FEASIBILITY PLAN
Project charter adalah dokumen yang memiliki peranan penting dalam mengambil langkah awal
pelaksanaan proyek. Nama lain dari dokumen ini adalah project statement atau project definition.
Mengapa dalam manajemen proyek membutuhkan dokumen project definition? Jawabannya
cukup mudah, dokumen ini esensial dalam mengetahui berhasil atau tidaknya sebuah proyek.
Perlu diingat, project charter tidak dalam dengan project planning. Project charter adalah dokumen
yang hanya memuat informasi dalam bentuk ringkas alias tidak terlalu rinci. Project Charter adalah
dokumen yang diperuntukkan bagi manajer proyek untuk memahami visi dan tujuan proyek.
Proyek secara resmi disahkan ketika project charter ini disetujui.
Dalam membuat project charter, harus didefinisikan terlebih dahulu ke dalam konsep 5W+1H.
Contohnya seperti berikut:
1. Siapa yang terlibat dalam proyek? -Termasuk anggota tim dan juga pra stakeholder
atau pemangku kepentingan.
2. Tentang apa proyek itu? – ini adalah misi, visi dan tujuan proyek.
3. Dimana pekerjaan proyek akan dilangsungkan? – rincian lokasi dan lingkungan
pengembangan.
4. Kapan pekerjaan proyek akan mulai dikerjakan? – Tentukan tanggal mulai dan target
akhir rencana proyek.
5. Mengapa proyek dibutuhkan? –Apa tujuan bisnisnya?
6. Bagaimana tim akan bekerja? – Ini adalah garis besar pendekatan yang akan tim
gunakan dalam menyelesaikan proyek.
7. Manajer proyek wajib membuat project charter basis dari proyek keseluruhan.
Untuk membantu realisasi dari proyek, pada awal proyek (setelah project charter terbentuk)
dibutuhkan riset
Hasil Riset tsb = sebuah feasibility plan, yaitu sebuah rencana proyek yang masuk akal dan paling
mungkin untuk dijalankan.
• Mulai bekerja.
Mulai dengan membaca, mengevaluasi dan mencatat penemuan-penemuan dalam
riset.
Pertanyaan 7
1. Apa itu measurement?
: aspek pengukuran
2. Kenapa manajer harus membuat projects charter?
: untuk membantu realisasi dari proyek
3. Apa itu feasibility plan?
: hasil riset
4. Apa saja langkah riset proyek?
: Membuat daftar pertanyaan, Menyusun informasi apa saja yang
dibutuhkan, mendelegasi, mulai bekerja, merangkumkan, mengorganisir,
review,
5. Apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun informasi
: Melalui informasi dari proyek sejenis sebelumnya, Buku, internet,
brosur-brosur dari it vendors, Wawancara dengan client/pemberi order.
6. Apa itu Mendelegasikan tugas-tugas penelitian?
: Buat pembagian riset yang akan dilakukan kemudian bagikan kepada
anggota tim kerja
7. Darimana Mulai bekerja?
: Mulai dengan membaca, mengevaluasi dan mencatat penemuan-
penemuan dalam riset
8. Apa itu Merangkumkan hasil riset dan informasi?
: yang diperoleh dalam catatan terstruktur. Ini adalah basis dari feasibility
plan yang akan disusun.
9. Apa itu Mengadakan penelaahan ulang (review)?
: dengan pemberi order untuk mendapat masukan (feed-back) tentang apa
yang dimaksud apakah sudah sesuai dengan keinginan
10. Apa itu feedback?
: mendapatkan masukan
FEASIBILITY PLAN
(LANJUTAN)
Project Scope Management Adalah proses dalam menentukan semua cakupan, ruang lingkup, dan
kegiatan yang diperlukan ketika melakukan sebuah proyek besar. Misalnya target-target proyek
seperti jumlah budget, apa saja alat yang dibutuhkan, sampai tenggat waktu untuk menyelesaikan
proyek
Adanya ruang lingkup dalam suatu manajemen proyek memberikan manfaat untuk mencegah
terjadi beberapa masalah seperti berikut ini:
• Persyaratan dan kebutuhan yang terus menerus berubah di tengah berjalannya proyek.
• Perubahan target dan juga goals yang terjadi pada saat proyek sudah berlangsung.
• Anggaran yang sudah ditentukan melebih batas.
• Proyek meleset jauh dari tenggat waktu yang telah ditentukan.
1. Merencanakan proyek
Langkah pertama dalam membuat project scope management adalah membuat rancangan segala
hal yang dibutuhkan dalam menjalankan proyek.
Hal ini termasuk:
• rincian persyaratan proyek, dari peralatan, budget, hingga tenaga yang dibutuhkan
• target dan hasil yang diharapkan dari proyek
• proses kerja dan kontrol dari sebuah proyek
Nah, setelah merancang draft proyek, seorang project manager harus berkoordinasi dan
berdiskusi dengan para stakeholder terkait.
Hal ini untuk menentukan dan menyamakan tujuan, target, anggaran, hingga batasan waktu.
Jika sudah mengumpulkan semua kebutuhan dari seluruh tim terkait, selanjutnya
mengolah draft tersebut menjadi perencanaan yang rapi.
Dalam tahap ini kamu harus memastikan bahwa semua persyaratan dan kebutuhan tim sudah ada
dalam rancanganmu.
Dari cara kerja, waktu kerja, anggaran, hingga siapa yang harus bertanggung jawab.
Selanjutnya, semua rencana ruang lingkup ini dapat kamu bagikan ke para stakeholder terkait
dan para pemegang tanggung jawab dalam proyek.
Minta mereka untuk memeriksa ulang apakah ada kebutuhan yang terlewatkan atau tidak. Jika
semua sudah setuju, baru proyek bisa dimulai.
Terakhir, sebagai project manager kamu harus memastikan bahwa proyek berjalan sesuai
dengan scope yang sudah dibuat dan disepakati.
Mungkin tetap ada kendala yang menghambat proyek dan membuat proses kerja berubah.
Hasil dari project charter dan riset untuk menentukan lingkup (scope) dari proyek yang akan
dijalankan.
Untuk menentukan scope dari proyek butuh:
• Project objectives, vision, mission dan goal
Adalah tujuan dari proyek
• Deliverables
(apa yang akan diberikan pada user pada akhir proyek);
upaya semua hal yang dilakukan dalam sebuah proyek berjalan efektif serta mencapai target,
sebaiknya ikuti tips berikut ini.
• Membuat hirarki tim dengan bagan sistem kerja yang jelas. Hal ini untuk memudahkan
koordinasi antar tim.
• Membuat ruang lingkup dan cakupan yang jelas. Semakin mendetail sebuah project
scope, maka akan semakin baik sebuah proyek berjalan.
• Gunakan beragam project management tools untuk membantu kamu merancang dan
melaksanakan proyek, termasuk dalam membuat scope.
• Konsultasi, diskusi, dan komunikasi dengan para stakeholder terkait saat membuat project
scope. Buat kesepakatan yang jelas, sehingga scope tidak berubah ketika proyek berjalan.
Pertanyaan 8
1. Apa itu scope?
: hasil dari project charter dan riset untuk menentukan lingkup
2. Apa saja tujuan project untuk menentukan scope?
: Project objectives, vision, mission dan goal
3. Apa itu deliverables?
: apa yang akan diberikan pada user pada akhir proyek
4. Apa itu milestone?
: penanda pencapaian dlm proyek
5. Apa Technical Requirements
: yang menjamin pemenuhan kinerja yg diminta oleh konsumen
6. Limits, exclusions dan contraints
: batasan dan pernyataan apa yang tidak termasuk
7. Reviews with customers?
: utk mencek apakah sudah sesuai dgn yg diminta konsumen
8. Apa saja yang dibutuhkan dalam menentukan scope?
: tujuan project, deliverables, milestone, Technical Requirements, Limits, exclusions dan
contraints, review, with customers
9. Apa definisi project scope statement
: Definisi hasil akhir atau misi proyek yang dijalani dan bisa merupakan produk atau
servis untuk konsumen / klien.
10. Apa Tujuannya Project scope statement?
: agar apa yang akan diberikan sebagai hasil dari proyek pada pengguna akhir menjadi
jelas dan agar pelaksanaan proyek dapat lebih fokus kepada tujuan