
eksternal dengan bagian lain di rumah sakit untuk mendukung ter-laksananya program
PKRS rumah sakit

C. PENGATURAN JAGA
1. Secara umum ketua PKRS bekerja sesuai jadwal yang ditetapkan. Yaitu sesuai
jadwal harian di unit kerjanya yaitu pukul 08.00 s/d 14.00 WIB.
2. Tim pemberi pelayanan pendidikan kepada pasien dan keluarga bertugas sesuai
dengan jadwal jaga di bagiannya masing-masing sehingga di setiap shift
selalu ada petugas yang bertanggung jawab terhadap pemberian pendidikan
kepada pasien dan keluarganya

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap unit PKRS dan terletak di atas
ruang rawat inap. Suasana di ruangan PKRS dibina sedemikian rupa sehingga tenang dan
kondusif, sehingga dalam menyampaikan informasi dan promosi kesehatan rumah sakit bagi
pasien dan penunggu pasien dapat berjalan dengan lancar.

DENAH RUANGAN KPRS

Keterangan :
1. Mushola
2. Ruang Penyuluhan
3. Kamar Mandi
4. Koperasi “BAROKAH”
5. Kantin
6. Gudang

B. STANDAR FASILITAS
Dalam pelaksanaannya, strategi promosi kesehatan harus diperkuat dengan metode
dan media yang tepat, serta tersedianya sumber daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada
prinsipnya,baik pemberdayaan. Bina suasana, maupun advokasi adalah
proses komunikasi. Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan
kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial budayanya).
Dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu. Media atau sarana informasi juga perlu
dipilih mengikuti metoda yang telah ditetapkan, mamperhatikan sasaran atau
penerima informasi. Bila penerima informasi tidak bisa membaca maka
komunikasi tidak akan efektif jika digunakan media yang penuh tulisan, atau bila
penerima informasi hanya memiliki waktu sangat singkat, tidak akan
efektif jika dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.

6
2. Sumber Daya
Beberapa sarana/peralatan yang dipakai dalam kegiatan promosi kesehatan
RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki, diantaranya
a. TV, LCD
b. Amplifire dan Wireless Microphone
c. Computer dan laptop
d. Kamera foto
e. Publik Adress System (PSA)/ Megaphone

3. Anggaran
Rumah sakit menyediakan dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan
kegiatan- kegiatan PKRS. Anggaran direncanakan pada akhir tahun, diajukan kepada
direktur rumah sakit untuk disetujui dan disahkan. Apabila dalam perjalanannya ada
perubahan program atau kegiatan di bagian PKRS, maka masih memungkinkan
untuk mengajukan perubahan rencana anggaran bagian PKRS.

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Jenis Pelayanan
Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 8 penyakit terbanyak di RSUD dr. Hi.
Zainal Umar Sidiki, yaitu : Diare, ISK, Dispepsia, Hipertensi, Febris, DM, Thypoid Fever,
DHF. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap unit rumah sakit oleh
personel medis yang berkompetensi dibidang tersebut terutama rawat inap, rawat jalan,
penunjang medis, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 8 penyakit terbanyak
disampaikan secara lisan oleh sub unit panitia PKRS baik di seluruh unit terkait di Rumah
Sakit maupun di ruangan PKRS.

B. Tata Laksana
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah suatu tim di rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis
serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan
penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien
pulang), rawat jalan, dan IGD. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis
RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari pelayanan promosi
kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari tujuh sub unit panitia
PKRS yang terintegrasi. Unit tersebut adalah Customer Service (CS), Medical Information
for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan (Perawat dan Bidan), Farmasi, Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI), Rekam Medis (RM).

C. Tujuan
1. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya secara holistic.
2. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya dan
memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau radiologi)
yang menunjang ketepatan diagnosa pada pasien tersebut.
3. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan ketika pasien
akan pulang.
a. Rawat Inap
1. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 8 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki, perawat mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif
yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi lebih dari
satu subunit PKRS yaitu Customer service, Medical Information for Patient
Care

8
(MIPC), Farmasi, Keperawatan, PPI, Rekam Medis dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya
dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SOP
pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien baru tidak masuk kedalam kategori 8 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter jaga atau subunit PKRS yang terkait.
3. Apabila pasien/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana
terapi dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter jaga atau
subunit Tim PKRS yang terkait.
4. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian
informasi akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih
membutuhkan).
5. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasien dapat diberikan oleh
perawat.
6. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP,
diagnosa dan kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-
poin edukasi secara tertulis apabila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
7. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SOP pemberian
edukasi dan SOP pemberian edukasi kolaboratif.
8. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SOP pencatatan LOGBOOK
9. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu
DPJP mendiagnosis pasien
10. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP,
PPJP, dokter jaga atau subunit Tim PKRS terkait, maka jawaban standard yang
akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai
pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang
merawat anda/keluarga anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda
secepatnya. Mohon memberikan nomer telepon yang dapat dihubungi”.
11. Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia (30 lembar per materi/bulan).

9
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Pasien masuk

8 penyakit terbanyak Penyakit lainnya

Diagnosis DPJP Diagnosis DPJP

PROMOSI KESEHATAN

Dokter ruangan Unit PKRS terkait Unit PKRS


DPJP Dokter ruangan
terkait

Clinical
pathway Materi Edukasi
Formulir pemberian
edukasi pulang
edukasi

Formulir edukasi
LOGBOOK
kolaboratif
Unit terkait

LOGBOOK

Edukasi kolaboratif

LAPORAN BULANAN

b. Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 8
penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki,
perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh
pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer
service, Medical Informasi, farmasi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya
dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SOP
pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja Senin s/d Sabtu (08.00 – 14.00) maka
pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan
penyakitnya oleh subunit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.

10
4. Apabila pasien ingin dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait
penyakitnya oleh subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian
pada hari kerja berikutnya.
5. Apabila pasien tidak masuk kedalam 8 penyakit terbanyak maka informasi akan
diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical information (pada
jam kerja)
6. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsultasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi
akan diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SOP pemberian
edukasi.

c. Unit terkait Promosi Kesehatan Rumah Sakit


Unit yang banyak terlibat dalam alur pelayanan promosi kesehatan RS meliputi DPJP,
Dokter, Costumer Service (CS), Medical Information for Patient Care (MIPC), Gizi,
Keperawatan (Perawatan dan Bidan), Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dan Rekam Medis (RM) yang semuanya ini saling bekerjasama demi terciptanya
alur pelayanan yang maksimal di RS.

11
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik bagian PKRS sudah direncanakan pada awal tahun. Logistik di
bagian PKRS dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Logistik untuk kebutuhan rutin
Logistik kebutuhan rutin merupakan barang / keperluan yang bersifat rutin bagian PKRS
untuk menjalankan program kerjanya, biasanya barang habis pakai. Meliputi : leaflet, brosur,
formulir pemberian pendidikan, formulir kritik dan saran, formulir survey kepuasan pasien,
dan lain-lain
2. Logistik untuk kebutuhan incidential
Merupakan barang/keperluan yang bersifat incidential diadakan pada saat-saat
tertentu bagian PKRS membutuhkan. Meliputi : banner, spanduk, akrilik, sewa audio, sewa
tenda, sewa meja kursi, dan lain-lain
3. Logistik untuk inventaris rumah sakit
Merupakan barang/keperluan yang bersifat inventaris / tidak habis pakai, dapat
dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam waktu lama. Meliputi : perangkat audio, televisi,
kamera, LCD, mikrofon, dan lain-lain.

Tata laksana permintaan logistik PKRS:


a. Permintaan logistik sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.
b. Permintaan logistik yang bersifat rutin dan insidental ditujukan kepada pihak yang
telah ditunjuk oleh rumah sakit atau bagian logistic rumah sakit. Permintaan logistik yang
bersifat inventarif melalui proses pengajuan barang ke bagian logistik rumah sakit,
selanjutnya permintaan barang baru akan direalisasi setelah mendapatkan persetujuan dari
Direktur RSUD dr. Hi. Zainal Umar Sidiki

12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Program keselamatan pasien ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan


rumah sakit. Kesalahan dalam pelayanan dapat berupa sudah melaksanakan tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Sasaran keselamatan pasien di rumah sakit adalah :
1. Identifikasi pasien dengan benar
a. Pasien diidentifikasi dengan menggunakan minimal 2 cara identifikasi pasien
(nama, no register dan tanggal lahir)
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah,
pengambilan specimen untuk pemeriksaan klinik dan sebelum pemberian tindakan
c. Identifikasi pasien melalui gelang dan pada label di status pasien
d. Nomor kamar tidak bisa sebagai identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif
a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
ditulis secara lengkap oleh penerima perintah
b. Perintah lengkap secara lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibaca
kembali secara lengkap oleh penerima perintah
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
a. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien, kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tidak diambil untuk untuk mencegah pengadministrasian yang kurang
hati-hati pada area dimana sesuai area kebijakan
b. Elektrolit konsentrat tidak ditempatkan pada unit pelayanan pasien harus diberi label
yang jelas dan harus disimpan pada area yang dibatasi ketat
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
a. Verifikasi sebelum operasi
b. Penandaan lokasi operasi
c. Menggunakan suatu cek list untuk memverifikasi persiapan pasien dan
kelengkapan dokumen.
d. Menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi/ time out tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur
5. Pengurangan resiko infeksi
a. Menerapkan program hand hygiene yang efektif
b. Menerapkan hand hygiene pada 5 moment
c. Menyediakan hand rub untuk cuci tangan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
a. Menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan asesmen
ulang dengan indikasi perubahan kondisi.

13
b. Menilai dan secara periodic melakukan penilaian ulang terhadap potensial
resiko berhubungan dengan pengobatan
c. Mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko yang tidak
teridentifikasi

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk memberikan jaminan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian biaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
Di bagian PKRS kesehatan dan keselamatan kerja dipayakan melalui :
1. Memastikan ruangan tetap bersih (bebas dari debu dan kotoran) dan kering.
2. Melakukan bongkar ruang secara berkala untuk membersihkan ruang dari kotoran dan
hama penyebab penyakit lainnya.
3. Membuang sampah sesuai dengan sifatnya.
4. Melakukan pengelolaan logistik di bagain PKRS dengan maksimal, terutama
logistik yang berisiko menimbulkan risiko kecelakaan seperti peralatan dengan energi listrik,
dan sebagainya.
5. Mengoptimalkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan kegiatan yang
diilakukan.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
7. Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan.
8. Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim pengendalian infeksi rumah sakit

15
BAB VIII
PENGENDALIAN
MUTU

Salah satu upaya pengendalian mutu bagian PKRS yang dilakukan RSUD dr. Hi. Zainal
Umar Sidiki adalah menetapkan indikator keberhasilan kinerja bagian PKRS. Indikator
keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi PKRS. Oleh Karena
itu, indikator, keberhasilan mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator
keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).

a. Indikator Masukan
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia,
sarana/peralatan dan dana.
Indikator ini meliputi :
1. Ada/tidaknya komitmen Direktur yang tercermin dalam Rencana Umum PKRS.
2. Ada/tidaknya komitmen seluruh staf yang tercermin dalam Rencana Operasional
PKRS, koordinator PKRS dan mengacu kepada standar.
3. Ada/tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas petugas lain yang sudah dilatih.
4. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu kepada standar.
5. Ada/tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS.

b. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk Pasien
(Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang, PKRS untuk Klien Sehat dan PKRS di
Luar Gedung rumah sakit.
Indikator yang digunakan meliputi:
1. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling, dan lain-lain).
2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner, spanduk,
neon box, dan lain-lain), yaitu masih bagus atau sudah rusak

c. Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik
secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator yang digunakan di sini
adalah berupa cakupan dari kegiatan, yaitu misalnya:
1. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
2. Berapa pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS (konseling,
senam, dan lain-lain).
3. Berapa pasien/klien yang merasa puas atas pendidikan yang telah disampaikan
oleh petugas.
4. Apakah ada peningkatan kepuasan bagi pasien, keluarga pasien dan pengunjung
atas pelayanan yang diberikan rumah sakit ?

16
d. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu
berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien rumah sakit serta terpeliharanya
lingkungan rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang
disediakan rumah sakit. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS
berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi.
Kondisi lingkungan dapat dinilai melalui observasi, dan kondisi pemanfaatan
pelayanan dapat dinilai dari pengolahan terhadap catatan/data pasien/klien rumah sakit.
Sedangkan kondisi pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien hanya dapat diketahui
dengan menilai diri pasien/klien tersebut. Oleh karena itu data untuk indikator ini
biasanya didapat melalui survei. Survei pasien/klien yang adil adalah yang
dilakukan baik terhadap pasien/klien yang berada di rumah sakit maupun mereka yang
tidak berada di rumah sakit tetapi pernah menggunakan rumah sakit.

17
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi RSUD dr. Hi. Zainal Umar
Sidiki . yang berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan
mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan
menjadi urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran RS. Yang paling penting dilaksanakan dalam
rangka PKRS adalah upaya- upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat
jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang
paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang
dapat mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan
sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali peluang untuk
melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik,
sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.

Ditetapkan di : Gorontalo Utara


PadaTanggal: 17 Oktober 2022
Direktur,

dr. Sri Fenty N. Sagaf, M.Kes

18

Anda mungkin juga menyukai