Anda di halaman 1dari 19

INTERJEKSI DALAM NOVEL DAYON KARYA AKMAL NASERY BASRAL

Ninis Musliha
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2222200035@untirta.ac.id

ABSTRAK

Interjeksi adalah kata tugas yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan pembicara, biasanya untuk
menegaskan perasaan kagum, sedih, heran, dan jijik. Interjeksi berbentuk kata tertentu yang mengandung makna
yang dimaksud. Interjeksi ini digunakan oleh penulis khususnya dalam karya sastra novel untuk menyampaikan
emosi atau perasaan sehingga dapat tersampaikan kepada para pembaca. Penelitian berjudul “Interjeksi dalam
Novel Dayon Karya Akmal Nasery Basral” bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan interjeksi, jenis-
jenis interjeksi dan makna dari setiap interjeksi yang terdapat dalam novel Dayon. Penelitian ini meggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan metode simak dan teknik catat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interjeksi yang terdapat dalam novel Dayon yaitu ah, o, ahhh, aduh, hei,
halo, inalillahi, hii, astaga, astagfirullah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Rabbi, mantap, asik, nah, ayo, hah.
Bentuk interjeksi dalam novel Dayon memiliki fungsi untuk mengungkapkan rasa ketidaksetujuan, kesal, heran,
marah, terkejut, ejekan, kengerian, ketakutan, panggilan atau sapaan, simpati, menyimpulkan suatu hal, rasa
syukur, rasa penasaran, dan kekecewaan.

Kata kunci: Interjeksi, novel

ABSTRACT

Interjection is a task word used to express the speaker's feelings, usually to affirm feelings of awe,
sadness, wonder, and disgust. Interjection takes the form of a certain word that contains the meaning in question.
This interjection is used by authors, especially in novel literature to convey emotions or feelings so that they can
be conveyed to readers. The study titled "Interjection in The Novel Dayon by Akmal Nasery Basral" aims to find
out how the use of interjection, the types of interjections and the meaning of each interjection contained in Dayon's
novel. This research uses qualitative approaches with descriptive methods. Research data is obtained by listening
methods and recording techniques. The results of this study show that the interjection contained in Dayon's novel
is ah, o, ahhh, ouch, hei, hello, inalillahi, hii, astaga, astagfirullah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Rabbi,
mantap, asik, nah, ayo, hah. The form of interjection in Dayon's novel has the function of expressing disapproval,
annoyance, wonder, anger, surprise, ridicule, horror, fear, call or greeting, sympathy, summing up a thing,
gratitude, curiosity, and disappointment.

Keywords: Interjection, novel


A. PENDAHULUAN informasi tentang fakta maupun data dengan
disisipi kearifan-kearifan kehidupan. Salah
1. Latar Belakang
satu bentuk karya sastra adalah novel.
Bahasa dan manusia merupakan hal Novel adalah karya imajinatif yang
yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa mengisahkan sisi utuh atas problematika
merupakan sebuah sistem yang digunakan kehidupan seseorang atau beberapa orang
sebagai lambang untuk merepresentasikan tokoh secara utuh. Melalui novel dapat juga
pikiran, konsep dan gagasan serta dilihat bagaimana reaksi-reaksi manusia
pengalaman manusia. Bahasa berkaitan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dengan kemampuan kognitif dan akal budi sekelilingnya. Hal ini tentunya disampaikan
serta cara manusia mengonseptualisasikan dengan bahasa tulis. Dalam sebuah karya
dunia (Mithen, 1996:44). sastra terutama novel tentunya akan ada hal
Bahasa merupakan sarana yang ingin penulis sampaikan kepada
komunikasi bagi manusia dan merupakan hal pembaca.
yang paling penting bagi kehidupan manusia Hal yang disampaikan dapat berupa
karena manusia pada hakikatnya adalah sebuah ungkapan atau pesan yang
makhluk sosial yang membutuhkan interaksi menggunakan perasaan yang sering disebut
dengan manusia lainnya. dengan interjeksi. Ungkapan perasaan yang
Interaksi ini hanya dapat terwujud disebut interjeksi dapat ditemukan dalam
dengan menggunakan media bahasa, dari situ novel. Penggunaan interjeksi tidak hanya
lah muncul komunikasi. Dalam sebuah digunakan dalam komunikasi langsung
masyarakat, komunikasi adalah cara untuk melainkan komunikasi tulis. Interjeksi bisa
saling berhubungan satu sama lain. Dengan ditemui dalam karya sastra terutama novel.
demikian dapat dipastikan setiap masyarakat Interjeksi atau kata seru adalah kata
memiliki dan menggunakan alat komunikasi tugas yang mengungkapkan perasaan
tersebut. pembicara, biasanya untuk menegaskan
Karya sastra adalah salah satu bentuk perasaan kagum, sedih, heran, dan jijik.
dari eksistensi bahasa dalam kehidupan Interjeksi berbentuk kata tertentu yang
manusia. Karya sastra merupakan sebuah mengandung makna yang dimaksud.
hasil karya dari pikiran manusia. Karya Berbeda dengan kelas kata lainnya seperti
sastra tercipta melalui perenungan yang verba, adjektiva, dan nomina, kata tugas atau
mendalam dengan tujuan untuk dinikmati interjeksi ini hanya memiliki arti gramatikal
dan dipahami yang muatannya berisi
dan tidak memiliki arti leksikal. Kategori mitos, kebudayaan, sosial budaya
atau jenis dalam interjeksi didasarkan pada masyarakat dan semua hal tersebut dibumbui
perasaan yang ingin diungkapkan. dengan hal-hal jenaka serta kisah romantis.
Novel ini termasuk dalam novel populer
Dalam hal ini interjeksi dapat
yang diksinya mudah dipahami dan bahasa
ditemukan pada novel Dayon karya Akmal
yang digunakan adalah bahasa sehari-hari.
Nasery Basral. Interjeksi yang ditemukan
Sehubungan dengan latar belakang
didominasi dari dialog-dialog yang
pemikiran tersebut, penulis melakukan
dituturkan oleh tokoh-tokohnya. Interjeksi
penelitian tentang interjeksi dalam novel
dalam novel Dayon menggambarkan suasana
Dayon karya Akmal Nasery Basral.
hati setiap tokohnya. Misalnya ketika tokoh
merasa keheranan muncul interjeksi ah, 2. Rumusan Masalah
contohnya dalam dialog “Ah, yang benar?”.
1) Bagaimanakah penggunaan interjeksi
Lain hal lagi jika tokoh merasa terkejut
dalam novel Dayon?
interjeksi yang muncul adalah seperti dalam
dialog “Astaga, jahat sekali.” 2) Apa saja jenis-jenis interjeksi yang ada
dalam novel Dayon?
Novel Dayon merupakan karya
terbaru dari penulis Akmal Nasery Basral 3) Apa makna dari setiap interjeksi yang

yang terbit tahun 2021 bulan Mei. Novel terdapat dalam novel Dayon?

Dayon ini menceritakan tentang seorang 3. Tujuan Masalah


anak Minangkabau yang bernama Jems
1) Untuk mengetahui bagaimana
Boyon. Nama yang diberikan orang tuanya
penggunaan interjeksi dalam novel
karena terinspirasi setelah menonton film
Dayon.
James Bond. Konflik timbul karena tokoh
utama merasa orang tuanya salah 2) Untuk menjelaskan jenis-jenis interjeksi
memberikannya nama. Nama Jems Boyon yang ada dalam novel Dayon.
membuatnya menjadi bahan olok-olokan.
3) Untuk mengetahui makna dari setiap
Walaupun namanya sering menjadi bahan
interjeksi yang terdapat dalam novel
olokan orang-orang, ia akhirnya menerima
Dayon.
hal tersebut karena menghargai orang tuanya.
B. KAJIAN TEORI
Novel ini mengandung banyak irisan
Menurut Chaer, (2015:104) interjeksi
kehidupan mulai dari hubungan antara anak
adalah kata-kata yang mengungkapkan
dan orang tua, persahabatan, spiritual, mistis,
perasaan batin, misalnya karena kaget,
marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan 9. Interjeksi panggilan yaitu interjeksi
sebagainya. Di lihat dari strukturnya ada dua hai, he, eh, halo.
macam interjeksi. Pertama berupa kata-kata 10. Interjeksi simpulan yaitu interjeksi
singkat seperti wah, cih, hai, oi, oh, nah dan nah.
hah. Kedua berupa kata-kata biasa, seperti
Senada dengan yang diungkapkan
aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga,
para ahli sebelumnya, Kridalaksana
alhamdulillah, dan masya Allah.
(2007:120) interjeksi adalah kategori yang
Alwi, dkk (2010: 309) mendefinisikan berfungsi mengungkapkan perasaan
interjeksi atau kata seru adalah kata tugas pembicara; dan secara sintaktis tidak
yang mengungkapkan rasa hati pembicara. berhubungan dengan kata-kata lain dalam
Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa ujaran.
kagum sedih, heran dan jijik, orang memakai
Penggolongan interjeksi menurut
kata tertentu disamping kalimat yang
Kridalaksana (2015:94)
mengandung makna pokok yang dimaksud.
1. Interjeksi yang menyatakan imbauan
Penggolongan interjeksi menurut
untuk memperhatikan sesuatu yaitu
Alwi,dkk (2010:309) yaitu:
interjeksi ahoi, eh, hai, halo, he, sst,
1. Interjeksi kejijikan yaitu interjeksi
wahai.
bah, cih, cis , ih, idih. 2. Interjeksi yang menunjukan rasa terkejut
2. Interjeksi kekesalan yaitu interjeksi atau takjub yaitu interjeksi aduhai, amboi,
brengsek, sialan, buset, keparat. astaga, asyoi, wah, yahud.
3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan 3. Interjeksi yang mengungkapkan rasa
yaitu interjeksi aduhai, amboi, asyik. sakit atau sedih yaitu interjeksi aduh.
4. Interjeksi kesyukuran yaitu interjeksi 4. Interjeksi yang menyatakan simpati yaitu
syukur, alhamdulillah. interjeksi inalillahi.
5. Interjeksi harapan yaitu interjeksi 5. Interjeksi yang menyatakan kekecewaan
insya allah. dan kekesalan yaitu interjeksi ah,
6. Interjeksi keheranan yaitu interjeksi brengsek, buset, wah, yaa.
aduh, aih, ai, lo, duilah, eh, oh, ah. 6. Interjeksi yang menyatakan perasaan
7. Interjeksi kekagetan yaitu interjeksi kaget dan terpukul yaitu interjeksi ampun,
astaga, astagfirullah, masyaallah. iho,masyaallah, astagfirullah.
8. Interjeksi ajakan yaitu interjeksi ayo,
mari.
7. Interjeksi yang menyatakan pujian dan Contoh di atas menunjukkan bahwa
terima kasih yaitu interjeksi sebagai kata seru atau interjeksi, kata aduh
alhamdulillah, syukur. dapat mendukung makna yang berbeda-beda
8. Interjeksi yang menyatakan rasa tidak seperti halnya kata seru yang lain. Hal ini
suka dan muak yaitu interjeksi ampun, karena kata seru adalah kata yang digunakan
bah, cis, idih. sesuai dengan keadaan emosi penutur.
Selanjutnya, menurut Kusno BS, dikenal
Menurut Kusno (1986: 90) kata seru
tiga macam kata seru, yaitu, kata seru asli: ah,
atau interjectio adalah kata yang dipakai
oh, ha, bah, cih, cis, wah, dan sebagainya,
untuk menyatakan luapan emosi atau
kata seru yang berasal dari jenis kata lain, dan
perasaan. Menurut Kusno (1986: 90) terdapat
mempunyai makna leksikal: astaga, ampun,
beberapa ciri penting kata seru atau interjeksi.
syukur, gila, keparat, kasihan, awas, dan
Pertama, kata seru dapat berdiri sendiri
sebagainya, kata seru yang berupa ungkapan:
sebagai kalimat tidak lengkap. Kedua, kata
celaka dua belas, alhamdulillah, innalillahi,
seru tidak menduduki jabatan tertentu di
astagfirullah, dan sebagainya.
dalam kalimat dan terpisah dari bangun
kalimat yang ditempatinya. Ketiga, kata seru C. METODE PENELITIAN

dapat menyatakan luapan emosi atau Penelitian ini menggunakan


perasaan yang berbeda-beda, sesuai dengan pendekatan kualitatif dengan metode
hubungannya dalam kalimat. Keempat, kata deskriptif, yaitu suatu prosedur penelitian
seru merupakan kata yang paling tua dan yang ingin menghasilkan data deskriptif
bersifat umum.Maksudnya interjeksi adalah berupa kata- kata tertulis atau lisan dari
kata yang lebih dulu digunakan dalam proses sebuah data yang dikaji. Penelitian kualitatif
kebahasaan dan setiap bahasa pasti memiliki berarti berusaha memahami fenomena sosial
kata seru yang bersifat umum seperti oh, hai, kebahasaan yang sedang diteliti. Istilah
ah dan he. memahami mengandung arti sebagai upaya
menelusuri makna suatu fenomena yang
Contoh pemakaian kata seru atau interjeksi:
diteliti dengan berangkat dari pemahaman
a. Aduh!
para pelakunya (Mahsun, 2005: 233).
b. Aduh, hari ini menyebalkan.
Metode tersebut bertujuan untuk
c. Aduh, sakit sekali. mendeskripsikan secara tepat penggunaaan
interjeksi jenis-jenis interjeksiserta makna
d. Aduh, apa ini?
yang interjeksi yang terdapat dalam novel
e. Aduh, ini anak!
Dayon. Objek penelitian ini adalah analisis ditemukan dalam novel Dayon sesuai dengan
penggunaan interjeksi yang terdapat dalam bentuk dan kelompok maknanya.
novel Dayon.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini kebanyakan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
terdapat dalam dialog para tokoh yang ada di
dilakukan terhadap novel Dayon karya
novel Dayon. Pengumpulan data yang
Akmal Nasery Basral maka ditemukan
dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
interjeksi yaitu ah, o, ahhh, aduh, hei, halo,
simak dan teknik catat. Metode simak dipilih
inalillahi, hii, astaga, astagfirullah,
karena objek yang diteliti berupa bahasa
alhamdulillah, subhanallah, Allahu Rabbi,
yang bentuknya teks atau tulisan. Metode
mantap, asik, nah, ayo, hah. Intrjeksi
simak dikombinasikan dengan teknik catat,
tersebut memiliki makna tersendiri sesuai
yang berarti peneliti mencatat data yang
dengan perasaan yang ingin diungkapkan
dinilai tepat dalam kajian analisis, kemudian
penuturnya.
dilanjutkan dengan klasifikasi data
(Sudaryanto, 2018:207). Dalam hal ini Berikut data yang telah

difokuskan untuk menemukan serta dikelompokkan berdasarkan persamaan

mengklasifikasikan data interjeksi yang kelompok makna interjeksinya maka


ditemukan hasil pengelompokan seperti tabel
di bawah ini:

No Interjeksi Deskripsi

Menyatakan ketidaksetujuan atau


1.
sangkalan

Ah Menyatakan ejekan

Menyatakan keterkejutan

Menyatakan ketidaksukaan

2 O Mengekspresikan rasa senang

Menyatakan ejekan

Mengekspresikan rasa penasaran


Menyatakan kekesalan
3 Ahhh
Menyatakan kekecewaan

Mengekspresikan rasa sakit


4 Aduh
Menyatakan simpati

5 Hei, halo, Menyatakan panggilan atau sapaan

6 Astaga, astagfirullah, Menyatakan keterkejutan

7 Inalillahi, hiii Menyatakan ketakutan atau kengerian

Alhamdulliah, subhanallah,
8. Menyatakan rasa syukur
Allahu Rabbi

9. Mantap, asik Menyatakan kegembiraan

10. Nah Menyatakan kesimpulan

11. Ayo Menyatakan ajakan

12. Hah Menyatakan keheranan

1. Interjeksi Ah kecil itu, Kaka. Gerimis. Malah bikin


suasana romantis, cocok dengan judul film
Interjeksi ah termasuk dalam kata
ini Asmara Tanah Musamus.” Levi tertawa.
seru asli. Dalam temuan data ini, interjeksi
“Kita syuting saja. Bagaimana Kakak Sab?”
ah memiliki lebih dari dari satu makna. Jika
lazimnya interjeksi ini digunakan untuk Data (1) menunjukkan interjeksi ah
menyatakan keheranan, kekecewaan dan memiliki makna ketidaksetujuan atau
kekesalan dalam novel ini interjeksi ah sangkalan terhadap pendapat lawan bicara.
memiliki makna ketidaksetujuan atau Dalam penggalan novel tersebut tokoh aku
sangkalan. yaitu Boyon memperkirakan akan ada hujan
besar sehingga kegiatan syuting dapat
(1) Aku menunjuk langit di belakang mereka.
dihentikan dahulu. Namun Levi
“Bakal hujan besar. Kita break dulu.”
beranggapapn syuting tidak perlu dihentikan
Keduanya menolehkan kepala ke arah yang
karena paling hanya hujan gerimis.
kutunjuk. Gumpalan awan hitam bergerak
Ketidaksetujuan dan bentuk sangkalan
mendekati kami. “Ah, paling Cuma hujan
terhadap Boyon diperkuat dengan interjeksi lawan bicara. Dalam dialog tersebut terjadi
ah. Data selanjutnya masih dengan interjeksi perdebatan antara mak dan abah yang masih
yang sama dan makna yang sama. kebingungan untuk memberikan nama
kepada anaknya (Boyon). Mak lalu
(2) ‘Tanpa aktingmu yang total, Ode to My
mengusulkan agar nama anaknya Navis yang
Father tidak akan sebagus ini.”
merupakan pujangga terkenal. Namun abah
“Ah, Dayon berlebihan. Aku seorang
dengan keras menentangnya dan interjeksi
pemula yang beruntung diasah sutradara
ah muncul di awal kalimat disusul dengan
idealis-perfeksionis.Apakah...? ”
kata tidak yang menyatakan ketidaksetujuan
Data (2) juga menyatakan interjeksi atas pendapat tersebut.
ah sebagai bentuk dari ketidaksetujuan atau
Selanjutnya interjeksi ah juga dapat
sangkalan terhadap lawan bicara. Pada data
menyatakan ejekan dan keterkejutan.
(2) interjeksi ah digunakan sebagai bentuk
Terlihat dari data dibawah ini.
ketidaksetujuan Sab yang berperan sebagai
aktris dalam film yang disutradarai oleh (4) “Ah, masa?” Muncul keberanian mak
Boyon. Film tersebut masuk kategori sebagai menggoda abak. “Jangan-jangan dulu Uda
film terpilih. Lalu Boyon merasa terpilihnya juga menggunakan saluang sirompak untuk
film tersebut juga berkat peran aktrisnya memikatku?”
yang totalitas dalam berakting. Sab yang
“Aku memang dari Payakumbuh, tetapi
merasa hal itu berlebihan langsung
bukan dari nagari Taeh Baruah asal saluang
menyangkal diperkuat dengan interjeksi ah
sirompak itu,” jawab abak serius. “Tetapi aku
yang digunakan dan balik memuji Boyon
pernah melihat kerja pawang sirompak.”
sebagai sutradara yang handal dalam
mengarahkan para pemainnya. Data (5) “Ah, yang benar?” Wajah mak memucat.

selanjutnya masih penggunaan interjeksi Data (4) dan (5) saling berhubungan
yang sama dengan makna yang sama. karena masih dalam konteks situasi

(3) “Bagaimana kalau...Navis? Kata orang percakapan yang sama. Dalam dialog mak

itu nama pujangga terkenal.” dan abah di atas, hal yang diperbincangkan

“Ah tidak, tidak. Penulis hidupnya miskin adalah saluang sirompak yang merupakan

Penuh derita lahir batin..” kebudayaan Minangkabau yang lekat dengan


mistisnya. Saluang sirompak pada dasarnya
Data (3) masih menunjukan bahwa
adalah permainan suling yang konon dapat
interjeksi ah merupakan bentuk dari
menarik hati lawan jenis yang dikehendaki.
ketidaksetujuan atau sangkalan terhadap
Interjeksi ah muncul karena mak berniat
untuk menggoda dan mengejek abah. Namun Perbincangan tersebut sebenarnya
karena jawaban abah yang sangat serius melibatkan Felix yang juga membicarakan
meyakinkan mak bahwa saluang sirompak suanggi. Sekarang Urep ingin
ini bukan kesenian suling biasa terbukti membicarakannya lagi karena sudah kesal
sampai ada pawangnya. Interjeksi ah yang pembicaraan hanya seputar suanggi, Levi
selanjutnya pada data (5) berubah maknanya pun menyuruh mereka untuk berhenti
menjadi menyatakan keterkejutan. Mak yang membicarakan suanggi. Ketidaksukaan
terkejut dengan pernyataan abah diperkuat sekaligus kekesalan Levi dapat dilihat dari
oleh interjeksi ah. penggunaan interjeksi ah. Boyon yang
mengetahui Levi sudah kesal karena
Hal ini menunjukkan bahwa
pembicaraan itu pun menyuruh Urep dan
interjeksi yang sama bukan berarti maknanya
Felix berhenti. Sama halnya dengan data (6)
sama. Sekalipun dalam percakapan yang
data (7) pun menyatakan interjeksi ah
membahas topik yang sama. Interjeksi yang
sebagai bentuk ketidaksukaan sekaligus
dituturkan menyesuaikan dengan emosi dan
kekesalan.
suasana hati penutur yang tentunya selalu
berubah. (7) “Ah, lagu mendayu seperti Balada Pelaut
ini tidak cocok untuk cuaca sekarang! Seperti
Interjeksi ah yang terdapat dalam
kapal mau tenggelam tanpa harapan,” protes
penggalan novel selanjunya juga menyatakan
Urep, “Ganti lagu yang bersemangat”
hal yang berbeda. Interjeksi ah dalam temuan
data (6) dan (7) menyatakan ketidaksukaan Dalam data (7) terdapat interjeksi ah
sekaligus kekesalan. yang menyatakan ketidaksukaan sekaligus
kekesalan Urep karena mendengar Levi
(6) “Tidak persis sama, “ Timpal Urep.”Kita
membawakan lagu yang mendayu-dayu.
disini pun menyebutnya suanggi dengan
Urep yang merasa bahwa lagu tersebut tidak
nama yang berbeda-beda seperti...”
cocok. Urep protes agar lagunya diganti.
“Ah, Pace Urep, Pace Felix, tolonglah
Interjeksi ah dalam data (7) ini menyatakan
berhenti.” Levi kembali buka suara.
kekesalan Urep pada Levi.
“Ok, kita stop bicara tentang ini,” Ujarku
membuat Levi bernafas lega. 2. Interjeksi O

Dalam data (6) terdapat interjeksi ah Interjeksi o ini hanya terdiri dari satu
yang menyatakan ketidaksukaan sekaligus huruf vokal. Sama seperti interjeksi
kekesalan Levi. Topik dalam dialog tersebut sebelumnya. Interjeksi o ini juga memiliki
adalah makhluk halus yang bernama suanggi. makna lebih dari satu tergantung konteks
pemakaiannya. Interjeksi o merupakan tersebut Boyon tidak mampu mengambil
bentuk interjeksi asli. Berikut penjelasannya. suling karena tempatnya terlalu tinggi. Ina
dan Iip yang merupakan makhluk halus
(8) “Baiklah, Bismillah. Uda segera urus
tentunya bisa mengambil suling itu dengan
akta lahirnya,” Mak menyerah karena
mudah karena dapat terbang melayang.
mengetahui dia tak akan memenangkan
Interjeksi o ini menyatakan ejekan karena
perdebatan soal nama yang ganjil ini. Seperti
saat Boyon merasa kecewa saat tidak bisa
banyak hal hal lain dalam hidupnya,
mengambil suling tersebut Ina dan Iip
keputusan terakhir selalu di tangan abak. “O,
bertatapan dan menyeringai seolah
pasti.” Abak girang.
meremehkan Boyon yang tidak bisa
Dalam data (8) ini terdapat interjeksi melayang. Maka dari itu interjeksi o
o yang mengekspresikan rasa senang. Dalam menyatakan ejekan Iip kepada Boyon.
penggalan dialog di atas pembicaraannya
Dalam data (10) interjeksi o
terjadi antara mak dan abah tentang
menyatakan rasa penasaran. Percakapan ini
pemberian nama Jems Boyon. Nama itu
terjadi antara Sab dan Boyon. Sab
merupakan keputusan akhir keduanya. Abah
menceritakan hubungan anak perempuan dan
yang senang akhirnya nama pemberiannya
ayahnya yang juga tidak kalah rumit dengan
dipakai untuk nama anaknya. Langsung
hubungan anak laki-laki dan ayahnya.
gembira saat mak menyuruh untuk langsung
mengurus akta lahir. Interjeksi o sebagai (10) “O ya?” Aku menatap lekat Sab. “Kamu
bentuk untuk mengekspresikan rasa senang mengalami itu?
abah karena anaknya bernama Jems Boyon. Sab menggeleng. “Untungnya tidak. Ada
Berbeda dengan data sebelumnya, interjeksi beberapa kawanku mengalaminya...”
o dalam data (9) ini menyatakan ejekan.
Boyon yang penasaran apakah
(9) “Ketinggian,” Ujarku kecewa. Ina dan Iip memang benar begitu lalu
bertatapan sebelum menyeringai bersamaan. mengekspresikannya dengan interjeksi o
“O, gampang itu. Aku ambil ya,” kata Iip yang mengekspresikan rasa penasarannya.
sebelum badannya melayang menyambar
3. Interjeksi Ahhh
kedua saluang dan kembali ke depanku,
sebelum aku sempat menutup mulut yang Interjeksi ahhh ini sebenarnya hampir

ternganga! sama dengan interjeksi ah karena termasuk


dalam kategori kata seru asli. Namun karena
Dalam data (9) interjeksi o
secara penulisannya berbeda maka seolah
menyatakan ejekan. Dalam percakapan
ada hal yang ingin lebih ditegaskan lagi dari
interjeksi ini. Seperti data (11) interjeksi simpati. Seperti yang ditunjukkan melalui
ahhh ditulis dengan huruf kapital yang data (13).
menyatakan kekesalan teramat sangat
(13) “Rumah sepupu papa mendadak
cenderung ingin marah.
terbakar tengah malam di musim hujan
(11) “AHHH, cerita seperti ini yang beta tak sampai rata dengan tanah dan badannya
suka. Membicarakan makhluk halus, apalagi ditemukan gosong.”
di tempat seperti ini.” celetukan Levi “Aduh, saya ikut berduka Lev.” Sab
membuyarkan konsentrasiku. menunjukkan simpati.

Levi yang sangat kesal karena semua Levi yang saat itu bercerita tentang
orang membicarakan makhluk halus di rumah sepupu dari ayahnya yang mendadak
tempat yang terkenal angker. Akhirnya terbakar di tengah malam padahal saat itu
membuatnya menyatakan ketidaksukaannya sedang musim hujan mengundang rasa
terhadap orang-orang yang membicarakan simpati dari Sab. Interjeksi aduh pada data
hal itu. Berbeda dengan data (11), data (12) tersebut menyatakan simpati yang
menyatakan interjeksi ahhh sebagai bentuk ditunjukkan Sab kepada kerabatnya Levi.
kekecewaan cenderung pasrah.
Selanjutnya interjeksi aduh yang
(12) “Yooon!” Panggilan mak terdengar.” menyatakan kesakitan terdapat dalam data
Mak bawakan gulai tambusu kesukaannmu.” (14). Interjeksi aduh muncul dari Boyon
“Ahhh,” Ina kecewa. ” kami harus pergi yang merasa kesakitan karena terpeleset dan
sekarang.” jatuh.

Ina, Iip dan Boyon yang sedang asik (14) Saking gugupnya, aku melangkah tanpa
bermain akhirnya harus berhenti karena ibu melihat kakiku menginjak usus sapi tambusu
Boyon sudah pulang. Ina pun kecewa karena yang menggelembung berisi telur dan tahu
harus segera pergi dan interjeksi ahhh dengan santan berbumbu. Permukaan usus
sebagai bentuk kekecewaannya. yang kenyal dan licin bersantan membuatku
terpeleset dan jatuh berdebum. “Aduh, Mak,
4. Interjeksi Aduh
tolonggg...” Jeritku kesakitan.
Interjeksi aduh lazimnya digunakan
Boyon yang saat itu gugup karena
untuk menyatakan kesakitan, kesedihan atau
tidak mungkin menjelaskan soal Ina dan Iip
keheranan. Namun dalam novel Dayon
yang bisa terbang kepada ibunya akhirnya
ditemukan interjeksi aduh yang menyatakan
lengah sehingga menginjak usus sapi
tambusu dan akhirnya terpeleset.
5. Interjeksi Hei dan Halo 6. Interjeksi Astaga dan Astagfirullah

Interjeksi hei dan halo biasanya Jenis interjeksi selanjutnya adalah


digunakan untuk memanggil atau menyapa interjeksi yang menyatakan keterkejutan
seseorang dan tergolong sebagai kata seru yaitu interjeksi astaga dan astagfirullah.
asli. Dalam novel Dayon ditemukan Interjeksi astaga tergolong kata seru yang
interjeksi jenis ini. Seperti yang ada dalam berasal dari jenis kata lain sedangkan
(15) dan data (16). Interjeksi hei,dan halo interjeksi astagfirullah tergolong kata seru
terindikasi sebagai interjeksi yang dipakai yang berupa ungkapan. Dari hasil penelitian
untuk menyatakan panggilan atau sapaan. yang didapat interjeksi astagfirullah bukan
hanya satu-satunya interjeksi yang
(15) Kami bergegas meninggalkan tepi rawa
merupakan bahasa asing(Arab). Walaupun
yang mulai diserbu panah-panah
bukan merupakan bahasa Indonesia
gerimis.“Hei, kenapa beta tidak dibantu,
interjeksi astagfirullah umumnya dipakai
Kaka? Levi memanggil dengan suara
untuk menyatakan keterkejutan khususnya
barintonnya yang maskulin.
untuk orang-orang yang beragama muslim.
Pada data (15) interjeksi hei Berikut penjelasan interjeksi yang terdapat
menyatakan panggilan untuk semua kru film dalam data (17) dan (18).
yang hendak meninggalkan tepi rawa karena
(17) Pintu rumah dibuka dari luar, mak
hujan yang mulai turun. Levi memanggil
masuk dengan pandangan gusar.
orang-orang karena tidak ada yang
“Astagfirullah, Boyon. Berantakan sekali
membantunya untuk menyebrang rawa.
seperti gempa bumi,” Ujarnya memunguti
Sama hal nya dengan data (15) interjeksi
bonggol jagung di sana-sini dan
dalam data (16) juga mengandung makna
menyusunnya kembali menjadi gundukan
yang sama.
yang rapi.
(16) “Halo,Boyon!” Iip merangkulku hangat.
Dalam data (17) ini, mak yang baru
“Kamu tambah besar,” lanjutnya sambil
datang kaget sekaligus kesal melihat
mengucek-ucek kepalaku yang setinggi
rumahnya berantakan. Boyon, Ina dan Iip
dadanya.
adalah biang dari kekacauan itu. Interjeksi
Penggalan dialog dari data (16) astagfirullah diucapkan mak karena terkejut
menyatakan sapaan yang ditujukkan Ina dengan kondisi rumahnya yang berantakan
kepada Boyon. Karena sudah lama tidak itu. Selanjutnya dalam data (18) akan
bertemu Boyon, interjeksi halo dipakai Ina dijelaskan pemakaian interjeksi astaga.
untuk menyapa Boyon.
(18) “...Esoknya , setelah aku pulang sekolah, kabar kematian seseorang. Seperti dalam
kudengar dari Uda Mar bahwa perempuan data (19) yang di dalamnya terdapat
yang diincar kawannya itu menjadi gila.” interjeksi inalillahi.
“Astaga, jahat sekali. Kalau perempuan itu
(19) “Dia, dia membunuh adiknya?”
tidak membalas cintanya, mengapa bukan
”Ya. Dia menggergaji leher adiknya sampai
kawan Uda Mar itu yang memperbaiki diri
hampir putus, membuat kasur basah oleh
dan mendekati dengan cara yang lebih elok?”
lautan darah.”
Dalam data (18) itu topik “Inalillahi,” Mak bergidik. “Apakah tak ada
pembicaraan dari mak dan abah yang teatngga yang tahu?”
membicarakan tentang efek pemikat dari
Data (19) menunjukan interjeksi
saluang sirompak yang dapat membuat
inalillahi sebagai bentuk ketakutan atau
seseorang menjadi gila. Mak yang
kengerian. Dalam percakapan tersebut abah
mendengar hal itu terkejut dan tidak habis
dan mak sedang membicarakan orang yang
pikir bagaimana ada orang sejahat itu
menggunakan saluang sirompak. Setiap
memakai saluang sirompak untuk memikat
orang yang menggunakan saluang sirompak
pujaan hatinya. Interjeksi astaga dalam data
memiliki pantangan yang tidak boleh
(18) itu menyatakan keterkejutan sekaligus
dilanggar. Jika hal itu terjadi maka akan ada
tidak habis pikir.
nyawa yang harus dibayar. Itulah yang
7. Interjeksi Inalillahi dan Hii sedang diceritakan abah kepada mak. Mak
yang merasa takut sekaligus ngeri karena
Interjeksi inalillahi dan hii adalah
orang yang menggunakan saluang sirompak
jenis interjeksi yang menyatakan rasa takut
itu melanggar pantangan dan akhirnya
atau kengerian. Interjeksi inalillahi tergolong
membunuh adiknya dengan gergaji karena
sebagai kata seru yang berupa ungkapan
dalam pengaruh gaib. Interjeksi inalillahi
sedangkan interjeksi hii sebagai kata seru asli.
mempertegas ketakutan apalagi mak sampai
Jika lazimnya interjeksi inalillahi
bergidik kengerian karena cerita abah.
menyatakan rasa simpati atas sebuah kabar
Selanjutnya ada interjeksi hii yang
duka, namun dalam novel Dayon, interjeksi
menyatakan rasa takut. Pada data (20) dapat
ini dipakai untuk menyatakan rasa takut dan
terlihat pemakaian interjeksi hii.
kengerian. Interjeksi inalillahi bukanlah
interjeksi bahasa Indonesia. Tetapi interjeksi (20) “...jangan melamun. Nanti kamu injak
ini kerap dipakai oleh orang-orang muslim ular raksasa yang sedang tidur lalu dia marah
untuk menyatakan rasa simpati terhadap dan menelan tubuhmu, bagaimana? Ina
menyeringai memperlihatkan jajaran gigi biji Dalam data (21) terdapat interjeksi
mentimun. astagfirullah, subhanallah, alhamdulillah,
Allahu Rabbi yang menyatakan rasa syukur
“Hii...takut!” Bulu kudukku merinding
yang teramat sangat serta keterkejutan.
membayangkan kepalaku dikunyah ular
Dialog itu terjadi saat Boyon ditemukan
raksasa sehingga kusambar tangan Ina dan
setelah dikatakan hilang oleh orang tuanya.
memegangnya kuat-kuat. Ina dan Iip tertawa.
Padahal Boyon yang saat itu bermain dengan
Dalam dialog tersebut Ina dan Iip Ina dan Iip mencari burung kuau raja. Mak
mengajak Boyon pergi ke hutan untuk yang mengetahui Boyon sudah ditemukan
melihat burung kuau raja. Ketika burung langsung mengucapkan banyak rasa syukur
yang dimaksud sudah ada di depan mata, kepada Tuhan.
Boyon malah melamun. Ina pun menakut-
Interjeksi astagfirullah menyatakan
nakuti Boyon agar tidak melamun lagi.
rasa keterkejutan. Interjeksi subhanallah,
Boyon yang ketakutan dapat terlihat dengan
alhamdulillah, Allahu Rabbi menyatakan
pemakaian interjeksi hii di awal dialog.
rasa syukur kepada Tuhan. Karena pada
8. Interjeksi Alhamdulliah, Subhanallah, dasarnya interjeksi tersebut adalah puji-
Allahu Rabbi pujian kepada Tuhan yang biasa diucapkan

Jenis interjeksi selanjutnya adalah umat muslim. Dalam data (21) termasuk

interjeksi yang menyatakan rasa syukur kedalam interjeksi yang menyatakan rasa

menggunakan bahasa asing dan merupakan syukur.

kata seru yang berupa ungkapan. Interjeksi 9. Interjeksi Mantap dan Asik
alhamdulillah, subhanallah, Allahu Rabbi
Interjeksi mantap dan asik
merupakan interjeksi berbahasa Arab yang
merupakan interjeksi yang menyatakan rasa
lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia
senang atau kegembiraan. Keduanya
yang beragama muslim. Seperti data (21)
tergolong sebagai kata seru yang berasal dari
yang di dalamnya terdapat interjeksi bahasa
jenis kata lain. Berikut penjelasan dari
asing.
interjeksi mantap dan asik yang ada dalam
(21) “Apa yang dikatakan Boyon itu? data (22) dan (23).
Mulutnya bergerak-gerak, tetapi mengapa
(22) “Kita nyanyi lagu Bujangan dari Koes
tidak ada suara?” Saat rombongan sampai di
Plus?”
depan rumahku, mak menyerbu histeris
“Mantap! Itu cocok.”
“Astagfirullah,subhanallah,alhamdulillah.
Allahu Rabbi, dari mana saja kamu, Yon?”
Data (22) terdapat interjeksi mantap proses kelahirannya tiba-tiba membicarakan
yang menyatakan kegembiraan atau rasa terntang makanan.
senang. Dalam dialog tersebut terjadi
(24) “Nah, sebelum aku melantur terlalu
percakapan antara Levi dan Urep. Levi yang
jauh soal makanan yang bagiku hanya terbagi
sedang memainkan gitar sambill bernyanyi
dua kategori, yaitu ‘enak’ dan ‘enak sekali’,
mengusulkan untuk menyanyikan lagu
aku lanjutkan cerita proses kelahiranku.”
Bujangan milik Koes Plus. Urep langsung
senang dan setuju dengan hal itu. Interjeksi Karena pembicaraan tersebut sudah

mantap mempertegas hal tersebut. keluar dari topik, Boyon yang menyadari hal

Selanjutnya dalam data (23) terdapat itu segera mengakhiri pembicaraan tentang

interjeksi dengan makna yang sama yaitu makanan dan menarik kesimpulan bahwa

interjeksi asik. baginya hanya ada dua kategori makanan.


Interjeksi nah merupakan bentuk kesimpulan
(23) “Kita ajak dia ke rumah kita saja,” Iip
atau cara untuk mengakhiri topik
menyerahkan toples kepadau.”Bedankt .”
pembicaraan.
“Asik. Kita panggil sepupu kita Corrie,
Carice, dan Nicholas supaya tambah ramai.” 11. Interjeksi Ayo

Dalam data (23) tersebut terdapat Interjeksi ayo dalam temuan data

interjeksi asik yang menyatakan selanjutnya adalah untuk menyatakan ajakan.

kegembiraan atau rasa senang. Percakapan Interjeksi ini tergolong sebagai kata seru asli.

tersebut terjadi diantara Ina dan Iip. Ina Data (25) adalah bagian dari percakapan

berencana mengajak Boyon ke rumah Boyon dan para kru film. Saat proses syuting,

mereka. Iip yang senang dengan usulan itu hujan akan turun ditambah lokasi syuting

ingin mengajak sepupu mereka juga agar yang berada di rawa.

semakin ramai. Interjeksi asik menyatakan (25) “Ayo, naik! Kita balik ke Posko. Aku
rasa senang Iip dengan keputusan Ina. nggak mau kehujanan, apalagi sudah pernah

10. Interjeksi Nah kecebur di rawa ini.”

Interjeksi nah tergolong sebagai kata Boyon pun mengajak semua orang

seru asli. Interjeksi nah dalam temuan data yang terlibat dalam film tersebut untuk

(24) merupakan interjeksi yang menyatakan kembali ke Posko. Interjeksi ayo menyatakan

kesimpulan. Dalam penggalan dialog di ajakan Boyon kepada semua kru film untuk

bawah ini Boyon yang sedang menceritakan kembali ke Posko.


12. Interjeksi Hah Penelitian ini juga menemukan
kelompok makna interjeksi yang digunakan.
Interjeksi hah adalah interjeksi yang
Diantaranya sebagai bentuk
menyatakan keheranan. Interjeksi hah
mengekspresikan ketidaksetujuan atau
tergolong dalam kata seru asli. Dalam
menyangkal lawan bicara, menyatakan
temuan data terakhir ini terdapat interjeksi
ejekan, mengekspresikan keterkejutan,
hah yang lazimnya keheranan atau
mengekspresikan ketidaksukaan sekaligus
kebingungan.
kekesalan, mengekspresikan rasa senang
(26) “Hah? Kamu bisa mengambilnya tapi atau kegembiraan, mengekspresikan rasa
tak bisa mengembalikannya? Ambil kursi penasaran, mengekpresikan rasa kesal yang
kayu di dapur!” memuncak cenderung marah,

Data (26) adalah penggalan mengekspresikan kekecewaan sekaligus


percakapan dari mak dan Boyon. Boyon, Ina kepasrahan, menyatakan simpati,

dan Iip bermain suling. Suling itu diambil Ina mengekspresikan rasa sakit, menyatakan

dari tempat yang tinggi dengan cara terbang. panggilan atau sapaan, mengekspresikan

Ketika Boyon disuruh untuk mengembalikan keterkejutan sekaligus kekesalan,

ke tempatnya, tentu saja ia tidak bisa. mengekspresikan ketakutan sekaligus

Interjeksi hah menyatakan keheranan mak kengerian, mengekspresikan rasa syukur

yang terhadap Boyon yang dapat mengambil yang teramat sangat, menyatakan

suling di tempat yang tinggi namun tidak kesimpulan atau sebagai bentuk mengakhiri

dapat mengembalikannya. topik pembicaraan, menyatakan ajakan, dan


mengekspresikan keheranan.
D. SIMPULAN
Dari hasil penelitian tersebut dapat
Setelah dilakukan analisis interjeksi
diketahui bahwa penggunaan interjeksi
pada novel Dayon maka hasil penelitian
benar-benar tergantung dari konteks kalimat
menunjukkan temuan berupa 26 data
dan emosi yang ingin disampaikan oleh
interjeksi yang diklasifikasikan sesuai
penutur terhadap lawan bicara. Selain itu,
dengan jenis dan konteks pemakaiannya.
interjeksi yang terdapat dalam novel Dayon
Interjeksi yang ditemukan yaitu ah, o, ahhh,
ini ada yang tergolong sebagai kata seru
aduh, hei, halo, inalillahi, astaga,
berupa ungkapan dan bukan dari bahasa
astagfirullah, alhamdulillah, subhanallah,
Indonesia yaitu astagfirullah, inalillahi,
Allahu Rabbi, mantap, asik, nah, ayo, hah.
alhamdulillah, subhanallah, dan Allahu
Rabbi. Semua interjeksi tersebut merupakan
ungkapan yang masing-masing memiliki Kebahasaan dan Kesastraan. 4
makna tersendiri dan berasal dari bahasa (1). 55—64.

Arab. Interjeksi tersebut lazim digunakan Widiatmoko, Bambang, Waslam. 2017.


Interjeksi dalam Bahasa Indonesia:
khususnya umat muslim. Karena latar tempat Analisis Pragmatik. Jurnal Pujangga. 3
dalam novel Dayon adalah Kapau yang (1) 83-97.
terdapat di Sumatera Barat dan agama yang Ananda, Zhafran Fatih, Mulyadi. 2020.
dianut oleh mayoritas masyarakat di daerah Interjeksi Clicbait Headline pada
Youtube “Malam- Malam Net” Sebuah
tersebut adalah islam. Atas dasar hal tersebut Kajian Semantik. Jurnal
interjeksi yang digunakan juga ikut Pujangga. 6 (1) 62-74.
berpengaruh. Rahmawati. 2019. Analisis Penggunaan
Interjeksi pada Naskah Drama “Pesta
Para Pencuri” Karya Jean Annoulih
Saduran Rachman Sabur Kajian
DAFTAR PUSTAKA Linguistik. Jurnal Ilmiah Telaah. 4 (2)
Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku 41-44.
Bahasa Indonesia. Edisi ketiga cetakan-8
Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Basral, Akmal Nasery. 2021. Dayon.
Jakarta: Mekar Cipta Lestari.
Chaer, Abdul. 2015. Morfolgi Bahasa
Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: LAMPIRAN-LAMPIRAN
PT Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata
dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Rosidin, Odien.2014. Percikan Linguistik
Pengantar Memahami Ilmu Bahasa.
Serang:Untirta Press.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
B.S., Kusno. 1986. Pengantar Tata Bahasa
Indonesia. Bandung: CV Rosda.
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian
Morfologi: Bentuk Derivasional dan
Infleksional. Bandung: Refika Aditama.
Komariyah, Siti. 2016. Interjeksi dalam
Novel Doyane Wong Culika Karya
Suparta Brata. Jurnal Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai