Anda di halaman 1dari 12

Hipertensi

Pulmonal
Oleh Nadia Wulansari (G1A222057)

Pendahuluan
Hipertensi pulmonal (PH) adalah kelainan patofisiologi pada pembuluh darah paru-paru
yang dapat melibatkan berbagai kondisi klinik dan dapat menjadi komplikasi dari
penyakit-penyakit kardiovaskular dan respirasi

Penyebab utama terjadinya pembesaran


ventrikel kanan jantung dan dapat menyebabkan
right ventricular failure

Kompleksitas penatalaksanaan HP pendekatan


multifaset, holistik, dan multidisiplin, dengan
keterlibatan aktif pasien
02
Tinjauan Pustaka

Definisi
Hipertensi pulmonal secara
hemodinamik didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan rerata arteri
pulmonalis (mean pulmonary artery
pressure / mPAP) di atas normal,
yaitu >20 mmHg dan peningkatan
tahanan vaskular pulmonal
(pulmonary vascular
resistance/PVR) di atas normal,
pada kondisi istirahat.
Klasifikasi

Klasifikasi status
fungsional pasien
hipertensi pulmonal
menurut WHO
Epidemiologi
Prevalensi diperkirakan
sekitar 1% dari populasi
global
Prevalensi lebih tinggi pada
individu >65 tahun
Lebih sering terjadi pada
perempuan : laki-laki = 2:1
Meningkat dengan penyakit
katup sisi kiri jantung

Patofisiologi
Gejala
Klinis

Pemeriksaann Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Elektrokardiografi (EKG)
A. Right or sagittal axis
deviation (QRS axis
>90° indeterminable)
B. RV hypertrophy (R/S >1,
with R >0.5 mV in V1; R in V1
+ S in lead V5 >1 mV)
C. P pulmonale (P>0.25 mV in
lead II
D. RV strain patterna (ST
depression/T-wave inversion in
the right precordial V1–4 and
inferior II, III, aVF leads)
Rontgen Thoraks
• Dilatasi arteri pulmonaris sentral disertai
dengan menurunnya vaskularisasi di
perifer (pruning)
• Pembesaran atrium dan ventrikel kanan
• peningkatan atau penurunan rasio arteri
vena
• “Water-bottle shape” dari siluet jantung
• Kekeruhan ruang udara sentral (Central
air space opacification)

Ekokardiografi
Parameter yang terdiri dari tricuspid
regurgitant velocity (TR Vmax),
ditambah dengan parameter tambahan
seperti ukuran ventrikel kanan, fungsi
septum interventrikular, fluktuasi dari
vena cava inferior (IVC) terhadap siklus
respirasi, area sistolik atrium kanan, pola
kecepatan aliran sistolik terhadap early
diastolic pulmonary regurgitant velocity
(PVAcct), serta diameter dari Arteri
Pulmonalis
Kateterisasi Jantung
• Right heart catheterization (RHC)
adalah standar emas untuk
mendiagnosis dan
mengklasifikasikan HP
• indikasi klinis meliputi penilaian
hemodinamik jantung atau kandidat
LTx (lung transplantation) dan
evaluasi shunt jantung bawaan

Algoritma Diagnosis
TATALAKSANA
Uji Vasoreaktivitas
untuk mengidentifikasi vasoresponder
akut yang menjadi kandidat untuk
pengobatan dengan calcium channel
blockers (CCBs) dosis tinggi

Respons akut positif : penurunan


mPAP sebesar ≥10 mmHg untuk
mencapai nilai absolut ≤40 mmHg,
CO yang meningkat atau tidak
berubah
Komplikasi

Aritmia Hemoptosis Infeksi Gagal Jantung

supraventrikular, mulai dari yang ringan Penyebabnya infus jangka meningkatnya resistensi
fibrilasi atrium dan sampai yang panjang melalui kateter dan tekanan arteri
atrial flutter mengancam jiwa vena sentral pulmonalis

Efusi Sirosis Jantung Komplikasi Komplikasi


Perikardial Mekanis Paru
peningkatan tekanan penurunan curah Dilatasi progresif PA dan Kavitasi sekunder
ruang kanan jantung nekrosis aneurisma PA, ruptur, akibat infark
peningkatan transudasi hati akut dan diseksi, dan
miositik kompresi struktur
PROGNOSIS
Pedoman ESC/ERS untuk diagnosis dan
pengobatan HP, penilaian risiko
• Prognosis hipertensi pulmonal didasarkan pada pendekatan
idiopatik buruk. multiparametrik menggunakan model
• Kelangsungan hidup rata- rata tiga strata untuk mengklasifikasikan
IPAH yang tidak diobati pasien pada risiko kematian rendah,
adalah 2 sampai 3 tahun sejak sedang, atau tinggi dengan perkiraan
diagnosis. angka kematian 1 tahun sebesar <5%, 5-
20%, dan >20%

PENUTUP
Hipertensi pulmonal adalah penyakit yang termasuk jarang ditemukan, namun
morbiditas dan mortalitas yang signifikan jika tidak diobati

Penyakit ini memiliki etiologi multifaktorial dan sering dikaitkan dengan timbulnya
tanda dan gejala yang berbahaya. Pencitraan multimodalitas sering diperlukan untuk
menegakkan diagnosis, mengevaluasi hemodinamik yang mendasari dan tindak lanjut
setelah pemberian terapi

Penilaian risiko didasarkan p a d a pendekatan multiparametrik menggunakan


model tiga strata untuk mengklasifikasikan pasien p a d a risiko kematian rendah,
sedang, atau tingg
TERIMA
KASIH

Risk factors and complications

Anda mungkin juga menyukai