Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Relevan

Pada penelitian relevan ini peneliti akan menguraikan beberapa tentang

interjeksi di dalam karya sastra. peneliti memfokuskan penelitian relevan pada

publikasi 10 tahun terakhir.

Dalam penelitian Roy Efendi, Anggita Trisna Monica, M. Firman Al-Fahad

(2022) yang berjudul “Penggunan Interjeksi dalam Novel Guru Aini Karya

Andrea Hirata Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia” perbedaan dari

penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah, penelitian tersebut meneliti

seluruh interjeksi yang ada dalam Novel Guru Aini karya Andrea Hirata,

sedangkan penelitian penulis meneliti interjeksi oh, oi dan aduh dalam Novel

Guru Aini karya Andrea Hirata. Metode penelitian tersebut menggunakan metode

deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian penulis menggunakan metode

deskriptif, kesimpulan pada penelitian tersebut ditemukan 56 data dengan yang

terbagi dalam delapan jenis interjeksi, interjeksi yang ada dalam penelitian

tersebut yaitu interjeksi kekesalan 4 kutipan, interjeksi kepuasan atau kekaguman

6 kutipan, interjeksi keheranan 18 kutipan, interjeksi kesyukuran 2 kutipan,

interjeksi kekagetan 5 kutipan, interjeksi panggilan 8 kutipan, interjeksi simpulan

9 kutipan, interjeksi ajakan 4 kutipan. Sedangkan pada kesimpulan penelitian

penulis ditemukan 50 data dengan ditemukan 7 jenis interjeksi yaitu, interjeksi


keheranan dengan frekuensi 5, interjeksi keterkejutan dengan frekuensi 19,

interjeksi kemarahan dengan frekuensi 1, interjeksi kesenangan dengan frekuensi

7, interjeksi panggilan dengan frekuensi 10, interjeksi kesedihan dengan frekuensi

4, dan interjeksi kekaguman dengan frekuensi 4. Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian penulis yaitu meneliti tentang interjeksi dalam Novel Guru Aini.

Hasil penelitian di atas adalah ditemukan 56 data dengan yang terbagi dalam

delapan jenis interjeksi, interjeksi yang ada dalam penelitian tersebut yaitu

interjeksi kekesalan 4 kutipan, interjeksi kepuasan atau kekaguman 6 kutipan,

interjeksi keheranan 18 kutipan, interjeksi kesyukuran 2 kutipan, interjeksi

kekagetan 5 kutipan, interjeksi panggilan 8 kutipan, interjeksi simpulan 9 kutipan,

interjeksi ajakan 4 kutipan.

Dalam penelitian Theodora Gladiola Tessa Lonyca (2021) yang berjudul

“Jenis Interjeksi dan Kategori Fatis dalam Novel Antologi Rasa Karya Ika

Natassa” perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis, penelitian

tersebut menggunakan Novel Antologi Rasa karya Ika Natassa, sedangkan penulis

menggunakan Novel Guru Aini karya Andrea Hirata. Persamaan penelitian

tersebut dengan penelitian penulis yaitu meneliti tentang Interjeksi. Penelitian

tersebut menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian di atas adalah (a)

interjeksi mempunyai makna kekesalan, (b) interjeksi mempunyai makna meminta

perhatian, (c) interjeksi mempunyai makna keraguan, (d) interjeksi mempunyai

keterkejutan, (e) interjeksi mempunyai makna kekecewaan dan penyesalan, (f)

interjeksi mempunyai makna rasa syukur, (g) interjeksi mempunyai makna

kesenangan, (h) interjeksi mempunyai makna menyuruh diam. Interjeksi yang

mempunyai makna kekesalan yang merupakan kata dari ih, setan, idih, aduh dan
sialan. Interjeksi yang mempunyai makna meminta perhatian yang merupakan

kata dari eh,hei, woi dan hai. interjeksi yang mempunyai makna keraguan yang

merupakan kata ehm. interjeksi yang mempunyai keterkejutan yang merupakan

buset, hah, heh, walah dan lho. interjeksi yang mempunyai makna kekecewaan

dan penyesalan yang merupakan kata dari yah dan aduh. interjeksi yang

mempunyai makna rasa syukur alhamdulilah dan rasa syukur. interjeksi

mempunyai makna kesenangan yang merupakan kata dari asyik. interjeksi yang

mempunyai makna menyuruh diam yang merupakan kata ssh.

Dalam penelitian Eka Widia Ningrum (2021) yang berjudul “Analisis

Interjeksi Pada Novel Kerudung Cinta dari Langit Ketujuh Karya Wahyu Sujani

Tahun 2011” perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis,

penelitian tersebut menggunakan Novel Kerudung Cinta Dari Langit Ketujuh

Karya Wahyu Sujani, sedangkan penulis menggunakan Novel Guru Aini karya

Andrea Hirata. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah

meneliti tentang Interjeksi. Penelitian tersebut menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian di atas adalah Interjeksi yang ada di dalam novel Kerudung

Cinta Dari Langit Ketujuh karangan Wahyu Sujani antara lain (a) busyet! (b) wah

(c) dih, (d) yee.. ngaco!, (e) hah!, (f) sialan (g) lho (h) lho.. (i) halah! (j) ah (k)

huhuy! (l) nah (m) oh (n) astagfirullah! (o) duh (p) hahaha..(q) hihihi.. (r) bah! (s)

yah (t) alhamdullilah (u) huh! (v) hahaha (w) huahaha..(x) hmmm.. (y) idih.

bentuk interjeksi di atas ada 25 bentuk interjeksi. Interjeksi mempunyai beberapa

1 bentuk rasa kecewa, 4 bentuk rasa senang, 3 bentuk rasa jijik, 6 bentuk rasa

lega, 4 bentuk rasa kaget dan sedih, 1 bentuk rasa sedih atau iba, 2 bentuk rasa

sakit, dan 11 bentuk rasa heran. Penggunaan. Difungsikan untuk penakanan


interjeksi dalam rasa kecewa dan senang, penggunaan huruf kapital diaawal huruf

dan penggunaan tanda seru.

Dalam penelitian Evi Kurniasari (2018) yang berjudul “Analisis Interjeksi

pada Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata” perbedaan dari penelitian tersebut

dengan penelitian penulis, penelitian tersebut menggunakan Novel Sirkus Pohon

karya Andrea Hirata, sedangkan penulis menggunakan Novel Guru Aini karya

Andrea Hirata. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah

meneliti tentang Interjeksi. Penelitian tersebut menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian di atas adalah ditemukannya interjeksi primer di novel Sirkus

Pohon karya Andrea Hirata yang merupakan kata jeh. Jeh adalah interjeksi primer

di dalam novel tersebut, jeh adalah interjeksi primer yang mempunyai jumlah

terbatas, yang berasal dari Jawa Barat tepatnya di Indramayu, akan tetapi jeh

sudah tersebar ke Belitong dan Melayu. Bahkan jeh sudah disepakati di Belitong

dan menjadi percakapan sehari-hari. Kata jeh bukan asli bahasa Indonesia.

Dalam penelitian Amanda Eka Kartika (2019) yang berjudul “Analisis Makna

Interjeksi dalam Naskah Drama Balada Janda Hom Pim Pa Karya Ahmad Badren

Siregar” perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis, penelitian

tersebut menggunakan naskah drama Balada Janda Hom Pim Pa karya Ahamad

Badren Siregar, sedangkan penulis menggunakan Novel Guru Aini karya Andrea

Hirata. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah meneliti

tentang Interjeksi. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian di atas adalah dalam analisis makna interjeksi dalam naskah

drama balada janda hom pimpa karya Ahmad Badren Siregar ditemukan data
dialog yang terdapat kata interjeksi , yang dianalisis makna dalam isi dialog yang

sesuai konteks.

Dalam penelitian Andi Prasetyo (2019) yang berjudul “Interjeksi dalam Novel

Anak Lumpur Menggapai Matahari Jilid 1 karya KH.Junaedi Al-Baghdadi dan

Implikasi Pembelajarannya Di SMA” perbedaan dari penelitian tersebut dengan

penelitian penulis, penelitian tersebut menggunakan Novel Anak Lumpur

Menggapai Matahari Jilid 1Karya KH.Junaedi Al-Baghdadi dan Implikasi

Pembelajarannya Di SMA, sedangkan penulis menggunakan Novel Guru Aini

karangan Andrea Hirata. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis

adalah yaitu meneliti tentang Interjeksi. Penelitian tersebut menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian di atas adalah dalam novel Anak Lumpur

Menggapai Matahari Jilid 1 karya KH Jubaedi Al-Baghdadi ditemukan interjeksi

di dalamnya. Ada pelajaran makna kata dalam sebuah dialog sehingga bisa untuk

menjadi bahan pembelajaran di SMA. Bentuk interjeksi di dalam novel yaitu

bentuk yang pertama interjeksi tiruan bunyi, bentuk yang kedua interjeksi kata

biasa, bentuk yang ketiga interjeksi kata asli, bentuk yang keempat interjeksi

ungkapan, dan bentuk yang kelima interjeksi gabungan.

B. Landasan Teori

1. Morfologi

Kajian morfologi merupakan kajian cabang linguistik yang mempelajari

tentang seluk-beluk bentuk pada kata. Morfologi yaitu ilmu yang mempelajari

tentang bentuk kata. Secara etimologi morfologi berasal dari kata morf yang

artinya bentuk dan logi yang artinya ilmu. Morfologi artinya ilmu yang mengenai
bentuk-bentuk dan pembentukan kata (Chaer, 2008). Morfologi merupakan ilmu

bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasinya, bagian struktur

bahasa yang mencangkup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.

(Kridalaksana, 2008)

2. Interjeksi

Interjeksi merupakan kata yang digunakan dalam mengungkapkan perasaan

atau emosi penutur melalui intoasi yang relevan, Interjeksi kata yang mempunyai

fungsi dalam mengungkapkan perasaan. Fungsi interjeksi digunakan dalam

memperjelas di dalam suasana kalimat menurut (Milka, 2012). Interjeksi

mempunyai suatu hal yang berbeda dibandingkan dengan kelas kata lain. yaitu

verba/kerja, adjektiva/sifat, adverbia/keterangan, dan nomina/benda, sebab

interjeksi adalah kata tugas menurut (Widiatmoko, 2017). Interjeksi mempunyai

makna gramatikal akan tetapi tidak mempunyai arti leksikal. Interjeksi digunakan

untuk menyatakan emosi yang biasanya terjadi secara tiba-tiba, misalnya rasa

marah, sedih, kecewa, benci. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

kridalaksana sebagai acuan pada landasan teori. Penggolongan jenis interjeksi dari

segi emotif penutur menurut (Kridalaksana, 2015).

a.) Interjeksi terkejut atau takjub

Amboi, aduhai, astaga

b.) Interjeksi imbauan untuk memperhatikan sesuatu

Eh, he, ahoi, hai, wahai, sst

c. ) Interjeksi simpati

Innalillahi

d.) Interjeksi kekecewaan atau kekesalan


Brengsek, ah, yaa, buset

e. ) Interjeksi rasa sedih atau sakit

Aduh

f. ) Interjeksi kaget atau terpukul

Lho, ampun, astagafirullah, masyaallah

g.) Interjeksi tidak suka dan muak

Bah, cis, idih, ampun

h.) Interjeksi pujian dan terima kasih

Syukur, alhamdulillah.

Jenis Interjeksi menurut (Kridalaksana, 2015)

a) Interjeksi kekesalan

Sialan, brengsek

b) Interjeksi kejijikan

Cih, cis, ih

c) Interjeksi kekaguman

Amboi, aduhai

d) Interjeksi keheranan

Aduh, aih

e) Intejeksi kekagetan

MasyaAllah, lho

f) Interjeksi ajakan

Mari, ayo

g) Interjeksi simpulan

Ok, nah

h) Interjeksi sedih
Duh, aduh

i) Interjeksi kesyukuran

Alhamdulillah, syukur

j) Interjeksi harapan

Insyaallah

k) Interjeksi panggilan

Eh, hai

l) Interjeksi senang

Asyik, yey

Berpendapat adanya dua bentuk interjeksi menurut (Putrayasa I. B., 2017)

1. Bentuk dasar

a) Ahoi

Contoh : Ahoi, lihat semua kesini!

b) Aduh

Contoh : Aduh, ada tugas penelitian tapi aku belum mengerjakan.

c) Ah

Contoh : Ah, aku gak percaya masa iya sih orang secantik dia mencuri

ikan

d) Ayo

Contoh : Ayo, kita ke pasar!

e) Amboi

Contoh : Amboi, ada saja kelakuan kamu

f) Asyoi

Contoh : Asyoi, sekali gerakannya


g) Cih

Contoh : Cih, tidak mau aku meminjamkan uang kepadamu

h) Bah

Contoh : Bah, cepat kau bersihkan bajumu kotor sekali itu !

i) Mari

Contoh : Mari, kita belajar bersama

j) Ih

Contoh : Ih, sepatumu bau sekali

k) Lho

Contoh : Lho, bukan begitu

l) Sip

Contoh : Sip, aku juga setuju dengan pendapatmu

m) Oh

Contoh : Oh, kamu yang kemarin buang sampah di sini?

n) Wah

Contoh : Wah, gak nyangka nilai kamu bisa tinggi juga ternyata

o) Yaa

Contoh : Yaa, bisa diatur lah

p) Wahai

Contoh : Wahai, temanku indah sekali lukisanmu

q) Aduhai

Contoh : Aduhai, cantik sekali temanmu ini

2. Bentuk turunan

a) Brengsek

Contoh : Brengsek, aku dibohongi


b) Alhamdulillah

Cotoh : Alhamdulillah, kita mendapat nasi kotak hari ini

c) Astaga

Contoh : Astaga, jadi selama ini kamu pencuri?

d) Syukur

Contoh : Syukur, kamu masih diberi keselamatan dalam musibah itu

e) insyaAllah

Contoh : InsyaAllah, kamu pasti bisa!

f) Yahud

Contoh : Rasa kue ini memang yahud

g) Halo

Contoh : Halo, bisa bicara dengan Nina?


3. Fungsi Interjeksi

Interjeksi memiliki dua fungsi, yang pertama ditemukan fungsi

interjeksi yang ada didalam percakapan dan yang kedua fungsi interjeksi

sebagai ungkapan perasaan yang bersifat personal menurut (Mahmuda,

2018). Fungsi interjeksi yang ada didalam percakapan adalah penggunaan

interjeksi yang menandai adanya bagian-bagian struktur sebuah pertukaran

informasi atau percakapan. Fungsi interjeksi sebagai ungkapan perasaan

yang bersifat personal adalah untuk mengungkapkan emosi penutur atau

untuk mengungkapkan perasaan pada saat bersifat spontan dan

berkomunikasi. Interjeksi berfungsi sebagai umpan balik, jawaban,

prakarsa. Interjeksi juga berfungsi memperlancar pola alih tutur, sehingga

penutur memahami pergantian peran sebagai pendengar atau pembaca.

penggunaan interjeksi dengan demikin mendukung kekorhersian

percakapan, agar komunikasi menjadi lancar menurut (Mahmuda, 2018).

Fungsi interjeksi pada sisi yang lain dalam sebuah komunikasi sangat

beragam dalam penggunaannya, karena satu interjeksi bisa memiliki satu

maksud atau banyak maksud yang bisa diungkapkan dengan beberapa

interjeksi. Variasi pada penggunaan interjeksi seperti itu banyak

dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial penutur (jenis kelamin, pendidikan

dan usia), sehingga maksud penggunaan interjeksi akan dikaji secara

morfologi menurut (Mahmuda, 2018).

Anda mungkin juga menyukai