Anda di halaman 1dari 2

Nama : Athaya Izzah Aqilah

NIM : 010002100061
Mata Kuliah : Hukum Acara Perdata Khusus
Dosen : Dr. Yogo Pamungkas, S.H., M.H.

TUGAS 5

1. Jenis Konflik Hubungan Industrial yang pihaknya bukan Perusahaan:

Sebelumnya, perlu diingat bahwa terdapat beberapa jenis konflik hubungan industrial yang para
pihaknya bukan perusahaan, yaitu:

● Perselisihan Antar Serikat Pekerja: Terjadi antara dua atau lebih serikat pekerja dalam
satu perusahaan atau antar serikat pekerja di sektor yang sama.
● Perselisihan Antar Serikat Buruh: Terjadi antara dua atau lebih serikat buruh di tingkat
nasional, daerah, atau sektor.
● Perselisihan Antar Asosiasi Pengusaha: Terjadi antara dua atau lebih asosiasi
pengusaha di tingkat nasional, daerah, atau sektor.
● Perselisihan Antar Serikat Buruh dan Asosiasi Pengusaha: Terjadi antara serikat
buruh dan asosiasi pengusaha di tingkat nasional, daerah, atau sektor.
● Perselisihan Antara Pekerja Lepas dan Pengguna Jasa: Terjadi antara pekerja lepas
dan pengguna jasa terkait hak dan kewajiban pekerja lepas.

2. Faktor Penyebab Konflik:

Konflik hubungan industrial di luar perusahaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

● Perbedaan Kepentingan: Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan tujuan yang


berbeda, yang dapat menimbulkan perselisihan.
● Ketidakjelasan Aturan: Ketidakjelasan peraturan perundang-undangan terkait
hubungan industrial dapat memicu perselisihan.
● Kurangnya Komunikasi: Kurangnya komunikasi yang efektif antar pihak dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan miskomunikasi.
● Ketidakpercayaan: Ketidakpercayaan antar pihak dapat mempersulit penyelesaian
konflik.
● Faktor Eksternal: Faktor eksternal seperti krisis ekonomi atau perubahan politik dapat
memperburuk konflik.

3. Obyek Konflik:

Obyek konflik dalam hubungan industrial di luar perusahaan dapat berupa:

● Pengaturan jam kerja dan upah: Perselisihan mengenai jam kerja, upah minimum, dan
tunjangan.
● Kesehatan dan keselamatan kerja: Perselisihan mengenai standar kesehatan dan
keselamatan kerja.
● Pemutusan hubungan kerja: Perselisihan mengenai PHK dan pesangon.
● Kebebasan berserikat dan berunding: Perselisihan mengenai hak untuk membentuk
serikat pekerja dan berunding kolektif.
● Keberpihakan: Perselisihan terkait perlakuan yang tidak adil dan diskriminatif.

Anda mungkin juga menyukai