Anda di halaman 1dari 2

Spesifitas atau kekhususan enzim

Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu peranannya sebagai katalis hanya terhadap
satu reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja. Jadi dapat melibatkan beberapa jenis
substrat (Winarno, 1986). Sifat spesifik (spesifisitas enzim) didefinisikan sebagai
kemampuan suatu enzim untuk mendiskriminasikan substratnya berdasarkan perbedaan
afinitas substrat-substrat untuk mencapai sisi aktif enzim (August, 2000). Sifat spesifinitas ini
dapat dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis produk yang diharapkan. Sifat ini sangat
menguntungkan karena tidak akan dijumpai reaksi-reaksi samping, sehingga lebih ramah
lingkungan.

1. Kekhususan Absolut: enzim hanya akan mempercepat reaksi (mengkatalisis) satu


macam reaksi saja. Contoh:

Glukokinase

Glukose + ATP → Glukosa 6 P (fosfat) + ADP

Glukokinase merupakan enzim yang mengatur metabolisme glukosa dan bersifat juga
sebagai sensor glukosa pada sel β-pankreas. Proses akhir metabolisme glukosa pada
mitokondria sel β-pankreas menghasilkan ATP yang berperan pada sekresi insulin.

2. Kekhususan Relatif: enzim bekerja pada lebih dari satu macam reaksi. Contohnya
heksokinase. Heksokinase adalah enzim pertama dalam jalur glikolitik, dan mengubah
glukosa menjadi glukosa-6-fosfat. Enzim ini terdiri dari banyak lembaran heliks alfa
dan beta. Heliks alfa dibentuk oleh struktur tertutup heliks/heliks, dan dilihat lebih
dekat pada lembaran beta akan menunjukkan bahwa mereka membentuk lembaran
terbuka alfa / beta. Heksokinase mampu mengikat dua ligan, glukosa dan glukosa-6-
fosfat. Glukosa terikat sehingga glikolisis dapat terjadi, dan glukosa-6-fosfat berikatan
sebagai inhibitor alosterik.
3. Kekhususan Optik (Stereochemical specificity): Amilase α hanya bisa memecah
amilosa atau amilopektin yang alfa saja.
4. Kekhususan Gugus (group specifisity): enzim bekerja pada molekul yang
mempunyai gugus yang berfungsi spesifik, misalnya asam amino, fosfat, metil.
Contohnya alkohol dehydrogenase. Alkohol dehydrogenase (ADH) merupakan enzim
pada tahap akhir lintas fermentasi yang mereduksi asetaldehida menjadi etanol. Enzim
ini mengkatalisis reaksi reversible oksidoreduktase, mereduksi asetaldehid menjadi
etanol.
Kekhususan tergantung sifat ikatan enzim dengan substrat, sifat gugus katalitik, kofaktor
organik, ion logam, bentuk komplementer, muatan listrik, sifat hidrofilik/ hidrofobik dari
enzim maupun substrat. Banyak hal yang mempengaruhi kerja enzim. Secara umum kerja
enzim dipengaruhi oleh, iktatan antara Enzim dan Substrat (E-S komplek), sifat gugus
katalitik dan kofaktor.

Winarno, F. G. 1986. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

August, E. G. 2000. Kajian lipase amobil dari Aspergillus niger pada pembuatan MAG yang
bersifat antibakteri dati minyak kelapa. (Tesis). Bogor: Program Pasca Sarjana.
Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai