A. IDENTITAS MAHASISWA
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk dengan
populasi muslim terbesar di dunia. Dengan keberadaan masyarakat yang mayoritas
berkeyakinan muslim menjadikan permintaan produk halal di Indonesia menjadi
semakin meningkat. Kesadaran untuk mengkonsumsi produk halal menjadi potensi
pasar yang cukup besar bagi produsen untuk memproduksi suatu produk halal. Produk
halal mengacu pada berbagai macam produk yang memenuhi syarat syar’i dengan
mencegah keharaman, baik ditinjau dari segi zatnya maupun selain zatnya
(Burhanuddin, 2011). Adapun yang mengakibatkan makanan (benda) bisa menjadi
haram karena jenisnya yang haram, seperti khamar, babi, dan sebagainya, termasuk di
dalamnya produk-produk dari turunannya (alkohol, gelatin, dan lainnya), dan haram
karena cara memperolehnya yang termasuk di dalamnya adalah harta untuk
memperolehnya dan proses membuatnya.
Merujuk data PT. Sofyan Hospitality International, pada tahun 2016, tingkat
konsumsi Muslim di tingkat global sebesar US$ 1,8 triliun, sementara di Indonesia
mencapai US$ 225,7 miliar. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan industri yang
mengusung konsep halal di Indonesia mencapai 40%, yang terdiri dari pakaian,
makanan, kosmetik, dan syariah finansial (Mix, 2017). Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) sebagai satu-
satunya lembaga yang berwenang dalam memberikan sertifikat halal sampai tahun
2014 sebanyak 26.979 dari jumlah 8.636 perusahaan dengan jumlah produk yang sudah
disertifikasi halal sebanyak 53.383 dari 231.851 produk yang beredar (Kementerian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
Agama, 2015).
Merujuk pada data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, didapatkan hasil bahwa jumlah penduduk
Muslim Indonesia mencapai 236,53 juta jiwa yang artinya memiliki persentase sebesar
86,88% dari penduduk Indonesia (Dukcapil, 2021). Sehingga dengan pangsa pasar
produk halal sebesar itu tentu kebutuhan produk halal di pasar menjadi sangat besar.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim riset Majelis Ulama Indonesia (MUI)
terungkap bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan produk halal meningkat
sangat signifikan. Kesadaran halal (awereness) didefinisikan sebagai pemahaman akan
kehalalan suatu produk dari seseorang konsumen sehingga membuatnya cermat dalam
melakukan konsumsi atas suatu produk. Jika pada tahun 2009 tingkat kepedulian
masyarakat terhadap kehalalan produk hanya berkisar 70%, pada akhir 2010 angka
tersebut melonjak menjadi sekitar 92,2%, yang artinya seharusnya potensi ini bisa
menjadikan Indonesia sebagai produsen halal tingkat dunia (Syahruddin, 2014).
Salah satu daerah di Indonesia dengan potensi penduduk Muslim terbesar yaitu
Kabupaten Banyumas. Hal itu dapat dibuktikan dari data Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi Jawa Tengah bahwa
total populasi di Kabupaten Banyumas sebanyak 1,78 juta penduduk dengan persentase
99,1% dari total penduduk adalah penduduk Muslim. Mengingat besarnya persentase
jumlah penduduk Muslim di Kabupaten Banyumas serta meningkatnya kesadaran umat
Islam di seluruh dunia pada kewajiban mereka untuk mengkonsumsi makanan yang
memenuhi persyaratan pola konsumsi Islam tentunya akan menciptakan permintaan
yang lebih besar terhadap produk halal (Ambali dan Bakar, 2013).
Salah satu wadah ketersediaan produk halal yaitu melalui wisata kuliner halal
yang dibuktikan dengan adanya rumah makan atau restoran bersertifikat halal. Menurut
Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 73PW
105MPPT-85, rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019-2020 telah terjadi peningkatan pada
jumlah rumah makan, khususnya di Banyumas yaitu dari 913 menjadi 996 rumah
makan. Mengkonsumsi makanan halal menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
Halal dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diperbolehkan atau sering mengacu
pada makanan yang diperbolehkan bagi umat muslim. Seorang muslim wajib
hukumnya untuk mengkonsumsi makanan yang halal (Listyoningrum & Albari, 2012).
Namun, prosedur dan standar kehalalan tidak hanya sebatas mengikuti ajaran yang
telah tersurat. Ada juga pengawasan dari segi kebersihan dan kualitas, mulai dari bahan
baku, serta peralatan yang digunakan harus memenuhi hukum syariah serta memenuhi
persyaratan. Proses produksi makanan perlu dipantau dan diawasi oleh pengawas
muslim yang berkompeten (Ali, 2016).
Aspek penting lainnya yang harus dilengkapi oleh para pemilik rumah makan
adalah sertifikasi halal, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan minat membeli para konsumen. Pada masa kini halal tidak lagi murni
sebagai isu agama, tetapi juga masuk dalam ranah bisnis dan perdagangan (Borzooei
dan Asgari, 2013). Perdagangan pangan olahan halal telah meningkat pesat dan
tentunya manfaat dari pangan olahan halal berpengaruh pada sikap dan perilaku
konsumen dalam hal niat untuk membeli produk (Aziz dan Chok, 2013. Sertifikat Halal
dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah tes dan analisis tertentu yang
dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM MUI) untuk melihat apakah produk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh LPPOM MUI (Setyaningsih & Marwansyah, 2019) .
Pemasaran sebuah produk olahan makanan tergantung dari minat konsumen
untuk membeli. Minat membeli dapat didefinisikan sebagai ketertarikan konsumen
terhadap sebuah produk (Schiffman & Kanuk, 2004). Seseorang yang memiliki
ketertarikan terhadap suatu produk akan timbul minat untuk membeli produk tersebut.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli atau memilih
suatu produk adalah berdasarkan pengalaman dalam menggunakan atau mengkonsumsi
suatu produk tersebut (Nulufi & Murwartiningsih, 2015). Beberapa variabel lain yaitu
kesehatan, kesadaran halal dan persepsi nilai pada penelitian terdahulu tentang
makanan halal menyebutkan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan positif
terhadap minat beli produk makanan olahan halal (Nurhasanah et al., 2018).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk
menentukan kelompok konsumen muslim berdasarkan karakteristik yang didapat
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
sebelumnya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui studi kajian mengenai analisis
cluster (cluster analysis). Kemudian, analisis klaster tersebut digunakan untuk
menentukan apakah konsumen memiliki sikap dan harapan yang sama tentang rumah
makan bersertifikat halal. Dengan demikian, analisis klaster ini digunakan untuk
mengungkap kesamaan yang mungkin digunakan untuk membantu mengidentifikasi
kelompok yang berbeda dalam sampel menggunakan faktor yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Analisis Cluster Berdasarkan
Karakteristik Konsumen Muslim dalam Memilih Rumah Makan Bersertifikat Halal di
Kabupaten Banyumas”.
D. PERUMUSAN MASALAH
1. TUJUAN
a. Mengetahui faktor karakteristik konsumen muslim dalam memilih rumah
makan bersertifikat halal di Kabupaten Banyumas.
b. Menganalisis cluster yang terbentuk berdasarkan klasifikasi karakteristik
konsumen muslim dalam memilih rumah makan bersertifikat halal di
Kabupaten Banyumas.
c. Mengetahui sikap dan harapan konsumen muslim mengenai rumah makan
bersertifikat halal di Kabupaten Banyumas.
2. MANFAAT
a. Bagi pelaku usaha, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
memahami karakteristik konsumen muslim dalam memilih rumah makan
bersertifikat halal dan mendapatkan masukan terhadap strategi pemasaran
sebagai rekomendasi kepada rumah makan bersertifikat halal.
b. Bagi akademis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi
perpustakaan yang bisa digunakan sebagai studi perbandingan referensi objek
penelitian seperti analisis cluster berdasarkan karakteristik konsumen muslim
dalam memilih rumah makan bersertifikat halal di Kabupaten Banyumas.
c. Bagi penulis, adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya pada peneltian seperti analisis cluster
berdasarkan karakteristik konsumen muslim dalam memilih rumah makan
bersertifikat halal di Kabupaten Banyumas.
G. METODE PENELITIAN
2. MATERI PENELITIAN
a. Purposive Sampling
Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-
kriteria tertentu (Sugiyono, 2016). Kriteria yang dipakai pada penelitian ini
adalah konsumen muslim yang sedang makan di salah satu rumah makan
bersertifikat halal dan sudah pernah mengkonsumsi produk di rumah makan
tersebut minimal 1 kali.
b. SPSS (Statistikal Package for the Social Sciens)
SPSS yaitu software khusus untuk pengolahan data statistik yang
digunakan untuk melakukan sebuah analisis statistik baik secara tepat dan
cepat dalam berbagai riset pasar, pengendalian dan perbaikan mutu (quality
improvement), serta riset-riset sains (Zein, 2019). Hasil analisis menghasilkan
berbagai macam jenis output sesuai dengan tujuan dari penelitian itu sendiri.
c. Sertifikasi Halal
Menurut ketentuan LPPOM MUI dalam Panduan Jaminan Halal,
Sertifikasi Halal adalah suatu proses untuk memperoleh sertifikat halal melalui
beberapa tahap untuk membuktikan bahwa bahan, proses produksi, dan SJH
memenuhi standar LPPOM MUI. Sertifikat halal adalah fatwa tertulis MUI
yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam.
Sertifikasi halal merupakan etika bisnis yang seharusnya dijalankan produsen
sebagai jaminan halal bagi konsumen. Selain sebagai jaminan halal terhadap
konsumen, label halal memberikan keuntungan ekonomis bagi produsen
diantaranya dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena terjamin
kehalalannya, memiliki USP (Unique Selling Point), mampu menembus pasar
halal global, dan meningkatkan marketability produk di pasar, serta investasi
yang murah jika dibandingkan dengan pertumbuhan revenue yang dapat
dicapai (Ramlan dan Nahrowi 2014).
d. Teori Kesadaran
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan
dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
3. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini meliputi kesadaran halal, sertifikasi halal,
kesehatan, bahan makanan, persepsi nilai, dan minat membeli makanan halal.
4. ANALISIS DATA
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat pengukur
(instrumen) mengukur apa yang ingin diukur oleh peneliti. Uji ini dilakukan
setelah kuesioner akhir tebentuk (Umar, 2010). Uji validitas digunakan untuk
menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing–masing pertanyaan
dengan skor total.
b. Uji Realibilitas
Uji yang selanjutnya dilakukan adalah uji realibilitas. Realibilitas sebuah
alat ukur perlu diuji apabila sebuah alat ukur telah dinyatakan sahih menurut
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
divisive, dari sebuah cluster besar yang terdiri dari semua obyek atau
observasi. Selanjutnya, obyek atau observasi yang paling tinggi nilai
ketidakmiripannya dipisahkan dan demikian seterusnya (Saraçli et al., 2013).
Menurut (Hair et al., 2009), terdapat lima macam algoritma untuk
membentuk kelompok dengan metode hierarki, yaitu Single Linkage, Complete
Linkage, Average Linkage, Centroid Method, dan Ward’s Method. Pada
penelitian ini, algoritma yang digunakan adalah Complete Linkage. Metode
Complete Linkage (pautan lengkap) pada dasarnya sama dengan metode
pautan tunggal. Hanya saja jarak yang digunakan adalah jarak yang
maksimum. Alasan dipilih jarak maksimum adalah agar obyek-obyek yang
mempunyai sedikit kesamaan dapat dihubungkan.
Complete linkage membentuk kelompok-kelompok dari individu
dalam cluster berada paling jauh satu sama lainnya (Zaifullah dan Yulianto,
2022). Dalam metode ini seluruh objek dalam suatu cluster dikaitkan satu
sama lain pada suatu jarak maksimum atau dengan kesamaan minimum.
Langkah pertama yaitu menghitung jarak antar objek dengan
menggunakan jarak dan didapatkan jarak untuk obyek I dengan objek lain
h yang dinotasikan dengan D = {d i , h}kemudian dipilih jarak terjauh dan
menggabungkan obyek-obyek yang bersesuaian. Metode ini dirumuskan
sebagai berikut:
d ( ih ) g=max {d ig , d hg }
d. Analisis Diskriminan
Analisis Diskriminan merupakan salah satu metode analisis multivariat
yang digunakan untuk mengetahui variabel-variabel ciri yang membedakan
tiap-tiap kelompok yang terbentuk. Menurut Rangkuti (2011), tujuan
dilakukan analisa diskriminan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
cukup signifikan antara dua kelompok atau segmen. Berdasarkan analisis ini
kita dapat membandingkan kinerja antar kedua segmen tersebut, sehingga
dapat dipakai untuk menentukan target market.
H. PEMBIMBING
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KOMISI STUDI AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Telp./Fax. (0281) 638791 Purwokerto 53123
Nama NIP
Pembimbing II :
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, C. C., Meiliza, D. R., & Novita, D. 2020. Klasifikasi Karakteristik Minat Membeli
Mahasiswa Muslim di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan Analisis Cluster. Prosiding
Seminar Nasional Rekarta, 6 Juli, Mataram. P. 8.
Faridah, H. D. 2019. Halal Certification in Indonesia; History, Development, and
Implementation. Journal of Halal Product and Research, 2(2): 68-78.
Gudono. 2011. Analisis Data Multivariate Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Hasiholan, L. B. & Yunni, R. 2019. Strategi Positioning dalam Upaya Membangun Brand.
Jurnal Penelitian IPTEKS, 4(2): 229-240.
Kisworo, A. N. 2011. Analisis Segmentasi Pasar Susu Kambing Berdasarkan Karakteristik
Konsumen di Wilayah Bogor. Jurnal Penyuluhan Pertanian, 6(1): 1-9.
Lestari, L. I. 2010. Analisis Segmentasi Psikografis dan Sensitivitas Harga Konsumen
Rumah Makan di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 3(1): 15-33.
Marzuki, S. Z. S., Hall, C. M., & Ballantine, P. W. 2014. Measurement of Restaurant
Manager Expectations toward Halal Certification Using Factor and Cluster Analysis.
Procedia Sosial and Behavioral Science, September 4-5, Kuala Lumpur. P. 13.
Ma’rifat, T. N. & Rahmawan, A. 2018. Analisis Segmentasi Konsumen dalam Konsumsi
Produk Pangan Bersertifikat Halal pada Ritel Modern Yogyakarta. Proceeding
Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics (CIMAE), 1: 9-18.
Rangkuti, F. 2011. Dongkrak Penjualan Melalui Marketing Strategy & Competitive
Positioning (Mengukur Segmentasi, Targeting dan Positioning Menggunakan SPSS).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Saraçli, S., Doǧan, N., & Doǧan, I. 2013. Comparison of hierarchical cluster
analysis methods by cophenetic correlation. Journal of Inequalities and
Applications, 2013(1), 203.
Zaifullah, Z., & Yulianto, T. 2022. Analisis Cluster Untuk Pengelompokkan Prestasi
Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas MIPA Universitas Islam Madura. Zeta-Math
Journal, 7(1), 1-10.