MAKALAH
Proses Desain Stationary Kit
Oleh:
M. Raffa Alrizki Islami
XI DKV 3
1
2
Tahap pra – produksi memungkinkan desainer untuk memahami kebutuhan klien, menganalisis
pasar, menetapkan tujuan pryoek, dan mengembangkan konsep awal. Ini adalah saat yang tepat
untuk mengeksplorasi ide – ide kreatif, memperbaiki desain, dan menentukan langkah – langkah
yang akan diambil dalam perjalanan menuju produk akhir yang sukses.
Salah satu langkah kunci dalam proses pra-produksi adalah analisis kebutuhan dan penelitian
pasar. Desainer harus menggali informasi tentang target pasar, tren terkini, pesaing, dan
preferensi pengguna. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konteks dan kebutuhan
pengguna, desainer dapat menghasilkan solusi desain yang televan dan memuaskan.
Komunikasi dan kolaborasi di antara tim kreatif juga memainkan peran penting dalam tahap pra-
produksi. Desainer, illustrator, modeler 3D, dan professional lainnya perlu bekerja bersama
untuk menggambarkan konsep, menghasilkan prototype, dan memperbaiki desain. Proses ini
memungkinkan pertukaran ide, umpan balik, dan pengambilan keputusan yang efektif untuk
memastik hasil yang optimal
Namun, proses pra-produksi juga dapat menghadapi tantangan. Desainer mungkin dihadapkan
pada keterbatasan sumber daya, batasan teknis, atau kendala waktu. Oleh karena itu, strategi tang
baik dan pengelolaan proyek yang efisien menjadi penting. Desainer perlu mengambil keputusan
yang tepat, mengidetinfikasi risiko potensial, dan menyesuaikan rencana jika diperlukan.
2
3
Pra Produksi:
A. Konseptualisasi:
1. Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan
Saat ingin membuat suatu produk, kita harus mengetahui kebutuhan dan tujuan dari produk
tersebut. Proses ini memudahkan Briefing dan penetapan target audiens. Setelah mengetahui
tujuan maka kita dapat mengetahui kebutuhan untuk memenuhi tujuan tersebut.
2. Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi pun dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan.
3
4
Tahapan:
1. Analisis Kebutuhan
Desainer harus memahami kebutuhan pengguna dan tujuan produk. Ini melibatkan menganalisis
target pasar dan pemaham yang kuat tentang masalah yang ingin dipecahkan oleh produk.
2. Penelitian
Desainer melakukan penilitian untuk memahami produk serupa yang sudah ada di pasar, serta
tren terkini dan teknologi baru yang mungkin dapat diterapkan dalam desain.
3. Pengembangan Konsep
Desainer mengembangkan konsep awal untuk produk, biasanya mencakup sketsa, model awal,
dan diagram yang menggambarkan bentuk dan fungsi produk. Contoh seperti berikut:
4
5
5
6
(ID Card, Kartu pelajar, Notebook, Kop Surat, Map folder, Pulpen, dan Amplop. Dari ki ke
kanan sesuai urutan)
6
7
4. Prototyping
Setelah Konsep awal dikembangkan, desainer menciptakan prototype untuk menguji
fungsionalitas dan kegunaan produk. Prototipe dapat dibuat dengan menggunakan teknologi
cetak 3D atau teknik lainnya, tergantung pada jenis produk yang dibuat.
7
8
(ID Card, Kartu pelajar, Notebook, Kop Surat, Map folder, Pulpen, dan Amplop. Dari ki ke
kanan sesuai urutan)
5. Evaluasi Prototype
Setelah prototype dibuat, desainer mengevaluasi fungsionalitas, kegunaan, dan desain produk.
Hal ini melibatkan pengujian produk oleh pengguna pontesial untuk mendapatkan kritik dan
saran dari pengalaman pengguna.
6. Perbaikan Desain
Berdasarkan umpan balik dari pengguna dari hasil evaluasi prototype, desainer memperbaiki
desain produk atau bahkan membuat prototype baru jika perlu.
7. Persiapan Produksi
Setelah desain produk dinyatakan siap, desainer membuat rencana produksi dan spesifikasi untuk
memastikan produk yang dihasilkan memenuhi sekadar kesulitan dan dapat diproduksi secara
efisien.
8
9
Dalam desain brief, klien akan membagikan informasi yang relevan mengenai tujuan bisnis,
target pasar, persaing, pereferensi merek, dan preferensi pengguna. Informasi ini sangat
bermanfaat bagi desainer karena membantu memahami konteks proyek secara keseluruhan dan
merumuskan strategi desain yang tepat.
Desain brief mencakup elemen – elemen penting seperti deskripsi proyek, tujuan yang ingin
dicapai, batasan dan kendala, preferensi merek atau gaya visual, dan segala persyaratan khusus
yang harus dipenuhi. Dalam beberapa kasus, desain brief juga dapat mencakup anggaran, jadwal,
dan persyaratan teknis yang harus dipertimbangkan oleh desainer.
Sebuah desain brief melibatkan komunikasi yang efektif antara klien dan desainer. Pertanyaan,
diskusi, dan klarifikasi adalah bagian penting dari proses ini untuk memastikan bahwa semua
aspek proyek tercakup dalam desain brief. Dengan pemahaman yanag jelas, desainer dapat
merancang konsep dan solusi desain yang sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Tujuan Proyek
Tujuan proyek harus dijelaskan secara rinci dalam desain brief. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa desainer dan klien memahami dengan kelas apa yang ining dicapai melalui
proyek desain. Tujuan proyek dapat berupa mengingkatkan penjualan produk, memperluas basis
pelanggan, atau memperkenalkan merek baru ke pasar.
2. Target Pasar
Desain brief harus menjelaskan siapa target pasar produk atau layanan yang akan didesain. Ini
akan membantu desainer memahami siapa yang ingin dijangkau oleh produk atau layanan
tersebut.
3. Pesan Merek
9
10
Pesan merek adalah pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen tentang merek atau
produk yang didesain. Hal ini sangat penting untuk memastikan desainer memahami
bagaimana atau produk harus diposisikan dan diidentifikasi oleh konsumen
4. Kebutuhan Proyek
Kebutuhan proyek harus dijeelaskan secara detail. Hal ini mencakup yang diperlukan untuk
memulai proyek, seperti anggaran, waktu, dan sumber daya lainnya. Klien harus menjelaskan
batasan – batasan yang harus dipertimbangkan dalam proyek seperti batasan waktu atau
anggaran.
5. Batasan Proyek
Desainer harus memastikan bahwa semua batasan telah dijelaskan secara rinci untuk
memungkinkan mereka memenhui persayaratan klien seperti, batasan waktu atau anggaran,
sumber daya yang tersedia, dan ruang lingkup proyek.
6. Pesan Komunikasi
Pesan harus jelas dan mudah dimenerti karena dapat membantu konsumen memahami produk
atau layanan yang ditawarkan dan apa manfaatnya bagi mereka. Desain harus memahami pesan
komunikasi agar menghasilkan desain yang efektif.
8. Batasan Teknis
Batasan teknis harus dijelaskan dalam desain brief. Hal ini termasuk hal seperti batasan teknologi
atau keterbatasan teknis lainnya yang memengaruhi proyek desain. Sebagai desainer, kita harus
memahami kelemahan atas produk yang dibuat.
9. Lingkungan Kompetitif
Lingkungan kompetitif juga harus dijelaskan dalam desain brief. Hal ini termasuk merek atau
produk lain yang telah ada di pasar yang dapat menjadi pesaing langsung produk atau
layanan yang didesain.
10
11
Dalam desain brief, semua elemen di atas sangat penting untuk di identifikasi dengan jelas dan
rinci. Ini akan membantu memastikan bahwa desainer dan klien memiliki pemahaman yang sama
tentang proyek desain dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Desain
brief yang baik memungkinkan desainer untuk menghasilkan desain yang efektif dan
memuaskan klien.
11
12
Riset desain memungkinkan desainer untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang
target pasar, tren terkini, pesaing, preferensi pengguna, serta tantangan dan peluang yang ada ini
adalah langkah awal yang kritis dalam proses desain, karena pemahaman yang baik tentang
konteks dan pemangku kepentingan akan menjadi dasar yang kuat dalam mengembangkan
konsep dan solusi desain.
Ada berbagai metode riset yang dapat digunakan praktik desain, ternasuk wawancara dengan
pengguna, observasi langsung, survei, analisis data pasarr, dan analisis competitor setiap metode
memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda, dan desainer perlu memilih metode yang paling
relevan dengan kebutuhan dan konteks proyek desain.
Penting juga untuk memaham pengguna dalam proses riset desain. Desainer harus memahami
kebutuhan, keinginan, dan tantangan pengguna yang dihadapi. Desainer dapat mencipatakan
pengalaman yang relevan dan befokus pada pengguna
12
13
4. Analisis Merek
Melibatkan mempelajari merek atau produk yang akan didesain dan memahami bagaimana
merek tersebut diposisikan di pasar, Analasis merek meliputi pesan merek, identitas merek, dan
elemen merek lainnya.
5. Penilaian Pemasaran
Melibatkan mempelajari strategi pemasaran yang telah dilakukan dan memahami bagaimana
merek atau produk yang akan didesain dipasarkan. Meliputi strategi promosi, distribusi, dan
harga.
7. Analisis Teknis
Mempelajari batasan yang terkait dengan produk atau layanan yang akan didesain. Analisis
teknis meliputi pertimbangan tentang material, teknologi, dan proses produksi yang mungkin
mempengaruhi desain produk.
8. Analisis Lingkungan
13
14
Mempelajari faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi penggunaan produk atau layanan
yang akan didesain. Meliputi pertimbangan tentang factor lingkungan seperti kebisingan, suhu,
kelembapan, dan polusi udara yang dapat mempengaruhu pengalaman penggunaan.
9. Analisis Ekonomi
Mempelajari faktor – faktor ekonomi yang mungkin mempengaruhi penggunaan produk atau
layanan yang akan didesain. Meliputi pertimbangan tentang biaya produksi harga jual, dan
keuntungan yang diharapkan.
10.Evaluasi Desain
Melibatkan pertimbangan opsi desain yang mungkin dan menguji opsi – opsi tersebut untuk
memastikan bahwa desain yang dihasilkan memenuhi tujuan dan persyaratan yang telah
ditentukan. Meliputi pengujian prototype dan pengujian pasar.
Riset desain yang lengkap adalah kunci untuk mengembangkan solusi desain yang efektif dan
memuaskan pengguna.
14
15
Sketsa adalah gambaran awal yang digunakan untuk menggambarkan ide – ide desain dengan
cepat dan secara bebas. Sketsa dapat berupa sketsa tradisional atau digital yang menangkap
esensi dan gagasan desain dalam bentuk yang sederhana dan cepat.
Storyboard adalah Rangkaian gambar yang digunakan untuk menggambarkan urutan persitiwa
dan alur cerita dalam konteks audiovisual atau animasi. Storyboard mengatur visual secara
terperincim menentukan framing, gerakan kamera, ekspresi karakter, dan elemen visual lainnya.
1. Sketsa
Merupakan gambaran kasar atau tampilan visual yang digunakan untuk menggambarkan ide,
konsep, atau rancangan awal sebelum dibuat menjadi bentuk yang lebih rinci atau lengkap.
Dalam konteks pembuatan film atau animasi, sketsa digunakan untuk merancanakan adegan atau
tampilan visual sec ara kasar sebelum dibuat dalam bentuk akhir. Sketsa biasanya digambar
dengan tangan untuk menggunakan perangkat lunak desain grafis.
(Sketsa)
15
16
2. Storyboard
Storyboard adalah urutan gambar atau ilustrasi yang digunakan untuk menceritakan atau
merencanakan alur cerita secara visual. Biasanya, storyboard digunakan dalam pembuatan film,
video, atau animasi untuk membantu memvisualisasikan adegan dan mengatur alur cerita. Setiap
gambar dalam storyboard biasanya dilengkapi dengan deskripsi adegan, tindakan, dialog, dan
informasi lain yang relevan. Tujuan storyboard adalah membantu tim produksi dalam memahami
dan mengkomunikasikan ide cerita secara efektif sebelum produksi dimulai.
(Storyboard)
16
17
Proses ini melibatkan penentuan spesifikasi teknis, pemilihan material, pemilihann metode
produksi, dan penyusunan dokumentasi desain yang lengkap. Desainer bekerja secara erat
dengan tim teknis, termasuk insinyur, ahli manufaktur, dan pemasok untuk memastikan bahwa
desain dapat diproduksi secara efisien dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dokumentasi desain yang lengkap dan akurat juga merupakan komponen penting dalam
pembuatan desain produksi. Hal ini meliputi gambar teknis, spesifikasi material, intrikusi
perakitan, dan informasi detail lainnya yang diperlukan untuk memandu tim produksi dalam
membangun produk dengan tepat. Desainer juga harus mempertimbangkan aspek ergonomis,
estetika dan pengalaman pengguna dalam pembuatan desain produksi.
Produksi:
A. Desain dan Pengembangan:
1. Pembuatan Desain Detail berdasarkan Konsep
Detail desain dibuat berdasarkan konsep yang dibuat agar menambahkan detail tertentu pada
desain produk. Biasanya detail berguna untuk membedakan produk desain yang akan dibuat dari
produk produk lain yang telah dibuat.
3. Prinsip Desain
Prinsip dari desain selalu diingat pada desainer agar tidak melenceng dari konsep yang telah
disiapkan. Prinsip desain biasanya ditentukan saat briefing yang dimana telah disetujui sebagai
petunjuk saat ingin produk diciptakan. Apabila terjadi ketidaksesuaiaan pada produk maka
prinsip desain dapat digunakan sebagai pentujuk produk.
17
18
B. Produksi Konten:
1. Pengambilan Foto, Pengeditan, dan Retouching dalam Fotografi
Pengambilan gambar dilakukan pada produk lalu diproses melalui pengeditan dan retouching.
Berguna untuk memamerkan produk desain pada klien atau pelanggan
C. Implementasi Desain
D.
1. Pembuatan Prototipe atau Desain Dummy
Dibuatnya prototype untuk desain pada produk sebagau uji coba, biasanya diberi kritik dan saran
oleh klien.
3. Pengujian Desain
Pengujian desain dilakukan untuk mengetahui ke efektifan dan error yang terdapat pada desain.
18
19
Tahapan:
1. Penelitian dan Perencanaan
Langkah awal sebelum memulai proses desain produksi dalah melakukan penelitian dan
perencanaan. Meliputi memahami tujuan proyek, audiensi target, pesan yang ingin disampaikan
dan konteksnya.
2. Konsep Desain
Langkah selanjutaya adalah mengembangkan konsep desain yang kuat. Konsep desain adalah ide
inti atau pendekatan yang akan membimbimg seluruh proses desain. Mencakup elemen seperti
tampilan visual, warna, tipografi, dan gaya yang akan digunakan untuk menciptakan identitas
visual yang konsisten.
19
20
(Sketsa) (digitalisasi)
20
21
21
22
8. Dokumentasi Desain
Terakhir adalah dokumentasi desain. Desainer perlu mencatat dan menyimpan dokumentasi
lengkap tentang desain produksi yang telah dibuat. Hal ini akan berguna untuk referensi masa
depan, memudahkan proses pengembangan atau revisi selanjutnya, dan memastikan konsistensi
dalam identitas visual perusahaan atau proyek.
Materi pembuatan desain produksi melibatkan kreativitas, penilitian, dan pemahaman mendalam
tentang elemen desain. Dalam setiap langkah, penting untuk mempertimbangkan pesan yang
ingin disampaikan, audiens target, dan tujuan desain yang diinginkan. Dengan ini, desainer dapat
menciptakan desain produksi yang efektif, menarik, dan berdampak.
22
23
Pada tahap ini, desainer memainkan peran penting dalam pemantauan dan pengawasan,
memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
Desainer juga dapat terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan aspek teknis dan estetika produk.
Teknologi juga memainkan peran penting. Penggunaan perangkat lunak CAD (Computer-Aided
Design) dan CAM (Computer-Aided Manufacturing). Mesin CND (Computer Numerical
Control), atau teknologi lainnya memungkinkan produk yang lebih presisi, cepat, dan efisien.
1. Briefing
Merupakan langkah awal dalam proses peroduksi desain. Melibatkan perencanaan antara
desainer dan klien atau tim prooyek untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang tujuan,
pesan, target audiens, batasan, dan persyaratan proyek. Briefing akan memberikan arah dan
informasi yang diperlukan dan memulai proses produksi desain.
23
24
4. Pengembangan Desain
Setelah konsep visual disetujui, desainer akan melanjutkan pengembangan desain yang lebih
rinci. Ini melibatkan penerapan elemen visual seperti gambar, grafis, tipografi, dan warna dalam
desain yang lebih lengkap. Desainer juga akan memperhatikan prinsip – prinsip desain seperti
keseimbangan, kontras, hierarki visual, dan tata letak yang efektif.
8. Dokumentasi
Terakhir, desainer perlu melakukan dokumentasi lengkap tentang proses produksi desain. Hal ini
meliputi penyimpanan file – file desain, catatan tentang perubahan atau revisi yang dilakukan,
serta dokumentasi tentang langkah – langkah yang diambil selama proses produksi. Berguna
untuk referensi masa depan, kolaborasi dengan tim atau klien, dan memastikan konsistensi.
24
25
25
26
Aset dalam konteks desain dapat mencakup berbagai elemen, seperti gambar, grafik, logo, ikon,
teks, warna, dan file digital lainnya. Desainer harus memastikan bahwa semua asset tersebut siap
untuk digunakan dalam produksi, baik dalam format yang tepat, resolusi yang sesuai, dan dalam
standar yang diperlukan.
Selain asset visual, kebutuhan produksi juga mencakup informasi teknis, seperti spesifikasi
produk, intruksi perakitan, petunjuk penggunaan, panduan warna, dan informasi lain yang
relevan dengan proses produksi. Desainer harus menyusun dan menyediakan informasi ini dalam
bentuk yang jelas dan dapat diakses oleh tim produksi. Melibatkan pemilihan material,
komponen, dan pemasok yang tepat.
Penting juga untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan efisiensi produksi dalam
penyusunan asset dan kebutuhan produksi. Desainer harus mempertimbangkan penggunaan
bahan ramah lingkungan, proses produksi yang hemat energi dan metode yang dapat mengurangi
limbah terhadap lingkungan.
2. Penyusunan Konten
Setelah kebutuhan produksi diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menyusun konten yang
akan digunakan dalam desain. Ini termasuk gambar, grafis, ilustrasi, teks, dan elemen visual
lainnya. Desainer perlu mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, seperti foto – foto yang
akan digunakan, grafis yang perlu dibuat, atau teks yang harus disiapkan. Jika dieprlukan
desainer juga dapat melakukan pencarian atau pembelian asset – asset yang diperlukan.
26
27
27
28
28
29
Pemiilihan media desain harus didasarkan pada pemahaman yang baik tentang tujuan proyek,
karakteristik target audiens, dan konteks komunikasi. Setiap media memiliki kelebihan dan
kelemahan sendiri sertam mempengaruhi car pesan disampaikan dan diterima. Oleh karena itu,
desainer perlu mempertimbangkan dengan cermat media yang paling cocok untuk mencapai
tujuan komunikasi yang diinginkan.
Media cetak, seperti brosus, poster, majala, dan kemasan produk. Masih merupakan pilihan yang
popular dan efektif dalam komunikasi visual. Media cetak menawarkan keuntungan dalam
meberikan kekayaan visual dan fisik yang dapat oleh audiens. Namun, perlu diingat bahwa
media cetak memiliki batasan dalam hal fleksibilitas dan interaktivitas.
Sementara itu, media digital, seperti situs web, aplikasi, media social, dan animasi, menyediakan
kesempatan untuk berinteraksi dengan audiens secara langsung. Media digital memungkinkan
penggunanaan elemen interaktif, animasi, audio, dan video untuk menciptakan pengalaman yang
lebih dinamis dan menarik. Namun, desainer perlu mempertimbangkan keberlanjutan teknologi
dan kecepatan perubahan dalam media digital.
Selain itu, desainer juga harus mempertimbangkan konteks penggunaan media. Apakah desain
akan digunakan dalam lingkungan fisik, online, atau keduanya? Misalnya, jika desain akan
digunakan di pameran, desainer perlu memikirkan factor – factor seperti ukuran, tata leta, dan
material yang sesuai dengan lingkungan tersebut.
Pemilihan media desain harus didasarkan pemahaman yang baik tentang tujuan, audiens, jenis
informasi, konteks penggunaan, anggaran, sumber daya, dan keterampilan desainer. Beberapa
Contoh media desain yang umum digunakan dalam DKV meliputi:
29
30
1. Media Cetak: Seperti brosur, pamphlet, majalah, buku, poster, billboard, dan media
cetak lainnya. Sering digunakan untuk tujuan promosi, informasi, atau branding di
lingkungan fisik.
1. Media Digital, Termasuk situs web, aplikasi mobile, media social, email, dan presentasi
digital. Media digital memungkinkan interaktivitas, aksesbilitas yang luas, dan
kemampuan untuk berbagi informasi secara cepat
30
31
1. Tujuan Komunikasi
Perlu dipahami dengan jelas tujuan komunikasi yang ingin dicapai melalui desain. Apakah
desain bertujuan untuk memberikan informasi, mengedukasi, mempromosikan suatu produk atau
layanan, atau membangun merek? Pemahaman yang baik tentang tujuan komunikasi akan
membantu dalam memilih media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan.
2. Target Audiens
Pemilihan media deasin juga harus mempertimbangkan karakteristik dan preferensi audiens
target. Pertanyaan yang perlu dijawab termasuk: Apakah audiens cenderung mengkonsumsi
kontens secara digital atau cetak? Apakah audiens lebih aktif di media social atau media
tradisional seperti televise atau cetakan?
3. Jenis Informasi
Tipe informasi yang ingin disampaikan juga akan memengaruhi pemilihan media desain, apakah
informasi tersebut bersifat visual, audio atau kombinasi keduanya? Jika informasi bersifat audio
visual, maka media seperti video atau animas mungkin lebih cocok. Jika informasi lebih bersifat
teks atau gambar statis, maka media cetak atau digital seperti brosus, majalah atau situ web
mungkin lebih tepat.
4. Kontek Penggunaan
Konteks penggunaan desain juga harus dipertimbangkan. Apakah desain akan digunakan dalam
ruang ublik, seperti papan reklame atau signage? Atau akan digunakan secara digital melaui situ
web, aplikasi, atau media social? Memahami konteks penggunaan akan membantu dalam
memilih media yang paling sesuai dengan situasi tersebut.
31
32
32
33
Bahan produksi dapat mencakup berbagai jenis, termasuk bahan logam, plastik, kayu, kain,
kertas, keramik, dan masih banyak lagi. Setiap bahan memiliki keunikan tersendiri dalam hal
kekuatan, kelenturan, daya tahan, keinginan, dan tampilan visual. Penting bagi desainer untuk
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan-bahan ini untuk memilih bahan yang
paling sesuai dengan kebutuhan desain dan produksi.
pemrosesan, dan finishing yang sesuai untuk masing-masing bahan. Desainer perlu
mempertimbangkan proses manufaktur yang akan dilakukan, seperti pemotongan pembentukan,
pengecoran, penyambungan, dan penyelesaian permukaan, serta bagaimana bahan tersebut akan
bercaksi terhadap proses tersebut.
Selain itu, desainer juga harus mempertimbangkan faktor keberlanjutan dan dampak lingkungan
dari bahan produksi. Pengetahuan tentang bahan-bahan ramah lingkungan, daur alang, atau
bahan alternatif dapat membantu desainer membuat pilihan yang bertanggung jawab secara
sosial dan lingkungan.
33
34
34
35
35
36
Laminasi adalah proses penutupan permukaan desain dengan lapisan pelindung seperti lapisan
plastic transparan atau matte. Laminasi tidak hanya memberikan tampilan yang lebih baik, tetapi
juga melindungi desain dari kerusakan fisik, noda, dan kelembaban.
Pengepakan adalah proses yang dilakukan untuk mengemas produk dalam kemasan yang sesuai
agar dapat dijual atau didistribusikan dengan aman. Pengepakan yang baik akan memastikan
produk tetap terlindungi selama pengiriman dan memudahkan penggunaan atau
pemasangan oleh konsumen.
Penyelesaian permukaan melibatkan proses seperti pelapisan, embossing, debossing atau
perlakuan lainnya pada permukaan karya desain untuk mencapai efek visual atau tekstur yang
diinginkan. Penyelesaian permukaan dapat memberikan dimensi tambahan pada desain dan
menambah nilai estetika.
1. Laminasi
Proses penambahan lapisan pelindung transparan pada permukaan desain. Biasanya
menggunakan lapisan film plastik atau lapisan kertas yang dilapisi dengan bahan ng Laminasi
memberikan perlindungan terhadap kerusakan fisik, seperti, goresan, air, aus, serta
meningkatkan tampilan visual dengan memberikan kilau atau tekstur tambahan.
2. Varnish
lapisan transparan yang dioleskan pada permukaan desain menggunakan alat sperti kuas atau
semprotan Varnish memberikan perlindungan tambahan terhadap goresan kerusakan fisik, serta
memberikan kilau atau efek tekstur pada desain. Ada berbagai jenis varnish, termasuk varnish
glossy, matte, atau satin, yang dapat memberikan tampilan yang berbeda sesuai dengan
preferensi desainer.
36
37
3. Spot UV
Spot UV adalah teknik finishing yang melibatkan penambahan lapisan UV pada area tertentu di
desam. Dengan menggunakan sinar ultraviolet, arca yang ditentukan akan memiliki efek la atau
refleksi yang menarik. Spot UV digunakan untuk menyorot elemen-elemen desain penting atau
memberikan efek visual tambahan yang mencolok
5. Spot UV
Spot UV adalah teknik finishing yang melibatkan penambahan lapisan UV pada area tertentu di
desam. Dengan menggunakan sinar ultraviolet, arca yang ditentukan akan memiliki efek meyala
atau refleksi yang menarik. Spot UV digunakan untuk menyorot elemen-komen desain pg atau
memberikan efek visual tambahan yang mencolok.
6. Perforsi
Proses membuat lubang – lubang kecil atau garis – garis pada desain dengan menggunakan alat
khusus. Perforasi memungkinkan untuk membuat area yang dapat dilepas dan memberikan fitur
interaktif pada desain, seperti kupon, tiket, atau kartu yang dapat dipisahkan.
37
38
38
39
Salah satu kegiatan utama ialah pengujian dan evaluasi produk desain yang melibatkan
memeriksa kualitas, kesalahan, dan kecocokan produk dengan spesifikasi yang ditetapkan serta
mengevaluasi apakah produk desain telah mencapai tujuan dan kebutuhan pengguna.
Selain itu, mencakup aktivitisa pengemasan dan pelabelan produk desain. Pengemasan yang baik
akan melindungi produk selama pengiriman dan menjaga tampilan estetika yang baik.
Selanjutnya, melibatkan distribusi atau pengiriman produk desain kepada klien atau pengguna
akhir. Pengiriman dapat melalui berbagai saluran seperti pengiriman fisik, pengiriman digital,
atau pemasangan langsung di lokasi yang ditentukan.
Terakhir, pengelolaan dokumen dan arsip. Dokumen yang lengkap dan teratur dari setiap proyek
desain penting untuk referensi masa depan, perbaikan, dan pengembangan desain yang lebih
baik.
Pascaproduksi
39
40
Sebagai desainer, kita harus memikirkan proses produksi dan dampaknya pada masa depan.
Apakah produk kita berguna untuk di masa depan atau tidak.
41
42
Proses pasca produksi sangat penting untuk memastikan kualitas produk dan juga mengetahui
kepuasan klien/pengguna.
42
43
Melibatkan pemilihan bahan kemasan yagn sesuai, teknik pengemasan yang efektif, serta desain
kemasan yang menarik. Tujuannya adalah menciptakan kesan pertama yang kuat.
Pertama, pemilihan bahan kemasan yang tepat sangatlah penting. Bahan kemasan dapat berupa
kertas, karton, plastic, dan sebagainya.
Selanjutnya Teknik pengemasan yang efektif dilakukan agar mempermudah pengemasan dan
agar lebih rapi juga memungkinkan memenuhi tujuan packaging.
1. Jenis Kemasan
Mencakup pemahaman tentang berbagai jenis kemasan yang dapat digunanakan dalam DKV,
seperti kotak, amploy, dan sebagainya.
2. Bahan Kemasan
Mencakup pemahaman tentang berbagai bahan kemasan yang dapat digunakan untuk kemasan,
misalnyo karton, kertas, plastic, kain, dan sebagainya
43
44
8. Pengalaman Pengguna
Desainer perlu memikirkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan kemasan. Apakah ada
elemen interaktif atau mekanisme khusus yang dapat meningkat pengalaman pengguna.
10.Aspek Fungsional
Kemasana tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga praktis dan fungsional.
11.Inovasi
Desainer dapat mengeksplorasi teknik cetak yang unik, penggunaan bahan yang tidak
konvensional, atau penggunaan elemen interaktif yang tidak biasa untuk menciptakan
pengalaman yang menarik dan tak terlupakan.
44
45
45
46
Review, kita melihat ulasan dari klien dan pengguna akan estetika, fungsi, ketahanan dari produk
yang dibuat
Evaluasi, kita mengevaluasi dari semua ulasan yang diberikan klien dan pengguna terkait
produk.
Revisi Desain, Apabila ulasan mengatakan ada yang kurang atau semacam sugesti, maka desain
bisa direvisi sehingga sesuai dengan yang diinginkan klien dan juga pengguna.
1. Review Desain
Sebagai desainer kita harus memahami ulasan yang diberikan oleh klien dan pengguna, agar
mengetahui kekurangan dan kelebihan produk.
2. Evaluasi Desain
Sebagai desainer, kita harus memahami dan mengevaluasi setiap ulasan yang diberikan sehingga
dapat meningkatkan kualitas produk yang diciptakan.
3. Revisi Desain
Sebagai desainer, apabila terdapat kekurangan dalam desain maka perlu dilakukannya revisi agar
menyempurnakan desain tersebut
4. Pengujian Desain
Untuk mengetahui kualitas desain, maka perlu dilakukannya uji coba terhadap desain.
46
47
47