Anda di halaman 1dari 47

1

MAKALAH
Proses Desain Stationary Kit

Oleh:
M. Raffa Alrizki Islami
XI DKV 3

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 PALEMBANG


KONSENTRASI KEAHLIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
SEMESTER GAZAL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1
2

Pra-produksi Perancangan Stationery Kit SMKN 7

Bab 1: Proses Pra-Produksi dalam Desain


Merupakan tahapan yang penting dan kritis pada pengembangan produk atau proyek desain.
Tahap ini melibatkan persiapan dan perencanaan sebelum memasuki tahap produksi yang
sebenarnya. Dalam proses pra-produksi, desainer harus melakukan serangkaian kegiatan yang
meliputi penelitian pengumpulan informasi, dan pembuatan rencana yang detail.

Tahap pra – produksi memungkinkan desainer untuk memahami kebutuhan klien, menganalisis
pasar, menetapkan tujuan pryoek, dan mengembangkan konsep awal. Ini adalah saat yang tepat
untuk mengeksplorasi ide – ide kreatif, memperbaiki desain, dan menentukan langkah – langkah
yang akan diambil dalam perjalanan menuju produk akhir yang sukses.

Salah satu langkah kunci dalam proses pra-produksi adalah analisis kebutuhan dan penelitian
pasar. Desainer harus menggali informasi tentang target pasar, tren terkini, pesaing, dan
preferensi pengguna. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konteks dan kebutuhan
pengguna, desainer dapat menghasilkan solusi desain yang televan dan memuaskan.

Komunikasi dan kolaborasi di antara tim kreatif juga memainkan peran penting dalam tahap pra-
produksi. Desainer, illustrator, modeler 3D, dan professional lainnya perlu bekerja bersama
untuk menggambarkan konsep, menghasilkan prototype, dan memperbaiki desain. Proses ini
memungkinkan pertukaran ide, umpan balik, dan pengambilan keputusan yang efektif untuk
memastik hasil yang optimal

Namun, proses pra-produksi juga dapat menghadapi tantangan. Desainer mungkin dihadapkan
pada keterbatasan sumber daya, batasan teknis, atau kendala waktu. Oleh karena itu, strategi tang
baik dan pengelolaan proyek yang efisien menjadi penting. Desainer perlu mengambil keputusan
yang tepat, mengidetinfikasi risiko potensial, dan menyesuaikan rencana jika diperlukan.

2
3

Pra Produksi:
A. Konseptualisasi:
1. Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan
Saat ingin membuat suatu produk, kita harus mengetahui kebutuhan dan tujuan dari produk
tersebut. Proses ini memudahkan Briefing dan penetapan target audiens. Setelah mengetahui
tujuan maka kita dapat mengetahui kebutuhan untuk memenuhi tujuan tersebut.

2. Pembuatan Brief dan Penetapan Target Audiens


Setelah diidentifikasi, pembuatan brief dilakukan untuk melakukan pembahasan desain produk
terkait. Target audiens pun ditentukan untuk menyesuaikan tren desain. Gunanya pembuatan
brief dan penetapan target audiens agar tidak memproduksi produk yang tidak sesaui dengan
audienst.

3. Riset dan Analisis Pasar serta Tren Desain Terkini


Riset dan Analisis pasar dan desain terkini dilakukan untuk mengetahui teknik pemasaran dan
tren desain agar memaksimalkan penjualan produk desain. Riset dan analisis dilakukan untuk
menetapkan metode – metode yang tepat agar produk desain disukai oleh pelanggan, sehingga
produk laku dijual

B. Pengumpulan Bahan Referensi:


1. Pencarian Insipirasi dan Referensi Visual
Pencarian inspirasi dan referensi visual dilakukan untuk memudahkan pembuatan konsep awal

2. Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi pun dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan.

3. Pembuatan Bank Referensi dan Mood Board


Mood Board dilakukan sebagai panduan untuk menciptakan karya desain.

C. Pembuatan Konsep Awal:


1. Sketsa Kasar dan Ide – ide Awal
Sketsa kasar dibuat untuk memudahkan memunculkan ide ide dengan menggunakan referensi
yang dibutuhkan.

2. Pengembangan Konsep Visual dan Pemilihan Gaya dan Desain


Setelah sketsa kasar dibuat, hal selanjutnya adalah pengembangan konsep visual dengan memilih
gaya dan desain yang diinginkan

3
4

3. Presentasi Konsep kepada Klien


Setelah konsep dikembangkan, selanjutnya melakukan presentasi kepada klien untuk kritik dan
saran dari klien.

Tahapan:
1. Analisis Kebutuhan
Desainer harus memahami kebutuhan pengguna dan tujuan produk. Ini melibatkan menganalisis
target pasar dan pemaham yang kuat tentang masalah yang ingin dipecahkan oleh produk.

2. Penelitian
Desainer melakukan penilitian untuk memahami produk serupa yang sudah ada di pasar, serta
tren terkini dan teknologi baru yang mungkin dapat diterapkan dalam desain.

3. Pengembangan Konsep
Desainer mengembangkan konsep awal untuk produk, biasanya mencakup sketsa, model awal,
dan diagram yang menggambarkan bentuk dan fungsi produk. Contoh seperti berikut:

4
5

5
6

(ID Card, Kartu pelajar, Notebook, Kop Surat, Map folder, Pulpen, dan Amplop. Dari ki ke
kanan sesuai urutan)

6
7

4. Prototyping
Setelah Konsep awal dikembangkan, desainer menciptakan prototype untuk menguji
fungsionalitas dan kegunaan produk. Prototipe dapat dibuat dengan menggunakan teknologi
cetak 3D atau teknik lainnya, tergantung pada jenis produk yang dibuat.

7
8

(ID Card, Kartu pelajar, Notebook, Kop Surat, Map folder, Pulpen, dan Amplop. Dari ki ke
kanan sesuai urutan)

5. Evaluasi Prototype
Setelah prototype dibuat, desainer mengevaluasi fungsionalitas, kegunaan, dan desain produk.
Hal ini melibatkan pengujian produk oleh pengguna pontesial untuk mendapatkan kritik dan
saran dari pengalaman pengguna.

6. Perbaikan Desain
Berdasarkan umpan balik dari pengguna dari hasil evaluasi prototype, desainer memperbaiki
desain produk atau bahkan membuat prototype baru jika perlu.

7. Persiapan Produksi
Setelah desain produk dinyatakan siap, desainer membuat rencana produksi dan spesifikasi untuk
memastikan produk yang dihasilkan memenuhi sekadar kesulitan dan dapat diproduksi secara
efisien.

8
9

Bab 2: Desain Brief


Merupakan panduan penting yang diberikan oleh klien kepada desainer untuk
mengkomunikasikan kenutham, tujuam, dan harapan terkait proyek desain. Desain brief berguna
untuk membangun pemaham yang jelasan antara klien dan desainer serta menjadi landasan yang
kuat untuk menciptakan solusi desain yang efektif.

Dalam desain brief, klien akan membagikan informasi yang relevan mengenai tujuan bisnis,
target pasar, persaing, pereferensi merek, dan preferensi pengguna. Informasi ini sangat
bermanfaat bagi desainer karena membantu memahami konteks proyek secara keseluruhan dan
merumuskan strategi desain yang tepat.

Desain brief mencakup elemen – elemen penting seperti deskripsi proyek, tujuan yang ingin
dicapai, batasan dan kendala, preferensi merek atau gaya visual, dan segala persyaratan khusus
yang harus dipenuhi. Dalam beberapa kasus, desain brief juga dapat mencakup anggaran, jadwal,
dan persyaratan teknis yang harus dipertimbangkan oleh desainer.
Sebuah desain brief melibatkan komunikasi yang efektif antara klien dan desainer. Pertanyaan,
diskusi, dan klarifikasi adalah bagian penting dari proses ini untuk memastikan bahwa semua
aspek proyek tercakup dalam desain brief. Dengan pemahaman yanag jelas, desainer dapat
merancang konsep dan solusi desain yang sesuai dengan kebutuhan klien.

1. Tujuan Proyek
Tujuan proyek harus dijelaskan secara rinci dalam desain brief. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa desainer dan klien memahami dengan kelas apa yang ining dicapai melalui
proyek desain. Tujuan proyek dapat berupa mengingkatkan penjualan produk, memperluas basis
pelanggan, atau memperkenalkan merek baru ke pasar.

2. Target Pasar
Desain brief harus menjelaskan siapa target pasar produk atau layanan yang akan didesain. Ini
akan membantu desainer memahami siapa yang ingin dijangkau oleh produk atau layanan
tersebut.

3. Pesan Merek

9
10

Pesan merek adalah pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen tentang merek atau
produk yang didesain. Hal ini sangat penting untuk memastikan desainer memahami
bagaimana atau produk harus diposisikan dan diidentifikasi oleh konsumen

4. Kebutuhan Proyek
Kebutuhan proyek harus dijeelaskan secara detail. Hal ini mencakup yang diperlukan untuk
memulai proyek, seperti anggaran, waktu, dan sumber daya lainnya. Klien harus menjelaskan
batasan – batasan yang harus dipertimbangkan dalam proyek seperti batasan waktu atau
anggaran.

5. Batasan Proyek
Desainer harus memastikan bahwa semua batasan telah dijelaskan secara rinci untuk
memungkinkan mereka memenhui persayaratan klien seperti, batasan waktu atau anggaran,
sumber daya yang tersedia, dan ruang lingkup proyek.

6. Pesan Komunikasi
Pesan harus jelas dan mudah dimenerti karena dapat membantu konsumen memahami produk
atau layanan yang ditawarkan dan apa manfaatnya bagi mereka. Desain harus memahami pesan
komunikasi agar menghasilkan desain yang efektif.

7. Sumber Daya yang Tersedia


Sumber day yang tersedia harus dicantumkan pada desain brief. Hal ini termasuk dana, sumber
daya manusia, dan sumber daya teknis yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

8. Batasan Teknis
Batasan teknis harus dijelaskan dalam desain brief. Hal ini termasuk hal seperti batasan teknologi
atau keterbatasan teknis lainnya yang memengaruhi proyek desain. Sebagai desainer, kita harus
memahami kelemahan atas produk yang dibuat.

9. Lingkungan Kompetitif
Lingkungan kompetitif juga harus dijelaskan dalam desain brief. Hal ini termasuk merek atau
produk lain yang telah ada di pasar yang dapat menjadi pesaing langsung produk atau
layanan yang didesain.

10
11

10. Tren Desain


Tren desain harus dijelaskan dalam desain brief. Hal ini membantu desainer memahami tren
terbaru dalam desain, sehinggaa mereka dapat menciptakan desain yang sesuai dengan
perkembangan terharu dalam industri.

Dalam desain brief, semua elemen di atas sangat penting untuk di identifikasi dengan jelas dan
rinci. Ini akan membantu memastikan bahwa desainer dan klien memiliki pemahaman yang sama
tentang proyek desain dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Desain
brief yang baik memungkinkan desainer untuk menghasilkan desain yang efektif dan
memuaskan klien.

11
12

Bab 3: Riset Desain


Proses yang penting dalam pengembangan produk atau proyek desain yang berhasil. Melalui
riset desain, desainer mengumpulkan informasi, menganalisis, kebutuhan pengguna, dan
memahami konteks proyek untuk menghasilkan solusi desain yang relevan, inovatif, dan berdaya
guna.

Riset desain memungkinkan desainer untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang
target pasar, tren terkini, pesaing, preferensi pengguna, serta tantangan dan peluang yang ada ini
adalah langkah awal yang kritis dalam proses desain, karena pemahaman yang baik tentang
konteks dan pemangku kepentingan akan menjadi dasar yang kuat dalam mengembangkan
konsep dan solusi desain.

Ada berbagai metode riset yang dapat digunakan praktik desain, ternasuk wawancara dengan
pengguna, observasi langsung, survei, analisis data pasarr, dan analisis competitor setiap metode
memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda, dan desainer perlu memilih metode yang paling
relevan dengan kebutuhan dan konteks proyek desain.

Penting juga untuk memaham pengguna dalam proses riset desain. Desainer harus memahami
kebutuhan, keinginan, dan tantangan pengguna yang dihadapi. Desainer dapat mencipatakan
pengalaman yang relevan dan befokus pada pengguna

1. Analisis Tren dan Pesaing


Analisis tren dan pesaing adalah langkah penting dalam riset desain. Ini melibatkan mempelajari
tren desain terbaru dan merek atau produk pesaing di psar. Hal ini dapat membantu desainer
memahami apa yang sedang tren saat ini dan bagaimana merek atau produk pesaing berbeda dari
merek atau produk yang akan didesain.

2. Identifikasi Target Pasar


Identifikasi target pasar adalah langkah penting dalam riset deasin. Hal ini melibatkan
mempelajari siapa target pasar merek atau produk yang akan didesain. Desainer harus
memahami siapa target pasar untuk mengembangkan solusi desain yang tepat. Biasanya
meliputi, usia, jenis kelamin, lokasi geografis, dan demografi lainnya.

12
13

3. Penilaian Kebutuhan Pengguna


Melibatkan mempelajari kebutuhan dan preferensi pengguna yang potensial untuk produk atau
layanan yang akan didesain. Penilaian kebutuhan pengguna dapat memberikan wawasan tentang
fitur atau fungsi yang diinginkan oleh pengguna dan dapat membantu desainer mengembangkan
solusi desain yang memenuhi kebutuhan pengguna.

4. Analisis Merek
Melibatkan mempelajari merek atau produk yang akan didesain dan memahami bagaimana
merek tersebut diposisikan di pasar, Analasis merek meliputi pesan merek, identitas merek, dan
elemen merek lainnya.

5. Penilaian Pemasaran
Melibatkan mempelajari strategi pemasaran yang telah dilakukan dan memahami bagaimana
merek atau produk yang akan didesain dipasarkan. Meliputi strategi promosi, distribusi, dan
harga.

6. Pengumpulan Data Kuantitatif dan Kualitatif


Data kuantitaf dapat diperoleh dari survei, polling, atau analisis statistic. Sememntara data
Kualitatif dapat diperoleh dari wawancara, observasi, atau fokus kelompok.
Kedua data dapat memberikan wawasan yang berbeda – beda tentang produk atau layan yang
akan didesain dan pengguna yang potensial. Kuantitatif memberikan gambaran umum tentang
preferensi pengguna sementara data kualittatif memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang pengalaman pengguna.

7. Analisis Teknis
Mempelajari batasan yang terkait dengan produk atau layanan yang akan didesain. Analisis
teknis meliputi pertimbangan tentang material, teknologi, dan proses produksi yang mungkin
mempengaruhi desain produk.

8. Analisis Lingkungan

13
14

Mempelajari faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi penggunaan produk atau layanan
yang akan didesain. Meliputi pertimbangan tentang factor lingkungan seperti kebisingan, suhu,
kelembapan, dan polusi udara yang dapat mempengaruhu pengalaman penggunaan.

9. Analisis Ekonomi
Mempelajari faktor – faktor ekonomi yang mungkin mempengaruhi penggunaan produk atau
layanan yang akan didesain. Meliputi pertimbangan tentang biaya produksi harga jual, dan
keuntungan yang diharapkan.

10.Evaluasi Desain
Melibatkan pertimbangan opsi desain yang mungkin dan menguji opsi – opsi tersebut untuk
memastikan bahwa desain yang dihasilkan memenuhi tujuan dan persyaratan yang telah
ditentukan. Meliputi pengujian prototype dan pengujian pasar.
Riset desain yang lengkap adalah kunci untuk mengembangkan solusi desain yang efektif dan
memuaskan pengguna.

14
15

Bab 4: Sketsa Dan Storyboard


Sketas dan storyboard adalah dua alat yang penting dalam proses pengembangan visual dalam
desain. Sketsa digunakan untuk menggambarkan ide dan konsep secara kasar, sementara
storyboard digunakan untuk mengatur narasi visual dan mengkomunikasikan alur cerita proyek.

Sketsa adalah gambaran awal yang digunakan untuk menggambarkan ide – ide desain dengan
cepat dan secara bebas. Sketsa dapat berupa sketsa tradisional atau digital yang menangkap
esensi dan gagasan desain dalam bentuk yang sederhana dan cepat.

Storyboard adalah Rangkaian gambar yang digunakan untuk menggambarkan urutan persitiwa
dan alur cerita dalam konteks audiovisual atau animasi. Storyboard mengatur visual secara
terperincim menentukan framing, gerakan kamera, ekspresi karakter, dan elemen visual lainnya.

1. Sketsa
Merupakan gambaran kasar atau tampilan visual yang digunakan untuk menggambarkan ide,
konsep, atau rancangan awal sebelum dibuat menjadi bentuk yang lebih rinci atau lengkap.
Dalam konteks pembuatan film atau animasi, sketsa digunakan untuk merancanakan adegan atau
tampilan visual sec ara kasar sebelum dibuat dalam bentuk akhir. Sketsa biasanya digambar
dengan tangan untuk menggunakan perangkat lunak desain grafis.

(Sketsa)

15
16

2. Storyboard
Storyboard adalah urutan gambar atau ilustrasi yang digunakan untuk menceritakan atau
merencanakan alur cerita secara visual. Biasanya, storyboard digunakan dalam pembuatan film,
video, atau animasi untuk membantu memvisualisasikan adegan dan mengatur alur cerita. Setiap
gambar dalam storyboard biasanya dilengkapi dengan deskripsi adegan, tindakan, dialog, dan
informasi lain yang relevan. Tujuan storyboard adalah membantu tim produksi dalam memahami
dan mengkomunikasikan ide cerita secara efektif sebelum produksi dimulai.

(Storyboard)

16
17

Bab 5: Pembuatan desain produksi


Pembuatan desain produk adalah atahap penting dalam pengembangan produk atau proyek
deasin yang melibatkan transformasi konsep desain menjadi bentuk yang nyata dan siap untuk
diproduksi. Pada tahap ini, desainer mengambil hasil riset dan desain konseptual yang telah
dikembangkan sebelumnya dan mengubahnya menjadi desain yang detail, terukur, dan
memenuhi persyaratan teknis.

Proses ini melibatkan penentuan spesifikasi teknis, pemilihan material, pemilihann metode
produksi, dan penyusunan dokumentasi desain yang lengkap. Desainer bekerja secara erat
dengan tim teknis, termasuk insinyur, ahli manufaktur, dan pemasok untuk memastikan bahwa
desain dapat diproduksi secara efisien dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dokumentasi desain yang lengkap dan akurat juga merupakan komponen penting dalam
pembuatan desain produksi. Hal ini meliputi gambar teknis, spesifikasi material, intrikusi
perakitan, dan informasi detail lainnya yang diperlukan untuk memandu tim produksi dalam
membangun produk dengan tepat. Desainer juga harus mempertimbangkan aspek ergonomis,
estetika dan pengalaman pengguna dalam pembuatan desain produksi.

Produksi:
A. Desain dan Pengembangan:
1. Pembuatan Desain Detail berdasarkan Konsep
Detail desain dibuat berdasarkan konsep yang dibuat agar menambahkan detail tertentu pada
desain produk. Biasanya detail berguna untuk membedakan produk desain yang akan dibuat dari
produk produk lain yang telah dibuat.

2. Pemilihan Warna, Tipografi, dan Elemen Desain


Pemilihan warna, tipografi, dan elemen desain sangat kritis pada desain karena merupakan
elemen utama pada desain. Elemen – elemen desain sangatlah penting dalam desain, sehingga
desainer harus dengan teliti ketika memilih elemen – elemen tersebut.

3. Prinsip Desain
Prinsip dari desain selalu diingat pada desainer agar tidak melenceng dari konsep yang telah
disiapkan. Prinsip desain biasanya ditentukan saat briefing yang dimana telah disetujui sebagai
petunjuk saat ingin produk diciptakan. Apabila terjadi ketidaksesuaiaan pada produk maka
prinsip desain dapat digunakan sebagai pentujuk produk.

17
18

B. Produksi Konten:
1. Pengambilan Foto, Pengeditan, dan Retouching dalam Fotografi
Pengambilan gambar dilakukan pada produk lalu diproses melalui pengeditan dan retouching.
Berguna untuk memamerkan produk desain pada klien atau pelanggan

2. Pengambilan Video, Pengeditan, dan Pengolahan Audio dalam


Videografi
Perekaman video dilakukan pada produk lalu diproses melalui pengeditan dan pengolahan audio
untuk memamerkan produk dan menunjukkan hasil lengkap produk desain apa bila telah jadi

3. Pembuatan Ilustrasi, Tipografi, dan Elemen Desain


Ilustrasi, tipografi, dan elemen desain dilakukan sesuai dengan konsep yang ada. Biasanya
ilustrasi ini untuk memamerkan agar klien/pelanggan tertarik pada produk.

C. Implementasi Desain
D.
1. Pembuatan Prototipe atau Desain Dummy
Dibuatnya prototype untuk desain pada produk sebagau uji coba, biasanya diberi kritik dan saran
oleh klien.

2. Penyesuaian Desain dengan Media yang Ditargetkan


Desain disesuaikan dengan media yang ditargetkan, agar tidak terjadi error atau keanehan pada
produk.

3. Pengujian Desain
Pengujian desain dilakukan untuk mengetahui ke efektifan dan error yang terdapat pada desain.

18
19

Tahapan:
1. Penelitian dan Perencanaan
Langkah awal sebelum memulai proses desain produksi dalah melakukan penelitian dan
perencanaan. Meliputi memahami tujuan proyek, audiensi target, pesan yang ingin disampaikan
dan konteksnya.

2. Konsep Desain
Langkah selanjutaya adalah mengembangkan konsep desain yang kuat. Konsep desain adalah ide
inti atau pendekatan yang akan membimbimg seluruh proses desain. Mencakup elemen seperti
tampilan visual, warna, tipografi, dan gaya yang akan digunakan untuk menciptakan identitas
visual yang konsisten.

3. Sketsa dan Perancangan Awal


Sketsa adalah langkah penting untuk menggambarkan ide – ide secara kasar sebelum
mengembangkannya dalam desain yang lebih lengkap. Langkah selanjutnya adalah membuat
perancangan awal yang kebih rinci. Ini melibatkan penggunaan perangkat lunak desain grafik
untuk menciptakan versi digital dari desain yang dihasilkan.

19
20

(Sketsa) (digitalisasi)

20
21

4. Komposisi Visual dan Tata Letak


Komposisi visual mengacu pada pengaturan elemen – elemen desain seperti gambar, ide, dan
grafis dalam sebuah karya secara harmonis.
Tata Letak mencakup pengaturan elemen – elemen tersebut di dalam ruang desain.
Mempertimbangkan hierarki visual, keseimbangan, dan aliran pengamatan. Memahami prinsip –
prinsip desain seperti garis panduan, titik focus, dan ruang negative akan membantu menciptakan
tata letak yang menarik dan mudah dipahami.

5. Pemilihan Warna dan Tipografi


Warna dapat digunakan untuk membantu suasana, membedakan antara elemen penting, dan
menciptakan kontras visual yang menarik. Pemilihan tipografi yang tepat akan membantu dalam
menyampaikan pesan dengan jelas dan menciptakan identitas visual yang konsisten.

6. Penggunaan Gambar dan Grafis


Pengunaan gambar dan grafis yang relevan dapat memberikan dampak yang kuat. Pemilihan
gambar yang tepat dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan menarik perhatian
audiens. Grafis seperti ikan, diagram, atau ilustrasi juga dapat digunakan digunakan untuk
memperjelas informasi atau memperkaya desain secara visual. Penting untuk memastikan bahwa
gambar dan grafis yang diugnakan memiliki kualtias yang baik dan sesuai dengan tema atau
konsep desain yang ditetapkan.

7. Prototipe dan Uji Coba


Langkah selanjutnya adalah membuat prototype atau mock-up untuk melihat bagaimana desain
tersebut bekerja dalam skala penuh. Prototipe dapat berupa cetakan fisik, tampilan digital
interaktif, atau simulasi video Melalui uji coba, desainer dapat mengindentifikasi masalah atau
perbaikan yang perlu dilakukan sebelum menghasilkan versi final desain.

21
22

8. Dokumentasi Desain
Terakhir adalah dokumentasi desain. Desainer perlu mencatat dan menyimpan dokumentasi
lengkap tentang desain produksi yang telah dibuat. Hal ini akan berguna untuk referensi masa
depan, memudahkan proses pengembangan atau revisi selanjutnya, dan memastikan konsistensi
dalam identitas visual perusahaan atau proyek.

Materi pembuatan desain produksi melibatkan kreativitas, penilitian, dan pemahaman mendalam
tentang elemen desain. Dalam setiap langkah, penting untuk mempertimbangkan pesan yang
ingin disampaikan, audiens target, dan tujuan desain yang diinginkan. Dengan ini, desainer dapat
menciptakan desain produksi yang efektif, menarik, dan berdampak.

22
23

Bab 6: Proses Produksi dalam Desain


Proses ini adalah tahapan kunci dalam mengubah konosep dan desain yang telah dikembangkan
menjadi produk fisik yang siap dipasarkan atau digunakan. Tahap ini melibatkan implementasi
desain yang telah dirancang sebelumnya, menggunakan metode, teknik, dan proses yang sesuai
untuk menciptakan produk dengan kualitas dan konsistensi yang tinggi.
Proses ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari persiapan bahan, fabrikasi, perakitan, hingga
pengujian dan pengemasan produk akhir. Desainer bekerja sama dengan tim teknis dan pemasok
untuk memastikan bahwa desain dapat diwujudkan dengan efisien, sesuai spesifikasi, dan
memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Pada tahap ini, desainer memainkan peran penting dalam pemantauan dan pengawasan,
memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
Desainer juga dapat terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan aspek teknis dan estetika produk.
Teknologi juga memainkan peran penting. Penggunaan perangkat lunak CAD (Computer-Aided
Design) dan CAM (Computer-Aided Manufacturing). Mesin CND (Computer Numerical
Control), atau teknologi lainnya memungkinkan produk yang lebih presisi, cepat, dan efisien.

1. Briefing
Merupakan langkah awal dalam proses peroduksi desain. Melibatkan perencanaan antara
desainer dan klien atau tim prooyek untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang tujuan,
pesan, target audiens, batasan, dan persyaratan proyek. Briefing akan memberikan arah dan
informasi yang diperlukan dan memulai proses produksi desain.

2. Riset dan Pengumpulan informasi


Desainer akan melakukan riset dan pengumpulan informasi lebih lanjut. Ini termasuk
mempelajari tentang klien, industry atau bidang terkait, tren desain terkini, dan audiens target.
Riset ini membantu desainer untuk memahami konteks dan menciptakan desain yang sesuai dan
relevan.

3. Perancangan Awal dan Konsep Visual


Desainer akan membuat perancangan awal dan mengembangkan konsep visual. Perancangan
awal melibatkan eksplorasi ide dan penampilan kasar dari desain yang diusulkan. Konsep visual
adalah panduan utama yang menggambarkan pendekatan desain. Pemilihan elemen visual seperti
warna, tipografi, dan komposisi, serta gaya yang akan digunakan dalam desain.

23
24

4. Pengembangan Desain
Setelah konsep visual disetujui, desainer akan melanjutkan pengembangan desain yang lebih
rinci. Ini melibatkan penerapan elemen visual seperti gambar, grafis, tipografi, dan warna dalam
desain yang lebih lengkap. Desainer juga akan memperhatikan prinsip – prinsip desain seperti
keseimbangan, kontras, hierarki visual, dan tata letak yang efektif.

5. Presentasi dan Feedback


Setelah desain dikembangkan, desainer akan melakukan presentasi kepada klien atau tim proyek
terkait dengan produk untuk mendapatkan feedback. Feedback dapat berupa perubahan yang
diinginkan, saran perbaikan, atau persetujuan atau desain tersebut. Presentasi dan feedback
memainkan peran penting dalam memastikan kesesuaian dan kepuasan klien dengan desain yang
diajukan.

6. Produksi Dan Implementasi


Setelah desain disetujui, deasiner akan memasuki tahap produk dan implementasi. Ini melibatkan
membuat versi final desain yagn siap untuk digunakan dalam berbagai media atau platform yang
ditentukan.

7. Pengujian dan perbaikan


Penting untuk melakukan pengujian dan perbaikan terakhir. Desainer akan memeriksa desain
untuk memastikan kualitas, keakuratan, dan keseusaian dengan persyaratan. Jika diperlukan,
perbaikan atau peneyempurnaan tambahan dapat dilakukan untuk memastikan desain mencapai
hasil terbaik.

8. Dokumentasi
Terakhir, desainer perlu melakukan dokumentasi lengkap tentang proses produksi desain. Hal ini
meliputi penyimpanan file – file desain, catatan tentang perubahan atau revisi yang dilakukan,
serta dokumentasi tentang langkah – langkah yang diambil selama proses produksi. Berguna
untuk referensi masa depan, kolaborasi dengan tim atau klien, dan memastikan konsistensi.

24
25

9. Pengiriman dan Penggunaan


Setelah diproduksi, desainer akan memberikan file desain kepada klien atau tim proyek sesuai
dengan kesepakatan yang telah dibuat. Penting untuk memastikan bahwa desain
diimplementasikan dengan benar sesuai dengan platfor atau media yang dituju. Dalam beberapa
kasus, desainer juga dapat membantu dalam pelaksanaan dan peluncuran desain, seperti
pemasangan desain di media cetak, penerapan desain di situs web, atau integrase desain dalam
kampanye pemasaran.

25
26

Bab 7: Penyusunan Aset dan Kebutuhan Produksi


Merupakan tahapan penting dalam proses desain yang melibatkan pengorganisasian dan
persiapan semua elemen yang diperlukan untuk memproduksi produk akhir dengan sukses. Pada
tahap ini, desainer menyimpulkan, menyusun, dan mengelola semua asset dan informasi yang
diperlukan untuk produksi.

Aset dalam konteks desain dapat mencakup berbagai elemen, seperti gambar, grafik, logo, ikon,
teks, warna, dan file digital lainnya. Desainer harus memastikan bahwa semua asset tersebut siap
untuk digunakan dalam produksi, baik dalam format yang tepat, resolusi yang sesuai, dan dalam
standar yang diperlukan.

Selain asset visual, kebutuhan produksi juga mencakup informasi teknis, seperti spesifikasi
produk, intruksi perakitan, petunjuk penggunaan, panduan warna, dan informasi lain yang
relevan dengan proses produksi. Desainer harus menyusun dan menyediakan informasi ini dalam
bentuk yang jelas dan dapat diakses oleh tim produksi. Melibatkan pemilihan material,
komponen, dan pemasok yang tepat.

Penting juga untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan efisiensi produksi dalam
penyusunan asset dan kebutuhan produksi. Desainer harus mempertimbangkan penggunaan
bahan ramah lingkungan, proses produksi yang hemat energi dan metode yang dapat mengurangi
limbah terhadap lingkungan.

1. Identifikasi kebutuhan Produksi


Ini melibatkan memahami jenis media atau platform yang akan digunakan, seperti cetak, digital,
atau multimedia. Juga penting untuk mengetahui ukuran dan format yang dibutuhkan, serta
batasan teknis lainnya yang mungkin ada. Misalnya, jika desain akan digunakan dalam cetakan
mungkin diperlukan resolusi tinggi dan warna CMYK

2. Penyusunan Konten
Setelah kebutuhan produksi diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menyusun konten yang
akan digunakan dalam desain. Ini termasuk gambar, grafis, ilustrasi, teks, dan elemen visual
lainnya. Desainer perlu mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, seperti foto – foto yang
akan digunakan, grafis yang perlu dibuat, atau teks yang harus disiapkan. Jika dieprlukan
desainer juga dapat melakukan pencarian atau pembelian asset – asset yang diperlukan.

26
27

3. Pengelolahan dan Penyusunan Aset


Setelah dikumpulkannya asset, desainer akan melakukan pengelolahan dan penyusunan asset. Ini
melibatkan pengeditan gambar, pemotongan, penyesuaian warna, atau manipulasi grafis sesuai
kebutuhan. Desianer juga akan menyusun asset – asset tersebut dalam tata letak yang sesuai
dengan konsep desain dan pesan yang ingin disampaikan. Penting untuk memastikan bahwa
asset – asset tersebut berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan produksi

3. Perencanaan Waktu dan Sumber Daya


Penyusunan asset dan kebutuhan produksi juga melibatkana perencanaan waktu dan sumber daya
yang diperlukan. Desainer perlu mempertimbangkan jadwal produksi, batas waktu yang harus
dipatuhi, dan alokasi sumber daya seperti perangkat lunak desain, peralatan, atau bahan produksi.
Dengan melakukan perencanaan yang baik, desainer dapat mengatur waktu dengan efisien dan
memastikan bahwa semua kebutuhan produksi terpenuhi.

4. Koordinasi dengan Tim Produksi


Dalam beberapa protek, desainer mungkin perlu berkoordinasi dengan tim produksi lainnya,
seperti fotografer, illustrator, atau pihak yang bertanggung jawab atas produksi audiovisual.
Penting untuk berkomunikasi secara efektif dengan tim tersebut dan memastikan bahwa
kebutuhan produksi terkoordinasi dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

5. Penyimpanan dan Pengelolaan Aset


Setelah Aset – aset dipersiapkan, penting untuk menyimpan dan mengelola asset- asset tersbut
dengan baik. Ini meliputi pengorganisasian file dalam struktur yang jelas, memberikan nama file
yang deskriptif, dan mencatat informasi metadata yang relevan seperti tanggal, deskripsi, dan
hak cipta jika diperlukan. Penyimpanan dan pengelolaan asset yang baik akan memudahkan
aksesibilitas dan penggunanaan ulang aset tersebut di masa depan

27
28

6. Pemilihan Teknik Produksi


Desainer perlu memilih teknik produksi yang sesuai dengan kebutuhan desain. Misalnya, jika
desain akan dicetak desainer perlu memilih teknik percetakan yang sesuai seperti offset printing
atau digital printing. Jika desain akan digunakan secara digital, desainer perlu
mempertimbangkan format file yang tepat, seperti JPEG, PNG, atau PDF. Pemilihan teknik
produksi yang tepat akan memastikan hasil akhir yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
desain.

7. Pengujian dan Koreksi


Sebelum melanjutkan ke tahap produksi, penting untuk melakukan pengujian dan koreksi
terhadap asset-asset yang telah disusun. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat asset dalam
berbagai ukuran, platform, atau media yang akan digunakan. Desainer perlu memastikan bahwa
aset-aset tersebut tampil dengan baik, sesuai dengan tujuan desain, dan tidak ada kesalahan yang
terlihat. Jika diperlukan, koreksi dan perbaikan dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang
optimal.

8. Pengiriman dan Penerapan


Setelah asset-asset siap, desainer akan melakukan pengiriman atau penerapan asset tersebut
sesuai dengan kebutuhan produksi. Bisa berupa mengirimkan file desain kepada klien,
mengunggahnya ke platform digital, atau mengirimkannya kepada pihak yang bertanggung
jawab atas produksi fisik. Penting untuk memastikan bahw pengiriman atau penerapan dilakukan
dengan benar dan sesuai dengan intruksi yang telah diteapkan.

28
29

Bab 8: Pemilihan Media Desain


Pemilihan media desain adalah proses penting dalam pengembangan desain yang efektif. Media
desain yang dipilih akan mempengaruhi cara pesan disampaikan, interaksi dengan audiens, dan
kesan yang dihasilkan. Dalam era digital yang terus berkembang, desainer memiliki beragam
pilihan media yang dapat digunakan, mulai dari media cetak tradisional hingga media digital
interaktif.

Pemiilihan media desain harus didasarkan pada pemahaman yang baik tentang tujuan proyek,
karakteristik target audiens, dan konteks komunikasi. Setiap media memiliki kelebihan dan
kelemahan sendiri sertam mempengaruhi car pesan disampaikan dan diterima. Oleh karena itu,
desainer perlu mempertimbangkan dengan cermat media yang paling cocok untuk mencapai
tujuan komunikasi yang diinginkan.

Media cetak, seperti brosus, poster, majala, dan kemasan produk. Masih merupakan pilihan yang
popular dan efektif dalam komunikasi visual. Media cetak menawarkan keuntungan dalam
meberikan kekayaan visual dan fisik yang dapat oleh audiens. Namun, perlu diingat bahwa
media cetak memiliki batasan dalam hal fleksibilitas dan interaktivitas.
Sementara itu, media digital, seperti situs web, aplikasi, media social, dan animasi, menyediakan
kesempatan untuk berinteraksi dengan audiens secara langsung. Media digital memungkinkan
penggunanaan elemen interaktif, animasi, audio, dan video untuk menciptakan pengalaman yang
lebih dinamis dan menarik. Namun, desainer perlu mempertimbangkan keberlanjutan teknologi
dan kecepatan perubahan dalam media digital.

Selain itu, desainer juga harus mempertimbangkan konteks penggunaan media. Apakah desain
akan digunakan dalam lingkungan fisik, online, atau keduanya? Misalnya, jika desain akan
digunakan di pameran, desainer perlu memikirkan factor – factor seperti ukuran, tata leta, dan
material yang sesuai dengan lingkungan tersebut.

Pemilihan media desain harus didasarkan pemahaman yang baik tentang tujuan, audiens, jenis
informasi, konteks penggunaan, anggaran, sumber daya, dan keterampilan desainer. Beberapa
Contoh media desain yang umum digunakan dalam DKV meliputi:

29
30

1. Media Cetak: Seperti brosur, pamphlet, majalah, buku, poster, billboard, dan media
cetak lainnya. Sering digunakan untuk tujuan promosi, informasi, atau branding di
lingkungan fisik.

Media Cetak Billboard

1. Media Digital, Termasuk situs web, aplikasi mobile, media social, email, dan presentasi
digital. Media digital memungkinkan interaktivitas, aksesbilitas yang luas, dan
kemampuan untuk berbagi informasi secara cepat

Media Digital situs web

30
31

1. Tujuan Komunikasi
Perlu dipahami dengan jelas tujuan komunikasi yang ingin dicapai melalui desain. Apakah
desain bertujuan untuk memberikan informasi, mengedukasi, mempromosikan suatu produk atau
layanan, atau membangun merek? Pemahaman yang baik tentang tujuan komunikasi akan
membantu dalam memilih media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan.

2. Target Audiens
Pemilihan media deasin juga harus mempertimbangkan karakteristik dan preferensi audiens
target. Pertanyaan yang perlu dijawab termasuk: Apakah audiens cenderung mengkonsumsi
kontens secara digital atau cetak? Apakah audiens lebih aktif di media social atau media
tradisional seperti televise atau cetakan?

3. Jenis Informasi
Tipe informasi yang ingin disampaikan juga akan memengaruhi pemilihan media desain, apakah
informasi tersebut bersifat visual, audio atau kombinasi keduanya? Jika informasi bersifat audio
visual, maka media seperti video atau animas mungkin lebih cocok. Jika informasi lebih bersifat
teks atau gambar statis, maka media cetak atau digital seperti brosus, majalah atau situ web
mungkin lebih tepat.

4. Kontek Penggunaan
Konteks penggunaan desain juga harus dipertimbangkan. Apakah desain akan digunakan dalam
ruang ublik, seperti papan reklame atau signage? Atau akan digunakan secara digital melaui situ
web, aplikasi, atau media social? Memahami konteks penggunaan akan membantu dalam
memilih media yang paling sesuai dengan situasi tersebut.

5. Anggaran dan Sumber Daya


Pemilihan media desain juga harus mempertimbangkan anggaran yang tersedia untuk sumber
daya yang dapat digunakan/ Beberapa media mungkin lebih mahal untuk diproduksi atau
memerlukan keterampilan dan peralatan khusu. Perlu dipertimbangkan sejauh mana anggaran
dan sumber daya yang tersedia untuk mendukung pemilihan media desain yang optimal.

31
32

6. Keterampilan dan Keahlian Desainer


Pemilihan media desain juga harus mempertimbangkan keterampilan dan keahlian desainer.
Desainer perlu memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang baik tentang media yang
dipilih, serta kemampuan untuk menghasilkan desain yang efektif di media tersebut. Jika
diperlukan, desainer dapat melengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan melalui pelatihan atau kolaborasi dengan ahli media yang berspelialisasi.

32
33

Bab 9: Pengetahuan Bahan Produksi


Pengetahuan tentang bahan produksi merupakan aspek kunci dalam proses desain dan produksi.
Memahami karakteristik, sifat penggunaan berbagai bahan yang digunalan dalam produksi
adalah penting untuk menciptakan produk yang fungsional, estetik, dan berkualitas.

Bahan produksi dapat mencakup berbagai jenis, termasuk bahan logam, plastik, kayu, kain,
kertas, keramik, dan masih banyak lagi. Setiap bahan memiliki keunikan tersendiri dalam hal
kekuatan, kelenturan, daya tahan, keinginan, dan tampilan visual. Penting bagi desainer untuk
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan-bahan ini untuk memilih bahan yang
paling sesuai dengan kebutuhan desain dan produksi.

pemrosesan, dan finishing yang sesuai untuk masing-masing bahan. Desainer perlu
mempertimbangkan proses manufaktur yang akan dilakukan, seperti pemotongan pembentukan,
pengecoran, penyambungan, dan penyelesaian permukaan, serta bagaimana bahan tersebut akan
bercaksi terhadap proses tersebut.

Selain itu, desainer juga harus mempertimbangkan faktor keberlanjutan dan dampak lingkungan
dari bahan produksi. Pengetahuan tentang bahan-bahan ramah lingkungan, daur alang, atau
bahan alternatif dapat membantu desainer membuat pilihan yang bertanggung jawab secara
sosial dan lingkungan.

1. Jenis – Jenis Kertas


Kertas adalah salah satu bahan produksi yang umum digunakan dalam DKV terutama media
cetak Desainer perlu memahami berbagai jenis kertas, seperti kertas matte, kertas glossy, kertas
bertekstur, dan kertas khusus seperti kertas karton atau kertas buku Pengetahuan tentang kualitas,
ketebalan, dan kecocokan kertas dengan proyek desain akan membantu dalam mecapai
hal yang diinginkan.

2. Tinta dan Warna


Desainer perlu memahami berbagai jenis tinta yang digunakan dalam produksi cetak, seperti
tinta offset, tinta digital, atau tinta tinta sublimasi. Pengetahuan tentang karakteristik tinta seperti
kualitas warna, ketahanan terhadap sinar UV, atau jenis permukaan yang dapat dicetak akan
membantu desainer dalam mencapai hasil cetakan yang berkualitas.

33
34

3. Bahan dan Media Digital


Dalam era digital, desainer juga perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai bahan dan media
gal yang digunakan dalam produksi desain. Ini meliputi format file digital seperti JPEG PNG
PDF, serta pengetahuan tentang resolusi gambar, profil warna dan kompatibilitas dengan
berbagai platform digital.

4. Bahan Produksi Visual


Selain kertas dan media digital, pengetahuan tentang berbagai bahan produksi visual lainnya juga
penting. Ini bisa termasuk bahan-bahan seperti kanvas, kain, plastic, logam, kayu, kaca, atau
bahan-bahan khusus seperti neon atau LED. Desainer perlu memahami karakteristik dan
kemampuan dari setiap bahan untuk menghasilkan desain yang kuat dan inovatif.

5. Pengetahuan Teknis Produksi


Desainer juga perlu memahami proses teknis produksi yang terkait dengan bahan – bahan
tersebut. Ini termasuk pemahaman tentang teknik cetak, pemotongan, laminasi, lipatan,
pemasangan, atau penggunaan alat – alat dan peralatan khusus untuk menghasilkan desain
dengan presisi dan kualitas yang diinginkan.

6. Keberlanjutan dan Etika


Desainer perlu memiliki pengetahuan tentang bahan – bahan produksi yang ramah lingkungan
dan etika produksi yang baik. Pengetahuan tentang bahan – bahan ramah lingkungan, tinta yang
tidak berbahaya, atau bekas produksi yang bertumpukan akan membantu desainer dalam memilih
opsi yang tepat untuk proyek desain.

7. Risiko dan Kendala Produksi


Desainer perlu memahami risiko dan kendala terkait bahan produksi. Misalnya, beberapa bahan
mungkin rentan terhadap kerusakan, sulit diproses atau memiliki biaya produksi yang tinggi.
Dengan memahami risiko dan kendala, kita dapat melakukan perencanaan yang matang dan
mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul
selama proses produksi.

34
35

8. Keaslian dan Hak Cipta


Dalam proses pemilihan bahan produksi, desainer juga perlu memperhatikan keaslian dan hak
cipta terkait dengan bahan yang digunakan. Desainer harus memastikan bahwa bahan yang
digunakan tidak melanggar hak cipta atau hak kekayaan intelektual pihak lain.

9. Inovasi dan Eksperimen


Pengetahuan tentang bahan produksi memungkinkan desainer untuk menjadi lebih kreatif dan
eksperimental dalam pendekatan desain mereka. Dengan memahami karakteristik dan potensi
beban, desainer dapat mencoba pendekatan baru, teknik baru, atau penggunaan bahan yang tidak
konvensional untuk menciptakan desain yang unik dan menarik.

10. Evaluasi dan Peningkatan


Setelah produksi selesai, desainer perlu melakukan evaluasi terhadap bahan produksi yang
digunakan. Evaluasi ini melibatkan peninjauan terhadap kualitas, kecocokan, dan kesesuaian
bahan dengan tujuan desain.

35
36

Bab 10: Finishing dalam Produksi Desain


Finishing meliputi serangkaian proses seperti pemotongan, laminasi, pengepakan, dan
penyelesaian permukaan yang dilakukan setelah tahap percetakan atau produksi visual. Tujuan
tama dari finishing adalah untuk meningkatkan tampilan visual, melindungi dan memperpanjang
umur produk, serta memberikan nilai tambah estetika dan kekuatan pada karya desain
Pemotongan adalah proses yang dilakukan untuk memisahkan karya desain dari material sumber
seperti kertas, karton, atau bahan lainnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Pemotongan
yang tepat akan memastikan produk memiliki bentuk yang presisi dan rapi.

Laminasi adalah proses penutupan permukaan desain dengan lapisan pelindung seperti lapisan
plastic transparan atau matte. Laminasi tidak hanya memberikan tampilan yang lebih baik, tetapi
juga melindungi desain dari kerusakan fisik, noda, dan kelembaban.
Pengepakan adalah proses yang dilakukan untuk mengemas produk dalam kemasan yang sesuai
agar dapat dijual atau didistribusikan dengan aman. Pengepakan yang baik akan memastikan
produk tetap terlindungi selama pengiriman dan memudahkan penggunaan atau
pemasangan oleh konsumen.
Penyelesaian permukaan melibatkan proses seperti pelapisan, embossing, debossing atau
perlakuan lainnya pada permukaan karya desain untuk mencapai efek visual atau tekstur yang
diinginkan. Penyelesaian permukaan dapat memberikan dimensi tambahan pada desain dan
menambah nilai estetika.

1. Laminasi
Proses penambahan lapisan pelindung transparan pada permukaan desain. Biasanya
menggunakan lapisan film plastik atau lapisan kertas yang dilapisi dengan bahan ng Laminasi
memberikan perlindungan terhadap kerusakan fisik, seperti, goresan, air, aus, serta
meningkatkan tampilan visual dengan memberikan kilau atau tekstur tambahan.

2. Varnish
lapisan transparan yang dioleskan pada permukaan desain menggunakan alat sperti kuas atau
semprotan Varnish memberikan perlindungan tambahan terhadap goresan kerusakan fisik, serta
memberikan kilau atau efek tekstur pada desain. Ada berbagai jenis varnish, termasuk varnish
glossy, matte, atau satin, yang dapat memberikan tampilan yang berbeda sesuai dengan
preferensi desainer.

36
37

3. Spot UV
Spot UV adalah teknik finishing yang melibatkan penambahan lapisan UV pada area tertentu di
desam. Dengan menggunakan sinar ultraviolet, arca yang ditentukan akan memiliki efek la atau
refleksi yang menarik. Spot UV digunakan untuk menyorot elemen-elemen desain penting atau
memberikan efek visual tambahan yang mencolok

4. Embossing dan Debossing


Embossing adalah proses membutuhkan relung atau pola tertentu pada permukaan desain dengan
menggunakan tekanan panas dan cetakan khusus. Debossing adalah kebalikan dari embossing, di
mana cetakan memberikan pola cekungan pada permukaan desain. Keduanya memberikan
dimensi dan tekstur tambahan pada desain, meningkatkan daya Tarik visual dan sentuhan fisik

5. Spot UV
Spot UV adalah teknik finishing yang melibatkan penambahan lapisan UV pada area tertentu di
desam. Dengan menggunakan sinar ultraviolet, arca yang ditentukan akan memiliki efek meyala
atau refleksi yang menarik. Spot UV digunakan untuk menyorot elemen-komen desain pg atau
memberikan efek visual tambahan yang mencolok.

6. Perforsi
Proses membuat lubang – lubang kecil atau garis – garis pada desain dengan menggunakan alat
khusus. Perforasi memungkinkan untuk membuat area yang dapat dilepas dan memberikan fitur
interaktif pada desain, seperti kupon, tiket, atau kartu yang dapat dipisahkan.

7. Cutting and Die Cutting


Cutting melibatkan pemotongan desain sesuai dengan bentuk yang diinginkan, sedangkan die
cutting menggunakan cetakan khusus untuk memotong desain dengan tekanan tinggi. Teknik ini
digunakan untuk menciptakan desain dengan bentuk yang unik, kontur khusus, atau
pemotongan yang rumit.

37
38

8. Binding dan Finishing Buku


Untuk desain yang berbentuk buku atau majalah, teknik binding dan finishing buku digunakan
untuk menghubungkan desain halaman-halaman menjadi satu kesatuan yang utuh. Beberapa
teknik pengikatan yang umum digunakan meliputi jahit benang, jahit jilid, spiral binding, perfect
mengikat, atau mengikat hardcover. Teknik ini memberikan kekuatan dan keawetan pada buku
serta memberikan tampilan yang profesional.

9. Cutting dan Folding


teknik potong (pemotong) dan lipat (lipatan) digunakan untuk memberikan dimensi dan bentuk
tambahan pada desain. Misalnya, menggunakan teknik cutting khusus, seperti pop-up die-
cutting, untuk membuat elemen yang muncul saat halaman dibuka. Sedangkan teknik lipat dapat
digunakan untuk membuat brosur lipat atau desain dengan variasi presentasi.

10. Finishing Khusus


Selain teknik yang disebutkan, terdapat juga finishing khusus yang dapat diterapkan dalam
produksi desain. Meisalnya, meggunakan efek holografik, aplikasi kertas timbul, laminasi
tekstur, stiker hologram, atau elemen dekoratif lainnya yang dapat memberikan kesan ekslusif
dan menarik pada desain.

38
39

Bab 11: Proses Pasca Produksi dalam Desain


Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk desain yang dihasilkan mencapai tujuan
komunikasi, kualitas yang tinggi, dan kepuasan pelanggan.

Salah satu kegiatan utama ialah pengujian dan evaluasi produk desain yang melibatkan
memeriksa kualitas, kesalahan, dan kecocokan produk dengan spesifikasi yang ditetapkan serta
mengevaluasi apakah produk desain telah mencapai tujuan dan kebutuhan pengguna.

Selain itu, mencakup aktivitisa pengemasan dan pelabelan produk desain. Pengemasan yang baik
akan melindungi produk selama pengiriman dan menjaga tampilan estetika yang baik.
Selanjutnya, melibatkan distribusi atau pengiriman produk desain kepada klien atau pengguna
akhir. Pengiriman dapat melalui berbagai saluran seperti pengiriman fisik, pengiriman digital,
atau pemasangan langsung di lokasi yang ditentukan.

Terakhir, pengelolaan dokumen dan arsip. Dokumen yang lengkap dan teratur dari setiap proyek
desain penting untuk referensi masa depan, perbaikan, dan pengembangan desain yang lebih
baik.

Pascaproduksi

A. Finishing dan Penyelesaian:

1. Pengaturan Akhir dan Penyempurnaan Desain


Pengaturan akhir dan penyempurnaan desain dilakukan untuk mengindahkan desain.
Penyempurnaan disini dapat berupa pemotongan border putih yang berlebihan pada banner.

2. Pengaturan Warna, Koreksi, dan Pengoptimalan Gambar


Dilakukan untuk menghilangkan error pada desain produk. Pengaturan warna ini berguna untuk
mengetahui apabila warna sesaui pada media yang akan dicetak, jadi kita sebgaai desainer harus
teliti terhadap kesalahan – kesalahan pada desain. Pengatuarn warna dapat berupa tipe warna
seperti CYMK atau RGB yang dimana masing masing tipe warna terdapat kegunaan masing –
masing.

39
40

3. Persiapan File untuk Produksi dan Distribusi


File harus disiapkan dan dipastikan tidak akan error agar tidak terjadi kesalahan pada saat
produksi dan distribusi. Untuk lebih hati hati, file yang telah disiapkan harus memiliki backup.
Biasanya antara klien dan desainer terdapat kontrak untuk berapa lama desainer menyimpan file
tersebut.

B. Pemasaran dan Promosi:

1. Penyusunan Strategi Pemasaran dan Promosi


Strategi pemasaran harus ditentukan dengan matang agar tidak terjadi kesalahan dan pemasaran
lebih efektif.

2. Pembuatan Materi Promosi


Pembuatan materi promosi dilakukan sebagai salah satu persiapan promosi.

3. Pelaksanaan Kampanye Pemasaran dan Promosi


Pelaksanaan dilakukan dengan hati hati agar tidak terjadi kesalahan.

C. Evaluasi dan Pembelajaran:

1. Evaluasi Hasil Proyek Desain


Evaluasi hasil proyek desain dilakukan agar bisa digunakan sebagai dokumentasi dan referensi.

2. Pembelajaran berdasarkan Pengalaman dan Umpan Balik


Pengalaman dan umpan balik dipelajari dengan baik karena merupakan suatu hal yang sangat
berguna untuk referensi pada proyek yang akan datang.

3. Refleks terhadap Proses Produksi dan Perbaikan di Masa Depan


40
41

Sebagai desainer, kita harus memikirkan proses produksi dan dampaknya pada masa depan.
Apakah produk kita berguna untuk di masa depan atau tidak.

4. Uji Coba dan Inspeksi


Ketika selesai diproduksi, dilakukan uji coba dan inspeksi untuk memastikan bahwa produk
memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Melibatkan pengujian fungsionalitas, ketahanan, dan
keselamatan produk.

5. Perbaikan dan Penyesuaian


Dilakukannya perbaikan dan penyesuaian apa bila ada kecacatan pada produk. Hal ini dapat
dilihat apabila ada bagian dari produk yang rusak, warna yang kurang kontras dan sebagainya.

6. Packaging dan Penyimpanan


Produk kemudian dikemas dengan baik agar dapat diangkut dan disimpan dengan aman.
Melibatkan penyiapan kemasan yang sesuai dan penyimpanan yang tepat untuk melindungi
produk dari kerusakan dan kehilangan.

7. Distribusi dan Logistik


Produk akan didistribusikan kepada pelanggan atau pihak yang berkepntingan lainnya.
Melibatkan perencanaan dan pelaksanaan distribusi yang efisien. Ini meliputi pengaturan
transportasi, manajemen rantai pasok, dan pemantauan pengiriman produk.

8. Pemeliharaan dan Perawatan


Produk harus sampai ke tangan pengguna. Melibatkan pemeliharaan dan perawataan rutin.
Panduan perawatan dapat disediakan kepada pengguna dan membantu mereka merawat dan
mempertahankan kualitas produk dalam jangka panjang.

9. Pemantauan dan Umpan Balik


Penting untuk memantau kinerja produk dan menerima umpan balik dari pengguna. Ini dapat
dilakukan melalui survei, pelaporan amsalah, atau pemantauan untuk mengidentifikasi masalah
atau kesempatan perbaikan yang mungkin timbul.

41
42

10.Upgrade dan Pembaruan


Terkadang produk memerlukan pembaruan atau upgrade untuk meningkatkan kinerja,
menambah fitur baru, atau memperbaiki masalah yang terdeteksi.

Proses pasca produksi sangat penting untuk memastikan kualitas produk dan juga mengetahui
kepuasan klien/pengguna.

42
43

Bab 12: Pengemasan Karya Desain


Merupakan Aspek penting dalam proses produksi DKV yang berfungsi untuk melindungi produk
yang telah dibuat.

Melibatkan pemilihan bahan kemasan yagn sesuai, teknik pengemasan yang efektif, serta desain
kemasan yang menarik. Tujuannya adalah menciptakan kesan pertama yang kuat.

Pertama, pemilihan bahan kemasan yang tepat sangatlah penting. Bahan kemasan dapat berupa
kertas, karton, plastic, dan sebagainya.

Selanjutnya Teknik pengemasan yang efektif dilakukan agar mempermudah pengemasan dan
agar lebih rapi juga memungkinkan memenuhi tujuan packaging.

1. Jenis Kemasan
Mencakup pemahaman tentang berbagai jenis kemasan yang dapat digunanakan dalam DKV,
seperti kotak, amploy, dan sebagainya.

2. Bahan Kemasan
Mencakup pemahaman tentang berbagai bahan kemasan yang dapat digunakan untuk kemasan,
misalnyo karton, kertas, plastic, kain, dan sebagainya

3. Bentuk dan Struktur


Mencakup prinsip – prinsip desain grafis, aspek komposisi visual, pemilihan warna, tipografi,
dan elemen – elemen desain lainnya.

4. Informasi dan Label


Mencakup informasi yang relevan dan jelas mengenai produk, termasuk merek, nama produk,
deskripsi, petunjuk penggunaan, dan informasi kemasan.

43
44

5. Grafik dan Ilustrasi


Penggunaan grafik dan ilustrasi yang menarik dapat memperkuat pesan produk dan menciptakan
daya tarik visual pada kemasan. Desainer harus mempertimbangkan gaya, teknik, dan elemen
visual yang sesuai dengan merek, produk dan target audiens.

6. Keberlanjutan dan Daur Ulang


Pemahaman tentang praktik pengemasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

7. Prototipe dan Produksi


Desainer perlu memahami teknik dan proses pembuatan prototype kemasan untuk menguji
kepraktisan dan keefektifan desain sebelum memasuki tahap produksi massal.

8. Pengalaman Pengguna
Desainer perlu memikirkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan kemasan. Apakah ada
elemen interaktif atau mekanisme khusus yang dapat meningkat pengalaman pengguna.

9. Kesesuaian dengan Merek


Kemasan harus mencerminkan identitas merek secara konsisten. Menggunakan elemen desain
yang konsisten dengan elemen identitas merek, seperti logo, warna, dan Tipografi.

10.Aspek Fungsional
Kemasana tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga praktis dan fungsional.

11.Inovasi
Desainer dapat mengeksplorasi teknik cetak yang unik, penggunaan bahan yang tidak
konvensional, atau penggunaan elemen interaktif yang tidak biasa untuk menciptakan
pengalaman yang menarik dan tak terlupakan.

44
45

12.Keselamatan dan Perlindungan Produk


Kemasan harus menlindungi produk dari kerusakan selama transportasi dan juga berupa tempat
penyimpanan produk.

13.Peraturan dan Persyaratan


Desainer juga harus memperhatikan peraturan dan persyaratan yang belaku terkai pengemasan
produk. Misalnya, ada regulasi yang mengatur tentang label informasi, bahan kemasan yang
aman dan sebagainya.

14.Riset Pasar dan Target Audiens


Desainer perlu memahami preferensi konsumen, tren desain terkini, dan ekspetasi target audiens
terhadap kemasan produk.

45
46

Bab 13: Review, Evaluasi & Revisi Desain


Salah satu tahap penting dalam proses desain adalah Review, Evaluasi dan Revisi.

Review, kita melihat ulasan dari klien dan pengguna akan estetika, fungsi, ketahanan dari produk
yang dibuat

Evaluasi, kita mengevaluasi dari semua ulasan yang diberikan klien dan pengguna terkait
produk.

Revisi Desain, Apabila ulasan mengatakan ada yang kurang atau semacam sugesti, maka desain
bisa direvisi sehingga sesuai dengan yang diinginkan klien dan juga pengguna.

1. Review Desain
Sebagai desainer kita harus memahami ulasan yang diberikan oleh klien dan pengguna, agar
mengetahui kekurangan dan kelebihan produk.

2. Evaluasi Desain
Sebagai desainer, kita harus memahami dan mengevaluasi setiap ulasan yang diberikan sehingga
dapat meningkatkan kualitas produk yang diciptakan.

3. Revisi Desain
Sebagai desainer, apabila terdapat kekurangan dalam desain maka perlu dilakukannya revisi agar
menyempurnakan desain tersebut

4. Pengujian Desain
Untuk mengetahui kualitas desain, maka perlu dilakukannya uji coba terhadap desain.

46
47

Bab 14: Quality Control dalam produksi desain


Quality Control merupakan suatu hal kritis dalam proses produksi desain. Biasanya QC
mengecek status desain dan mengecek apa bila terdapat kecacatan pada desain. Tanpa QC,
desainer tidak akan tahu apabila terdapat kecacatan pada deasainnya.

1. Penentuan Standar Kualitas


Penentuan standar kualitas ini penting agar mengetahui apa bila desain berada pada standar atau
dibawah standar.

2. Pemilihan Bahan dan Alat Produksi


Bahan dan Alat produksi yang dipakai harus dipilih dengan baik dalam kondisi yang baik agar
tidak terjadi gangguan.

3. Pemantauan Proses Produksi


Pemantauan akan dilakukan untuk mengecek apa bila terjadi masalah pada saat proses produksi,
misalnya kesalahan software sehingga mesin macet dan tidak berfungsi.

4. Pengujian Produk Jadi


Pengujian produk dilakukan untuk mengecek ketahanan produk agar mengetahui kualitas produk

5. Perbaikan dan Pengendalian Kualitas


Pengendalian dilakukan untuk mengecek kecacatan pada produk, seperti warna yang tidak
sesuai, salah potong, dan sebagainya.

6. Dokumentasi dan Pelaporan.


Dokumentasi dilakukan sebagai referensi untuk proyek selanjutnya.

47

Anda mungkin juga menyukai