Anda di halaman 1dari 1

Pekuncen, 5 November 2022

Salam dan bahagia para pembaca generasi hebat!

Wah… asik nih sekolah sekarang!

Boleh belajar boleh tidak! Melanggar aturan sekolah TIDAK dihukum, karena kita MERDEKA BELAJAR!

Kalimat-kalimat itulah yang sering terdengar diantara obrolah siswa saat mendengar adanya kebijakan
baru atau perubahan kurikulum tentang penerapan konsep merdeka belajar di sekolah. Pandangan ini
tidak sepenuhnya keliru tetapi BELUM TEPAT.

Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka mempunyai makna bebas tidak terikat dan
berdiri sendiri atau mandiri. Merdeka belajar mempunyai konsep belajar mandiri, tidak diperintah oleh
guru atau orang tua. Siswa belajar secara mandiri karena belajar merupakan kebutuhan masing-masing.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana
konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajardan minat peserta didik. Projek untuk
menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat psds konten mata pelajaran. Lalu apa saja komponen-
komponen dalam kurikulum merdeka?

Ki Hajar Dewantara mengartikan manusia merdeka yaitu manusia yang bersandar pada kekuatan dirinya
sendri tidak bergantung kepada orang lain. Berikut beberapa hal penting dalam pemahaman merdeka
belajar diantaranya:

1. Mengenali dan memahami Diri sebagai Pendidik


2. Mendidik dan Mengajar
3. Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
4. Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
5. Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan.

Dalam proses menuntun atau mengembangkan potensi diri siswa, pendidik memberikan kebebasan
kepada siswa mengeksplorasi kemampuan dengan bimbingan dan arahan yang tepat dari pendidik agar
anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Proses ini akan mendorong anak menemukan
kemerdekaannya dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai