Post- mendel
• Huge de Vries → aster, chrysanteum, leunca, jagung
• E. von Tschermak Seysenegg → buncis
• C. Corrent → merumuskan hukum mendel secara modern (setelah ada pengetahun ttg
sel dan gen)
• W. Bateson dan E.R. Saunders → membuktikan hukum mendel juga berlaku pada hewan
HUKUM MENDEL I
Pemisahan gen sealel (segregation of allelic
genes) atau hukum segregasi
Dapat dilihat dari persilangan monohibdrid
Terlihat pada pembentukan gamet terutama
individu yang memiliki genotip heterozigot
Alel yang dominan menutupi efek fenotipik
alel yang resesif
Fenotip F2 3:1
HUKUM MENDEL II
Pengelompokan gen secara bebas
(Independent assortment of Genes) disebut
juga hukum asortasi
Dapat dilihat pada persilangan dihibdrid dan
polihibrid
Berlaku pada pembentukan gamet, dimana
gen sealel secara bebas pergi ke masing-
masing kutub ketika miosis
TEORI KEMUNGKINAN
Istilah-istilah lain untuk kemungkinan
Probabilitas
Keboleh-jadian
Peluang
atau apapun yang menunjukkan peristiwa atau
kejadian yang tidak dapat dipastikan
Contoh:
Ingin pergi : hujan / tidak
Melahirkan: anak laki-laki / perempuan
PROBABILITAS/KEMUNGKINAN/
PELUANG
Dalam ilmu genetika,
Probabilitas/peluang/kemungkinan mempunyai
peranan penting. Contoh dalam genetika
pemindahan gen-gen dari orang tua atau induk
ke gamet-gamet.
Kemungkinan ialah terjadinya suatu peristiwa
diantara seluruh peristiwa yang mungkin terjadi .
DASAR-DASAR TEORI
KEMUNGKINAN
1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang
diinginkan ialah sama dengan perbandingan
antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap
keseluruhannya
K (x) = x/x+y
K = kemungkinan
K(x) = besarnya kemungkinan untuk mendapatkan x
x + y = jumlah keseluruhannya
Rumus:
n(A)
P(A) = ----------
N(S)
K (angka) = ½
K (angka+ angka) = ½ x ½ = ¼
setiap 4 kali melakukan tos dengan kedua
uang logam tersebut , kesempatan untuk
mendapatkan angka pada kedua uang logam
tersebut adalah satu kali saja.
3. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau
lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama
dengan jumlah dari besarnya kemungkinan
untuk peristiwa-peristiwa itu
(a+b) n
( a + b)n
a dan b = kejadian yang terpisah
n = banyaknya percobaan
Contoh :
Jika kita melempar tiga uang logam bersama-sama, kemungkinan
mendapat 1 gambar dan 2 angka, yaitu :
Rumus: (a + b)3 = a3 + 3 a2 b+ 3 ab2 + b3
a = gambar = 1/2
b = angka = 1/2
1 gambar dan 2 angka, yaitu :
3 ab2 = 3 (1/2) (1/2)2 = 3 x (1/2)x1/4= 3x1/8 = 3/8
2 gambar 1 angka = 3a2b= 3x1/2x(1/2)2
= 3 x 1/8 = 3/8
Ketiganya angka = b3 = ½ 3 = 1/8
Berapa kemungkinan 2 mata uang sekali
lempar keduanya muncul gambar?
a = kemungkinan gambar = ½
b= kemungkinan angka = ½
n = jumlah objek yg mengalami lemparan = 2
Maka,
(a+b)2 = a2+2ab+b2
= (½)2 + 0 + 0
=¼
Kejadian terikat = kejadian tidak bebas (dependent events)
= kejadian bersyarat = kejadian kondisional (conditional
events)
= 2/20 = 1/10
TEST X2 (CHI KUADRAT)
X2 dibaca eks kuadrat, chi-square
Fungsi : mengetes apakah ratio fenotip yang di dapat
sesuai dengan rasio fenotip teoritis.
Test X2 dapat dinyatakan dengan rumus sbb:
X2 =Σ( d2/e)
e = hasil yang diharapkan (expected/teori)
d = penyimpangan (deviation), yaitu selisih dari
hasil yang diperoleh (observed/pengamatan)
dengan hasil yang diharapkan (o-e)
Note:
Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya derajat
kebebasan, yang nilainya = jumlah kelas fenotip dikurangi 1
CHI-SQUARE TEST ( Χ2 ) = UJI Χ2
Chi-Square Test adalah test yang digunakan
untuk mengetahui kebenaran dari hasil suatu
percobaan. Dipakai untuk menguji apakah rasio
fenotip praktis dapat dipertanggungjawabkan
dan sesuai dengan rasio fenotip teoritis.
Rumus ini didapat oleh K. Pearson.
• 1. Uji X2 dengan satu sifat beda
(monohibrid)
Putih 18 15 3 9/15 =
0,60
Total 60 60 0 X2 =
0,80
Selanjutnya kita melihat Tabel X2 (ada di
dalam buku statistik), dalam tabel tersebut
deretan mendatar merupakan nilai
kemungkinan/probabilitas, sedangkan kolom
di sebelah kiri menunjukkan nilai derajat
bebas (db). Nilai di dalam tabel merupakan
nilai X2. Dari percobaan di atas terdapat
dua kelas fenotipe, yaitu merah dan putih
sehingga db = 2 - 1 = 1.
db = derajat bebas = banyaknya kelas
fenotipe F2 dikurang 1 (db = n – 1); n =
banyaknya fenotipe F2.
Tabel Chi Kuadrat (X2)
db Kemungkinan
0,99 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01 0,001
1 0,0002 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,02 0,21 0,71 1,39 2,41 4,61 5,99 9,21 13,82
3 0,12 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35 16,27
4 0,30 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28 18,47
5 0,55 1,61 3,00 4,35 6,06 9,24 11,07 15,09 20,52
• Pada Tabel nilai χ 2 = 0,80 terletak antara
nilai 0,46 dan 1,07. Nilai kemungkinan terletak
antara 0,50 dan 0,30. Oleh karena nilai
kemungkinan itu lebih besar dari pada 0,05
(batas signifikan), atau nilai 0,80 < 3,84 (3,84
terletak pada db=1 dibawah 0,05), maka dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil percobaan itu
bagus, yaitu memenuhi perbandingan 3:1
menurut hukum Mendel. Adanya penyimpangan
tersebut tidak disebabkan oleh faktor lain di luar
faktor kemungkinan, melainkan hanya terjadi
secara kebetulan saja.
2. Uji X2 dua sifat beda(dihibrid)