Anda di halaman 1dari 5

JURNAL UTAMA

JUDUL PENANGANAN AWAL KEGAWATDARURATAN DENGAN


BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA SISWA KELAS X DI
SMK GELORA JAYA NUSANTARA MEDAN

PENULIS Resmi Pangaribuan


Ika Ariyanti
Arni Juwita
Cinsih Rotua Lubis
Hanna M. Karo Karo

PENERBIT Jurnal GEMBIRA (Pengabdian Kepada Masyarakat)


Vol. 2, No. 1, Februari 2024
E-ISSN 2985-3346

LATAR Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan


BELAKANG tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan. Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian usaha awal untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang
yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest).
Umumnya kecelakaan terjadi secara tiba-tiba, tanpa diduga
sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat bervariasi, bisa
berupa cedera ringan, sedang, berat, bahkan sampai meninggal dunia.
Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa terjadi dengan satu
korban, banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban
(bencana).
Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui dan
mengaplikasikan prosedur pertolongan awal kegawatdaruratan dengan
bantuan hidup dasar dengan mengajarkannya kepada siswa/siswi yang
bersekolah di lingkungan tersebut.

METODOLOGI Metode yang digunakan adalah one groups Pretest-Posttest design.


Dilakukan pada 30 orang siswa kelas X. Kegiatan yang digunakan
dalam program pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan dan
simulasi Pelatihan pertolongan awal kegawatdaruratan dengan
bantuan hidup dasar bagi siswa kelas X SMK Gelora Jaya Nusantara
Medan

HASIL Siswa Kelas X yang mengikuti kegiatan penyuluhan dan simulasi ini
memahami tentang cara pertolongan awal kegawatdaruratan dengan
bantuan hidup dasar bagi siswa kelas X SMK Gelora Jaya Nusantara
Medan mampu meningkatkan pengetahuan siswa kelas X tentang
bagaimana cara melakukan pertolongan yang mengalami henti nafas
henti jantung.
30 peserta yang ikut dalam kegiatan pengabdian ini yang memiliki
pengetahuan baik tentang kegawatdaruratan Kesehatan sebelum
diberikan penyuluhan dan simulasi sebanyak 40% dan setelah
diberikan intervensi berupa penyuluhan dan simulasi meningkat
menjadi 85% memiliki pengetahuan baik. Sedangkan untuk
demonstrasi BHD 15% yang bisa melakukan namun belum sempurna
dan setelah dilakukan demonstrasi dan praktik mandiri meningkat
menjadi 80% bisa melakukan BHD Sesuai yang sudah dijelaskan.

JURNAL PENDUKUNG 1

JUDUL Efektivitas Video Latihan Terhadap Ketepatan Bantuan Hidup Dasar


di Luar Rumah Sakit

PENULIS Insana Maria


Annalia Wardhani

PENERBIT Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)


Volume 8, Number 2, Juli-Desember 2023
P- ISSN: 2527-5798
E-ISSN: 2580-7633

LATAR Upaya penatalaksanaan kegawatdaruratan dengan melakukan bantuan


BELAKANG hidup dasar di luar rumah sakit sangat berhubungan dengan
pengetahuan dan sikap orang awam sebagai pemberi bantuan.
Tindakan kegawatdaruratan dengan jalan napas yang aman, proses
inspirasi dan ekspirasi pernapasan dan sirkulasi darah yang lancar
merupakan upaya dari batuan hidup dasar. Penatalaksanaan
kegawatdaruratan bantuan hidup dasar yang cepat dan tepat akan
mampu menyelamatkan dan menghindari trauma berat yang beresiko
dialami oleh korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas video training terhadap ketepatan bantuan hidup dasar
diluar rumah sakit.

METODOLOGI Metode yang digunakan untuk pengembangan hipotesis penelitian


dengan menggunakan desain Penelitian Quasy Eksperimental dengan
instrument kuesioner dan penggunaan video dalam penanganan BHD.
Ekspektasi terbesar terdapatnya efektifitas Video Training terhadap
ketepatan BHD di luar Rumah Sakit di Desa Sungai Alat Kecamatan
Astambul.
Populasi penelitian masyarakat kecamatan Astambul yang berusia 25
– 45 tahun baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah
971 jiwa. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian adalah 30
subjek per group sehingga jumlah sampel ada 60 subjek.
Menggunakan p-value sig-0,000 < 0,05 yang berarti terdapat
efektivitas menggunakan uji statistik uji t berpasangan (paired t-test).
Ethical Clearance telah dilakukan dengan hasil approve nomor 001
/KE/YBIPSI/I/2023.

HASIL Pengembangan hasil penelitian dapat menunjukkan data demographic


meliputi gender, age, Education, pengalaman menghadapi situasi
gawat darurat menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak 60
orang yang terbagi responden intervention group sebanyak 30 orang
dan control group sebanyak 30 orang. Diketahui berdasarkan
characteristic partisipan mayoritas gender perempuan, berusia 17-25
tahun, education senior high school dan mayoritas memiliki
pengalaman dalam kejadian kegawatdaruratan dirumah. Hipotesis
quasi experimental menunjukkan hasil penayangan video training
bantuan hidup dasar dengan nilai ‘p’ kurang dari 0,000 memiliki hasil
pengaruh yang signifikan. Diketahui hasil penelitian menunjukkan
peningkatan pada skor post tes dengan signifikasi 1.14 dibandingkan
skor pre tes.
Menunjukkan perbedaan post test data dan pre test data melalui unsur
pengetahuan, sikap dan kemampuan melakukan tindakan atau skill.
Pengetahuan mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 2.80,
pola ini juga terjadi pada sikap dan skill. Hasil penelitin menunjukkan
bahwa skor post tes kemampuan penatalaksanaan bantuan hidup dasar
sebagian besar meningkat dibandingkan saat pre test.

JURNAL PENDUKUNG 2 INTERNATIONAL


JUDUL Early Extracorporeal CPR for Refractory Out-of-Hospital Cardiac
Arrest
PENULIS MM Suverein, TSR Delnoij, R. Lorusso, GJ Brandon Bravo
Bruinsma, L. Otterspoor, CV Elzo Kraemer, APJ Vlaar, JJ van der
Heijden, E. Scholten, C. den Uil, T. Jansen, B. van den Bogaard, M.
Kuijpers, KY Lam, JM Montero Cabezas, AHG Driessen, SZH
Rittersma, BG Heijnen, D. Dos Reis Miranda, G. Bleeker, J. de Metz,
RS Hermanides, J. Lopez Matta, S. Eberl, DW Donker, RJ van Thiel,
S. Akin, O. van Meer, J. Henriques, KC Bokhoven, L. Mandigers, JJH
Bunge, ME Bol, B. Winkens, B. Essers, PW Weerwind, JG Maessen,
dan MCG van de Poll
PENERBIT The New England Journal of Medicine
Vol. 388 No.4
N Engl J Med 2023;388:299-309.
LATAR Aritmia ventrikel adalah penyebab utama henti jantung di luar rumah
BELAKANG sakit. Inisiasi dini bantuan hidup dasar dengan kompresi dada
berkualitas tinggi dan defibrilasi eksternal memberikan peluang
terbaik untuk memulihkan sirkulasi spontan. Namun, bila tindakan ini
gagal dan serangan jantung terjadi. tidak dapat menerima intervensi
medis, peluang untuk bertahan hidup dengan penggunaan resusitasi
kardiopulmoner konvensional (CPR; bantuan hidup jantung tingkat
lanjut standar) menurun dengan cepat seiring berjalannya waktu.
Resusitasi jantung paru ekstrakorporeal (CPR) mengembalikan perfusi
dan oksigenasi pada pasien yang tidak memiliki sirkulasi spontan.
Bukti mengenai efek CPR ekstrakorporeal terhadap kelangsungan
hidup dengan hasil neurologis yang baik pada pasien henti jantung di
luar rumah sakit yang sulit disembuhkan masih belum dapat
disimpulkan.
METODOLOGI Dalam uji coba multisenter, acak, dan terkontrol yang dilakukan di
Belanda, kami menugaskan pasien yang mengalami serangan jantung
di luar rumah sakit untuk menerima CPR ekstrakorporeal atau CPR
konvensional (dukungan kehidupan jantung lanjutan standar). Pasien
yang memenuhi syarat adalah berusia antara 18 dan 70 tahun, telah
menerima CPR pengamat, mengalami aritmia ventrikel awal, dan tidak
mengalami kembalinya sirkulasi spontan dalam waktu 15 menit
setelah CPR dimulai. Hasil utamanya adalah kelangsungan hidup
dengan hasil neurologis yang baik, yang didefinisikan sebagai skor
Kategori Kinerja Serebral 1 atau 2 (kisaran, 1 hingga 5, dengan skor
yang lebih tinggi menunjukkan kecacatan yang lebih parah) dalam 30
hari.
HASIL Dari 160 pasien yang menjalani pengacakan, 70 menerima CPR
ekstrakorporeal dan 64 menerima CPR konvensional; 26 pasien yang
tidak memenuhi kriteria inklusi saat masuk rumah sakit dikeluarkan
dari penelitian. Dalam 30 hari, 14 pasien (20%) pada kelompok CPR
ekstrakorporeal masih hidup dengan hasil neurologis yang baik,
dibandingkan dengan 10 pasien (16%) pada kelompok CPR
konvensional (rasio odds, 1,4; interval kepercayaan 95%, 0,5 hingga
3,5;P=0,52). Jumlah efek samping serius per pasien serupa pada kedua
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai