Anda di halaman 1dari 2

Topik 1- Bagian 2 (Eksplorasi)

Tugas 1 – Argumentasi Kritis

Nama : Khasanah Nur Hidayah


Bidang Ilmu : Pendidikan Matematika

Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata) tentang gerakan transformasi
Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
(Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk
memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing
mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan
referensi yang disajikan)

Jawab :
Sebelum Kemerdekaan:
Pendidikan pada zaman kolonial Hindia-Belanda pada abad ke-20. Tujuan pendidikan
dalam masa kolonial tidak pernah dinyatakan secara tegas, tujuan pendidikan pada saat itu
untuk memenuhi keperluan tenaga buruh dan dipergunakan sebagai pendukung kepentingan
umum Belanda (Makmur, Haryono, Musa, & S, 1993). Tahun 1854 beberapa Bupati
menginisiasi sekolah kabupaten yang diperuntukkan bagi calon-calon pegawai. Kolonial
Hindia-Belanda juga mendirikan sekolah untuk penduduk Bumiputra yang terdiri dari 3 klas.
Sekolah tersebut mengajarkan membaca, menulis, dan menghitung seperlunya (Pendidikan
Guru Penggerak. Pendidikan Zaman Kolonial. Youtube Video, 10.30. 19 Desember 2023. dari
www.youtube.com).
Pemerintah kolonial menjauhkan diri dengan jangkauan masyarakat bumiputra dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah Kolonial yang membatasi gerak politik masyarakat bumiputra
(RR 111- Regeerings Reglement). Cara mengantisipasi gerakan masa Jawa yang timbul
kemudian dalam bentuk gerakan kultural sebagaimana dimanifestasikan dalam lahirnya
organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Pada kongres Budi Utomo yang diselenggarakan 25
Desember 1912, Douwes Dekker alias Setyabudi Danudirja mendirikan Indische Partij di
Bandung. Anggota dari Indische Partij adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat alias Ki
Hadjar Dewantara, Douwes Dekker dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo bergabung di dalamnya
(Wiryopranoto & dkk, 2017). Kolaborasi tiga tokoh tersebut dikenal “Tiga Serangkai” sebagai
kekuatan nasionalis awal pergerakan (Koch, 1951: 37-55). Puncaknya pada tahun 1920 lahirlah
cita-cita baru yang mengimpikan perubahan secara radikal terhadap pendidikan dan
pengajaran. Sehingga pada tahun 1922 lahirlah Taman Siswa Yogyakarta.
Sesudah Kemerdekaan:
 Setelah kemerdekaan pendidikan (awal kemerdekaan), sudah memiliki Kurikulum yang
baru mulai muncul pada tahun 1947 (Retjana Pembeladjaran 1947) disebut leer plan.
Tidak menekankan aspek kognitif, hanya mengutamakan pendidikan karakter seperti
membangun rasa nasionalisme, dengan struktur Bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
(Insani, 2019)
 Tahun 1950, dikeluarkannya UU No.4 tahun 1950. Sistem persekolahan mengalami
penyesuaian agar setiap warga negara mampu mengenyam pendidikan (Chairunisa dan Dr.
Zulkarnain, 2018). Tahun 1952 (Rentjana Pembelajaran Terurai 1952) kurikulum
pendidikan sudah mengarah pada sistem pendidikan nasional, yang menghubungkan isi
pelajaran dengan kegiatan sehari-hari (Alhammudin, 2014).
 Masa orde lama- 1964 (Rentjana Pembelajaran 1964). Mata pelajaran diklasifikasikan:
moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.
Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
 Masa orde baru 1968 upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan
dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat (Alhammudin, 2014).
 Kurikulum 1975 bertujuan agar pendidikan lebih efisien dan efektif dengan konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective). Namun di lapangan didapati
banyak kritik, karena guru dibuat sibuk dengan penulisan rincian yang akan dicapai.
 Kurikulum 1984 (Kurikulum 1975 yang disempurnakan). Menggunakan pendekatan
proses dengan peserta didik sebagai sumber belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL).
 Kurikulum 1994 (Separate Subject Curriculum). Tujuan pengajaran berorientasi pada
materi pelajaran dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Kurikulum ini dianggap kurang berhasil karena menjadi kurikulum yang super padat.
 Masa Revormasi (2004- Sekarang)
(1) Kurikulum 2004- KBK (Kurikulum berbasis Kompetensi), (2) Kurikulum 2006- KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), (3) Kurikulum 2013, (4) Kurikulum
Merdeka.
Kegiatan pembelajaran tentunya mengalami perubahan kurikulum yang bersifat terus
menerus dengan berbagai pertimbangan dari Kementrian Pendidikan. Sehingga pada saat ini
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik, dengan menimbang beberapa aspek
karakteristik peserta didik dengan latar belakang dan kesiapan belajar. Penggunaan kurikulum
merdeka tentunya berpengaruh besar pada peserta didik untuk mengembangkan keilmuannya,
dengan pembelajaran berdiferensiasi di tetapkan guru pada saat proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai