Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM IV

GENETIKA
(AKBK 3312)

“TES KECOCOKAN RASIO FENOTIF”

Disusun Oleh:
Rabiatul Adawiyah
(2110119120001)
Kelompok II A

Asisten Dosen:
Kamila Nur Faizza
Shafa’ Muthi’ah

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M. Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T.
Riya Irianti, S. Pd., M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER 2022
PRAKTIKUM IV
Topik : Tes Kecocokan Rasio Fenotif
Tujuan : Untuk mengetahui kecocockan rasio fenotif antara hasil
pengamatan dengan teori.
Hari/tanggal : Jumat/07 Oktober 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:
1. Alat tulis
2. Kertas hasil pengamatan
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut.
1. Enam keping mata uang logam Rp. 500,-

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Melemparkan 1 keping uang logam sebanyak 100 kali dan mencatat apakah
gambar yang muncul setiap kali lemparan dalam tabel.
3. Memberi kode pada lemparan 2 keping mata uang logam, masing-masing
kode A dan B, kemudian melemparkan bersama-sama kedua mata uang
logam tersebut sebanyak 100 kali dan mencatat pada tabel pengamatan.
4. Melakukan hal yang sama pada 3 keping mata uang logam.
5. Hitung X2 dengan rumus:
X2 = ∑ (d2 / e)
6. Membuat kesimpulan dan hipotesis dari hasil perhitungan tersebut

III. TEORI DASAR


Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai banyak peristiwa dimana
kemungkinan atau probabilitas mengambil peranan penting. Teori
kemungkinan adalah peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek,
dengan kata lain disebut juga dengan probabilitas. Jika objek itu misalkan
mata uang logam, maka peristiwa itu ada 3 macam probabilitas, yaitu:
1. Peluang atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan
perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terjadi terhadap
keseluruhan yang ada.
Singkatannya:
K(x) = x / x + y
Keteranganya:
K = Peluang
Kx = Besarnya peluang untuk mendapatkan (x)
x + y = Jumlah keseluruhan
2. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri
sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya peluang untuk
masing-masing peristiwa.
Singkatannya:
K (x + y) = K (x) . K (y)
3. Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri
sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya peluang untuk
masing-masing peristiwa itu.
Singkatannya:
K (x atau y) = K (x) + K (y)
Dalam hal ini yang akan ditekankan pada objeknya, yang mana sifat
uang logam tersebut jika dilemparkan ke atas sehingga memiliki
kemungkinan tadi. Kemungkinan yang akan muncul untuk gambar rumah
atau gunung adalah ½ sehingga dapat ditarik arti dengan rasio fenotif 1 : 1
dengan begitu jika sering dilakukan pelemparan maka frekuensi kemungkinan
adalah sama. Ini berlaku untuk pelemparan satu mata uang logam saja (Halang
& Irianti, 2022).
Metode Chi-square (X2) ialah suatu pengukuran penyimpangan dari
hasil pengamatan dibandingkan dengan angka-angka yang diharapkan secara
hipotesis. Adapun mengenai penggunaan rumus X2 atau Chi-square adalah
untuk mengetes apakah kebenaran tentang rasio fenotif itu sama dengan apa
yang terjadi dalam percobaan di dalam kenyataan (Halang & Irianti, 2022).
Untuk menentukan probabilitas total dari X2 apakah hipotesis akan
diterima atau ditolak kita harus melihat daftar nilai X2 pada derajat bebas.
Kemudian kita bandingkan angka yang kita peroleh dengan dengan angka-
angka yang terdapat dalam deret ini dan kita tentukan pada batas kisaran mana
angka yang kita peroleh. Harga X2 yang kita peroleh dengan angka-angka
yang terdapat di antara dua kolom. Setiap kolom akan menunjukkan
kemungkinan percobaan itu (Halang & Irianti, 2022).
Bila dalam suatu percobaan terdapat lebih dari dua kelompok
fenotif, maka dapaty pula kita anggap bahwa salah satu di antaranya adalah
non variabel. Pada dasarnya dari sejumlah kelompok fenotif, kelompok
fenotif yang dapat memilih pasangan secara bebas berjumlah sama dengan
jumlah fenotif dikurangi satu, karena kelompok terakhir tidak dapat
melakukan pemilihan bebas. Jadi derajat bebas dapat dinyatakan dalam
jumlah unit fenotif dikurangi satu. Dalam hal derajat bebas lebih dari satu,
factor koreksi tidak diterapkan lagi (Halang & Irianti, 2022).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Satu Keping Mata Uang Logam
Fenotif Tabulasi Probabilitas o e d d2 x2
A IIII IIII 1/2 42 50 8 64 1,3
IIII IIII
IIII IIII
IIII IIII
II
B IIII IIII 1/2 58 50 -8 64 1,1
IIII IIII
IIII IIII
IIII IIII
IIII IIII
IIII III
∑ 100 1 100 100 0 128 1,4
DK = 2 – 1 = 1

2. Dua Keping Mata Uang Logam


Fenotif Tabulasi Probabilitas o e d d2 x2
AA IIII IIII 1/4 29 25 -4 16 0,64
IIII IIII
IIII III
AB/BA IIII IIII 1/2 52 50 -2 4 0,08
IIII IIII
IIII IIII
IIII IIII
IIII IIII
II
BB IIII IIII 1/4 19 25 6 36 1,44
IIII IIII
∑100 1 100 100 0 56 2,16
DK = 3 – 1 = 2
3. Tiga Keping Mata Uang Logam
Fenotif Tabulasi Probabilitas o e d d2 x2
AAA IIII IIII 1/8 14 12,5 -1,5 2,25 0,18
IIII
AAB IIII IIII 3/8 41 37,5 3,5 12,25 0,32
ABA IIII IIII
BAA IIII IIII
IIII IIII
I
ABB IIII IIII 3/8 35 37,5 2,5 6,25 0,16
BBA IIII IIII
BAB IIII IIII
IIII

BBB IIII IIII 1/8 10 12,5 2,5 6,25 0,5


∑100 1 100 100 0 27 1,16
DK = 4 – 1 = 3
Keterangan :
A = Angka
B = Gambar
d = deviasi/penyimpangan (e-o)
o = kemungkinan
e = hasil yang diharapkan (X2 = d2/e)
x = tes chi-square
Dk = Derajat kebebasan (∑fenotif-1)
B. Perhitungan
1. Satu Keping Mata Uang Logam
Fenotif A
XA2 = (d2/e)
= (64/50)
=1,3
Fenotif B
XB2 = (d2/e)
= (64/50)
= 1,3
X2 total = Xa2 + Xb2
= 1,3 + 1,3
= 2,6
X2 tabel = 0,25 – 0,10 > 0,05 (Berhasil)
Dk = Derajat kebebasan (∑fenotif-1) = 2 – 1 = 1
Kecocokan nilai X2 tabel hasil percobaan dengan nilai probabilitas
(0,05)
Ketentuan : X2 tabel > 0,05 = Percobaan dikatakan berhasil
X2 tabel < 0,05 = Percobaan dikatakan gagal

2. Dua Keping Mata Uang Logam


Fenotif AA
XAA2 = (d2/e)

= (16/25)

= 0,64
Fenotif AB/BA
XAB/BA2 = (d2/e)
= (4/50)
= 0,08
Fenotif BB
XBB2 = (d2/e)
= (36/25)
= 1,44
X2 total = Xaa2 + Xab/ba2 + Xbb2
= 0,64 + 0,08 + 1,44
= 2,16
X2 tabel = 0,50 – 0,25 > 0,05 (Berhasil)
Dk = Derajat kebebasan (∑fenotif-1) = 3 – 1 = 2
Kecocokan nilai X2 tabel hasil percobaan dengan nilai probabilitas
(0,05)
Ketentuan : X2 tabel > 0,05 = Percobaan dikatakan berhasil
X2 tabel < 0,05 = Percobaan dikatakan gagal

3. Tiga Keping Mata Uang Logam


Fenotif AAA
XAAA2 = (d2/e)
= (2,25/12,5)

= 0,18

Fenotif AAB
XAAB2 = (d2/e)
= (12,25/37,5)
= 0,32
Fenotif ABB
XABB2 = (d2/e)
= (6,25/37,5)
= 0,16
Fenotif BBB
XBBB2 = (d2/e)
= (6,25/12,5)
= 0,5
X2 total = XAAA2 + XAAB2 + XABB2 + XBBB2
= 0,18 + 0,32 + 0,16 + 0,5
= 1,16
X2 tabel = 0,90 – 0,75 > 0,05 (Berhasil)
Dk = Derajat kebebasan (∑fenotif-1) = 4 – 1 = 3
Kecocokan nilai X2 tabel hasil percobaan dengan nilai probabilitas
(0,05)
Ketentuan : X2 tabel > 0,05 = Percobaan dikatakan berhasil
X2 tabel < 0,05 = Percobaan dikatakan gagal
C. Tabel Chi Square

Tiga uang logam Dua uang logam Satu uang logam

Derajat Kemungkinan
Kebebasan 0,99 0,95 0,90 0,75 0,50 0,25 0,10 0,05
1 0,000 0,004 0,016 0,102 0,455 1,32 2,71 3,84
2 0,020 0,103 0,211 0,575 1,386 2,77 4,61 5,99
3 0,115 0,352 0,584 1,212 2,366 4,11 6,25 7,81
4 0,297 0,711 1,064 1,923 3,357 5,39 7,78 9,49
5 0,554 1,145 1,610 2,675 4,351 6,63 9,24 11,07

Keterangan :
1. Keping mata uang logam (2,6)
Derajat kebebasan antara 1,32 dan 2,71
Kemungkinan antara 0,25 dan 0,10
2. Keping mata uang logam (2,16)
Derajat kebebasan antara 1,386 dan 2,77
Kemungkinan antara 0,50 dan 0,25
3. Keping mata uang logam (1,16)
Derajat kebebasan antara 0,584 dan 1,212
Kemungkinan antara 0,90 dan 0,75

Kesimpulan :
1. Berdasarkan tabel X pada pelemparan 1 koin mata uang logam Rp.
500,- hasil percobaan terletak diantara 0,25 – 0,10 , jadi X2 tabel >
0,05. Kesimpulannya rasio fenotif A dan B cocok dengan rasio fenotif
teori (yang memiliki perbandingan 1 : 1 ). Dengan demikian,
percobaan ini berhasil.
2. Berdasarkan tabel X2 pada pelemparan 2 koin mata uang logam Rp.
500,- hasil percobaan terletak diantara 0,50 – 0,25, jadi X2 tabel >
0,05. Kesimpulannya rasio fenotif AA, AB/BA dan BB cocok dengan
rasio fenotif teori (yang memiliki perbandingan 1 : 2 : 1 ). Dengan
demikian, percobaan ini berhasil.
3. Satu uang logam Tiga uang logam Dua uang logam. Berdasarkan tabel
X2 pada pelemparan 3 koin mata uang logam Rp. Rp. 500,- hasil
percobaan terletak diantara 0,90 – 0,75, jadi X2 tabel > 0,05.
Kesimpulannya rasio fenotif AAA, AAB, ABB dan BBB cocok
dengan rasio fenotif teori (yang memiliki perbandingan 1 : 3 : 3 : 1 ).
Dengan demikian, percobaan ini berhasil.

D. Foto Dokumentasi Praktikum

Menyediakan 6 keping Melakukan pelemparan


uang logam Rp. 500,- keping uang logam sebanyak
100 kali
V. ANALISIS DATA
Praktikum kali ini membahas tentang topik Tes Kecocokan Rasio
Fenotif yang menggunakan bantuan tabel chi-square. Uji Chi-square adalah
salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua
variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal (Sutrisno, 2000).
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui serta
membuktikan kecocokan rasio fenotip antara hasil pengamatan dengan teori
titik untuk membuktikan kecocokan tersebut maka metode yang dapat
dilakukan adalah metode uji Chi-Square.
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah pertama menyiapkan alat dan
bahan. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan alat
dokumentasi. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
enam keping mata uang logam sebesar Rp. 500,-. Kedua, melemparkan satu
keping uang logam sebanyak 100 kali dan mencatat hasilnya apakah yang
muncul itu angka ataupun gambar dan kemudian dilanjutkan dengan
pelemparan dua keping mata uang logam serta tiga keping mata uang logam
dengan jumlah pelemparan yang sama yaitu 100 kali. Ketiga, menghitung
kemungkinan Angka tau ganbar yang muncul menggunakan rumus. Terakhir,
membuat kesimpulan dan hipotesis dari hasil perhitungan yang telah dibuat.
Menurut Heryana (2020) distribusi Chi-square (dibaca “khai square”
atau khai kuadrat dengan simbol 2)1 adalah distribusi probabilitas teoritis
yang asimetrik dan kontinyu. Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan
skala nominal maka dilakukan uji Chi-square dengan merujuk bahwa harus
digunakan uji pada derajat yang terendah. Rumus pada uji Chi–square
sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila pada tabel kontingensi 2 X 2 maka
rumus yang digunakan adalah Continuty Correction. Apabila tabel kontingensi
2 X 2, tetapi tidak memenuhi syarat dalam uji Chi-square maka rumus yang
digunakan adalah Fisher Exact Test. Sedangkan apabila tabel kontingensi lebih
dari 2 X 2 misal 2 X 3 maka rumus yang digunakan adalah Pearson Chi-square
(Supranto, 2001).
Menurut Tim Dosen (2019) dalam pengujian Chi square hal yang dapat
diuji antara lain adalah uji independensi, uji Goodness of Fit, uji homogenitas,
dan uji varians. Nilai adalah nilai kuadrat karena itu nilai selalu positif. Bentuk
distribusi χ² tergantung dari derajat kebebasan. Dalam genetika, statistik X2
digunakan untuk menggambarkan jika ada penyimpangan dari hasil yang
diharapkan dari alel dalam suatu populasi (Bio-OER, 2021).
Berdasarkan praktikum ang telah dilakukan maka dapat diketahui
bahwa hasil yang didapatkan dari hasil 100 kali pelemparan satu keping dua
keping dan 3 keping uang logam yang yaitu sebagai berikut.
1. Pelemparan 1 keping Uang logam
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan cara
melemparkan satu keping uang logam. Maka, dapat diketahui peluang
munculnya rasio fenotip A (angka) dan B (gambar) adalah 1:1 dikarenakan
probabilitas dari masing-masing fenotip adalah ½. Hasil dari 100 kali
pelemparan dengan satu keping uang logam dapat diketahui jumlah dari
fenotip A (angka) sebanyak 42 dan fenotip B (gambar) sebanyak 58. Dari
hal tersebut dapat dilakukan perhitungan X2 yang akan menghasilkan X2
fenotip a = 1,3. Fenotip B = 1,3. X2 total = 2,6 dengan derajat kebebasan
(Dk) bernilai 1. Dan, dapat dilihat dari tabel Chi square angka 2,6 terdapat
di antara kolom 0,25-0,10 kemudian 0,25-0,10 nilai lebih besar dari 0,05
sehingga menyatakan bahwa percobaan kali ini dinilai berhasil.

2. Pelemparan 2 keping uang logam


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan cara
melemparkan dua keping uang logam. Maka, dapat diketahui peluang
munculnya rasio fenotip AA (angka angka ), AB/BA (Angka Gambar) dan
BB (gambar gambar) adalah 1 : 2 : 1 dikarenakan probabilitas dari masing-
masing fenotip adalah 1/4, 1/2, 1/4. Hasil dari 100 kali pelemparan dengan
dua keping uang logam dapat diketahui jumlah dari fenotip AA (angka
angka) sebanyak 29 dan fenotip AB/BA (Angka gambar) sebanyak 50,
Serta fenotif BB (gambar-gambar) sebanyak 19. Dari hal tersebut dapat
dilakukan perhitungan X2 yang akan menghasilkan X2 fenotip AA= 0,64.
Fenotip AB/BA = 0,008, serta Fenitud BB = 1,44. X2 total = 2,16 dengan
derajat kebebasan (Dk) bernilai 1. Dan, dapat dilihat dari tabel Chi square
angka 2,16 terdapat di antara kolom 0,50-0,25. Kemudian 0,50-0,25 nilai
lebih besar dari 0,05 sehingga menyatakan bahwa percobaan kali ini dinilai
berhasil.

3. Pelemparan 3 keping uang logam


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan cara
melemparkan tiga keping uang logam. Maka, dapat diketahui peluang
munculnya rasio fenotip AAA (3 angka) dan AAB(2 angka 1 gambar),
ABB (1 angka 2 gambar), BBB ( 3 gambar) adalah 1 : 3 : 3 : 1 dikarenakan
probabilitas dari masing-masing fenotip adalah 1/8, 3/8, 3/8, 1/8. Hasil dari
100 kali pelemparan dengan tiga keping uang logam dapat diketahui
jumlah dari fenotip AAA (angka angka angka) sebanyak 14, fenotip AAB
(angka angka gambar) sebanyak 41, fenotif ABB (Angka gambar gambar)
sebanyak 35, dan fenotif BBB ( gambar gambar gambar) sebanyak 10.
Dari hal tersebut dapat dilakukan perhitungan X2 yang akan menghasilkan
X2 fenotip AAA = 0,18. Fenotip AAB = 0,32 . Fenotif ABB = 0,16. Dan,
fenotif BBB = 0,5. X2 total = 1,16 dengan derajat kebebasan (Dk) bernilai
3. Dan, dapat dilihat dari tabel Chi square angka 1,16 terdapat di antara
kolom 0,90-0,75. Kemudian 0,90-0,75 nilai lebih besar dari 0,05 sehingga
menyatakan bahwa percobaan kali ini dinilai berhasil.
VI. KESIMPULAN
1. Uji Chi-square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang
dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah
nominal.
2. Hasil pelemparan 1 keping uang logam diketahui X2 tabel = 2,6 dengan
derajat kebebasan bernilai 1 serta kemungkinan berada di antara kolom
0,25-0,10 yang lebih besar dari 0,05, sehingga percobaan dinyatakan
berhasil.
3. Hasil pelemparan 2 keping uang logam diketahui X2 tabel = 2,16 dengan
derajat kebebasan bernilai 2 serta kemungkinan berada di antara kolom
0,50-0,25 yang lebih besar dari 0,05, sehingga percobaan dinyatakan
berhasil.
4. Hasil pelemparan 3 keping uang logam diketahui X2 tabel = 1,16 dengan
derajat kebebasan bernilai 3 serta kemungkinan berada di antara kolom
0,90-0,75 yang lebih besar dari 0,05, sehingga percobaan dinyatakan
berhasil.
5. Dari ketiga percobaan yang telah dilakukan semuanya brehasil, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya kecocokan rasio fenotif antara
hasil pengamatan dengan teori.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Bio-OER. (2021). Probability and Chi-Square Analysis. Genetics. Diakses
melalui https://bio.libretexts.org pada 20 Oktober 2022.

Halang, B & Irianti, R. ( 2022). Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin:


CV Batang.

Heryana, A. (2020). Uji Chi Square. Jawa Barat : Universitas Esa Unggul.

Supranto, J. (2001). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

Sutrisno. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Tim Dosen. (2019). Uji Chi Square, Modol Pembelajaran 12. Jawa Barat :
Universitas Esa Unggul

Anda mungkin juga menyukai