Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM VI

GENETIKA
(AKBK 3312)

“SIKLUS HIDUP LALAT BUAH (Drosophilla sp)”

Disusun oleh:
Rabiatul Adawiyah
(2110119120001)
Kelompok II A

Asisten Dosen:
Kamila Nur Faizza
Shafa’ Muthi’ah

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2022
PRAKTIKUM VI
Topik : Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophilla sp)
Tujuan : Untuk mengetahui perkembangan dan tahapan hidup lalat buah
Hari / tanggal : 1. Minggu Pertama (21-28 Oktober 2022)
2. Minggu kedua ( 28 Oktober - 3 November 2022)
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin & Rumah
masing-masing

I. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut :
1. Toples
2. Penggaris kecil
3. Kertas pembungkus
4. Plastik transparan
5. Alat dokumentasi
6. Alat tulis
7. Jarum pentol
8. Karet gelang

Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut :


1. Lalat buah (Drosophilla sp)
2. Buah pisang yang telah busuk dibusukkan

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Membungkus penggaris kecil dengan kertas pembungkus
3. Memasukkan pisang yang sudah digerus atau dihancurkan ke dalam
toples, kemudian meletakkan penggaris yang telah dibungkus tadi ke
dalam toples tersebut dengan posisi miring
4. Memasukkan lalat buah (Drosophila sp) ke dalam toples tadi, kemudian
menutup permukaan toples dengan plastik transparan kemudian
mengikatnya dengan gelang karet
5. Memberi lubang pada plastik bening menggunakan jarum pentul agar
lalat buah dapat bernapas
6. Mengamati dan mendokumentasikan perubahan yang terjadi pada
biakkan setiap hari selama 2 minggu dan mencatat perubahan yang
terjadi

III. TEORI DASAR


Makhluk hidup didunia beraneka rupa dan ragam sehingga cara
penentuan sifat kelaminnya pun berbeda-beda. Lalat buah (Drosophila sp)
merupakan lalat yang suka sekali mengerumuni buah yang masak ini
banyak digunakan dalam penelitian genetika, oleh karena mudah didapat di
alam, mudah dipelihara dan tidak memerlukan tempat yang luas, cukup
dalam botol-botol saja, mempunyai siklus hidup yang pendek yaitu 14 hari
saja sehingga dalam waktu singkat sudah dapat diketahui keturunannya bila
diadakan percobaan perkawinan, dan hanya mempunyai 8 (delapan)
kromosom sehingga mudah dihitung (Halang & Irianti, 2022).
Seperti pada serangga umumnya, lalat Drosophila melanogaster yang
betina mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan
yang jantan. Inti sel tubuh mengandung 8 kromosom yang terdiri dari 6 (3
pasang) autosom yaitu kromosom yang bentuk dan ukurannya sama pada
lalat betina maupun jantan dan 2 (1 pasang) kromosom kelamin atau seks
kromosom (Halang & Irianti, 2022).
Pada makhluk hidup biasanya terdapat suatu daur hidup ini
mempunyai tahapan atau fase-fase tertentu dalam perkembangannya.
Adapun daur hidup lalat buah adalah ;
a. Telur
Lalat buah yang dewasa akan bertelur pada hari kedua dari pupa dan
berkembang selama lebih kurang 1 minggu. Telur tersebut berbentuk
lonjong, luarnya dilapisi oleh selaput berbentuk tipis kuat dan disebut
chondrion dari bagian ujung anterior terdapat dua tangkai kecil seperti
sendok yang ringan.
b. Pupa
Ketika pupa bagian kepala dan sayap mulai terbentuk, pupa yang
seperti ini biasanya disebut dengan instar keempat. Kemudian menjadi
susunan yag lebih sempurna dengan bagian kepala, susunan sayap dan
kaki-kakinya. Selama masa pupa mereka lebih banyak tidur dalam
jaringan daripada masa embrio. Perkembangan atau kelangsungan dari
hidup pupa merupakan kekuatan untuk mencapai kedudukan untuk
menjadi dewasa. Pelepasan jaringan larva menyebabkan terjadinya
perpindahan materi dan energi untuk perkembangan selanjutnya yang
lebih sempurna pada peristiwa metabolism (Halang & Irianti, 2022).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No Hari/ Jam Σ Perubahan Keterangan Foto Pengamatan
Tanggal
1. Jumat/21 21.00 15 ♂ = 10 Semua hidup
Oktober Ekor ♀=5
2022 (Terdapat
adanya lalat
dewasa)
(Sumber : Dok.
Kel II A, 2022)
2. Sabtu/22 21.00 35 ♂ = 20 Semua hidup
Oktober ekor ♀ = 15 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
telur dan
(Sumber : Dok.
larva)
Kel II A, 2022)
3. Minggu/ 21.00 60 ♂ = 40 Semua hidup
23 Ekor ♀ = 20 (Terjadi
Oktober (Terdapat perubahan)
2022 beberapa
larva, pupa
dan banyak (Sumber : Dok.
imago) Kel II A, 2022)
4. Senin/24 21.00 55 ♂ = 35 55 hidup, 5
Oktober Ekor ♀ = 20 ekor lalat
2022 (Terdapat jantan mati
beberapa (Terjadi
telur dan perubahan)
pupa) (Sumber : Dok.
Kel II A, 2022)
5. Selasa/25 21.00 10 ♂=6 10 hidup, 29
Oktober Ekor ♀=4 ekor lalat
2022 (Terdapat jantan dan 16
beberapa ekor lalat
larva dan betina mati
pupa) (Terjadi (Sumber : Dok.
perubahan) Kel II A, 2022)

6. Rabu/26 21.00 5 ♂=3 5 hidup, 3 ekor


Oktober Ekor ♀=2 lalat jantan dan
2022 (Terdapat 2 ekor lalat
beberapa betina mati
larva dan (Terjadi
(Sumber : Dok.
pupa) perubahan)
Kel II A, 2022)
7. Kamis/27 21.00 Tidak ♂= Tidak ada lalat
Oktober ada Tidak ada yang hidup
2022 (Tidak terjadi
♀= perubahan)
Tidak ada
(Sumber : Dok.
(Terdapat Kel II A, 2022)
beberapa
telur dan
larva)
8. Jum’at/28 21.00 Tidak ♂= Tidak ada lalat
Oktober ada Tidak ada yang hidup
2022 (Tidak terjadi
♀= perubahan)
Tidak ada
(Terdapat (Sumber : Dok.
beberapa Kel II A, 2022)
larva dan
pupa)
9. Sabtu/29 21.00 2 ♂=1 2 hidup
Oktober Ekor ♀=1 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
telur, larva
dan imago) (Sumber : Dok.
Kel II A, 2022)
10. Minggu/3 21.00 10 ♂=6 Hidup Semua
0 Oktober Ekor ♀=4 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
telur dan
(Sumber : Dok.
larva)
Kel II A, 2022)

11. Senin/31 21.00 10 ♂=6 Hidup semua


Oktober Ekor ♀=4 (Tidak terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
larva dan
pupa)

(Sumber : Dok.
Kel II A, 2022)
12. Selasa/01 21.00 15 ♂= 9 Hidup semua
November Ekor ♀=6 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
larva dan
(Sumber : Dok.
pupa)
Kel II A, 2022)
13. Rabu/02 21.00 18 ♂ = 11 Hidup semua
November Ekor ♀=7 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
beberapa
pupa dan
(Sumber : Dok.
imago)
Kel II A, 2022)
14. Kamis/03 21.00 20 ♂ = 13 Hidup semua
November Ekor ♀=7 (Terjadi
2022 (Terdapat perubahan)
adanya
beberapa
(Sumber : Dok.
pupa dan
Kel II A, 2022)
imago)
B. Foto Pengamatan
1. Telur 2. Larva

(Sumber: Dok. Kelas A, 2022) (Sumber: Dok. Kel. II A, 2022)


3. Pupa 4. Lalat Dewasa

(Sumber: Dok. Kel. II A, 2022) (Sumber: Dok. Kel. II A, 2022)


C. Foto Literatur
1. Telur 2. Larva

(Sumber : Agustina, dkk. 2013) (Sumber: Heckmann, 2018)


3. Pupa 4. Lalat Dewasa

(Sumber: Heckmann, 2018) (Sumber: Heckmann, 2018)

D. Dokumentasi Praktikum

(Sumber: Dok. Kelas A, 2022) (Sumber: Dok. Kel. II A, 2022)

(Sumber: Dok. Kel. II A, 2022)


V. ANALISIS DATA
Praktikum kali ini membahas tentang topik Siklus Hidup Lalat
Buah (Drosophilla sp). Menurut Agustina, dkk (2013) Siklus hidup atau
disebut juga dengan metamorfosis merupakan suatu proses dari keseluruhan
rangkaian perubahan dan ukuran sejak telur sampai menjadi imago
(dewasa). Adapun, tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui perkembangan dan tahapan hidup lalat buah.
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah pertama
dengan membuat medium pertumbuhan lalat buah terlebih dahulu yaitu
melalui toples yang diisi dengan buah-buahan yaitu buah pisang yang
dibiarkan terbuka untuk menarik perhatian lalat buah sehingga merapat.
Sebelum itu juga diletakkan penggaris yang sudah dilapisi oleh kertas
pembungus yang ditujukan sebagai tempat lalat buah meletakkan telurnya.
Apabila sudah dirasa lumayan banyak maka toples tersebut ditutup dan
mulai diamati pertumbuhan hidupnya, apakah mengalami metamorfosis
dengan sempurna atau tidak.
Alasan menggunakan lalat buah dalam praktikum siklus hidup kali
ini adalah dikarenkan lalat buah memiliki siklus hidup yang singkat, sangat
cepat untuk berkembang, mudah didapatkan, mudah dipelihara sehingga
dapat memudahkan dalam pengamatan. Hal itu sesuai dengan pendapat
Agustina, dkk (2013) yaitu Lalat buah merupakan contoh serangga yang
mengalami metamorphosis sempurna yang keberadaan spesiesnya lebih
kurang 4500 spesies. Hal ini disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang kecil,
cepat berkembang biak, siklus hidupnya yang singkat, mudah dipelihara,
dan makanannya yang mudah didapat.
Adapun, alasan menggunakan buah pisang yang sudah matang
pada pengamatan siklus hidup lalat buah kali ini dikarenakan lalat buah
sangat menyukai buah-buahan yang sudah mulai busuk atau sudah matang
yang digunakan sebagai pemikat lalat buah saat awal pengamatan dan
sebagai sumber nutris bagi mereka saat berada didalam toples untuk
pengamatan siklus hidupnya. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa
digunakan buah-buahan sebagai bahan praktikum lalat buah. Menurut
Wahyuni (2015) lalat buah mendatangi buah yang masih ranum karena
disebabkan oleh aroma yang kuat dari adanya zat fermentasi pada buah
tersebut sehingga membuat mereka tertarik. Lalat buah lebih menyukai buah
yang sudah dalam keadaan matang karena mengandung zat yang mereka
perlukan. Hal itu selaas dengan pendapa dari Yatim (1992) dalam Agustina,
dkk (2013) yaitu Lalat kecil ini menyukai bunga, dan buah yang matang.
Lalat buah dewasa umumnya ditemui hidup bergerombolan pada buah-
buahan yang masak yang mengandung air, misalnya buah nanas (Ananas
comunis), papaya (Carica papaya), pisang (Musa sp.) dan buah lainnya.
Sedangkan larvanya tumbuh dan berkembang pada buah yang membusuk.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap
pertumbuhan atau metamorfosis dari lalat buah. Maka, dapat diketahui
bahwa lalat buah memiliki metamorfosis yang sempurna diketahui dari
siklus hidupnya yang lengkap terdiri dari Telur – Larva (Ulat) – Pupa
(Kepompong) – Imago (Dewasa). Pengamatan pada hari ke-1 dapat
diketahui bahwa terdapat 15 ekor lalat dewasa (imago) yang terdiri dari 10
ekor jantan dan 5 ekor betina dan dalam ke adaaan hidup semua. Pada hari
ke-2 diketahui bahwa Terdapat 35 ekor lalat dewasa Imago yang terdiri dari
20 ekor jantan dan 15 ekor betina serta pada hari ini terdapat beberapa telur
dan Larva. Pada hari ketiga terjadi peningkatan yang sangat pesat yaitu
terdapat 60 ekor lalat dewasa Imago yang terdiri dari 40 lalat jantan dan 20
lalat betina yang mana pada hari ini juga didapatkan beberapa telur dan
Larva. Pada hari keempat terdapat 55 ekor lalat buah yang terdiri dari 35
ekor jantan dan 20 ekor betina yang mana pada hari ini terjadi pengurangan
jumlah lalat yaitu 5 ekor lalat jantan ada yang mati.
Pada hari ke-5 diketahui bahwa terjadi penurunan yang cukup
drastis yaitu hanya tersisa 10 ekor lalat yang terdiri dari 6 ekor lalat jantan
dan 4 ekor lalat betina. Dan terjadi kematian yaitu 29 ekor lalat jantan dan
16 ekor lalat betina. Pada hari keenam hanya tersisa 5 ekor lalat yang terdiri
dari tiga ekor lalat jantan dan 2 ekor lalat betina. Pada hari ketujuh tidak ada
lalat sama sekali namun pada hari ini masih terdapat beberapa telur dan
Larva. Pada hari ke-8 diketahui masih tidak ada lalat yang hidup namun
masih terdapat beberapa telur dan Larva. Pada hari ke-9 terdapat
pertambahan yaitu adanya dua ekor lalat baru yang terdiri dari satu ekor
jantan dan satu ekor betina. Pada hari ke-10 terdapat peningkatan yaitu
adanya 10 ekor lalat yang terdiri dari 6 ekor ralat jantan dan 4 ekor lalat
betina yang mana pada hari ini masih terdapat beberapa telur dan Larva.
Pada hari ke- 11 diketahui keadaan masih sama yaitu terdapat 10
ekor lalat tidak ada perubahan. Pada hari ke-12 terjadi peningkatan yaitu
bertambah 5 ekor yang terdiri dari tiga ekor jantan dan 2 ekor betina
sehingga berjumlah 15 ekor dari sebelumnya. Pada hari ke-13 terjadi
peningkatan yaitu lalat yang ada di dalam toples berjumlah 18 ekor yang
terdiri dari 11 ekor jantan dan 7 ekor betina dan pada hari ini juga masih
terdapat beberapa pupa dan Imago. Pada hari ke-14 ataupun hari terakhir
terjadi peningkatan yaitu jumlah lalat menjadi 20 ekor yang terdiri dari 13
jantan dan 3 ekor betina dan pada keadaan ini pun masih terdapat adanya
pupa dan Imago.
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari pengamatan siklus
hidup lalat buah perharinya diketahui bahwa terjadi perubahan disetiap
harinya dimulai dari perubahan jumlah yang meningkat dan menurun serta
perubahan dari medium tempat pertumbuhannya. Perubahan tersebut dapat
disebabkan oleh suhu lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan
botol pemeliharaan dan juga intensitas cahaya. Suhu lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhan lalat buah adalah pada suhu 20-25˚C. Hal itu sesuai
dengan pendapat Deremec & Kaufmann (1961) dalam Arifanty (2015) yaitu
pada pertumbuhan lalat buah sebaiknya dijaga suhu ruangan agar tidak
kurang dari 20 ˚C dan tidak lebih dari 25˚C. Drosophila melanogaster
masih dapat mentoleransi pada suhu yang berkisar 25˚C sampai 29˚C.
Ketersedian makanana juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
lalat buah yaitu ketersedian makanan harus cukup. Hal ini sesuai dengan
pendapat Shorrock (1972) dalam Arifanty (2015) bahwa ketersediaan
makanan dalam kultur sangat ber[engaruh pada viabilitas telur. Tingkat
kepadatan pada bootl pemeliharaan juga sangat berpengaruh pada
pertumbuhan lalat buah yaitu alangkah baiknya jumlah lalat buah dalam satu
toples pemeliharaan itu tidak terlalu banyak sehingga pertumbuhan lalat
buah dapat optimal. Apabila dalam botol pemeliharaan terdapat begitu
banyak lalat buah maka akan meneybabkan penurunan produksi telur dan
mengkatkan jumlah kematian pada individu dewasa. Adapun, intensitas
cahaya juga berpengaruh dikarenakan lalat buah akan aktif pada keadaan
terang yaitu siang hari dan melakukan kopulasi pada intensitas cahaya yang
rendah. Selain itu, lalat betina yang banyak mendapatkan sinar akan lebih
cepat menghasilkan telur (Siwi, 2005 dalam Arifanty, 2015).
Metamorfosis pada lalat buah (Drosophila sp.) diketahui
merupakan metamorfosis yang sempurna. Hal itu diperkuat dengan
pendapat dari Suharsono & Nuryadin (2019) bahwa Drosophila
melanogaster termasuk dalam kategori hewan yang mengalami
metamorfosis sempurna yaitu telur – larva (instar I) – larva (instar II) – larva
(instar III) – pre pupa – pupa – imago. Drosophila melanogaster memiliki
siklus hidup yang sangat singkat yaitu sekitar 10 – 12 hari. Kondisi
lingkungan sangat berpengaruh pada siklus hidup lalat buah, jika
lingkungan sekitarnya tidak mendukung maka siklus hidup lalat buah
menjadi semakin pendek (Wonderly, 2002).

Fase Telur
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa Fase Telur ini dapat ditemukan pada hari pertama. Karakteristik yang
dimiliki telur baru adalah memiliki warna yang putih kekuningan dengan 2
tanduk di bagian ujungnya. Telur lalat buah ini dapa dilihat berada di bagian
buah pisang dan pada bagian penggaris yang telah di lapisi oleh kertas
pembungkus. Hal itu sesuai dengan pendapat oleh Agustina, dkk (2013)
bahwa telur lalat buah dapat diletakkan pada permukaan makanan. Telur
yang baru dikeluarkan memiliki bentuk yang kecil bulat, panjang dan
berukuran lebih kurnag 0,05 mm. Lalat buah betina dewasa menghasilkan
telur 50-75 butir telur per hari. Telur yang baru dikeluarkan memiliki warna
putih pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai seperti tanduk.

Fase larva
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa fase Larva dapat ditemukan pada hari pertama karakteristik Larva
yaitu memiliki warna yang putih kekuningan serta memiliki ukuran yang
panjang dengan terdapat ruas-ruas pada tubuhnya. Dan Larva ini memiliki
pergerakan yang cukup cepat pada dinding toples ataupun pada bagian atas
makanan. Hal itu selaras dengan pendapat Agustina, dkk 2013 yaitu telur
yang berhasil menjadi larva memiliki karakteristik berwarna putih dan
memiliki segmen pada bagian tubuhnya. Pada saat Inilah yang disebut
dengan larva instar 1 yaitu saat mencapai usia kurang dari 1 hari dan
ukurannya lebih kurang mencapai 0,5 mm dan terlihat adanya sedikit
pergerakan. Larva instar 1 secara periodik berganti kulit atau mounting
untuk mencapai dewasa setelah proses molting Larva terus-menerus
memakan makanan Hal ini ditandai dengan bertambahnya ukuran tubuh
Larva. Pertambahan ukuran tubuh Larva menjadi kurang lebih 2,5 mm Dan
inilah yang dapat disebut dengan Larva instar 2 dan nantinya akan
bertambah lagi ukuran menjadi Kurang lebih 3 mm dan pada segmen
tubuhnya semakin terlihat jelas Inilah yang disebut dengan larutan install 3.
Pada Larva instar 3 ini terdapat mulut yang semakin menghitam
dibandingkan pada hari-hari sebelumnya.

Fase pupa
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa fase pupa terdapat pada hari ke-3 yaitu memiliki karakteristik
berbentuk seperti kepompong dengan bagian tubuh sedikit menghitam
dalam keadaan menempel pada bagian dinding toples. Hal itu selaras
dengan pendapat Agustina dkk 2013 bahwa fase upah ini ditandai adanya
perkembangan perubahan warna tubuh yang sedikit kecoklatan dan segmen
tubuh yang lebih terlihat jelas disertai keadaan larva yang diam ataupun
tidak aktif. Pada fase ini terjadi proses organogenesis atau proses
pembentukan organ yang mana secara morfologi sudah terlihat bagian mata
sayap dan bagian abdomen walaupun belum begitu jelas

Fase imago
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui
bahwa fase Imago atau dewasa dapat dilihat pada hari ke-1 yang mana
memiliki karakteristik bentuk tubuh yang sempurna Yaitu memiliki sayap
kaki caput abdomen yang lengkap dan sudah dapat terlihat jelas.
Karakteristik lain pada lalat dewasa atau Imago yaitu memiliki bagian mata
yang berwarna hitam dan abdomen pada bagian perut berwarna. Hal itu
selaras dengan pendapat Agustina dkk 2013 yaitu fase Imago ataupun
dewasa memiliki karakteristik bentuk lalat buah dewasa tetapi ukurannya
lebih kecil dengan sayap belum terbentang titik meskipun warna tubuh
masih pucat tetapi secara morfologi lalat buah ini sudah terbentuk dengan
sempurna Yaitu memiliki bagian caput, thorax dan abdomen yang sudah
jelas. Imago lalat buah sesaat sesudah keluar dari pupa belum bisa terbang
untuk itu Imago lalat buah membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit
untuk menyeimbangkan diri demikianlah metamorfosis yang terjadi pada
lalat buah hidrosophira melanogaster dalam kurun waktu 7 sampai 8 hari.
VI. KESIMPULAN
1. Siklus hidup atau metamorfosis merupakan suatu proses dari
keseluruhan rangkaian perubahan dan ukuran sejak telur sampai
menjadi imago (dewasa).
2. Siklus hidup yang dimiliki lalat buah termasuk metamorfosis sempurna
yang terdiri dari Telur – Larva (Ulat) – Pupa (Kepompong) – Imago
(Dewasa).
3. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah lalat buah meningkat signifikan
pada hari ke-3 yaitu 60 ekor dan mengalami penurunan jumlah drastis
pada hari ke-7 sampai tidak terdapat adanya lalat buah.
4. Perubahan pada siklus hidup lalat buah dapat disebabkan oleh suhu
lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol
pemeliharaan dan juga intensitas cahaya.
5. Lalat buah akan aktif menghasilkan telur apada keadaan terang yaitu
siang hari dan melakukan kopulasi pada intensitas cahaya yang rendah.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E., Mahdi, N., & Herdanawati, H. (2013). Perkembangan
Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla Melanogaster) Pada
Media Biakan Alami Sebagai Referensi Pembelajaran Pada
Matakuliah Perkembangan Hewan. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi
Teknologi dan Kependidikan, 1(1), Hal. 1-66.

Arifanty, M. (2015). Perbedaan SuhuLingkungan Terhadap Jumlah Anakan


dan Siklus Hidup Pada Biakan Lalat Bauh (Drosophila
melanogaster Meigen) Strain Normal (n). Skripsi. Jember :
Universitas Jember.

Halang, B & Irianti, R. (2022). Penuntun Praktikum Genetika.


Banjarmasin : CV Batang.

Heckmann, M. (2018). Characterisation and application of new optogenetic


tools in Drosophila melanogaster. Julius-Maximilians-Universität
Würzburg.

Suharsono, & Nuryadin, E. (2019). Pengaruh Suhu terhadap Siklus Hidup


Lalat Buah (Drosophila melanogaster). Bioeksperimen, 5(2), 114–
120.

Wahyuni, E. S. (2015). Pertumbuhan Lalat Buah (Drosopilla Sp.) pada


Berbagai Media dan Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi di
SMA. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 12(1).

Wonderly, B.A. (2002). Drosophila Genetics Lab 1 (serial on line). Diakses


melalui www.accesexcellence.org pada 10 November 2022.

Anda mungkin juga menyukai