Laprak Vi Rabiatul Adawiyah - Genetika
Laprak Vi Rabiatul Adawiyah - Genetika
GENETIKA
(AKBK 3312)
Disusun oleh:
Rabiatul Adawiyah
(2110119120001)
Kelompok II A
Asisten Dosen:
Kamila Nur Faizza
Shafa’ Muthi’ah
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.
(Sumber : Dok.
Kel II A, 2022)
12. Selasa/01 21.00 15 ♂= 9 Hidup semua
November Ekor ♀=6 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
larva dan
(Sumber : Dok.
pupa)
Kel II A, 2022)
13. Rabu/02 21.00 18 ♂ = 11 Hidup semua
November Ekor ♀=7 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
pupa dan
(Sumber : Dok.
imago)
Kel II A, 2022)
14. Kamis/03 21.00 20 ♂ = 13 Hidup semua
November Ekor ♀=7 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
adanya
beberapa
(Sumber : Dok.
pupa dan
Kel II A, 2022)
imago)
B. Foto Pengamatan
1. Telur 2. Larva
D. Dokumentasi Praktikum
Fase Telur
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa Fase Telur ini dapat ditemukan pada hari pertama. Karakteristik yang
dimiliki telur baru adalah memiliki warna yang putih kekuningan dengan 2
tanduk di bagian ujungnya. Telur lalat buah ini dapa dilihat berada di bagian
buah pisang dan pada bagian penggaris yang telah di lapisi oleh kertas
pembungkus. Hal itu sesuai dengan pendapat oleh Agustina, dkk (2013)
bahwa telur lalat buah dapat diletakkan pada permukaan makanan. Telur
yang baru dikeluarkan memiliki bentuk yang kecil bulat, panjang dan
berukuran lebih kurnag 0,05 mm. Lalat buah betina dewasa menghasilkan
telur 50-75 butir telur per hari. Telur yang baru dikeluarkan memiliki warna
putih pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai seperti tanduk.
Fase larva
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa fase Larva dapat ditemukan pada hari pertama karakteristik Larva
yaitu memiliki warna yang putih kekuningan serta memiliki ukuran yang
panjang dengan terdapat ruas-ruas pada tubuhnya. Dan Larva ini memiliki
pergerakan yang cukup cepat pada dinding toples ataupun pada bagian atas
makanan. Hal itu selaras dengan pendapat Agustina, dkk 2013 yaitu telur
yang berhasil menjadi larva memiliki karakteristik berwarna putih dan
memiliki segmen pada bagian tubuhnya. Pada saat Inilah yang disebut
dengan larva instar 1 yaitu saat mencapai usia kurang dari 1 hari dan
ukurannya lebih kurang mencapai 0,5 mm dan terlihat adanya sedikit
pergerakan. Larva instar 1 secara periodik berganti kulit atau mounting
untuk mencapai dewasa setelah proses molting Larva terus-menerus
memakan makanan Hal ini ditandai dengan bertambahnya ukuran tubuh
Larva. Pertambahan ukuran tubuh Larva menjadi kurang lebih 2,5 mm Dan
inilah yang dapat disebut dengan Larva instar 2 dan nantinya akan
bertambah lagi ukuran menjadi Kurang lebih 3 mm dan pada segmen
tubuhnya semakin terlihat jelas Inilah yang disebut dengan larutan install 3.
Pada Larva instar 3 ini terdapat mulut yang semakin menghitam
dibandingkan pada hari-hari sebelumnya.
Fase pupa
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa fase pupa terdapat pada hari ke-3 yaitu memiliki karakteristik
berbentuk seperti kepompong dengan bagian tubuh sedikit menghitam
dalam keadaan menempel pada bagian dinding toples. Hal itu selaras
dengan pendapat Agustina dkk 2013 bahwa fase upah ini ditandai adanya
perkembangan perubahan warna tubuh yang sedikit kecoklatan dan segmen
tubuh yang lebih terlihat jelas disertai keadaan larva yang diam ataupun
tidak aktif. Pada fase ini terjadi proses organogenesis atau proses
pembentukan organ yang mana secara morfologi sudah terlihat bagian mata
sayap dan bagian abdomen walaupun belum begitu jelas
Fase imago
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa fase Imago atau dewasa dapat dilihat pada hari ke-1 yang mana
memiliki karakteristik bentuk tubuh yang sempurna Yaitu memiliki sayap
kaki caput abdomen yang lengkap dan sudah dapat terlihat jelas.
Karakteristik lain pada lalat dewasa atau Imago yaitu memiliki bagian mata
yang berwarna hitam dan abdomen pada bagian perut berwarna. Hal itu
selaras dengan pendapat Agustina dkk 2013 yaitu fase Imago ataupun
dewasa memiliki karakteristik bentuk lalat buah dewasa tetapi ukurannya
lebih kecil dengan sayap belum terbentang titik meskipun warna tubuh
masih pucat tetapi secara morfologi lalat buah ini sudah terbentuk dengan
sempurna Yaitu memiliki bagian caput, thorax dan abdomen yang sudah
jelas. Imago lalat buah sesaat sesudah keluar dari pupa belum bisa terbang
untuk itu Imago lalat buah membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit
untuk menyeimbangkan diri demikianlah metamorfosis yang terjadi pada
lalat buah hidrosophira melanogaster dalam kurun waktu 7 sampai 8 hari.
VI. KESIMPULAN
1. Siklus hidup atau metamorfosis merupakan suatu proses dari
keseluruhan rangkaian perubahan dan ukuran sejak telur sampai
menjadi imago (dewasa).
2. Siklus hidup yang dimiliki lalat buah termasuk metamorfosis sempurna
yang terdiri dari Telur – Larva (Ulat) – Pupa (Kepompong) – Imago
(Dewasa).
3. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah lalat buah meningkat signifikan
pada hari ke-3 yaitu 60 ekor dan mengalami penurunan jumlah drastis
pada hari ke-7 sampai tidak terdapat adanya lalat buah.
4. Perubahan pada siklus hidup lalat buah dapat disebabkan oleh suhu
lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol
pemeliharaan dan juga intensitas cahaya.
5. Lalat buah akan aktif menghasilkan telur apada keadaan terang yaitu
siang hari dan melakukan kopulasi pada intensitas cahaya yang rendah.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E., Mahdi, N., & Herdanawati, H. (2013). Perkembangan
Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla Melanogaster) Pada
Media Biakan Alami Sebagai Referensi Pembelajaran Pada
Matakuliah Perkembangan Hewan. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi
Teknologi dan Kependidikan, 1(1), Hal. 1-66.