Anda di halaman 1dari 1

Kurikulum Merdeka dan Tantangan Kemerdekaan Siswa

Oleh
Wadhihah Nawaningsih

Kurikulum merdeka menjadi wacana hangat kalangan pendidik akhir-akhir ini. Sejak 11
Februari 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim
meluncurkan kurikulum merdeka pada semua pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA),
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Pada tataran
konsep, terdapat sebuah pertanyaan besar terkait konsep kurikulum merdeka. Sejatinya
kurikulum merdeka untuk memerdekakan siapa?

Substansi Kemerdekaan Belajar: Belajar yang Merdeka


Jauh sebelum dicanangkannya program Kurikulum Merdeka yang saat ini menjadi salah
satu proyek utama dunia pendidikan, gagasan tentang kemerdekaan dalam belajar banyak
diutarakan dan disuarakan oleh para pendiri bangsa. Ki Hadjar Dewantara misalnya, sekalipun
tidak menggunakan istilah merdeka belajar tetapi subtansi gagasannya hampir sama bahkan
menjadi landasan filosofis dicanangkannya konsep kurikulum merdeka yaitu gagasan belajar
merdeka. Belajar merdeka yang disuarakan oleh Ki Hadjar Dewantara memiliki substansi terkait
kemerdekaan siswa atau peserta didik atas dirinya sendiri yaitu kemerdekaan mereka dalam
mengembangkan minat dan bakat seluas mungkin.Pada praktiknya, Ki Hadjar Dewantar semasa
mendidik anak bangsa tidak menjadikan angka sebagai tolak ukur dalam pengembangan bakat
siswa. Bahkan beliau tidak pernah mematok anak didiknya di kelas kelak akan menjadi apa.
Artinya, Ki Hadjar Dewantara memerdekakan anak didik belajar apapun berdasarkan bakat yang
dimilikinya. Itulah sesungguhnya nilai kedaulatan siswa atas dirinya sendiri yang diyakini dapat
membawa kemajuan bangsa Indonesia.

Kemerdekaan Siswa Dalam Bingkai Kurikulum Merdeka

Dilansir dari laman kurikulum.kemdikbud.go.id, kurikulum merdeka merupakan


rancangan kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan
pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Selain itu, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan
minat peserta didik. Inilah sesunnguhnya substansi kemerdekaan siswa dalam ranah kurikulum
merdeka yang artinya siswa atau peserta didik bisa memilih pelajaran yang diminati sehingga
mampu mengoptimalkan bakatnya yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan terbaik
bagi bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai