Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS INTERJEKSI YA! DAN NAH!

DALAM NOVEL PEMBURU REMBULAN


KARYA ARUL CHANDRANA

Milka

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Universitas Kristen Indonesia Toraja
e-mail: milkachery@yahoo.co.id

Abstrak:

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan wujud, fungsi, dan makna interjeksi ya! dan nah! yang terdapat
dalam novel Pemburu Rembulan Karya Arul Chandrana. Teknik pengumpulan data meliputi observasi
terhadap novel Pemburu Rembulan karya Arul Chandrana dan studi dokumentasi terhadap tujuh
belas sampel yang ada. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Akhirnya
penelitian menemukan bahwa Wujud interjeksi ya! dan nah! yaitu berupa bentuk dasar dan bentuk
turunan. Fungsi dan makna interjeksi ya! dan nah! dalam Novel Pemburu Rembulan Karya Arul
Chandrana adalah untuk menyatakan perasaan kagum, gembira, marah, jengkel, kaget/heran, kesal,
menyatakan suruhan, menyudahi pembicaraan, menyatakan rasa syukur, cemas, meyakinkan, ajakan,
ancaman, kesedihan, dan kelegaan.

Kata kunci: interjeksi, ya!, nah!, novel

49
Interjeksi atau kata seru banyak kita jumpai Jika dilihat sepintas lalu, bentuk
dalam morfologi. Morfologi merupakan objek interjeksi dalam sebuah ujaran tidak
kajian bahasa yang membahas tentang morfem berpengaruh penting tetapi jika disimak,
dan kata. Kata terdiri atas kata benda, kata sifat, diamati, dan dipahami dengan cermat fungsi dan
kata depan, kata sandang, kata penghubung, maknanya, maka dirasakan betapa interjeksi itu
interjeksi, dan partikel. memegang peranan penting dalam penyampaian
Interjeksi sebagai bagian dari kata yang suatu ide atau maksud pembicaraan. Hal ini
berfungsi sebagai pengungkapan suatu ide atau dapat dilihat dalam hubungannya dengan fungsi
gagasan sangat ditentukan oleh sasaran atau interjeksi yang mengacu kepada sikap positif
tujuan. Tujuan utama dari interjeksi itu sendiri atau negatif, tergantung pada pikiran yang
adalah mengungkapkan berbagai makna dari mengingininya.
setiap kalimat yang diucapkan sehingga kita Penggunaan interjeksi memegang
dapat mengerti apa yang tersirat di dalam peranan penting dalam berkomunikasi karena
interjeksi tersebut, sebagaimana yang terlihat dapat menentukan arah tujuan komunikasi serta
dalam contoh pertama, astaga!. Bentuk memperjelas pengungkapan perasaan
ungkapan tersebut dapat berfungsi sebagai satu pemakainya. Dalam hubungan ini yang perlu
kalimat yang berdiri sendiri (kalimat tak diperhatikan adalah fungsi setiap bentuk dan
lengkap) karena mempunyai intonasi yang dapat jenis interjeksi yang sesuai dengan
mengungkapkan pikiran secara lengkap. Artinya pengungkapan perasaan pemakainya. Tentu saja
seseorang dapat mengingat diri sendiri terhadap tidak terlepas dari situasi atau keadaan yang
kesalahan atau perbuatan salah yang telah dihadapinya. Seperti keadaan marah, jengkel,
dilakukan atau rasa penyesalan terhadap orang senang, kecewa, sedih, susah, sakit, dan
lain yang telah melakukan kesalahan sehingga sebagainya.
dapat bertujuan sebagai ungkapan pikiran, Sebagaimana yang telah disebutkan
perasaan, heran, kagum, atau penyesalan sebelumnya bahwa interjeksi berfungsi untuk
terhadap apa yang dilakukan. Selanjutnya pada mengungkapkan perasaan seseorang. Oleh
contoh kedua, yah, memang sudah takdir!. karena itu pemakaian interjeksi selalu
Bentuk interjeksi yah dalam kalimat tersebut mendahului ujaran sebagai teriakan yang keras
menyatakan maksud perasaan hati yang pasrah dan berdiri sendiri untuk menyatakan atau
menghadapi kenyataan yang ada. Dengan memperkuat isi penyampaian selanjutnya. Jadi
demikian tampak tujuannya sebagai ungkapan interjeksi selalu mendahului ide atau gagasan
pikiran, perasaan yang pasrah dan penyesalan atau pikiran yang hendak disampaikan dalam
terhadap apa yang dialami. satu konteks yang lebih luas.
Dari kedua contoh tersebut tampak jelas Berdasarkan latar belakang di atas
bahwa interjeksi sangat menarik untuk dikaji terdapat sejumlah permasalahan yang perlu
secara ilmiah karena mempunyai keunikan mendapat jawaban tentang: a) Bagaimanakah
tersendiri, selain memiliki fungsi sebagai wujud interjeksi ya! dan nah! yang digunakan
kalimat yang berdiri sendiri dapat juga dalam novel Pemburu Rembulan karya Arul
mengungkapkan berbagai macam makna yang Chandrana? b) Bagaimanakah fungsi dan makna
berbeda sesuai dengan jenis interjeksi yang interjeksi ya! dan nah! dalam novel Pemburu
digunakan dalam kalimat. Rembulan karya Arul Chandrana?

50
51

Berdasarkan permasalahan di atas, mendahului, mengikuti dan kadang-


penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud kadang menyisip di antara kalimat lain.
interjeksi ya! dan nah! dalam novel Pemburu Contoh:
Rembulan karya Arul Chandrana. Selanjutnya a. Wahai, siapa gerangan yang
ingin mendeskripsikan fungsi dan makna menyapaku tadi! (mendahului
interjeksi ya! dan nah! dalam novel Pemburu kalimat)
Rembulan karya Arul Chandrana. b. Tak mungkin hal itu terjadi,
Interjeksi menurut Abdul Chaer ya! (mengikuti kalimat)
(2008:104) adalah, “Kata-kata yang c. Jangan begitu, oh, takut!
mengungkapkan perasaan batin. Perasaan batin (menyisip kalimat)
misalnya karena kaget, marah, terharu, kagum, 4. Interjeksi yang sama bunyi atau
sedih dan sebagainya”. Selanjutnya Fatimah bentuknya menyatakan luapan emosi
Djajasudarma (2010:52) mengemukakan, yang berbeda, bergantung kepada situasi
“Interjeksi atau kata seru adalah kata-kata yang pembicaraanya.
berfungsi mengungkapkan perasaan”. Contoh:
Sedangkan menurut Masnur Muslich a. Aduh, enaknya! (kagum)
(2010:118), “Interjeksi atau kata seru adalah b. Aduh, kepalaku! (sakit)
kata yang digunakan untuk mengungkapkan c. Aduh, terima kasih! (senang)
rasa hati manusia”. Pendapat lain dikemukakan 5. Interjeksi dipakai dalam bentuk
oleh Ida Bagus Putrayasa (2008:66) yakni, percakapan
“Interjeksi adalah kategori yang bertugas
mengungkapkan perasaan pembicara dan secara Interjeksi menurut Abdul Chaer
sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata (1998:193) terdiri atas dua macam bentuk
lain dalam ujaran”. atau struktur, yaitu:
Dari beberapa definisi yang telah 1. Interjeksi yang berupa kata-kata singkat,
dikemukakan di atas, maka penulis dapat misalnya: wah, hai, oh, dan bah.
menyimpulkan bahwa interjeksi adalah kata Interjeksi ini dapat digunakan dan
yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan berfungsi untuk mengungkapkan
seseorang dengan kata lain interjeksi berfungsi perasaan batin (kaget, marah, terharu,
untuk memperjelas suatu kalimat. kagen, kagum, sedih dan sebagainya)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas tergantung pada informasinya.
maka dapat disimpulkan ciri-ciri interjeksi Contoh:
sebagai berikut: a. Wah, mahal sekali buah itu!
1. Interjeksi dapat berdiri sendiri sebagai (kaget)
kalimat tak lengkap. b. Nah, rasakan olehmu akibatnya!
Contoh: wah!, aduh!, amboi! (marah)
2. Hubungan interjeksi dengan bagian c. Hai, siapa namamu! (panggilan)
kalimat yang lain kedudukannya terpisah 2. Interjeksi yang berupa kata-kata biasa,
(tidak memiliki jabatan kalimat). seperti aduh, celaka, gila, kasihan,
Contoh: Aduh, sakitnya perutku! bangsat, astaga, Alhamdulillah, dan
3. Tempatnya tertentu dalam rangkaian masya Allah. Interjeksi yang berupa
kalimat-kalimat. Interjeksi dapat kata-kata biasa ini berfungsi untuk
52

mengungkapkan perasaan kaget, sedih, b. Interjeksi kebenaran atau kekaguman:


sakit, marah, dan kagum. aduhai, ai, amboi, astaga, wah,
Contoh: yahud.
a. Alhamdulillah, akhirnya kita c. Interjeksi kesakitan: aduh.
berhasil! d. Interjeksi kesedihan: aduh.
b. Astaga, sudah siang begini kamu e. Interjeksi kekecewaan dan kesal: ah,
belum bangun juga! brengsek, busyet, wah, yaa.
Selanjutnya Fatimah Djaja Sudarma f. Interjeksi kekagetan: lho,
(2010:52) membagi interjeksi ke dalam Masyaallah.
lima bagian sebagai berikut: g. Interjeksi kelegaan: bah, syukur.
1. Interjeksi negatif atau meremehkan h. Interjeksi kejijikan: bah, aih, cis, hi,
misalnya, cih, eis, bah, isih, sialan, idih, ih
brengsek. Sedangkan menurut C.A. Mees
2. Interjeksi positif (memuji), misalnya: (dalam Ida Bagus Putrayasa, 2008:98)
aduhai, ambai, asyik, insya Allah, membagi interjeksi sebagai berikut: ya,
syukur. wah, ah, hai, a, oh, cis, cih, dan sebagainya.
3. Interjeksi kehenaran, misalnya: aih, lho, Selain itu, Masnur Musliah
astagfirullah, masya Allah, eh, oh (2010:118) membagi interjeksi menurut
astaga. maksudnya, yakn:
4. Interjeksi mengajak, misalnya: ayo, ya, 1. Interjeksi yang bersifat negatif, artinya
mari. interjeksi ini apabila dipakai dalam
5. Interjeksi bersifat fatis misalnya: hai, sebuah ujaran akan terjadi suatu makna
hallo, wah-wah, nah. yang negatif. Yang termasuk dalam
Kridalaksana (dalam Ida Bagus interjeksi ini adalah kata-kata singkat,
Putrayasa, 2008:66) membagi interjeksi seperti: cis, cih, bah, ih, isih, brengsek,
sebagai berikut: sialan, bedebah, keparat, dan bangsat.
1. Interjeksi dapat ditemui dalam: Contoh:
a. Bentuk dasar, misalnya: aduh, a. Ih, gigimu, kenapa berwarna
aduhai, ah, ai, amboi, asyoi, ayo, kuning!
bah, ih, cis, eh, hai, idih, ih, lho, b. Bah, pergi kau dari rumahku!
mari, oh, nah, sip, wah, wahai, yaaa. 2. Interjeksi yang mengacu pada sikap
b. Bentuk turunan, biasanya berasal dari positif, artinya interjeksi ini apabila
kata-kata biasa atau penggalan dipakai dalam sebuah ujaran akan terjadi
kalimat Arab, alhamdulillah, astaga, suatu makna yang positif, misalnya:
brengsek, busyet, dubillah, duhillah, aduhai, amboi, asyik, alhamdulillah,
insya Allah, syukur, halo, yahud syukur, dan insya Allah.
2. Interjeksi menurut jenisnya sebagai Contoh: Aduhai, cantiknya gadis itu!
berikut: 3. Interjeksi yang mengacu pada sikap
a. Interjeksi seruan atau panggilan minta keheranan artinya interjeksi ini apabila
perhatian: ahai, ayo, eh, hai, hala, he, dipakai dalam sebuah ujaran akan terjadi
sst, wahai. suatu makna yang heran, misalnya: ai,
53

lo, astagfirullah, Masyaallah, astaga, ya PEMBAHASAN


ampun, haa.
Contoh: A. Interjeksi ya!
a. Ya ampun, dia itu jahat sekali! Interjeksi ya sering digunakan pada
b. Ai, gantengnya kamu hari ini! situasi apapun baik dalam situasi formal
4. Interjeksi yang mengacu pada sikap maupun nonformal. Penggunaan interjeksi ini
netral atau campuran, yaitu kata yang bila merupakan wujud/bentuk dasar yang dapat
digunakan dalam konteks pembicaraan menyatakan berbagai perasaan, misalnya
maka maknanya akan mengacu kepada ancaman, kepasrahan, kelegahan, kesedihan,
sikap positif, negatif atau mengacu ke keyakinan, dan menyudahi pembicaraan.
makna, tergantung pada kalimat yang Penggunaannya sebagai berikut:
menyertainya. misalnya: ayo, hai, he,
wahai, astaga, wah, nah, ah, eh oh, ya, a. Menyatakan ancaman:
aduh, hem. 1. Ya, kau boleh menghukum mereka, tegas
contoh: Hirzi sembari tersenyum geli. (PR, 2011:321)
a. Oh, hidungku! (perasaan sakit) 2. Mau berdebat, ya? Oke, siapa takut! (PR,
b. Ayo, kita pergi dari sini sekarang! 2011:184)
(perasaan senang) Interjeksi ya pada kalimat di atas dapat
diletakkan pada posisi awal dan tengah kalimat.
Kalimat tersebut bila dihilangkan interjeksinya
METODE maka maknanya akan berubah, tetapi kalimat
tersebut masih kalimat pernyataan ancaman,
Penelitian ini berupaya mendeskripsikan tetapi tidak lagi mempunyai unsur paksaan yang
data dari sumber data yang telah ditetapkan. berlebihan.
Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan Interjeksi ya pada kalimat (1, 2)
rancangan deskriptif kualitatif. Menurut Kirk & berfungsi untuk menyatakan ancaman,
Miller (dalam Fatimah Djajakusuma, 2010:11), sehingga menantang lawan tuturnya untuk
“Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu melakukan sesuatu, sedangkan maknanya untuk
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara menegaskan maksud yang hendak dicapai
fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri dan b. Menyatakan kesedihan
berhubungan dengan masyarakat tersebut 3. Ya, memang itulah yang senantiasa diulang-
melalui bahasanya serta peristilahan”. ulang Arul, selalu dikatakannya saat
Sumber data yang digunakan dalam perpisahan mendatanginya. (PR, 2011:369)
penelitian ini berasal dari Novel Pemburu Interjeksi ya pada kalimat di atas
Rembulan Karya Arul Chandrana yang diletakkan pada awal kalimat, bila dihilangkan
diterbitkan oleh Gradien Mediatama tahun 2011 interjeksi ya maka maknanya tidak berubah,
yang terdiri atas 416 halaman sudah termasuk kalimat tersebut masih merupakan kalimat
halaman sampul. Sampel ditentukan secara pernyataan kesedihan.
purposif sebanyak tujuh belas. Interjeksi ya pada kalimat (3) berfungsi
untuk menyatakan kesedihan sehingga lawan
bicaranya kasihan, namun mempunyai makna
54

yang merasa sedih karena akan terjadi e. Menyatakan menyudahi pembicaraan


perpisahan.
11. Ya! itu lebih baik. (PR, 2011:404)
c. Menyatakan keyakinan 12. Oh ya, lain kali kita bikin acara yang lebih
semarak, ya! (PR, 2011:367)
4. Ya, hirzi sebenarnya jauh lebih hebat dari 13. Ana masuk duluan, ya! Hirzi bicara sambil
dirinya. (PR, 2011:264) bangkit dari tempat duduknya. (PR,
5. Ya, untuk hal ini Arul memang tidak bohong 2011:309)
sama sekali. (PR, 2011:372) Interjeksi ya pada kalimat di atas
6. Ya, hirzi benar, tiap kehilangan adalah cara diletakkan pada posisi awal, tengah, dan akhir
Tuhan untuk mendapatkan suatu pemberian. kalimat. Kalimat tersebut bila dihilangkan
(PR, 2011:303) interjeksinya maka maknanya tidak berubah.
7. Ustads, jangan marah sama Atul, ya! tadi kan Kalimat tersebut masih merupakan intejeksi
bercanda, Us. (PR, 2011:257 ) yang menyudahi pembicaraan hanya saja sudah
8. Eh, aku tidak bermaksud mengatakan totoran tidak mempunyai unsur paksaan yang
tidak berguna lho, ya. (PR, 2011:225) berlebihan.
Interjeksi ya pada kalimat di atas Interjeksi ya pada kalimat (11, 12, 13)
diletakkan pada posisi awal, tengah dan akhir berfungsi untuk menyatakan menyudahi
kalimat. Kalimat tersebut bila dihilangkan pembicaraan yang memiliki makna bahwa si
interjeksinya maka maknanya tidak berubah. pembicara benar-benar paham.
Kalimat tersebut masih merupakan kalimat yang
menyatakan keyakinan. Iterjeksi nah!
Interjeksi ya pada kalimat (4, 5, 6, 7, 8)
berfungsi untuk memperkuat rasa keyakinan Interjeksi nah termasuk interjeksi asli
bagi si berbicara dan memiliki makna yang dalam bahasa Indonesia yang menyatakan
benar-benar memahami maksud dari apa yang wujud atau bentuk dasar. Interjeksi tersebut
sementara dibicarakan. mengungkapakan perasaan yang menyudahi
perkataan orang lain yang berupa permohonan,
d. Menyatakan kelegaan pernyataan, kesimpulan, dan suruan. Interjeksi
nah dapat digunakan pada situsi formal maupun
9. Ya, itu dia jwabanya ! Arul puas. ( PR, nonformal.
2011:171)
10. Ng.......ternyata bermain dengan anak-anak 14. Nah, semuanya harus tersenyum! Arul
sangat menyenangkan, ya. (PR, 2011:327) sudah berbalik menghadap siswanya! (PR,
Interjeksi ya pada kalimat di atas 2011:205)
diletakkan pada posisi awa dan akhir kalimat. 15. Nah, ayo kita makan skarang! (PR, 2011:91)
Kalimat tersebut bila dihilangkan interjeksinya 16. Nah, justru semua kebutuhan itu yang
maka maknanya tidak berubah. Kalimat tersebut diposisikan sebagai masalah olehnya! (PR,
masih merupakan kalimat pernyataan kelegaan 2011:191)
hanya saja sudah tidak mempunyai unsur yang 17. Nah, sekarang, selamat tinggal makhluk
berlebihan. Interjeksi ya pada kalimat (9, 10) bejat! (PR, 2011:217)
berfungsi untuk menyatakan kelegaan,
55

Interjeksi nah pada kalimat (14) dan (15) SARAN


menggambarkan perasaan yang menyudahi
perkataan orang lain yang berupa permohonan. Hendaknya para peneliti memperkaya
selanjutnya interjeksi nah pada kalimat (16) hasil penelitian dalam pengembangan ilmu
mengambarkan perasaan yang menyudahi kebahasaan pada umumnya dan khususnya
perkataan orang lain yang berupa kesimpulan. dalam bidang morfologi. Selain itu, hendaknya
interjeksi nah pada kalimat (17) semua pencinta bahasa turut berupaya dalam
menggambarkan perasaan yang menyudahi meneliti apek kebahasaan yang lain untuk
perkataan orang lain yang berupa kesimpulan. memperkaya wawasan tentang bahasa secara
Penggunaan interjeksi nah pada kalimat khusus dalam bidang morfologi.
(14, 15, 16, 17) berfungsi untuk menyudahi
perkataan orang lain, sedangkan makna pada
kalimat (14 dan 15) menyatakan ajakan untuk DAFTAR PUSTAKA
melakukan sesuatu. Pada kalimat (16 dan 17)
mengungkapkan makna yang menyudahi Ba’dulu, Abdul Muis & Herman. 2005.
perkataan orang lain. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa
SIMPULAN Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
_______ 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa
Wujud interjeksi yaitu berupa bentuk Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
dasar dan bentuk turunan. Fungsi dan makna Chandrana, Arul. 2011. Pemburu Rembulan.
interjeksi dalam Novel Pemburu Rembulan Yogyakarta: Gradien Mediatama.
Karya Arul Chandrana adalah untuk Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode
menyatakan perasaan kagum, gembira, marah, Linguistik. Bandung: Refika Aditama
jengkel, kaget/heran, kesal, menyatakan Muslick, Masnur. 2010. Garis-Garis Besar
suruhan, menyudahi pembicaraan, menyatakan Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia.
rasa syukur, cemas, meyakinkan, ajakan, Bandung: Refika Aditama
ancaman, kesedihan, dan kelegaan. ________ 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwadarminto. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi.
Bandung: Refika Aditama.
Rut Lili. 2002. Penggunaan Interjeksi Bahasa
Indonesia dalam Surat Kabar
Kompas (skripsi). Toraja: UKI
Toraja.

Anda mungkin juga menyukai