Anda di halaman 1dari 3

HALAMAN 4-5

Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara


Pada tahap Eksplorasi Konsep, Anda membaca tulisan teks pidato Ki Hadjar
Dewantara pada penganugerahan Honoris Causa oleh Universitas Gajah Mada
pada 7 November 1956 (lihat Lampiran 1). Video “Pendidikan Zaman Kolonial”
(https://www.youtube.com/watch?v=M90E2vT7zF4) memberikan visualisasi bagi
Anda untuk melihat Perjalan Pendidikan Nasional secara kritis dalam membangun
konsep pemikiran Anda.

Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman
Kolonial, Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang:

1. Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata ) tentang gerakan
transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan
sesudah kemerdekaan (Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari
argumen kritis, misalnya untuk memberikan argumen kritisi itu membutuhkan
referensi, data, fakta untuk membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen
memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan referensi yang disajikan)

Panduan Penugasan Kelompok Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan


Nasional
a. Mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang,
b. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan:

1) Apa praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik
dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum
kemerdekaan dan sesudah kemerdekaaan?

Sebelum kemerdekaan, praktik pendidikan di Indonesia cenderung


‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik, salah satunya adalah bahwa pendidikan
jaman kolonial dinilai berat sebelah, dan janji pendidikan untuk rakyat bumi putera
dinilai hanya janji belaka (Fitroh & Rosidi, 2023:2680). Sistem pendidikan pada masa
itu sangat terbatas, hanya tersedia bagi kalangan bangsawan atau priyai,
sedangkan rakyat jelata belum mempunyai akses tersebut. Hal ini menimbulkan
ketimpangan pendidikan dan menghambat perkembangan sosial ekonomi
masyarakat.
Setelah kemerdekaan, praktik pendidikan di Indonesia yang cenderung
‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik, salah satunya adalah kurikulum yang
selalu berubah-ubah. Indonesia pertama kali memakai kurikulum dengan nama
Rentjana Pelajaran 1947 (Edy, Sumarta & Uliniam 2023:132) . Pembaharuan
kurikulum selanjutnya dilakukan pada tahun 1984, 1994, 1999, 2004, 2006, dan
yang terakhir adalah tahun 2013. Kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan istilah
K13, dititikberatkan pada tiga aspek perubahan, yakni pengetahuan, ketrampilan,
serta perilaku (Edy, Sumarta & Uliniam 2023:133). Kemudian pemerintah membuat
pembaruan kurikulum kembali, yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka telah
diuji cobakan pada 1.500 sekolah di tahun 2020 sampai 2021. Kemudian
kemendikbudristek membuka opsi pada sekolah-sekolah untuk
mengimplementasikannya secara bertahap dan sampai dengan saat ini sudah lebih
dari 140.000 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka. Harapannya
ketika di tahun 2024 semua sekolah sudah menerapkan kurikulum merdeka ini (Edy,
Sumarta & Uliniam 2023:134).

2) Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan
‘belenggu’ yang belum memerdekakan peserta didik?

Tentunya ada, baru selang beberapa tahun ini, pemerintah mencanangkan


kurikulum merdeka. Ada perbedaan mencolok antara kulrikulum yang lama dengan
yang baru. Perbedaannya adalah jika kurikulum yang lama diterapkannya serentak
secara nasional. Sedangkan dalam kurikulum merdeka telah diterapkan secara
bertahap sesuai dengan karakter dan ketahanan masing-masing daerah dan
mengembangkan dan menerapkan kurikulum merdeka (Edy, Sumarta & Uliniam
2023:133). Kurikulum baru ini dinilai lebih fleksibel. Kurikulum 2022 ini akan lebih
berfokus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi. Hal ini bertujuan,
agar guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi (Edy,
Sumarta & Uliniam 2023:133). Anindito Aditomo mengungkapkan bahwa Kurikulum
Merdeka sudah dirancang agar bisa berjangka lama atau sustainable (Edy, Sumarta
& Uliniam 2023:133). Dengan adanya kurikulum merdeka, yang berpusat pada
peserta didik dan di terapkan sesuai dengan kebutuah serta karakteristik peserta
didik, artinya ini adalah salah satu model pendidikan saat ini yang dianggap bisa
melepaskan belenggu kemerdekaan peserta didik.

3) Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan
belenggu dan memerdekakan peserta didik? Catatan penting: explorasi dokumen-
dokumen digital untuk memperkuat argumentasi Anda

Penggunaan atau pengimplementasian kurikulum yang baru yaitu kurikulum


merdeka. Sejauh ini, pemerintah sudah sangat mengupayakan perubahan kurikulum
yang di usahakan agar bisa bersifat suistanbale seperti yang telah saya paparkan di
atas. Tujuan pada Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Sementara
pada kurikulum merdeka memiliki beberapa tujuan diantaranya: Menciptakan
Pendidikan yang Menyenangkan; Mengejar Ketertinggalan Pembelajaran;
Mengembangkan Potensi Peserta Didik (Adha, Fuadin, Pratycia, Putra &
Salsabila, 2023:62). Dimana kurikulum merdeka, memperhatikan kebutuhan siswa
dan karakter siswa, sehingga memerdekakan peserta didik serta guru yang
menyusun pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai