Anda di halaman 1dari 40

HUKUM MENDEL

PRE- DAN POST- MENDEL


Pre-Mendel
 T.A, knight (1799)
 persilangan hibrid ercis
 F1 = berwarna
 F2 = berwarna, putih
 belum dapat menentukan perbandingan
 J.Goss (1824)
 persilangan buncis biji kuning dan hijau
 F1 = kuning
 Hasil F1 ditanam = biji kuning, biji hijau
 Belum ada rumusan karakter biji

Post- mendel
• Huge de Vries → aster, chrysanteum, leunca, jagung
• E. von Tschermak Seysenegg → buncis
• C. Corrent → merumuskan hukum mendel secara modern (setelah ada pengetahun ttg
sel dan gen)
• W. Bateson dan E.R. Saunders → membuktikan hukum mendel juga berlaku pada hewan
HUKUM MENDEL I
 Pemisahan gen sealel (segregation of allelic
genes) atau hukum segregasi
 Dapat dilihat dari persilangan monohibdrid
 Terlihat pada pembentukan gamet terutama
individu yang memiliki genotip heterozigot
 Alel yang dominan menutupi efek fenotipik
alel yang resesif
 Fenotip F2 3:1
HUKUM MENDEL II
 Pengelompokan gen secara bebas
(Independent assortment of Genes) disebut
juga hukum asortasi
 Dapat dilihat pada persilangan dihibdrid dan
polihibrid
 Berlaku pada pembentukan gamet, dimana
gen sealel secara bebas pergi ke masing-
masing kutub ketika miosis
TEORI KEMUNGKINAN
 Istilah-istilah lain untuk kemungkinan
 Probabilitas
 Keboleh-jadian
 Peluang
 atau apapun yang menunjukkan peristiwa atau
kejadian yang tidak dapat dipastikan
Contoh:
 Ingin pergi : hujan / tidak
 Melahirkan: anak laki-laki / perempuan
PROBABILITAS/KEMUNGKINAN/
PELUANG
 Dalam ilmu genetika,
Probabilitas/peluang/kemungkinan mempunyai
peranan penting. Contoh dalam genetika
pemindahan gen-gen dari orang tua atau induk
ke gamet-gamet.
 Kemungkinan ialah terjadinya suatu peristiwa
diantara seluruh peristiwa yang mungkin terjadi .
DASAR-DASAR TEORI
KEMUNGKINAN
1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang
diinginkan ialah sama dengan perbandingan
antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap
keseluruhannya
K (x) = x/x+y
K = kemungkinan
K(x) = besarnya kemungkinan untuk mendapatkan x
x + y = jumlah keseluruhannya
Rumus:
n(A)
P(A) = ----------
N(S)

 P(A) = peluang kejadian A


 n(A) = banyaknya kejadian A
 N(S) = banyaknya kejadian seluruhnya
CONTOH
 Uang logam mempunyai dua sisi yaitu angka
dan gambar. Jika kita melakukan tos dengan
sebuah uang logam berapa kemungkinan kita
akan mendapat angka?

 K (angka) = angka/ (angka+gambar)


= 1 / (1+1)

1. Percobaan melempar sebuah dadu yang berisi enam
mata. Peluang munculnya angka ganjil = P(angka ganjil) =
3/6 = ½
2. Sebuah kartu bridge diambil
-Peluang muncul kartu As = P(As) = 4/52
-Peluang muncul kartu warna hitam = P (kartu hitam) =
26/52 = ½
-Peluang munculnya kartu As hitam = P (As hitam) = 2/52 =
1/26
3. Kemungkinan seorang ibu melahirkan seorang anak laki-
laki = 1/2
2. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau
lebih, yang masing-masing berdiri sendiri
ialah sama dengan hasil perkalian dari
besarnya kemungkinan untuk peristiwa-
peristiwa itu.

 K(x+y) = K(x) x K(y)


CONTOH
 Jika kita melakukan tos dengan 2 uang logam
bersama-sama, berapa kemungkinan akan
mendapatkan angka pada kedua uang logam
itu?

 K (angka) = ½
 K (angka+ angka) = ½ x ½ = ¼
setiap 4 kali melakukan tos dengan kedua
uang logam tersebut , kesempatan untuk
mendapatkan angka pada kedua uang logam
tersebut adalah satu kali saja.
3. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau
lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama
dengan jumlah dari besarnya kemungkinan
untuk peristiwa-peristiwa itu

 K(x atau y) = K(x) + K (y)


 Jika kita menarik sehelai kartu dari tumpukan
kartu bridge, berapa kemungkinan kita akan
mendapatkan kartu as atau sehelai kartu raja
(yang diberi tanda huruf K)?

 K(As) = 4/52 = 1/13


 K (raja) = 4/52 = 1/13
 K (As atau Raja) = 1/13 + 1/13 = 2/13
KEJADIAN BEBAS (INDEPENDENT
EVENTS)
 Dua kejadian dikatakan bebas apabila
timbulnya salah satu daripada kejadian itu
tidak mempengaruhi timbulnya kejadian yang
lain

 Kejadian K1 tidak mempengaruhi kejadian K2,


dan sebaliknya kejadian K2 juga tidak
mempengaruhi kejadian K1
 Probabilitas terjadinya K1 dan K2 adalah sbb :
P (K1∩K2) = P (K1). P(K2)
P (K1K2) = P (K1). P(K2)
P(K1K2…..Kn) = P (K1). P (K2)…P (Kn)
CONTOH

Jika dari tiap kotak diambil sebuah bola.


Hitunglah peluang terambil adalah :
a. Bola putih dari kotak pertama dan bola hitam dari
kotak kedua.
P (putih hitam) = P(putih). P(hitam)
= 4/7. 5/8 = 20/56 = 5/14
b. Bola putih dari kotak pertama dan kotak kedua.
P (putih putih) = P(putih).P(putih)
= 4/7. 3/8 = 12/56 = 3/14
CONTOH
Empat bola merah dan tiga bola biru
Setelah bola pertama diambil,
dikembalikan lagi kedalam
kantung, baru diambil bola
kedua.
Hitung probabilitas
a. bola merah pada pengambilan
pertama dan bola biru pada
pengambilan kedua
P(merah biru) = 4/7. 3/7 =
12/49
b. bola merah pada pengambilan
pertama dan kedua
P(merah merah) = 4/7. 4/7 =
16/49
 Berapa kemungkinannya bahwa dua anak
pertama dari suatu keluarga adalah
perempuan?
P(♀,♀) = P(♀). P(♀)
= 1/2. 1/2 = 1/4
RUMUS UMUM UNTUK
KEMUNGKINAN

(a+b) n

a = kemungkinan pertama, yang diharapkan


b = kemungkinan kedua, yang tidak
diharapkan
n = jumlah objek yang mengalami peristiwa
(banyaknya percobaan)
 Untuk mencari kemungkinan dengan cara yang lebih mudah yaitu dengan
rumus binomium :

( a + b)n
a dan b = kejadian yang terpisah
n = banyaknya percobaan
 Contoh :
Jika kita melempar tiga uang logam bersama-sama, kemungkinan
mendapat 1 gambar dan 2 angka, yaitu :
Rumus: (a + b)3 = a3 + 3 a2 b+ 3 ab2 + b3
a = gambar = 1/2
b = angka = 1/2
1 gambar dan 2 angka, yaitu :
3 ab2 = 3 (1/2) (1/2)2 = 3 x (1/2)x1/4= 3x1/8 = 3/8
 2 gambar 1 angka = 3a2b= 3x1/2x(1/2)2
= 3 x 1/8 = 3/8
Ketiganya angka = b3 = ½ 3 = 1/8
 Berapa kemungkinan 2 mata uang sekali
lempar keduanya muncul gambar?

a = kemungkinan gambar = ½
b= kemungkinan angka = ½
n = jumlah objek yg mengalami lemparan = 2
Maka,
(a+b)2 = a2+2ab+b2
= (½)2 + 0 + 0

 Kejadian terikat = kejadian tidak bebas (dependent events)
= kejadian bersyarat = kejadian kondisional (conditional
events)

 Dua kejadian dikatakan tidak bebas apabila timbulnya


kejadian yang satu dijadikan syarat bagi timbulnya kejadian
yang lain → kejadian K1 dijadikan syarat kejadian K2

 Probabilitas terjadinya K1 dan K2 adalah sbb :


P(K1K2) = P (K1). P (K2/K1)
Dari sebuah kantung yang berisi 2 kelereng putih
dan 3 kelereng merah
 Berapa probabilitas pengambilan; putih pada
pengambilan pertama dan putih lagi pada
pengambilan kedua jika kelereng pertama tidak
dikembalikan?
 P (putih) = 2/5
 P (putih) = 1/4
 P(putih,putih) = 2/5 . 1/4

= 2/20 = 1/10
TEST X2 (CHI KUADRAT)
 X2 dibaca eks kuadrat, chi-square
 Fungsi : mengetes apakah ratio fenotip yang di dapat
sesuai dengan rasio fenotip teoritis.
 Test X2 dapat dinyatakan dengan rumus sbb:
X2 =Σ( d2/e)
e = hasil yang diharapkan (expected/teori)
d = penyimpangan (deviation), yaitu selisih dari
hasil yang diperoleh (observed/pengamatan)
dengan hasil yang diharapkan (o-e)

Note:
Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya derajat
kebebasan, yang nilainya = jumlah kelas fenotip dikurangi 1
CHI-SQUARE TEST ( Χ2 ) = UJI Χ2
 Chi-Square Test adalah test yang digunakan
untuk mengetahui kebenaran dari hasil suatu
percobaan. Dipakai untuk menguji apakah rasio
fenotip praktis dapat dipertanggungjawabkan
dan sesuai dengan rasio fenotip teoritis.
Rumus ini didapat oleh K. Pearson.
• 1. Uji X2 dengan satu sifat beda
(monohibrid)

Suatu tanaman berbunga merah


heterosigot (Rr) menyerbuk sendiri
(selfing) menghasilkan keturunan yang
terdiri dari 42 tanaman berbunga merah
dan 18 tanaman berbunga putih. Apakah
hasil persilangan tersebut dapat dipercaya
sesuai hukum Mendel?
Observasi Expected X2 =
Fenotipe (O) (E) D = (O- (D2/E)
E)
Merah 42 45 -3 9/45 =
0,20

Putih 18 15 3 9/15 =
0,60

Total 60 60 0 X2 =
0,80
Selanjutnya kita melihat Tabel X2 (ada di
dalam buku statistik), dalam tabel tersebut
deretan mendatar merupakan nilai
kemungkinan/probabilitas, sedangkan kolom
di sebelah kiri menunjukkan nilai derajat
bebas (db). Nilai di dalam tabel merupakan
nilai X2. Dari percobaan di atas terdapat
dua kelas fenotipe, yaitu merah dan putih
sehingga db = 2 - 1 = 1.
db = derajat bebas = banyaknya kelas
fenotipe F2 dikurang 1 (db = n – 1); n =
banyaknya fenotipe F2.
Tabel Chi Kuadrat (X2)

db Kemungkinan
0,99 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01 0,001
1 0,0002 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,02 0,21 0,71 1,39 2,41 4,61 5,99 9,21 13,82
3 0,12 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35 16,27
4 0,30 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28 18,47
5 0,55 1,61 3,00 4,35 6,06 9,24 11,07 15,09 20,52
• Pada Tabel nilai χ 2 = 0,80 terletak antara
nilai 0,46 dan 1,07. Nilai kemungkinan terletak
antara 0,50 dan 0,30. Oleh karena nilai
kemungkinan itu lebih besar dari pada 0,05
(batas signifikan), atau nilai 0,80 < 3,84 (3,84
terletak pada db=1 dibawah 0,05), maka dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil percobaan itu
bagus, yaitu memenuhi perbandingan 3:1
menurut hukum Mendel. Adanya penyimpangan
tersebut tidak disebabkan oleh faktor lain di luar
faktor kemungkinan, melainkan hanya terjadi
secara kebetulan saja.
2. Uji X2 dua sifat beda(dihibrid)

• Pada persilangan sendiri (selfing) kacang kapri


dengan biji bulat kuning, (BbKk), didapatkan
hasil sebagai berikut :
• 2834 biji kuning, bulat
• 920 biji hijau, bulat
• 951 biji kuning, mengkerut
• 287 biji hijau, mengkerut
• Apakah hasil percobaan tersebut dianggap
layak dan memenuhi hukum Mendel II?
2 2
Fenotipe Observasi (O) Harapan (E) Deviasi (O-E) χ = (D /E)
Kuning, Bulat 2834 2808 26 0,24
Hijau, bulat 920 936 -16 0,27
Kuning, mengkerut 951 936 15 0,24
Hijau, mengkerut 287 312 -25 2,00
Total 4992 4992 0 2,75
• Harapan atau expected (E) untuk :
• bulat, kuning = 9/16 x 4992 = 2808
• bulat, hijau = 3/16 x 4992 = 936
• kisut, kuning = 3/16 x 4992 = 936

• kisut, hijau = 1/16 x 4992= 312


• X2 = 2,75
• Dari percobaan di atas terdapat empat kelas
fenotip, yaitu (1) kuning, bulat, (2) hijau, bulat,
(3) kuning, mengkerut, (4) hijau, mengkerut
sehingga db = 4-1 = 3.
• Pada Tabel nilai X2 = 2,75 terletak antara nilai
2,37 dan 3,67. Nilai kemungkinan terletak antara
0,50 dan 0,30. Oleh karena nilai kemungkinan
itu lebih besar dari pada 0,05 (batas signifikan),
atau nilai 2,75 < 7,82 (pada db=3 dibawah 0,05)
maka penyimpangan yang terjadi dinyatakan
terlalu kecil (bagus), sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil percobaan itu baik,
yaitu memenuhi perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
Adanya penyimpangan tersebut bukan
disebabkan oleh faktor lain di luar faktor
kemungkinan, melainkan hanya terjadi secara
kebetulan saja.
BEBERAPA ATURAN TERKAIT TABLE X2

 Nilai X2 yang baik terletak antara 1-0.005


 Makin ke kiri, nilai kemungkinan (mendekati 1)
berarti data percobaan semakin baik
 Makin ke kanan (menjauhi 1) berarti data percobaan
tidak baik

Anda mungkin juga menyukai