Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

D3 KEBIDANAN KELAS REG 2 TK 2


NAMA ANGGGOTA :
1. Cintani Sayhaqiqi (2215401055)

2. Dewi Fatmawati (2215401062)

3. Della Novita (2215401058)

4. Diandia Sondang (2215401065)

DOSEN PENGAMPU :

1. Mugiati SKM.M,Kes

2. Marlina SST,M.Kes

3. Warjidin Aliyanto ,SKM,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
―Menyusun SAP Dan Metode Pembelajaran Promosi
Kesehatan‖.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini


adalah untuk memenuhi tugas Mugiati SKM,M.,Kes,
Marlina SST,M.Kes, dan Warjidin Aliyanto SKM,M.Kes
pada mata kuliah Promosi Kesehatan dalam Praktik
kebidanan..

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu


dosen Mugiati SKM,M.,Kes, Marlina SST,M.Kes, dan
Warjidin Aliyanto SKM,M.Kes selaku dosen kuliah
Promosi Kesehatan dalam Praktik kebidanan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 2 Januari 2024

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 8

2.1 Memilih Kebutuhan Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan ................................. 8

2.2 Menyusun TIU Dan TIK Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan. ......................... 9

2.3 Menyusun Materi Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan. .................................. 10

2.4 Menentukan Metode Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan. ............................ 11

2.5 Merancang Tempat Dan Waktu Penyusunan SAP Dan Metode Promosi
Kesehatan. ...................................................................................................................................... 17

2.6 Merancang Strategi Pendidikan Penyusunan SAP Dan Metode Promosi


Kesehatan. ...................................................................................................................................... 18

3
2.7 Merancang Evaluasi Dalam Promosi Penyusunan SAP Dan Metode Promosi
Kesehatan. ...................................................................................................................................... 18

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 22

3.2 Saran ......................................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan


merupakan bagian penting dalam pendidikan
kesehatan. SAP adalah rencana pembelajaran yang
mencakup tujuan, materi, metode, dan penilaian.
Sementara itu, metode pembelajaran promosi
kesehatan melibatkan berbagai pendekatan untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat.
Proses pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk
perilaku sehat, dan untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu
memenuhi kebutuhan, serta merubah atau
mengendalikan lingkungan. Terdapat berbagai
pendekatan dalam promosi kesehatan, seperti
pendidikan kesehatan, peningkatan kesehatan,
pengembangan kesehatan, dan pemasaran social.
Sumber yang relevan juga menyebutkan bahwa
terdapat dua jenis tujuan instruksional yang harus
disertakan dalam rancangan SAP, yaitu Tujuan
Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional
Khusus (TIK). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
penyusunan SAP dalam merencanakan pembelajaran
yang efektif
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Memilih Kebutuhan Penyusunan SAP


Dan Metode Promosi Kesehatan ?

5
2. Bagaimana Menyusun TIU Dan TIK Penyusunan
SAP Dan Metode Promosi Kesehatan ?
3. Bagaimana Menyusun Materi Penyusunan SAP
Dan Metode Promosi Kesehatan ?
4. Bagaimana Menentukan Metode Penyusunan SAP
Dan Metode Promosi Kesehatan ?
5. Bagaimana Merancang Tempat Dan Waktu
Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan
?
6. Bagaimana Merancang Strategi Pendidikan
Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan
?
7. Bagaimana Merancang Evaluasi Dalam Promosi
Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan
?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Memilih Kebutuhan Penyusunan


SAP Dan Metode Promosi Kesehatan.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Menyusun TIU Dan
TIK Penyusunan SAP Dan Metode Promosi
Kesehatan.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Menyusun Materi
Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Menentukan Metode
Penyusunan SAP Dan Metode Promosi Kesehatan.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Merancang Tempat
Dan Waktu Penyusunan SAP Dan Metode Promosi
Kesehatan.

6
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Merancang Strategi
Pendidikan Penyusunan SAP Dan Metode Promosi
Kesehatan.
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Merancang Evaluasi
Dalam Promosi Penyusunan SAP Dan Metode
Promosi Kesehatan.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Memilih Kebutuhan Penyusunan SAP Dan Metode Promosi


Kesehatan

SAP (Satuan penyusun penyuluhan) merupakan seperangkat acara


penyuluhan yang akan diselenggrakan termasuk topik,tempat,ssaran,pemateri dan
konsep acara.penyusun SAP terbagi menjadi tiga tahap,tahap pendahuluan,tahap
penyajian,dan tahap penutup.

Proposal adaah rencana kerja yang disusun secara sistemtis dan terinci
untuk suatu kegiatan yang bersifat formal.Proposal adalah suatu usulan kegiatan
perlu dukungan artau persetujuan pihak lain.Proposal adalah suatu bentuk
rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar.

A. Tujuan Susunan SAP


a) Memberikan landasan pokok bagu pelatih dan peserta
b) Pelatihan dalam pencapaian kesuksesan belajar
c) Memebri gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek karena disusun
dengan menggunakan pendekatan
d) Berakibat terhadap nurturant effect
e) Sistem,memeberi pengaruh terhadap pengembagan individu peserta
pelatihan karena dirancang secara matang sewbelum pembelajaran
B. Kerangka Menyusun SAP?
a) Menentukan prioriotas masalah
b) Mengidenfikasikan area/pesan pokok
c) Menetukan tujuan
d) Menetukan sasaran
e) Menentukan isi
f) Menetukan metode dan media
g) Menentukan rencana kegiatan terdidi dari

8
a. Pendahuluan: Mempersiapkan segala alat dan bahan yang di perlukan
untuk pelaksanaan pendidikan,menjelaskan maksud program dan
tujuannya.
b. Penyajian: Penyampaian pesan sesuai metoda dan media yang digunakan
c. Penutup: Menguji keberhasilan penyampaian pesan dan tindak lanjut.
d. Menentukan evaluasi : Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap
keberhasilan program pendidikan dengan melihat perubahan yang terjdi
pada aspek pengetahuan ,sikap dan keterampilan sesuai rancangan TIK
dan TIU yang telah disusun sebelumnya.

2.2 Menyusun TIU Dan TIK Penyusunan SAP Dalam Metode Promosi
Kesehatan.

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) berisi kompetensi umum yang


diharapkan dapat dikuasi, didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh
individu/keluarga/masyarakat setelah selesai penyampaian satu pokok
bahasan. Rumusan penulisan TIU : kata kerja + objek (kompetensi).
Contoh : setelah mengikuti materi ini, klien dapat : melakukan perawatan
yang diperlukan sendiri.
B. Tujuan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :TIK atau tujuan pembelajaran:
berisi kompetensi khusus yang akan dicapai oleh individu/ keluarga/
masyarakat setelah mengikuti satu materi pendidikan. Kompetensi tersebut
merupakan jabaran dari TIU. Berbeda dengan TIU, kompetensi pada TIK
dimulai dengan jenjang yang lebih rendah dan lingkup yang lebih sempit.
Rumusan dalam TIK mengandung 4 unsur: Sasaran + kata kerja dan objek
+ kondisi+ kondisi penguasaan

Contoh:

Klien S +dapat menjelaskan konsep Luka +minimal 80%

S KK O TP

C. Topik atau pokok bahasan: Topik atau pokok bahasan merupakan judul
yang mencerminkan isi materi pendidilkan yang konsisten dengan setiap TIK.

9
Untuk menemukan pokok bahasan ini anda harus membaca unsur objek dalam
TIK. Unsur objek dalam TIK menunjukkan pokok bahasan

D. Sub Pokok Bahasan : Sub pokok bahasan atau sub topik adalah sub judul
yang mencerminkan rincian materi pendidikan yang konsisten dengan pokok
bahasan. Contoh:

a) Pengertian luka
b) Penyebab luka, dst

E. Estimasi waktu yang dibutuhkan dalam mengajarkan materi setiap sub


pokok bahasan: Estimasi waktu merupakan perkiraan waktu (dalam satuan
menit) yang dibutuhkan pendidik untuk menyampaikan/mengajarkan materi
pendidikan untuk setiap sub pokok bahasan. Estimasi waktu ini penting
dilakukan untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam
penyampaian seluruh materi.

F. Sumber Kepustakaan. : Merupakan buku-buku atau sumber materi lain


(majalah, koran, jurnal, internet, dll) yang dijadiakn refrensi dalam setiap
pokok bahasan atau sub bahasan.

2.3 Menyusun Materi Penyusunan SAP Dan Metode Promosi


Kesehatan.

A. Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal


sebelum memasuki penyajian materi yang akan disuluhkan.
Pada tahap ini penyuluh menjelaskan secara singkat tentang
materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat
materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi
tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui masyarakat
serta tujuan yang harus dicapai masyarakat pada akhir
pertemuan. Membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau
sekitar 5 % dari waktu penyuluhan.

10
B. Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang
utama dalam suatu pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian
berikut
a) Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun
non verbal (grafik, gambar, benda sebenarnya, model, dan
demonstrasi gerak)
b) Contoh dan non contoh yang praktis serta konkret dari
uraian konsep
c) Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk
menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam
bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar (80-90%) dari waktu
penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian.
C. Tahap penutup : tahap terakhir suatu penyuluhan. Tahap ini
meliputi 3 kegiatan, yaitu :
a) Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau
dikerjakan peserta penyuluhan. Seringkali tes ersebut
dilaksanakan secara tidak formal atau tidak tertulis
b) Umpan balik
c) Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus
dilakukan atau dipelajari peserta penyuluh selanjutnya, baik
untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam
pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri.
Tahap ini membutuhkan waktu 10-20 menit atau 10-15 %
dari waktu pengajaran.
2.4 Menentukan Metode Penyusunan SAP Dan Metode Promosi
Kesehatan.

Metode penyusunan SAP (Satuan Acara Pendidikan) dan


metode promosi kesehatan melibatkan langkah-langkah yang perlu
dipertimbangkan. Untuk menentukan metode penyusunan SAP,
langkah-langkahnya meliputi menentukan tujuan, sasaran, materi,
metode, media, serta evaluasi. Sementara itu, dalam konteks metode

11
promosi kesehatan, langkah-langkahnya meliputi menentukan strategi
posisioning, memilih media promosi kesehatan, merumuskan butir-
butir materi secara terperinci, dan menentukan metode penyuluhan.
Dalam kedua konteks ini, pemilihan metode didasarkan pada
tujuan, sasaran, dan konteks komunikasi yang relevan. Metode
diartikan sebagai cara pendekatan tertentu. Didalam proses belajar,
pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara)
mengajar yang cocok atau relevan, sesuai dengan kondisi setempat.
Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode
belajar yang paling baik dan tidak ada satu pun metode belajar yang
berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup
tentang penerapan, metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan
waktu yang berbeda. Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran
yang sama, tetapi waktu dan atau tempat yang berbeda dalam
pelaksanaanya memerlukan metode yang berbeda Demikian juga
sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama,
membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode
yang sama. Ketepatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam
mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri.
A. Jenis Metode, Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu
metode didaktif dan metode sokratik. Metode didaktik didasarkan
atau dilakukan secara satu arah atau one way method. Tingkat
keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik
bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya: ceramah,
film, leaflet, booklet, poster, dan siaran radio, kecuali siaran radio
yang bersifat interaktif, dan tulisan di media cetak). Metode
sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah (two ways method).
Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta
didik bersikap aktif dan kreatif (misalanya: diskusi kelompok,
debat, panel, forum, seminar, bermain peran. demonstrasi, studi
kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan) . Metode dalam

12
melakukan pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu
a. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
b. Metode Pendidikan Kelompok
c. Metode Pendidikan Massa
B. Aspek Penilaian Metode mempertimbangkan hal-hal berikut:
a) Disesuaikan dengan tujuan pendidikan
b) Bergantung pada kemampuan pendidiknya
c) Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas
d) Harus disesuaikan dengan waktu penyampaian pesa
e) Mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada
C. Klasifikasi Metode
Menurut Notoatmodjo (1993) dan WHO (1992), metode
pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu
metode pendidikan individu, kelompok, dan massa.
D. Metode pendidikan inividu
a. Bimbingan dan Konseling : Bimbingan berisi penyampaian
informasi yang berkenan dengan masalah pendidikan, pekerjaan,
pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran.
Informasi dalam bimbingan dimaksudkan memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan
perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak langsung. Konseling
adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan konseling
(peserta pendidik) mengenal dan menerima diri sendiri serd realistis
dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya (Nurihsan, 2005).
Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan, dan
merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat
pendidikan. Konseling membantu konseling dalam masalah-masalah
pribadi (sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri,
dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta

13
membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan
tingkah laku.
Proses konseling terdiri atas tiga tahap (Cavagnh, 1982), yaitu:
a) Tahap awal. Meliputi pengenalan, kunjugan, dan dukungan
lingkungan.
b) Tahap pertengahan. Berupa kegiatan penjelasan masalah klien, dan
membantu apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kemabli
masalah klien
c) Tahap akhir. Ditandai oleh penurunan kecemasan klien. Terdapat
perubahan perilaku kearah positif, sehat dan dinamik, tujuan hidup
yang jelas di masa yang akan datang, dan terjadi perubahan sikap
b. Wawancara cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan
dan konseling. Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan untuk mengetahui
apakah perilaku yang sudah atau belum diadopsi memiliki dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat.
E. Metode pendidikan kelompok, Metode kelompok dibagi menjadi 2
yaitu: Kelompok Besar Sasarannya berjumlah lebih dari 15 orang,
dapat menggunakan metode ceramah dan seminar.
1). Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah.
Persiapan: Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah
harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika
yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema,
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat,
slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya
Pelaksanaan Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah
apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah Untuk dapat
menguasai sasaran (dalam arti psikologis). penceramah dapat

14
melakukan hal-hal seperti sikap dan penampilan yang meyakinkan,
tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara yang cukup keras
dan jelas, pandangan harus tertuju pada seluruh peserta ceramah,
berdiri di depan (di pertengahan) tidak duduk, menggunakan alat-alat
bantu lihat. Metode ini digunakan untuk pendidikan menengah ke atas.
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting
2). Kelompok Kecil Peserta kegiatan dalam kelompok kecil berjumlah
kurang dari 15 orang.
3). Diskusi Kelompok, Dalam diskusi kelompok agar semua anggota
kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi
duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap- hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya
dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk
di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama
sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan keterbukaan
untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi, pemimpin
diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa
pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok
harus mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan
dominasi dari salah seorang peserta.
4). Curah pendapat (Brain Storming), Metode ini merupakan
modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan
atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart
atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,

15
tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota
dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
5). Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan
kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Msreka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
6). Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group), Kelompok langsung
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang
kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama
dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya. Bennain peran (Role Play).
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertenta untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,
sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
7). Permainan Simulasi (Simulation Game), Metode ini merupakan
gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain
monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain
beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

16
D. Metode pendidikan massa, Metode pendidikan massa dilakukan
untuk mengonsumsikan pesan- pesap kesehatan yang ditujukan untuk
masyarakat. Karena sasaran pendidikan bersifat umum, dalam arti
tidak membedakan golongan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan.
Umumnya, bentuk pendekatan massa diberikan secara tidak langsung.
biasanya menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini
merupakan contoh metode pendidikan massa yakni:
a) Ceramah umum (public speaking). Pada acara-acara tertentu,
misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau
pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan
salah satu bentuk pendekatan massa.
b) Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik,
baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi
kesehatan massa.
c) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa
2.5 Merancang Tempat Dan Waktu Penyusunan SAP Dan Metode
Promosi Kesehatan.

Untuk merancang tempat penyuluhan SAP promosi kesehatan, ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, menentukan tujuan dari rencana
penyuluhan promosi kesehatan. Tujuan ini dapat berupa peningkatan pengetahuan
kesehatan masyarakat, yang diharapkan dapat memicu sikap mendukung perilaku
sehat, dan membentuk perilaku sehat. Kedua, menentukan sasaran atau target dari
penyuluhan, baik individu, kelompok, maupun komunitas dalam berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Ketiga, menentukan materi yang akan disampaikan dalam
penyuluhan, serta teknik dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Selain
itu, perlu juga mempersiapkan tempat dan peralatan yang dibutuhkan saat
penyuluhan, serta mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan dengan baik.

17
2.6 Merancang Strategi Pendidikan Penyusunan SAP Dan
Metode Promosi Kesehatan.

Untuk merancang strategi pendidikan penyusunan SAP dan


metode promosi kesehatan berupa advokasi, bina suasana (social
support), dan gerakan masyarakat (empowerment) serta ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan. Proses pendidikan kesehatan harus
memiliki tujuan utama yaitu mengubah pengetahuan masyarakat agar
terbentuk perilaku hidup sehat. Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik
menyusun SAP dan metode pembelajaran promosi kesehatan. SAP
(Satuan Acara Penyuluhan) terdiri dari beberapa komponen antara
lain: pokok bahasan, sasaran, waktu, tempat, metode, media, dan
evaluasi.
Selain itu, perlu juga menentukan tujuan promosi kesehatan,
sasaran promosi kesehatan, isi/materi promosi kesehatan, dan
menetapkan metode. Dalam penyusunan SAP, perlu juga
memperhatikan dasar penyusunan SAP, yaitu Undang-undang nomor
20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional.

2.7 Merancang Evaluasi Dalam Promosi Penyusunan SAP Dan


Metode Promosi Kesehatan.

Dalam merancang evaluasi dalam promosi penyusunan SAP


dan metode promosi kesehatan, terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Tahapan tersebut antara lain mengidentifikasi sasaran,
menyusun jadwal rencana pelaksanaan penyuluhan, menentukan
prioritas pengajaran, menetapkan tujuan, menentukan isi materi
promosi kesehatan, memilih metode dan alat bantu/media promosi,
merancang kegiatan penyuluhan, dan menyusun rencana evaluasi.
Evaluasi harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan,
dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan
dievaluasi, dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.

18
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen,
termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan
evaluasi, tidak lain karena orang ingin mengetahui apa yang telah
dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua masukan yang
diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang
dilakukan memberi hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan.
Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator
mengetahui hasil programnya dan berdasarkan itu mengadakan
penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif,
(Klineberg). Dalam paparan ini, akan dipaparkan beberapa konsep
mengenai evaluasi yang selanjutnya akan dikaitkan dengan penerpaan
promosi kesehatan.
Secara keseluruhan, evaluasi ini tidak terlepas dari perencanaan, dan
juga merupakan bagian dari, siklus administrasi, yang terdiri dari 3
fase, yaitu: perencanan, pelaksanaan dan evaluasi. Berkenaan dengan
perencanaan program promosi kesehatan, dimana secara rinci
direncanakan program yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada, sedangkan pelaksanaan program promosi kesehatan adalah
fase dimana perencanaan dilaksanakan.
Selama fase pelaksanaan, semua kesalahan sewaktu menyusun
perencanaan akan terlihat. Begitu juga dengan kekuatan dan
kelemahan yang muncul selama fase pelaksanaan merupakan refleksi
dari proses perencanaan
Sedangkan evaluasi sebagai fase berikutnya, merupakan fase
dimana dilakukan pengukuran hasil dari program promosi kesehatan.
Pada fase ini dilihat apakah perencanaan dan pelaksanaan program
promosi kesehatan dapat dilanjutkan, dan juga sebagai alat bantu
untuk menyusun perencanaan selanjutnya. Dengan perkataan lain,
evaluasi program promosi kesehatan adalah kegiatan yang dirancang
untuk mengukur hasil dari program promosi kesehatan, baik pada
aspek pengetahuan, sikap, praktek atau performance maupun status

19
kesehatan. Evaluasi bertujuan untuk mengukur efisiensi dan efikasi
dari program promosi kesehatan.
Efisiensi program promosi kesehatan diukur dari kesesuaian sumber
daya yang telah dialokasikan dengan tercapainyan tujuan. Sedangkan
efikasi program promosi kesehatan diukur dari perubahan yang terjadi
apakah betul-betul disebabkan oleh program promosi kesehatan yang
dijalankan.
Fraenkel mengklasifikasi evaluasi menjadi 3, yaitu:
1. diagnostic evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu
penilaian kebutuhan atau identifikasi masalah;
2. formative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu
program promosi kesehatan sedang berlangsung, guna melihat
efektivitas dari program; dan
3. summative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir
program, untuk melihat apakah program masih akan dilanjutkan,
dimodifikasi atau dihentikan.
Sedangkan Green mengklasifikasi evaluasi program promosi
kesehatan menjadi:
1. evaluasi proses (process evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan
selama program promosi kesehatan sedang berlangsung, karena
bertujuan untuk melakukan monitoring. Evaluasi ini merupakan
evaluasi yang paling sering dilakukan, karena mudah dan murah;
2. evaluasi dampak (impact evaluation), yaitu evaluasi yang juga
dilakukan selama program sedang berlangsung dan bertujuan untuk
menilai perubahan pengetahuan, sikap maupun praktek atau
ketrampilan sasaran program. Jenis evaluasi ini lebih mahal, lebih
sulit dan lebih jarang dilakukan dibanding evaluasi proses.
3. evaluasi hasil (outcome evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan
di akhir program, karena bertujuan untuk mengukur perubahan status
kesehatan, seperti morbiditas, mortalitas, fertilitas, dan lain-lain serta
kualitas hidup sasaran program promosi kesehatan.

20
Jenis evaluasi ini merupakan evaluasi yang paling bermanfaat
tetapi paling mahal dan sulit untuk menilai apakah perubahan betul-
betul akibat program promosi kesehatan yang dilakukan bukan karena
program lain yang juga dilakukan. Oleh sebab itu, jenis evaluasi ini
paling jarang dilakukan. Konsep dasar dari monitoring dan evaluasi
tersebut di atas, menjadi acuan dalam proses monitoring dan evaluasi
dalam penerapan promosi kesehatan berikutnya. Seperti yang telah
dipahami, monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang
berlangsung serta melakukan telaah (review) secara berkala dapat
memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah
atau kendala yang dihadapi. Informasi tersebut dapat dijadikan dasar
untuk melakukan pengarahan kembali untuk rencana kegiatan
selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (Outcome Evaluation) harus dapat
mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat
atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan
teliti dan segera dicari solusinya.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk mewujudukan atau mencapai visi misi promosi


Kesehatan secara efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan
pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi kesehatan.
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara
global ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan
Sosial (Social support), dan Pemberdayaan Masyarakat
(Empowerment). Di dalam piagam Ottawa dirumuskan pula strategi
baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu Kebijakan
Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy), Lingkungan yang
mendukung (Supportive Environment), Reorientasi Pelayanan
Kesehatan (Reorient Health Service), Keterampilan Individu
(Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat (Community Action).

Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan agar masyarakat


lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Pemilihan srategi promosi kesehatan yaitu
diantaranya Ceramah, Media Massa, Instruksi individual,
Simulasi,Modifikasi Perilaku dan Pengembangan Masyarakat. Dalam
pemilihan srategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri,
intinya adalah agar srategi promosi kesehatan program-programnya
semakin berkembang dan tidak salah sasaran.

22
3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca


khususnya kita sebagai penyuluh kesehatan dapat memahami
tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui
penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai
penyuluh kesehatan dapat menjadi bagian dari pembangunan
kesehatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nababan Sudarwati, S.Kep., Ners., M.Kes.Promosi Kesehatan


Program Inovasi Dan Penerapan.Kota Bandung Jawa
Barat.Media Sains Indonesia.2021.

DR.Kenre Ishak.SKM.M.Kes. Pendidikan Dan Promosi


Kesehatan. Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains
Muhammadiyah Sidrap. 2022.

Farida M.Kes. Menyusun SAP dan metode pendidikan


kesehatan.Promosi Kesehatan. Vol 3.2019.

Wulan Shinta M.Kes. Teknik Menyusun SAP Dan Metode


Pembelajaran Promosi Kesehatan.Vol 7.2020.

Chasanah Nur.Supriani Ani. Penerapan Metode Praktik Untuk


Meningkatkan Kemampuan Melaksanakan Promosi
Kesehatan.Vol 2.2020.

Dian Pitaloka Priasmoro, S. Kep.,M.Kep. Konsep &


Penerapan Promosi Kesehatan Pada Berbagai Tatanan.
Purwokerto Malang. CV. IRDH (Research & Publishing)
Anggota IKAPI.2022.

24
SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI BURUK
Kasus
Way Kandis merupakan suatu tempat yang sangat padat dan merupakan tempat dengan jumlah
bayi dan balita yang banyak, dengan masalah yang cukup banyak juga tentang kesehatan bayi dan
balitanya, hasil pengkajian tentang kesehatan bayi/balita sebagai berikut : dari 20 bayi dan balitanya,
terdapat 5 bayi/balita mengalami gizi buruk dengan BB dibawah garis merah.
Topik : Gizi Buruk

Judul : Deteksi Dini Penyimpangan Nutrisi Pada Anak

Sasaran : Warga Way Kandis

Hari, Tanggal : 17 Maret 2024

Waktu : 20 menit

Tempat : Posyandu Way Kandis

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta yang mengikuti acara penyuluhan mampu memahami tentang deteksi dini
penyimpangan nutrisi pada anak

2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui:

a. Mengetahui tentang pengertian tentang Gizi Buruk


b. Mengetahui faktor penyebab gizi buruk
c. Mengetahui jenis dan tanda gejala gizi buruk
d. Mengetahui makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi
e. Mengetahui cara mencegah gizi buruk
f. Mengetahui penatalaksanaan gizi buruk
B. Materi Isi
25
1. Pengertian gizi buruk
2. faktor penyebab gizi buruk
3. Jenis dan tanda gejala gizi buruk
4. Makanan yang baik dan sehat untuk dikonsumsi
5. Pencegahan gizi buruk
6. Penatalaksanaan atau pengobatan gizi buruk
C. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah warga Way Kandis

D. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab

E. Media Penyuluhan
I. Leaflet
II. Power Point

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu

a. Memberi salam dan


perkenalan a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan, b. Mendengarkan dan
manfaat dan cakupan memperhatikan
materi

1. PEMBUKAAN 5 menit

26
a. Menjelaskan
pengertian gizi buruk
b. Menyebutkan faktor
penyebab gizi buruk
c. Menjelaskan jenis d
tanda gejala gizi buruk
d. Memberikan contoh
makanan yang baik
untuk BB a. Mendengarkan dan
e. Menjelaskan cara memperhatikan
mencegah gizi buruk b. Memperhatikan dan
f. Menjelaskan menyimak.
penatalaksanaan gizi c. Bertanya jika ada yang
buruk tidak jelas.

2 KEGIATAN INTI 10 menit

a. Berdiskusi mengenai
a. Bertanya atau
materi yang
menjawab
disampaikan
pertanyaan
b. Mengevaluasi
b. mendengarkan
pengetahuan warga
dan
Cicahur tentang materi
memperhatika
yang disampaikan
c. menjawab
dengan memberi sesi
salam
tanya jawab
c. Menyimpulkan materi
yang telah
disampaikan
d. Memberi salam
3. PENUTUP 5 menit

27
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan Media
c. Menyiapkan tempat
d. Kontrak waktu dengan sasaran
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Lisan :

a. Coba Jelaskan kembali pengertian gizi buruk


b. Sebutkan faktor penyebab gizi buruk
c. Sebutkan jenis dan tanda gejala gizi buruk
d. Sebutkan makanan yang sehat dan baik untuk di konsumsi
e. Jelaskan pencegahan gizi buruk
f. Jelaskan bagaimana penatalaksanaan atau pengobatan gizi buruk

28
MATERI GIZI BURUK
A. Pengertian gizi buruk
Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi
medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali
disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya
absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup
kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya
nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika
tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama
suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat
mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.
Tanda-tanda dari banyak kasus malnutrisi yaitu ketika cadanagn nutrisi dihabiskan
dan nutrisi serta energi yang masuk tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari atau tidak memenuhi tanbahan metabolic yang meningkat.
Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan
makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat
bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara klinis
digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan
jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap
(tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit), dibantu dengan
pemeriksaan laboratorium.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.
Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik
kwashiorkor.

29
B. Penyebab Gizi Buruk
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF ada dua
penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu:
1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang
dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan
sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya
beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik
3. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu:
a. Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
b. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak
c. Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai
d. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada
balita, yaitu:
 Keluarga miskin
 Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak
 Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran
pernapasan dan diare.
Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :
1. Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau
lebih.
2. Balita tidakmendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat makanan selain ASI
sebelum umur 6 bulan.
3. Balita tidakmendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau
lebih.
4. MP-ASI kurang dan tidak bergizi
5. Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui.
6. Balita menderita sakit dalam waktu lama,seperti diare,campak, TBC, batukpilek
7. Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.
C. Jenis-jenis dan tanda gejala gizi buruk
Gizi buruk terbagi menjadi empat jenis yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan Marasmic-Kwashiorkor
serta
Obesitas.
Ciri-Ciri Anak Kurang Gizi (MEP Ringan) Yang menonjol adalah ganggun
21
0
pertumbuhan: Anak terlihat kurus Berat badan sulit bertambah, atau bahkan cenderung
turun Tinggi badan bisa normal atau kurang berdasarkan usianya Perbandingan antara berat
badan terhadap tinggi badan normal atau dibawah normal Pengukuran lingkar lengan atas
(Lila) didapatkan hasil lebih kecil dari normal Pematangan tulang terhambat Aktifitas dan
perhatian kurang dibandingkan dengan anak-anak sehat lainnya. Tebal lipatan kulit
biasanya berkurang
1. Kwasiorkor
Kwasiorkor memiliki ciri-ciri:
a. Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah)
membulat dan lembab
b. Pandangan mata sayu
c. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit
dan mudah rontok
d. Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
e. Terjadi pembesaran hati
f. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
g. Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
h. Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
i. Anemia dan diare.
2. Marasmus
Marasmus memiliki ciri-ciri
a. Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Mudah menangis/cengeng dan rewel
d. Kulit menjadi keriput
e. Jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)
f. Perut cekung, dan iga gambang
g. Seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
h. Diare kronik atau konstipasi (susah buang air).
3. Marasmic-Kwashiorkor
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis
kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok

21
1
4. Obesitas
Obesitas adalah masalah gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan
akumulasi jaringan lemak secara berlebihan di seluruh tubuh, dimana terdapat penimbunan
lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Obesitas berarti berat badan (BB) yang melebihi BB rata-rata. Seseorang yang memiliki berat
badan 20% lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal berarti
mengalami obesitas
D. Makanan yang baik untuk gizi buruk
1. Berikan semua jenis produk susu
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi bisa mendapatkan asupan gizi cepat dari
semua jenis produk susu. Produk susu mengandung kalsium, protein dan lemak yang bisa
membuat anak lebih cepat gemuk. Kemudian produk susu bisa membantu tubuh anak
mendapatkan rangsangan yang baik untuk menghasilkan insulin sehingga bisa membuat anak
memiliki kadar gula yang sempurna. Ada berbagai jenis produk susu yang bisa diberikan
kepada anak secara langsung seperti susu sapi, keju dan yogurt. Semua jenis produk susu ini
bisa diberikan setiap hari dan perhatikan jika anak juga mengalami alergi susu sapi. Maka
pertimbangan lain bisa dilakukan yaitu dengan memberikan jenis susu nabati dari susu
kedelai dan susu air beras.
2. Semua produk olahan berkalori tinggi
Anak yang kurus dan kurang gizi membutuhkan asupan kalori yang sangat tinggi. Kalori
bisa menjadi sumber tenaga dan sumber energi untuk tubuh anak. Ada tiga jenis unsur utama
kalori tinggi seperti lemak, karbohidrat dan protein. Anda bisa mencoba untuk memberikan
bubur atau makanan padat yang diolah dari kacang-kacangan, biji-bijian, keju alpukat. Anda
bisa mencoba membuatnya dalam bentuk bubur atau sup.
3. Berikan semua makanan tinggi protein
Anak yang mengalami kurang gizi biasanya akan sangat kekurangan protein. Ini bisa
menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat dan sangat lambat. Untuk mengatasi ini
maka Anda bisa memberikan semua jenis menu yang diolah dari bahan tinggi protein seperti
ikan salmon, ikan tuna, daging ayam, daging bebek, telur, ikan lele dan semua jenis olahan
kedelai. Untuk olahan kedelai maka Anda bisa memberikan susu kedelai atau sari kacang
hijau.
4. Bubur gandum dan bubur beras merah
Anak yang mengalami kurang gizi juga harus menerima makanan padat yang bisa
membuat pencernaan membaik. Berbagai jenis makanan yang padat namun bisa membuat
21
2
berat badan anak lebih cepat naik seperti bubur gandum dan bubur beras merah. Untuk
memberikan rasa maka Anda bisa menambahkan kaldu ayam atau kaldu sapi. Namun untuk
awal pemberian maka sebaiknya tidak terlalu banyak, sebab biasanya perut anak belum
nyaman untuk mendapatkan makanan padat.
5. Olahan telur
Telur mengandung vitamin dan protein yang sangat tinggi. Salah satu nutrisi yang sangat
penting dari telur adalah kolin. Kolin bisa membuat anak mendapatkan pertumbuhan yang
baik, rangsangan pertumbuhan otot dan sistem syaraf serta bisa meningkatkan fungsi otak
sehingga anak menjadi cerdas. Untuk memberikan telur pada anak maka Anda harus
memberikan telur yang memang sudah dimasak dengan baik. Misalnya dengan membuat
olahan rebusan telur, telur goreng dengan minyak zaitun, omelet telur, atau memasukkan telur
ke dalam sup, bubur atau nasi.
6. Selai kacang untuk camilan anak
Kacang tanah mengandung lemak tak jenuh tunggal. Anda bisa mencoba untuk memberikan
selai kacang sebagai bahan yang mengandung protein tinggi. Selain itu olahan selai kacang
juga sudah mengandung minyak kepala, gula dan garam. Semua nutrisi ini penting untuk
anak yang masuk ke masa pertumbuhan. Anda bisa mencoba memberikan selai kacang
dengan cara menambahkan dalam camilan anak, seperti roti gandum atau biskuit.
7. Olahan biji-bijian terproses
Semua jenis makanan yang terbuat dari biji-bijian sangat baik untuk anak. Berbagai jenis
makanan ini termasuk seperti roti gandum, oatmeal, sereal, dan kelompok nasi. Bahkan Anda
juga bisa memberikan olahan biji-bijian yang sudah diproses seperti biskuit gandum dan
bubur gandum. Semua jenis makanan ini juga mengandung serat dan karbohidrat. Jika anak
tidak menderita alergi gluten maka bisa diberikan secara rutin kepada anak.
8. Olahan daging
Daging sangat penting untuk anak yang menderita kurang gizi. Daging mengandung zat besi
yang bisa membantu produksi sel darah merah pada anak sehingga bisa mengatasi anemiua.
Kemudian daging juga mengandung zat besi dan magnesium yang bisa meningkatkan fungsi
otak anak dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Agar anak-anak bisa makan daging
dengan baik maka Anda bisa mencoba untuk mengolah daging menjadi hidangan yang
lembut. Anda bisa mencampurnya dengan jenis makanan lain seperti tahu, tempe, telur, dan
bubur. Anda bisa mengajari anak untuk makan daging secara pelan sehingga mereka tidak
terkena gangguan pencernaan seperti sembelit.
9. Semua jenis olahan keju
21
3
Semua jenis olahan keju mengandung nutrisi yang sangat penting untuk anak seperti vitamin D,
kalsium, protein, lemak dan fosfor. Semua nutrisi ini bisa membantu tubuh menjadi lebih
sehat sekaligus juga mendorong anak memiliki pertumbuhan tulang yang lebih sehat. Anak –
anak biasanya tidak suka jika harus makan keju secara langsung, karena itu Anda bisa
mencampurnya dengan sereal, camilan dengan roti atau biskuit. (baca: manfaat keju untuk
bayi)
10. Olahan ikan
Semua jenis olahan ikan sangat baik untuk anak yang mengalami kekurangan gizi. Ikan
mengandung protein yang sangat baik untuk meningkatkan fungsi otot dan tulang. Kemudian
ikan juga mengandung berbagai jenis lemak sehata seperti omega 3 yang bisa membuat otak
anak menjadi lebih cerdas. Bahkan konsumsi ikan secara teratur juga bisa membuat sistem
syaraf dan mata anak menjadi lebih sehat. Beberapa jenis ikan yang disarankan seperti ikan
salmon, ikan nila, ikan lele, ikan sarden, ikan tuna dan jenis ikan yang lain. Ikan sebaiknya
juga harus dimasak hingga matang seperti menjadi bubur atau ikan kukus.
11. Menu sup sayuran hijau
Kemudian selain berbagai jenis daging dan ikan maka Anda juga harus mulai memberikan
sayuran yang berwarna hijau. Sayuran hijau bisa membuat anak menerima berbagai zat yang
penting untuk masa pertumbuhan seperti zat besi, kalsium, vitamin C, dan juga mineral
seperti kalium yang sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung. Anda bisa mencoba
memberikan sayuran hijau yang sudah dimasak menjadi bubur atau sup. Beberapa sayuran
yang sangat disarankan terutama sayuran yang mengandung glukosinates seperti brokoli,
kembang kol, sawi , kubis dan jenis lainnya.
12. Semua sayuran dan buah berwarna cerah
Selain jenis sayuran yang berwarna hijau maka Anda juga harus mencoba memberikan sayuran
dan buah yang berwarna cerah. Sayuran dan buah yang berwarna cerah sangat baik untuk
anak karena mengandung vitamin A yang sangat tinggi. Vitamin A tidak hanya untuk
meningkatkan fungsi mata tapi juga membantu agar sistem kekebalan tubuh anak meningkat
sehingga anak tidak mudah sakit. Beberapa jenis sayuran berwarna misalnya seperti tomat,
wortel, pepaya, labu, jeruk dan jenis sayuran atau buah yang lain.
E. Pencegahan Gizi Buruk

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:

21
4
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai
dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan
umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan
mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang
dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu. Cermati
apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera
konsultasikan hal itu ke dokter.
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola
dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5. Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam
bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah
sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula
suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil
yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi
kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
F. Penatalaksanaan
1. Jika Anda memiliki anak yang diduga mengalami malnutrisi atau kurang gizi ada baiknya
untuk segera membawanya ke rumah sakit sebagai pertolongan pertama. Hal ini sesuai dengan
saran yang diutarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dengan demikian, dokter
dapat memeriksa keadaan anak dengan seksama dan dapat mengobati dehidrasi maupun
infeksi yang terjadi.
2. Pada fase awal pengobatan, seorang anak akan diberikan asupan gizi yang disalurkan melalui
hidung—ini berlangsung hingga 1 minggu. Jika keadaan sang anak sudah terlihat membaik
dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu rehabilitasi. Pada tahap ini sang anak dapat diberi ASI.
Seringkali anak membutuhkan dukungan secara emosi ataupun fisik, sehingga nafsu
makannya dapat bertambah.
3. Perhatian dan pemberian kasih sayang merupakan cara yang paling ampuh dalam mengobati
sang anak. Beberapa dokter dan ahli gizi bisa jadi membantu para ibu dengan memberikan tips
praktis dalam merawat anak atau dalam memilih menu makanan yang bergizi agar terhindar
dari kekambuhan.

21
5
4. Setelah kondisi anak benar-benar pulih, ia dapat dirawat di rumah dan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan secara berkala baik itu di rumah sakit atau klinik anak untuk
mendapatkan perawatan lanjutan yang memadai. Demikianlah pengobatan yang dapat Anda
lakukan jika sang anak mengalami kekurangan gizi.

21
6
DAFTAR PUSTAKA

Rochmawati, Lusa, Ina Kuswanti, and Fitria Melina. "Edukasi dan Pemantauan Pertumbuhan Pada
Balita Sebagai Upaya Deteksi Dini Risiko Stunting Melalui Pendampingan di Posyandu." Pengabdian
Masyarakat Cendekia (PMC) 2.2 (2023): 48-51.

21
7

Anda mungkin juga menyukai