Anda di halaman 1dari 12

SGD NSL 2

1. KLASIFIKASI OTOT
a. Otot Polos
Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak di organ dalam tubuh manusia
seperti pada sistem pencernaan, kantung kemih, dan reproduksi serta saluran udara dan
pembuluh darah. Apabila otot polos terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat.
Berikut ciri-ciri otot polos :

 Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya


menggelembung.
 Mempunyai satu inti sel.
 Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
 Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu otot
polos disebut sebagai otot tak sadar(1).

b. Otot Rangka
Otot rangka melekat pada tulang dan kontraksinya memungkinkan terjadinya
pergerakan, ekspresi wajah, postur, dan gerakan sadar (volunter). 40% dari massa tubuh
laki-laki terdiri dari otot rangka, sedangkan bagi perempuan itu 30%. Otot rangka
menghasilkan panas sebagai produk sampingan dari kontraksi sehingga memiliki peran
dalam homeostasis termal. Berikut ciri otot lurik :

 Bentuknya silindris, memanjang dan tidak bercabang.


 Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang
secara berselang-seling (lurik).
 Mempunyai banyak inti sel di tepi
 Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot
lurik disebut sebagai otot sadar(2).
 Penyebaran otot lurik ada pada kerangka tubuh, diafragma dan organ lain seperti
lidah, bibir dan palpebral

Otot lurik dikenal sebagai 2 tipe otot berikut :

I.Otot merah (Tipe I)


Otot merah memiliki myofibril relatif sedikit, tetapi sarkoplasma dan
mitokondria relatif banyak serta mioglobin dengan jumlah yang banyak bila
dibandingkan dengan otot pucat. Miofibril membentuk lapang Cohnheim
(Cohnheim’s field), mengelompok dengan batas yang jelas.
II. Otot pucat (Tipe II)
Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan mitokondria relatif
sedikit. Miofibril tidak membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s field) seperti
pada otot merah. Otot jenis ini memiliki kandungan mioglobin lebih sedikit dari
pada otot merah. Posisi inti lebih superficial langsung di bawah sarkolema. Otot
pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat lelah(3).
c. Otot Jantung
Otot jantung membentuk dinding kontraktil jantung. Sel-sel otot jantung, yang
dikenal sebagai kardiomiosit, juga tampk lurik di bawah mikroskop. Kardiomiosit saling
menempel dengan sambungan sel khusus yang disebut cakram selingan. Otot jantung
memompa darah ke seluruh tubuh dan dikendalikan secara paksa. Berikut ciri otot
jantung :

 Otot jantung ini ditemukan hanya pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik,
gelap terang secara berselang seling.
 Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan olehbekerja tanpa dikendalikan, tetapi
bekerja sesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti
otot lurik namun cara kerjanya sama seperti otot polos (secara tidak sadar), oleh
karena itu disebut juga otot spesial.
 Dibawah mikroskop tampak seperti otot lurik tetapi bercabang dan intinya
ditengah.
 Sumber energinya dari metabolism aerobik dan membutuhkan energi lebih besar
dari otot lainnya(4).

2. KONTRAKSI OTOT

3. KLASIFIKASI TULANG RANGKA AKSIAL


A. Cranium (tengkorak)
 Organ cranium = tulang pembentuk tengkorak
 Terdiri dari 2 bagian organ yaitu Neurocranium dan Splancnocranium
 Disusun 22 struktur bagian organ berupa tulang-tulang (ossa craniales), yang
mana memiliki ketebalan bervariasi, bentuk tidak teratur, dan rumit
 dihubungkan oleh sendi jenis sutura (tidak dapat digerakkan)
B. Columna Vertebra
 Terdapat 26 ruas tulang vertebra memanjang dari tulang oksipital ke bawah;
kemudian terdapat sakrum, yang dibentuk oleh 5 tulang yang menyatu dan 3-5
tulang koksigis yang menyatu.
 Susunan foramen vertebrae dari atas ke bawah membentuk satu saluran/canal
yang disebut canalis vertebralis, yang didalamnya didapati medulla spinalis
 Lengkung collumna vertebralis, tampak 4 struktur berupa lengkungan bila
dilihat dari sisi lateral, yaitu:
1. Dua lengkung primer yaitu lengkung torasikis dan lengkung pelvis, yang sudah
terbentuk sejak masa janin(5).
2. Dua lengkung sekunder yang baru ada saat
- Lengkung servikalis: saat bayi dapat mengangkat kepala (setelah usia 3
bulan)
- Lengkung lumbalis: saat individu mulai berdiri (setelah usia 12-15 bulan)

Terdapat beberapa struktur tulang vertebrae:

 Processus tranversum
 Processus spinosus.
 Incisura vertebralis superior
 Incisura vertebralis inferior
 Foramen intervertebralis
 Processus articularis superior
 Processus articularis inferior
 Facies articularis superior
 Facies articularis inferior

Terdapat beberapa perbedaan tulang vertebra:

Perbedaan Cervical Thoracal Lumbal


Corpus Berbentuk segi empat, Berbentuk jantung Berbentuk kacang
permukaan cekung ginjal
atas bawah
Foramen Lebih besar dari Bulat,sebanding Segitiga sama kaki,
corpus besarnya dengan lebih kecil corpus
corpus
Processus Spinosus Bercabang dua Berbentuk taji arah Kokoh arah datar
bawah
Processus Transversus Terdapat foramen Terdapat fovea Terdapat processus
transversus costalis mamilaris, processus
accessorius

C. Os Costae (Tulang iga)


 Terdapat 12 pasang = 24 buah tulang.
 Letak Organ : terletak pada regio thorax, pada sisi anterior, lateral dan posterior
dinding thorax(6).
 Morfologi Organ : Bentuknya tipis, sempit dan melengkung.
 Bagian Organ : Terdiri dari tulang rawan (cartilago costalis) di bagian depan dan
sebagian besar dibagian belakang terdiri dari tulang (os costae).
 Costae terbagi 3:
- Costae verae (sejati) 7 pasang
- Costae spuria (palsu) 3 pasang
- Costae fluctuantes (melayang) 2 pasang

 Struktur tulang :
- Struktur tulang costa pada ujung proximal costa disebut capitulum costae,
dan terdapat permukaan persendian yang disebut
- Struktur tulang berupa permukaan sendi disebut facies articularis costae
yang bersendi dengan fovea costalis pada corpus vertebra.
- Struktur tulang yang melingkar capitulum costae, bagian yang agak sempit
disebut collum costae.
- Struktur tulang berupa tonjolan pada batas atas ujung lateral collum costae
disebut tuberculum costae, tonjolan ini menghadap kebelakang dan
kebawah.
- Struktur tulang berupa badan memanjang dari proximal ke distal costa
disebut corpus costae.
- Struktur tulang lateral dari tuberculum costae terdapat satu lengkungan ke
belakang bawah yang membentuk sudut sehingga disebut anglus costae.
- Struktur tulang pada permukaan dalam inferior berjalan lekukan yang
disebut sulcus costae, dimana berjalan vena, arteri dan nervus intercostalis
dari medulla spinalis ke depan thorax.

D. Os Sternum (Tulang dada)


 Morfologi organ : bentuknya gepeng, memanjang hampir seperti bentuk keris.
 Letak organ : terletak pada planum medianum.
 Bagian organ : os sternum terbagi 3 bagian, yaitu : manubrium sterni, corpus
sterni dan processus xhipoideus
 Struktur dari manubrium sterni :
- Permukaan anterior agak convex, permukaan posterior mendatar.
- Pada pinggir atas terdapat satu lekukan yang disebut incisura suprasternalis/
incisura jugularis.
- Pada sudut atas lateral terdapat suatu lekukan disebut incisura clavicularis.
- Dibagian bawahnya terdapat lekukan yang disebut incisura costalis
 Struktur dari corpus Sterni:
- Permukaan anteriornya yaitu planum sternalis agak licin dan permukaan
posteriornya agak kasar.
- Manubrium dan corpus sterni bertemu dibawah suatu sudut yang disebut
angulus sterni(angulus ludovici).
- Pada kedua sisi corpus sterni melekat costae III-VII kiri dan kanan pada
lekukan yang disebut incisura costalis.
 Struktur dari processus xyphoideus:
- Bentuknya bervariasi dan tipis, terdapat pada bagian bawah sternum.
Ujungnya berbentuk tajam, tumpul atau terbelah.

4. CARA KERJA OTOT


Tubuh dapat mekakukan pergerakan karena adanya konstraksi otot. Pada saat otot
berkonstraksi biasanya otot menjadi lebih pendek dan bagian tengahnya membesar. Pada
saat otot tidak bekerja, otot berada dalam keadaan relaksasi. Konstraksi otot rangka
menyebabkan terjadinya pergerakan pada tulang yang melekat padanya.

 Agonis. Otot Agonis sering disebut sebagai penggerak utama. Otot agonis
bereaksi dalam menanggapi stimulus sadar dan menciptakan gerakan yang
diperlukan.
 Antagonis .Otot antagonis bertindak melawan otot agonis dan membantu
untuk memindahkan bagian tubuh kembali ke tempatnya setelah aksi
selesai.
 Sinergis. Cara kerjanya menimbulkan gerakan searah atau bersama-sama.
Juga bekerja untuk menstabilkan bagian-bagian anggota lain sewaktu bagian
lain bergerak.

Secara umum otot antagonis dan agonis adalah pasangan. Untuk menggerakkan
tulang pada sendinya, paling sedikit dibutuhkan dua otot yaitu otot yang membengkokkan suatu
sendi (otot fleksor), dan otot yang meluruskan kembali ke posisi semula (otot ekstensor).

5. Proses impuls saraf


• Ketika potensial aksi mencapai terminal aksonnya mendepolarisasi membran dan
membuka gerbang tegangan saluran Na+.
• Ion Na+ masuk ke dalam sel, mendepolarisasi lebih lanjut membran prasinaps.
Depolarisasi ini menyebabkan saluran Ca2+ dengan gerbang tegangan terbuka.
• Ion kalsium yang memasuki sel memulai sinyal kaskade yang menyebabkan vesikel kecil
yang terikat membran, disebut vesikel sinaptik, mengandung neurotransmitter molekul
untuk menyatu dengan membran prasinaps.
• Fusi vesikel dengan membran prasinaps menyebabkan neurotransmitter dilepaskan ke
dalam celah sinaptik, ruang ekstraseluler antara membran presinaptik dan postsinaptik.
• Neurotransmitter berdifusi melintasi sinaptik membelah dan berikatan dengan protein
reseptor pada membran pascasinaps.
6. Struktur sendi
Sendi atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua
atau beberapa tulang dari kerangka. Sendi, khususnya sendi engsel seperti siku dan lutut,
adalah struktur kompleks yang terdiri dari tulang, otot, sinovium, tulang rawan, dan ligamen
yang dirancang untuk menahan beban dan menggerakkan tubuh melalui ruang. Lutut terdiri
dari tulang paha (tulang paha) di atas, tibia (tulang kering, fibula di bawah, dan tempurung
lutut (patella). Ligamen dan tendon menghubungkan ketiga tulang lutut, yang terdapat
dalam kapsul sendi (sinovium) dan dilindungi oleh tulang rawan.
Sendi dapat diklasifikasikan menurut kemungkinan geraknya: fibrous, cartilaginous, dan
synovial.
Sendi dapat diklasifikasikan menurut kemungkinan geraknya:
a. Synarthrosis: sendi yang tidak dapat bergerak. Contoh: sendi sutura pada otak
b. Amphiarthrosis: sendi yang dapat bergerak, tetapi dengan gerakan yang terbatas. Contoh:
sendi pada tulang kartilago
c. Diarthrosis: sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Contoh: Pada tulang ekstremitas
tubuh

a. Sendi yang tidak dapat bergerak


Articulatio fibrosa, hubungan antar tulang dengan fibrous seperti pada sutura tulang
tengkorak. Di klasifikasikan menjadi 3, yaitu:
 Synarthrosis, mempunyai karakteristik disatukan oleh jaringan fibrosa.
Sub klasnya yaitu: Sutura secara berkelok-kelok saling bersesuaian,
dengan sedikit jaringan fibrosa dan praktis tidak ada gerakan. Ada 3
macam sutura, yaitu:
- Sutura serrata, hubungan antar tulang seperti gigi gergaji.
- Sutura squamosa, hubungan antar tulang saling menipis dan saling
bersesuaian.
- Sutura harmoniana/plana, hubungan lurus tersusun tepi menepi.
 Syndemosis, Hubungan antar tulang dengan jaringan fibrosa yg banyak
dan hanya sedikit terjadi gerakan. Contoh : hubungan tibia dan fibula
(syndenmosis distal tibiafibularis), hubungan antara radius dan ulna
(syndemosis distal radioulnaris)
 Gomphosis, hubungan tulang berupa tonjolan dan soket (kantong).
Contoh: hubungan gigi dengan tulang rahang (articulatio
dentoalveolaris)
b. Sendi dengan gerakan sedikit
Articulatio Cartilaginea, hubungan antar tulang disatukan oleh tulang rawan cartilago
hyalin atau fibro cartilago. Ada beberapa sub klas, yaitu:
 Syncondrosis, hubungan antar tulang bersifat temporer, dimana tulang rawan
yang terjadi saat embrional dapat berkembang menjadi tulang keras pada masa
dewasa, dan dapat melayani pertumbuhan dari tulang yang bersendi. Contoh:
hubungan antar tulang-tulang tengkorak.
 Symphisis, hubungan antar tulang di satukan oleh jaringan fibrocartilago.
Contoh: Symphisis pubis, Symphisis intervertebralis, dan Symphisis
manubriosternalis.
c. Sendi yang dapat digerakkan bebas
Articulatio synovialis (dhiarthrosis), mempunyai karakteristik terdapat ruangan spesifik
yang memungkinkan gerakan menjadi lebih bebas. Pada ruang ini terdapat cairan
“Synovialis” yang berfungsi sebagai pelumas, yang dihasillan oleh lapisan dalam
pembungkus sendi (Capsule joint) yang disebut membrana synovialis. Ujung-ujung
tulang yang ditutupi tulang rawan dan di perkuat dibagian luarnya oleh kapsula sendi
dan ligamentum. Kapsula sendi ada dua lapisan, yaitu:
- Bagian luar disebut stratum (membrana) fibrosum.
- Bagian dalam disebut stratum (membrana) synovialis.

7. Struktur tulang
a. Matriks Tulang
 Kolagen: protein serat yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada tulang
 Kalsium dan fosfor: mineral ini menjadi salah satu factor pengerasan tulang
 Air: komponen lain dari matriks tulang
b. Sel tulang
 Sel Osteoblas: yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang
baru
 Sel Osteocyte: mempertahankan matrik tulang
 Sel Osteoclast: sel yang bertanggung jawab untuk resorpsi atau penghancuran
jaringan tulang
c. Struktur mikroskopis
Osteon: struktur utama dalam tulang kompak yang terdiri dari tabung kecil berisi lapisan
tulang
Lamella: lapisan matriks tulang di dalam osteon
Lacunae: ruang kecil diantara lamella yang berisi osteosit
Canaliculi: saluran kecil yang memungkinkan pertukaran zat antara osteosit dan
pembuluh darah
d. Tulang kompak dan tulang spongiosa
Tulang kompak: padat dan keras, biasanya membentuk lapissan luar tulang
Tulang spongiosa: berbentu lebih porus dan terletak didalam tulang
e. Epiphysis dan diaphysis
Epiphysis: ujung tulang yang mendekati sendi
Diaphysis: bagian panjang dan ssilindris tulang diantara duaa epiphysis
f. Periosteum dan endosteum
Periosteum: lapisan luar tulang yang mengandung pembuluh darah, saraf, dan sel
pembentuk tulang
Endosteum: lapisan dalam tulang yang membatasi rongga medularis dan mengandung
sel pembentuk tulang

8. Struktur otot

9. Fisiologi otot
a. Otot rangka
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan
daraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut
otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap
perangsang cepat tapi cepat kelelahan.
b. Otot polos
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi
pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang, maka reaksi
terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot
polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
c. Otot jantung
Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau
memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan
hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan
kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf.

10. Fisiologi tulang


fungsi utama jaringan tulang :
1) Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk
pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif.
2) Fungsi protektif, melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang
belakang.
3) Fungsi metabolik, sebagai cadangan dan tempat metabolism berbagai mineral yang
penting seperti kalsium dan phospat.
4) Fungsi hemopotik. Berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.

11. Klasifikasi tulang appendicular


a. Os clavicula
 Nama organ : Os Clavicula
 Letak organ : terletak dipangkal leher, posisi antomis horizontal
 Morfologi organ : bentuknya seperti huruf “S”terbalik.
 Bagian organ : terdiri dari 3 bagian organ, yaitu:1 corpus (medial convex
kedepan, lateral concave ke belakang) dan 2 extremitas, yaitu bagian organ
extremitas sternalis,terdapat struktur facies articularis sternalis dan bagian
organ extremitas acromialis terdapat struktur facies articularis acromialis.
 Struktur permukaan atas lebih halus dibanding permukaan bawah
b. Os scapula
 Nama organ : Os scapula
 Letak organ : terletak di daerah punggung atas, posisi anatomis vertikal
 Morfologi organ : berbentuk segitiga.
 Bagian Organ : terdiri dari beberapa bagian organ, yaitu: 3 sudut (angulus), tiga
sisi (margo) dan 2 permukaan (facies)
 Struktur organ : Permukaan anterior lebih cekung dan kasar, permukaan
belakang lebih halus dan cembung
 Pada bagian organ berupa margo terdiri dari 3 sisi yaitu 1.margo medial,
2.margo lateral dan 3.margo superior yang terdapat struktur incisura scapulae
dan processus coracoideus
 Pada bagian organ berupa angulus terdiri dari 3 sudut yaitu 1.angulus superior,
2.angulus inferior dan 3.angulus lateral; terdapat struktur tulang berupa collum
scapulae, cavitas glenoidalis dan tuberculum glenoidea
 Pada bagian organ berupa facies terdiri dari 2 permukaan yaitu 1.facies
anterior(costalis) dan 2.facies posterior (dorsalis), terdapat struktur trigonum
scpulae, spina scapulae, acromion, fossa infraspinata dan fossa supraspinata

c. Os Humerus
 Nama organ : Os humerus
 Letak organ : terletak pada regio brachium pada extremitas superior.
 Morfologi organ : berbentuk tulang panjang
 Bagian Organ : Terdiri dari 3 bagian organ, yaitu:
1. ujung proximal : Extremitas superior humeri
2. badan : Corpus Humeri
3. Ujung distal : Extremitas inferior humeri
d. Os Radius
Nama organ : Os radius
Letak organ : terletak pada regio antebrachium, extremitas
superior
Morfologi organ : berbentuk tulang panjang
Bagian dan struktur organ : terdiri dari 3 bagian organ, yaitu : EKstremitas superior radii,
corpus radii, dan ekstremitas inferior radii.
1. Extremitas superior, terdapat struktur;
 di proximal disebut capitulum radii, bersendi dengan capitulum humeri.
 Collum radii
 Di medial terdapat tuberositas radii
2. Corpus, terdapat 3 subbagian organ margo (sisi), margo anterior,margo posterior dan
margo interossea di medial , juga terdapat struktur pinggiran tajam disebut crista
interossea.
3. extremitas inferior, di subbagian volar ujung bawah permukaannya licin dan
subbagian dorsal permukaannya berlekuk-lekuk, di ujung lateral dijumpai struktur
processus styloideus radii. Dan diujung medial dijumpai struktur incisura ulnaris radii.
e. Os ulna
 Nama Organ : Os Ulna
 Letak organ : terdapat di regio antebrachium pada
 extremitas superior
 Morfologi organ : os ulna
 Bagian dan struktur organ : terdiri dari 3 bagian organ : Extremitas proximalis,
corpu, dan ekstremitas inferior.
f. Ossa Carpalia
 Nama organ : ossa carpalia = tulang pergelangan tangan
 Letak organ : terletak pada regio manus
 Morfologi organ ; berbentuk tulang pendek
 Bagian organ : terdiri dari tulang kecil yang tersusun dalam 2 bagian, yaitu
bagian proximal dan bagian distal.
1.Bagian Proximal (Baris I) terdiri dari 4 struktur tulang pendek, yaitu: Os
naviculare, Os Lunatum, Os Triquetrum, dan Os Pisiformis.
2. Bagian Distal (Baris II), strukturnya terdiri dari 4 struktur tulang
pendek,yaitu : Os multangulum majus (trapezium), Os multangulum minus
(trapezoideum), Os Capitatum, dan Os Hamatum.
g. Ossa Metacarpalia
 Nama Organ: Ossa Metacarpalia
 Letak organ : terdapat pada regio manus
 Morfologi Organ : berbentuk tulang pendek
 Bagian dan struktur organ : terdiri dari 5 tulang dan setiap tulang metacarpal
terdiri dari bagian proximal terdapat struktur basis, bagian distal terdapat
struktur capitulum, bagian diaphyse berada antara bagian proximal dan distal.
 Bentuknya agak melengkung kebelakang.
 Pada os metacarpal I mempunyai permukaan yang berbentuk pelana (saddle
shape).
h. Ossa Digitorum
 Nama Organ: Ossa Digitorum
 Letak organ : terdapat pada regio manus, diujung distal
 Morfologi Organ : berbentuk tulang pendek terbagi dalam 14 ruas tulang
 Bagian dan struktur organ, terdiri dari :
 Bagian phalanges proximal terdapat struktur basis dan capitulum
 Bagian phalanges medial terdapat struktur basis dan capitulum (kecuali pada
Phalanges I/Ibu jari)
 Bagian phalanges distal terdapat struktur basis dan capitulum
12. Proses pembentukan tulang

Dafpus

1. Falabiba NE. Anatomi dan Struktur Tulang Manusia. 2019;9–44.

2. Ivanali K. Modul Fisiologi Otot. 2019;

3. Otot J. JARINGAN OTOT Otot PoIos Contoh otot polos Otot Polos Otot Polos Otot Lurik Otot
Lurik Otot Lurik Otot Lurik. :1–6.

4. Syofyan H. Modul Biologi Dasar Sistem Gerak & Panca Indera. 2018;(Psd 113):10–1.

5. Hermawan HA. Sendi Atau Persambungan Pada Kerangka.

6. Yulia D noo. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal Disusun Oleh. 2020;0–18.

Anda mungkin juga menyukai