Anda di halaman 1dari 5

1.

Penyusunan Brief
2. Jelaskan Value desain yang ditentukan
3. Pengendalian kegiatan desain yang dilakukan
4. Bagaimana merealisasikan design value
5. Tipe klien yang dihadapi

1. Menyusun Brief
a. Breifing
Sebelum membuat sebuah brief, sorang arsitek harus melakukan breafing dengan klien.
Hal ini dilakukan bisa sekali sampai 3 kali untuk menemukan brief dan client value.
- Fungsi briefing : menjadi dasr komunikasi antara klien dan ti proyek , menjadi kontrak
antara klien dan tim
- Tujuan brief : menghasilkan daftar persyaratan proyek yang jelas, tanpa ambigu, dan
ringkas dalam dokumen
- Proses : biefing berdasarkan pengalaman bekerja, diawal cient ditanya terkait kaingin
dengan memberikan quisioner
- Hasil brifing : berupa brief awal yang menjadi patokan wal mendesin
b. Tapahan menyusun brief :
- Tahap 1 : mengidentifikasi kebutuhan, kemudian disampaikan ke manjer senior untuk
mendapatkan persetujuan
- Tahap 2 : strategic brief , menentukan strategi, arahan dan rencana kerja seperti jalaur
pengadaan yang dipilih atau antisipasi. Menggali informasi terkait kriteria yang
berhubungan dnegan kualitas, biaya, waktu, maupun estetika design.
- Tahap 3 : project brief, ringkasan tentang persyarata-persyaratan dari klien yan
menyebutkan dengan jeas parameter dan kendala proyek untuk mengurangi
ketidakpastian yang berkaitan dengan proyek tersebut.

Studi kasus :

Project rumah tinggal :

- Di dalam sebuah brief yang di lakukan dia awal adalah bertemu dengan klien, menanyakan
tentang kemauan, project yang ingin dibangun, style yang dinginkan dan estimasi buget .
selain berupa wawancara kami juga membuat sebuah quisioner yang berisi tentang :
1. Profil kien, kebutuhan ruang, spesifikasi setiap ruang, style banguan, luas tanah,
kriteria ruang, suasanan setiap kruang, kepercayaan tertetu (Feng Sui), Buget,
keinginan lain ( harus ada kolam atau tidak ), material
2. Menyusun brief :
Menyusun hasil wawancara dan quisioner yang telah diisi oleh klient :
Contoh :
• Profil client : klien merupakan pasangan muda yang ingi membat tempat
tinggal
• Kebutuha ruang : 1 carport dengan kapasitas 1 mobil, 2 motor, maid room,
laundry, kitchen ( wet & dry kitchen). Dining, living, gym room, library,
creative room, dan pada lantai 2; master bedroom, 2 kamar anak.
• Buget yang dimiki klient untuk membangun sebesar 3M
• Menetukan mood board ( image yang dikirimkan klien), style bangunan
minimalist dengan teteap menampilkan suasana Bali
• Spesisikasi ruangan : setiap ruang bedroom dilengkapi degan AC, ada naturan
koi pond, menggunakan solar panel, area gym room, lyrary dan creative room
diletakkan di lt 1 dan berdekatan.
3. Reviewing the brief
Melakukan review kembali terhadap brief yang dilakukan, berdasarkan pengalaman
kerja bref yang telah di buat akan dikirim kembali ke klien untuk mendapatka
persetujuan apakah brief ini perlu ditambahkan atau sudah bisa dilanjutkan ke tahap
berikutnya
4. Realisari Bief
Membuat proposal sesuai dengan brief yang telah dibuat.

2. Value desain yang ditentukan


Di dalam menentukan design value, seornag arsitek harus mengerti tentang manajemen
design yang berfungsi mengatur apa saja yang akan dilakukan untuk memasimalkan design
yang dibuat.
Studi kasus :
Berdasarkan project PPArs 1 yang sudah dikerjakan design value dapat ditentukan sebagai
berikut :
- Klien mengnginkan membuat sebuah rumah tinggal yang minimalist dan terlihat
sederhana dan tidak terlalu menclok dari lingkunagn sekitar:
Sehingga hal yang harus dikerjakan, mencari refrensi design yang tanmpilan bangunan
yang minimalist dan tetap melakukan komunikasi dengan client
- Klien ingin bebrapa ruangan yang saling berdekatan:
membuat progrmaing yang sesuai dengan keinginan client,
-menyusun kebutuha klient
- membuat diagram ruang
- membuat zoning tapak,
- membuat blok plan,
- membuat denah kasar, dari data yang ada di dalm bief yang sudah disetujui klient.
- Melakukan beberapa Kali meeting dengan klien :
Melakukan meeting terkait data proposal awal yang sudah dikerjakan, akan terdapat
bebrapa kali perubahan denah untuk menemukan denah yang diinginkan
- Kolaborasi dengan orang Struktur dan MEP
Setelah proses skematik dilalui akan ditentukan denah yang diinginkan, selanjutnay denah
akan diberikan ke struktur untuk menganalisa titik kolom, balok dan plat lantai, dan MEP
untuk menganalisa kelistrikan, AC dan Plumbing pada bangunan
- Proses Realisasi
Dalam proses ini klien akan menunjuk langsung jika proyek rumah tinggal, kontraktor yang
dipilih harus mengerti dengan gambar yang dibuat dan menentukan biaya awal perkiraan
pembangunan rumah.
- Pelaksanaan proyek
di dlalam pelaksanaan proyek arsitek tetap melakukan superfisi ke lapangan, untuk
melihat kinerja pembangunan rumah. Proses tanya jawab akan terus dilakukan antara
kontraktor arsitek dan client terkait permasalah di lapangan.
- Slesai Pelaksanaan Proyek
Kontaktor akan memberikan masa garansi selama 3 bulan atau lebih, kepada klien setelah
ruamh tersebut ditinggalkan. Hal ini berfungsi jika terjadi kebocoran atau kerusakan
seletah pengerjan proyek.

3. Pengendalian kegiatan desain yang dilakukan


Di dalm sebuah kantor atau project pengendalian design sangat pentng di lakukan untuk
mengontrol kegiatan design , meeting, revisi dan mengatur banyak project yag berjalan. Dari
hal tersebut kegiatan desin di awali dengan membuat subtugas dari setiap individu yang
berada di dlam kantor:
Contoh :
a. Membuat Subtugas

Ha ini berfungsi untuk merinci pekerjaan dari setiap individu dan memtakan kegiatan yang
akan diambil.
b. Memebuat time line perkerjaan dengan diagram charts

Diagaram ini berfungsi untuk mengurutkan pekerjaan yang akan dilakukan dan
menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Pada
diagram ini bisa melihat buffering atau pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan.
Contoh: sat pembuatan blokplan dengn studi massa bangunan

c. Membuat Network Analysis

pada tahap ini seornag arsitek bisa meliha tahap mana yang akan dikerjakan terlebih
dahulu atau pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan. Tapapan ini bisa dibuat
setelah membiat diagram chart. Contoh, seteleah melakukan tahap skematik, selanjutnya
bisa melanjutkan ke tahap 3D modeling dan Detailing Denah.

4. Bagaimana merealisasikan design value


Untuk merealisasikan design value, arsitek harus memastikan client value data dimaksimalkan
dalam setiap tahapan design.
Design value menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam realisasinya. Pada buku
desain manajemen karya Stephen Emmitt, tidak ada sub bab yang pasti yang menjelaskan
bagaimana tahap merealisasikan design value, tetapi keseluruhan isi buku tersebut secara
intrinsik melalui hubungan penjelasan antar bab berusaha menjawab bagaimana design value
direalisasikan. Pada bagian awal, kuncinya adalah bagaimana membuat project brief yang baik
dan terinci. Project brief yang disalurkan dari pimpinan menuju ke project team menjadi salah
kunci efektivitas dan efisiensi dari project. Ketika project brief berhasil menerjemahkan brief
klien, maka secara tidak langsung arah hasil kerja dari tim akan semakin mendekati design
value yang diharapkan bersama. Pada fase pengerjaan design, tools kontrol menjadi penting
untuk mengawal design value yang diharapkan bersama. Management tools seperti WBS dan
Gannt Chart serta check list kriteria desain harus dikontrol dan dicek secara terus menerus
oleh desain manager. Pada Fase Kontsruksi dan realisasi gambar, realisasi design value harus
tetap dikontrol oleh manajer kontruksi. Ini merupakan tahap yang sangat penting, gambar
shop drawing yang menjadi jembatan antara kantor desain dan kontraktor di lapangan harus
dicek terhadap checklist control value design yang telah dibuat sebelumnya. Jika ketiga fase
tersebut sudah sesuai terhadap check list design value yang sudah dibuat bersama, maka
seharusnya design value yang diharapkan dapat terealisasi secara nyata dengan baik.
5. Tipe Klien yang diahapi
Berdasarkan kuantitas order dan penggunaan jasa konsultan arsitek, maka klien dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
● First Time Client, merupakan klien yang pertama kali menggunakan jasa arsitek, terkadang
biro harus menjelaskan lebih banyak bagaimana cara konsultan arsitek bekerja
● Occasional Client, merupakan yang menggunakan jasa arsitek beberapa kali untuk
kebutuhan bisnis atau properti miliknya. Klien ini datang sesuai kebutuhannya
● Repeat Client, merupakan klien dalam bentuk perusahaan besar, group properti dan yang
menggunakan jasa konsultan beberapa kali untuk kepentingan bisnis terkait. Berdasarkan
tujuan dan visi dari penggunaan jasa konsultan, maka klien dapat dibagi menjadi dua, yaitu: ●
Short Time (Developer), yang menggunakan properti secara singkat, atau nantinya akan
menjual properti yang dirancang sang arsitek. Berfokus pada efisiensi, keuntungan, dan
penjualan properti
● Long Time Period (Owner), yang akan menggunakan properti itu secara langsung, nantinya
owner ini akan berfokus pada efisiensi maintenance, dan kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai