PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk
yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya.
Tahapan perancangan sangat diperlukan untuk memudahkan
engineer bekerja;
1. Pekerjaan tepat waktu
2. Biaya sesuai rencana dan
3. Produk berfungsi dengan baik.
Dalam merancang suatu alat atau produk diperlukan sebuah acuan yang
digunakan untuk membuat alat atau produk tersebut. Sehingga kita harus
mengetahui metode-metode perancangan yang digunakan oleh para enginer
didunia sehingga langkah-langkah yang kita lakukan dapat diketahui letak
keslahannya andaikan alat atau produk kita gagal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
a. Mahasiswa mengetahui metode-metode peancangan.
b. Mahasiswa dapat menganalisa perbedaan masing-masing metode.
c. Mahasiswa dapat memilih metode yang sesuai dengan keadaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Metode Perancangan Pahl Beitz
Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang
dijelaskan dalam bukunya; Engineering Desaign : A Systematic Approach. Cara
merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-
masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah :
1. Perencanaan dan penjelasan tugas
2. Perancangan konsep produk
3. Perancangan bentuk produk (embodiment design)
4. Perancangan detail
Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas
tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya,
pada langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen
produk sudah diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu.
Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama
menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase
tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan
balik untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri
setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase
berikutnya.
2
3
2.1.1 Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi
khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk
ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut merupakan olahan
hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan segmen masyarakat. Fase
pertama tersebut perlu diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum
produk tersebut dikembangkan lebih lanjut.
Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau
requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang
merupakan batas-batas untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk
yang dimuat dalam suatu daftar persyartan teknis. Fase perencanaan produk
tersebut baru dapat memberikan hasil yang baik, jika fase tersebut memperhatikan
kondisi pasar, keadaan perusahaan dan ekonomi negara.
Pada perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian
setiap kegiatan dalam proses perancangan.
4
2.1.3 Perancangan Bentuk (Embodiment Desaign)
Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase
perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlahnya lebih banyak
dari jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk.
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar
skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian
rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk
produk, yang dalam geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat
melakukan fungsinya. Konsep produk yang sudah digambarkan pada preliminary
layout, sehingga dapat diperoleh beberapa preliminary layout.
Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik
lagi dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya.
Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah
dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kriteria teknis,kriteria ekonomis dan lain-
lain yang lebih ketat untuk memperoleh layout yang terbaik yang disebut
definitive layout.
Definitive layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk,
kekuatan, kelayakan finansial dan lain-lain.
1. IDENTIFY
2. IDEATE
5
a
6. REFINE
5. ANALYZE
4. DECIDE
3. IMPLEMENT
6
3. Membuat sketsa dan catatan
Sketsa merupakan ide desainer yang dituangkan dalam visual 2
dimensi atau 3 dimensi. Sketsa dibuat untuk ide yang disertai
dengan catatan, sehingga ide ini nantinya dapat dipelajari dan
dibicarakan bersama.
4. Mengumpulkan data
Kegiatan mengumpulkan data berdasarkan kecenderungan
masyarakat, rancangan yang berhubungan, sifat-sifat fisik, laporan
penjualan, mempelajari pasar.
b. Brainstorming
Brainstorming adalah teknik penyelesaian masalah dimana anggota
kelompok secara spontan mengungkapkan ide.
Aturan brainstorming yaitu:
1. Kritikan dilarang, pendapat tentang ide harus disimpan.
2. Kebebasan dianjurkan.
7
3. Kuantitas dituntut, artinya semakin banyak ide semakin mudah
mengambil atau menemukan ide cemerlang.
4. Kombinasi dan perbaikan kebutuhan. Harus dicari cara untuk
perbaikan ide yang lain.
e. Survei opini
Desainer harus mengetahui sikap konsumen tentang produk baru, pada
tahap desain awal.
1. Apakah produk dibutuhkan?
2. Apakah konsumen tertarik pada produk?
3. Apakah produk akan dibeli?
4. Bentuk seperti apa yang disukai?
5. Berapa harga yang mereka sanggup untuk produk ini?
6. Apakah warna dan ukurannya bagus?
Untuk melakukan survei, level konsumen sasaran produk harus di
identifikasi, misalnya apakah peljar, karyawan, dan lail-lain
8
area dan volume kira-kira. Ilmu geometri membantu dalam menentukan hubungan
tempat, sudut antara bidang, panjang dari struktur, hubungan permukaan dan
bidang, dan hubungan geometrik lainnya. Sebelum gambaran geometri bisa
diaplikasikan, perancang harus dapat menggambar pandangan ortographis untuk
menskalakan dari pandangan yang membantu diproyeksikan.
Geometri diskriptif mempunyai aplikasi yang paling besar dalam langkah-
langkah perbaikan ide dan proses perancangan, langkah ini olehpara perancang
disebut membuat gambar-gambar berskala dengan peralatan-peralatan untuk
memeriksa dimensi dan geometri yang tidak bisa di ukur dengan akurat pada
sketsa yang tidak memakai skala.
9
kapasitas, kecepatan, jarak pengoperasian, pengepakan, dan kebutuhan
penggapaian dan informasi sejenis.
e. Kekuatan
Kebanyakan analisa dalam perancangan suatu produk yang diperlukan
adalah analisa kekuatan sebuah produk untuk menahan beban produk
maksimum, menahan kejutan khusus, dan kepentingan menahan gerakan
berulang.
f. Faktor ekonomi
Para perancang harus bersaing secara ekonomi untuk mempunyai
sebuah kesempatan menjadi sukses. Oleh karena itu sebelum
mengeluarkan sebuah produk untuk diproduksi, seorang perancang harus
menganalisa biaya produk tersebut dan memperkirakan batas keuntungan.
Dua metode dari pemberian harga sebuah produk adalah perincian dan
perbandingan harga.
g. Model
Model adalah bantuan yang efektif untuk menganalisa sebuah
rancangan dalam tingkat akhir dari pengembangan model tersebut. Para
perancang menggunakan model 3 dimensi untuk mempelajari sebuah
proposi produk, pengoperasian, ukuran, fungsi, dan daya guna. Tipe dari
model yang sering digunakan adalah model konseptual, mock-up,
prototype, dan model lay out system, model material, model skala, dan
model test.
2.2.5 Keputusan
Setelah seorang perancang menyusun analisa perbaikan dan pengembangan
untuk beberapa desain, kemudian salah satu dari desain tersebut harus dipilih
untuk diimplementasikan. Proses pengambilan keputusan untuk menentukan
semua kesimpulan tentang penemuan-penemuan signifikan, keistimewaan,
perkiraan-perkiraan dan rekondisi-rekondisi desain tersebut dimulai dengan
presentasi dari perancang (tim perancang). Agar mudah pelaksanaannya
preseentasiharus terorganisir dan juga dapat mengkomunikasikan semua
kesimpulan serta rekomendasi yang ditentukan si perancang sebab hal ini sangat
berarti untuk memperoleh dukungan agar proyek tersebut nantinya dapat
diterapkan menjadi suatu kenyataan. Pada umunya tim membuat keputusan dari
mana pembiayaan harus diperoleh. Sekalipun pengambilan keputusan dipengaruhi
oleh fakta, data, analisa, yang pada akhirnya penilaian subjektiflah yang terbaik.
Tujuan dari laporan secara lisan dan tertulis adalah untuk memproleh
kesimpulan dari suatu proses pelaksanaan proyek sedemikian rupa sehingga
nantinya dapat diambil keputusan apakah desain tersebut nantinya diterapkan atau
10
tidak.salah satu dari tiga jenis pengambilan keputusan yang mungkin dibuat
adalah :
1. Penerimaan, suatu desain mungkin dapatditerima secara keseluruhan,
dengan adanya indikasi kesuksesan darisi perancang.
2. Penolakan, suatu desain mungkin ditolak secara keseluruhan, dan bukan
berarti siperancang tersebut gagal. Perubahan dalam situasi ekonomi,
desakan oleh para pesaing, atau faktor lain diluar kendaliperancang
mungkin membuat desain usang, prematur, atau tak menguntungkan.
3. Kompromi, suatu desain mungkin tidak disetujui sebagian dan kompromi
menjadi jalan keluar.
2.2.6 implementasi
Implementasi adalah langkah terakhir dalam proses desain, dimana sebuah
desain menjadi nyata. Perancang mendetailkan produk dalam gambar kerja
dengan spesifikasi dan catatan fabrikasi. Metode grafik sangat penting dalam
proses implementasi, karena semua produk diproses berdasrkan gambar kerja dan
spesofokasinya. Implementasi juga melibatkan pengemasan, penggudangan,
distribusi, dan penjualan prosuk.
a. Gambar kerja
Gambar kerja dengan pandangan ortografik, dimensi-dimensi dan
beberapa catatan menggambarkan bagaimana caranya membuat suatu
bagian dari produk. Pengoperasian secara tepat dari gambar kerja dapat
memastikan hasil produk akan dapat diidentifikasi apabila instruksi-
instruksi di dalam gambar diikuti, tanpa memperthatikan tempat dimana
produk tersebut dibuat.
b. Spesifikasi
Spesifikasi adalah catatan-catatan dsn instruksi-instruksi tertulisyang
mendukung informasi yang ditunjukan dalam gambar-gambar tersebut.
Spesifikasi mungkin saja dipersiapkan sebagai dokumen-dokumen yang
dibuat secara terpisah yang mendukung/menyertai gambar-gambar atau
berdiri sendiri manakala gambaran grafik tidak diperlukan.
c. Gambar rakitan
Gambar rakitan mengilustrasikan bagaimana bagian-bagian tunggal
apabila disatukan menjadikannya produk akhir. Gambar rakitan dapat
digambarkan dengan gambar 3 dimensi atau pandangan ortografik dalam
keadaan terakit penuh, benar-benar terpisah atau sebagian terpisah.
11
Verifikasi Desain
Desain Rinci Desain Wujud
(prot. Fungsional)
Verifikasi Desain Validasi Desain
Pemeliharaan Dokumen (Prot.
Produksi
Perencanaan Komersial)
ProsesMasal
Produksi
(Prot. Profesional)
Dari flowchart diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
12
b. Pembuatan spesifikasi desain dan klarifikasi biaya.
c. Ajukan spesifikasi desain dan kalakulasi biaya kekonsumen.
d. Pembuatan konsep desain.
e. Ajukan konsep desain kekonsumen dan persetujuan.
f. Pembuatan drawing.
g. Ajukan drawing ke marketing/konsumen dan persetujuan desain.
h. Pembuatan prototype.
i. Ajukan prototype kekonsumen/marketing, verifikasi desain dan
persetujuan desain.
j. Perencanaan mutu.
k. Perencanaan proses manufaktur.
l. Perencanaan proses inspeksi.
m. Trial produk perdana/pertama.
n. Validasi desain.
o. Serahkan output desain kemarketing dan produksi.
13
2.3.5 Protorype fungsional
Setelah didapatkan desain wujud, maka rancangan tersebut harus diverifikasi
menggunakan media prototype atau contoh produk. Pada tahap ini prototype yang
dibuat masih terbatas pembuktian terhadap fungsi utama produk. Contoh, jika kita
merancang sebuah tempat tidur, fungsi utama tempat tidur adalah mampu
menahan beban orang yang tidur diatasnya, maka prototype yang kita buat juga
harus mampu menahan beban orang tersebut. Prototipe dibagi dalam tiga
kelompok :
a. Prototipe fungsional.
b. Prototipe profesional.
c. Prototipe komersial.
Setelah prototipe selesai dibuat, maka perlu dilakukan verifikasi yang
melibatkan pihak konsumen (bisa diwakilkan marketing), bagian produksi, bagian
pengendali kualitas dan pimpinan. Poin-poin dalam verifikasi diantaranya adalah :
a. Permasalahan yang ditemukan.
b. Sketsa permaslahan.
c. Siapa yang menemukan masalah tersebut.
d. Analisa permasalahan.
e. Keputusan/solusi tiap permasalahan.
f. Penanggung jawab penanganan masalah tersebut (PIC).
Language
Brai
voice Air Ear Brain
n
Noise
Noise Noise
14
Language
Brain Brain
Hand Symbols Eye
15
a. Dibuat sesuai dengan lot/batch standar pabrik tersebut, dengan memberikan
syarat reject 0 (nol) persen.
b. Dibuat setengah dari jumlah lot/batch, dengan syarat reject 0 (nol) persen.
c. Dibuat dan dikirim langsung kekonsumen, jika produk yang dikerjakan
hanya berjumlah sedikit, misal hanya 1 produk. Konsumen diminta
memberikan penilaian dan hasil penilaian akan menentukan apakah produk
tersebut sudah valid atau belum.
Parameter yang digunakan pada lembar validasi desain sama dengan lembar
verifikasi desain.
16
Merencana
Mengkonsep
Merancang
penyelesaian
2.4.1 Merencana
Yaitu merencanakan desain apa yang akan dibuat. Tahap ini berisi tentang
masukan desain dan rencana realisasi desain tersebut. Tahapan ini sama dengan
tahap input desain dan rencana desain.
2.4.2 Mengkonsep
Memberikan sketsa dan spesifikasi teknis terhadap ide desain yang sudah
ditetapkan.
2.4.3 Merancang
Memberikan desain wujud dan desain rinci terhadap ide desain. Ide ini sudah
melewati analisa, pemilihan dan penentuan ide desain.
2.4.4 Penyelesaian
Melakukan finishing terhadap rancangan desain, dengan melakukan verifikasi
terhadap konsumen/marketing dan menyiapkan dokumen untuk disampaikan
kepada lini produksi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Metode perancangan bermacam-macam diantaranya
1. Metode Pahl Beitz
2. Metode James H. Erle
3. Metode ISO 13485
4. Metode VDI 2222
b. Metode yang paling sederhana yaitu metode VDI 2222.
c. Metode yang rumit dan panjang adalah metode ISO 13485.
18