Anda di halaman 1dari 13

Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.

php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

ASESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI

Vina Farhatunnisa Haryono


Rahma Aulia
Rika Sri Wahyuni
Lathipah Hasanah
Email: e-mail: vina.farfarhatun21@mhs.uinjkt.ac.id
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Received: 29 Oktober 2022/ Accepted: 10 November 2022 / Published online: 30 Desember 2022
© 2022 PIAUD UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Abstrak
Anak usia dini merupakan masa yang mendasari kehidupan manusia selanjutnya.
Pada periode ini anak sudah dapat mendengar, melihat, dan menirukan apa yang
dilihat, didengar, dan dirasakannya. Perkembangan kognitif anak usia dini sangat
penting untuk diperhatikan dan juga didukung. Dengan begitu anak dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yang dilakukan di TK As-salaf Tahfidzul Qur’an Tangerang Selatan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui perkembangan kognitif anak, mendeskripsikan
hasil assesment perkembangan kognitif anak di dalam TK As-salaf Tahfidzul Qur’an
Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan dalam
mengembangkan kognitif anak berupa konsep menghitung bilangan,
mengelompokan, mengurutkan benda sesuai dengan bentuk, warna, fungsi, dan
ciri-cirinya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara kepada guru
di TK As-salaf Tahfidzul Qur’an Tangerang Selatan. Assesment ini mempunyai
dampak yang positif dalam penerapan perkembangan kognitif, karena dapat
meningkatkan aspek kognitif anak usia dini. Begitu pula dengan aspek-aspek yang
lainnya seperti aspek sosial emosional, bahasa, nilai agama dan moral, serta seni.
Kata kunci: asesmen, perkembangan, kognitif, anak

Abstract
Early childhood is a period that underlies the next human life. In this period, children
can hear, see, and imitate what they see, hear, and feel. Early childhood cognitive
development is very important to pay attention to and also support. That way children
can grow and develop properly. This research used a qualitative descriptive
approach which was carried out in the As-Salaf Tahfidz Qur'an Kindergarten, South
Tangerang. The purpose of this study was to determine children's cognitive
development, to describe the results of an assessment of children's cognitive
development in As-Salaf Tahfidzul Qur'an Kindergarten, South Tangerang. The
results of this study indicate that activities in developing children's cognitive are in
the form of the concept of counting numbers, grouping, sorting objects according to
their shape, color, function, and characteristics. The data collection technique used

63 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

was interviews with teachers at As-Salaf Tahfidzul Qur'an Kindergarten, South


Tangerang. This assessment has a positive impact on the application of cognitive
development, because it can improve the cognitive aspects of early childhood.
Likewise with other aspects such as social-emotional aspects, language, religious
and moral values, and art.
Keywords: assessment, development, cognitive, children

Pendahuluan
Masa anak usia dini, adalah masa dalam fantasi, masih mudah frustasi,
keemasan (golden age) dimana kegiatan masih kurang pertimbangan dalam
yang berlangsung, atau apa yang sedang melakukan sesuatu, daya perhatian yang
dilihat, didengar, dan dirasakannya, anak pendek, bergairah untuk belajar dan
dapat dengan mudah menirukan yang banyak belajar dari pengalaman, semakin
orang dewasa lakukan. Maka dari itu menunjukan minat terhadap teman
alangkah baiknya jika kita memperlihatkan (Khaironi, 2018). Karakter-karakter inilah
atau menerapkan segala perbuatan yang yang tidak dapat dipisahkan dari anak usia
baik. Usia ini adalah usia yang sangat dini.
menentukan dalam pembentukan karakter Adapun beberapa aspek anak usia
dan kepribadian anak. Usia dini dini yang harus kita ketahui, yaitu aspek
merupakan usia ketika anak mengalami perkembangan fisik motorik. Aspek
pertumbuhan dan perkembangan yang kognitif anak, aspek sosial emosional,
pesat (Khaironi, 2018). aspek bahasa dan aspek nilai agama dan
Usia dini merupakan periode awal moral. Pada aspek fisik ini meliputi
yang paling penting dan mendasar pertambahan berat badan, pertumbuhan
sepanjang rentang pertumbuhan serta tinggi badan, dan lain sebagainya, serta
perkembangan kehidupan manusia pada motorik ini terbagi menjadi dua yaitu
(Suryana, 2002). Masa keemasan inilah motorik halus dan motorik kasar, dimana
yang memperkuat bahwa perkembangan motorik halus meliputi kegiatan yang
pada anak usia dini sangat penting untuk menggunakan otot kecil dan koordinasi
diperhatikan. Anak-anak mempunyai mata dan tangan. Sedangkan pada
karakter dan kepribadian yang berbeda. motorik kasar meliputi kegiatan yang
Karakter dan kepribadian anak dapat menggunakan otot besar seperti berlari,
dilihat dari latar belakang keluarga dan menendang dan lain sebagainya. Aspek
lingkungannya. Oleh sebab itu, sebagai kognitif, kognitif seringkali diartikan
orang tua, keluarga ataupun guru, kita sebagai kecerdasan atau berpikir, pada
harus memperhatikan betul lingkungan dasarnya kognitif adalah pengertian yang
anak yang akan kita bentuk untuk masa luas mengenai berpikir dan mengamati, jdi
depannya. Adapun beberapa karakteristik merupakan tingkah laku yang
anak usia dini, diantaranya yaitu, unik, mengakibatkan orang memperoleh
egosentris, aktif dan energik, rasa ingin pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk
tahu yang kuat dan antusias terhadap menggunakan pengetahuan. Adapun
banyak hal, eksplorasi dan berjiwa aspek sosial emosional dimana anak
petualang, spontan, senang, dan kaya dapat berinteraksi atau berkomunikasi
64 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

dengan baik terhadap orang yang lebih tua Adapun contoh kegiatan main yang
ataupun teman sebayanya, dan dapat dapat dirancang adalah bermain puzzle,
saling membantu ataupun saling percobaan-percobaan sains sederhana,
memberikan perhatian terhadap teman dan bermain maze (Suryana, 2016).
ataupun yang lainnya, aspek bahasa Menurut Piaget kognitif adalah seluruh
adalah kemampuan anak dalam bertutur perjalanan perkembangan anak untuk
kata, dapat menata bahasanya, pada anak membentuk kemampuan kognitifnya,
usia dini perkembangan bahasa ini dimulai mulai dari bayi hingga dewasa. Hal itu
dari anak menyebutkan satu kata, tentunya melibatkan sebuah skema
contohnya, mama, papa, dan lain penting dalam hidup. Skema adalah
sebagainya kemudian berlanjut menjadi tindakan cerminan pikiran, hal ini terjadi di
dua kata dan seterusnya. Terakhir yaitu masa bayi. Misalnya menghisap jempol,
aspek nilai agama dan moral, pada aspek tindakan refleks terhadap obyek atau
ini anak dilihat dari kemampuannya untuk mainan, skema mental adalah tingkah laku
bersikap, bertingkah laku dan bertutur kata yang berkembang saat masa kanak-
dengan baik kepada orang yang lebih tus kanak. Semakin dewasa, maka semakin
dan begitupun kepada teman-temannya. paham pula skema dalam hidup yang
Istilah kognitif (cognitive) berasal harus melibatkan beberapa hal seperti,
dari kata cognition atau knowing berarti pemecahan masalah dan berbagai strategi
konsep luas dan inklusi yang mengacu dalam menghadapi hidup. Tak hanya
pada kegiatan mental yang tampak dalam skema. Manusia akan menjalani hal-hal
pemerolehan, organisasi/penataan dan seperti asimilasi, akomodasi, organisasi,
penggunaan pengetahuan. Dalam arti keseimbangan (equilibrium) dan
yang luas, kognitif merupakan ranah ekuilibrasi.
kejiwaan yang berpusat di otak dan Tahapan Kognitif Menurut Jean Piaget
berhubungan dengan konasi (kehendak), 1. Periode Sensori motor (usia 0-2
afeksi (perasaan) (Rohman, 2009). tahun)
Kognitif merupakan salah satu aspek Bagi anak yang berada pada tahap ini,
perkembangan yang harus distimulasi pengalaman diperoleh melalui fisik
sejak usia dini. Kemampuan tersebut (gerakan anggota tubuh) dan sensori
dapat dikembangkan melalui berbagai (koordinasi alat indra). Pada mulanya
kegiatan main yang dirancang untuk anak, pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini
baik di dalam maupun di luar kelas, atau berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada
ketika anak berada di rumah. Kegiatan pada penglihatannya. Perkembangan
main yang dirancang disertai dengan selanjutnya ia mulai berusaha untuk
penyediaan berbagai media, sumber mencari objek yang asalnya terlihat
belajar, maupun alat permainan edukatif, kemudian menghilang dari
yang akan digunakan sebagi perantara pandangannya, asal perpindahannya
untuk memudahkan anak dalam menggali terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai
pengetahuan dan pengalaman. mencari objek yang hilang bila benda
tersebut tidak terlihat perpindahannya.
Objek mulai terpisah dari dirinya dan
65 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

bersamaan dengan itu konsep objek kekekalan, kemampuan untuk


dalam struktur kognitifnya pun mulai mengklasifikasikan dan serasi, mampu
dikatakan matang, la mulai mampu untuk memandang suatu objek dari sudut
melambungkan objek fisik ke dalam pandang yang berbeda secara objektif.
simbol-simbol, misalnya mulai bisa Anak pada tahap ini sudah cukup matang
berbicara meniru suara kendaraan, suara untuk menggunakan pemikiran logika,
binatang, dan lainnya. tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini
2. Periode Praoperasional (usia 2-7 (karena itu disebut tahap operasional
tahun) konkret).
Tahap ini adalah tahap persiapan
untuk pengorganisasian operasi konkret. 4. Periode Operasional Formal (usia 11
Pada tahap ini pemikiran anak lebih tahun sampai
banyak berdasarkan pada pengalaman Anak pada tahap ini sudah mampu
konkret daripada pemikiran logis, melakukan penalaran dengan
sehingga jika ia melihat objek-ojek yang menggunakan hal-hal yang abstrak dan
kelihatannya berbeda, maka ia menggunakan logika. Penggunaan benda-
mengatakanya berbeda pula. Pada tahap benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak
ini anak masih berada pada tahap pra- mampu bernalar tanpa harus berhadapan
operasional belum memahami konsep dengan objek atau peristiwa berlangsung.
kekekalan (conservation), yaitu kekekalan Penalaran terjadi dalam struktur
panjang, kekekalan materi, luas, dan kognitifnya telah mampu hanya dengan
lainnya. Selain dari itu, ciri-ciri anak pada menggunakan simbol-simbol, ide-ide,
tahap ini belum memahami dan belum astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki
dapat memikirkan dua aspek atau lebih kemampuan kemampuan untuk
secara bersamaan. melakukan operasi-operasi yang
menyatakan hubungan di antara
3. Periode Operasional Konkret (usia 7- hubungan-hubungan, memahami konsep
11 tahun promosi (Sulyandari, 2021).
Pada umumnya anak-anak pada Ada 2 teori utama perkembangan
tahap ini telah memahami operasi logis kognitif, yakni: teori pembelajaran dan
dengan bantuan benda-benda konkret. teori perkembangan kognitif. 13 Konsep
Kemampuan ini terwujud dalam utama dari teori pembelajaran adalah
memahami konsep kekekalan, pelaziman, digunakan untuk memahami
kemampuan untuk mengklasifikasikan dan bayi. Ada dua bentuk pelaziman, pertama,
serasi, mampu memandang suatu objek pelaziman klasik berlangsung ketika suatu
dari sudut pandang yang berbeda secara stimulus yang semula netral, seperti bunyi
objektif. Anak pada tahap ini sudah cukup bel yang muncul bersamaan sengan
matang untuk menggunakan pemikiran stimulus tidak bersyarat seperti susu yang
logika, tetapi hanya objek fisik vang ada mengalir dari dot ke dalam mulut si anak
saat ini (karena itu disebut tahan sehingga si anak akan terbiasa, jika bunyi
operasional konkret. Kemampuan ini bel berulangkali dihubungkan dengan
terwujud dalam memahami konsep pengalaman mendapatkan susu dari dot,
66 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

maka bayi akan mulai mengisap begitu ia motorik kognitif, bahasa, sosial emosianal,
mendengar bunyi bel. Kedua, pelaziman nilai agama dan moral, dan seri. Dapat
instrumental, seperti bila bayi tersenyum di disimpulkan bahwa penilaian atau
saat ayah menggelitik perutnya, lalu bayi asesmen dalam pendidikan anak usia diri
tersenyum kembali, maka pelaziman ini dimaksudkan untuk mengetahui capaian
mungkin sedang berlangsung. perkembangan anak yang lebih
Asesmen berasal dari istilah bahasa ditekankan pada proses, bukan hasil akhir
Inggris, yaitu assesment, namun istilah yang didapatkan Sebagaimana
assesment sudah ditetapkan menjadi diungkapkan Suyanto dikutip (Fadillah,
istilah dalam bahasa Indonesia, yaitu 2017) bahwa asesmen atau perilaan tidak
asesmen. Asesmen yaitu suatu proses dilakukan di kelas akhir program atau di
pengamatan pencatatan dan akhir tahun TK, tetapi dilakukan secara
pendokumentasian kinerja dan karya bertahap dan berkesinambungan
siswa dan bagaiman ia melakukannya sehingga kemajuan belajar siswa dapat
sebagai dasar pengambilan keputusan diketahui.
pendidikan anak yang berguna bagi siswa Untuk kegunaan kegiatan
(Emamita, 2018). Menggali berbagai pembelajaran hasil asesmen
informasi dari peserta didik guna untuk perkembangan anak dapat digunakan
mengetahui perkembangannya. Dalam untuk kepentingan pembelajaran kegiatan
kaitannya dengan pendidikan anak usia yakni dalam hal: (1) memberikan data
dini, penilaian sebagai prosedur sistematis yang dapat digunakan untuk memperbaiki
yang digunakan untuk mendapatkan dan mengembangkan pembelajaran
informasi tentang kinerja dan atau kegiatan (2) mengidentifikasi
kemajuan berbagai aspek perkembangan perkembangan anak selama mengikuti
yang dapat dicapai peserta didik seteah pembelajaran kegiatan. Kegunaan
mengikuti kegiatan pembiasaan dalam diagnostik hasil asesmen perkembangan
kurun waktu tertentu Penilaian merupakan anak dapat digunakan sebagai alat
proses pengumpulan dan pengolahan diagnostik dalam bimbingan dan konseling
informasi untuk menentukan tingkat dalam menganalisis berbagai
pencapaian perkembangan anak dan permasalahan anak. Kegunaan Penelitian
pengambilan keputusan pengakuan atau hasil asesmen perkembangan anak dapat
ketepatan tentang kondisi atau digunakan untuk bahan penelitian terkait
kemampuan anak (Emamita, 2018). perkembangan. Penelitian ini dilakukan
Menurut Direktorat Pendidikan Anak dalam upaya pengembangan potensi
Usia Dini tujuan dari asesmen ialah untuk secara optimal (Nugraha, 2005).
mengetahui dan menindaklanjuti Kognitif juga merupakan salah satu
pertumbuhan dan perkembangan yang aspek yang harus dikembangkan pada
yang dicapai peserta didik selama anak. Karena proses kognitif banyak
mengikuti pendidikan. Pertumbuhan dan berhubungan dengan berbagai konsep
perkembangan tersebut mencakup semua yang telah dimiliki anak dan berkenaan
aspek perkembangan anak secara dengan bagaimana anak menggunakan
individual, yang meliputi aspek fisik kemampuan berfikirnya dalam
67 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

memecahkan suatu persoalan. Dalam masalah pada tahap itu. Ini berarti
kehidupannya mungkin saja anak penyeimbangan memungkinkan terjadinya
dihadapkan kepada persoalan-persoalan transformasi dari bentuk penalaran
yang menuntut adanya pemecahan. sederhana ke bentuk penalaran yang lebih
Menyelesaikan suatu persoalan kompleks sampai mencapai keadaan
merupakan langkah yang lebih kompleks terakhir yang diwujudkan dengan
pada diri anak. Sebelum anak mampu kematangan berfikir orang dewasa
menyelesaikan persoalan, anak perlu Perkembangan kognitif sering
memiliki kemampuan untuk mencari cara diidentikkan dengan perkembangan
penyelesaiannya. Faktor kognitif kecerdasan. Perkembangan kognitif
mempunyai peranan penting bagi merupakan dasar bagi perkembangan
keberhasilan anak dalam belajar, karena intelegensi pada anak. Pada anak usia
sebahagian besar aktivitas dalam belajar dini, pengetahuan masih bersifat subjektif,
selalu berhubungan dengan masalah dan akan berkembang menjadi objektif
mengingat dan berfikir. Kedua hal ini apabila sudah mencapai perkembangan
merupakan aktivitas kognitif yang perlu remaja dan dewasa. Perkembangan
dikembangkan. Piaget merupakan tokoh kognitif adalah salah satu aspek
Psikologi Kognitif yang memandang anak perkembangan manusia yang berkaitan
sebagai partisipan aktif di dalam proses dengan bagaimana individu mempelajari
perkembangan. dan memikirkan lingkungannya.
Piaget menyakini bahwa anak harus Perkembangan kognitif menurut Piaget
dipandang seperti seorang ilmuwan yang terjadi melalui suatu proses yang disebut
sedang mencari jawaban dalam upaya dengan adaptasi. Adaptasi merupakan
melakukan eksperimen terhadap dunia penyesuaian terhadap tuntutan
untuk melihat apa yang terjadi. Misalnya lingkungan dan intelektual melalui dua hal
anak ingin tahu apa yang terjadi bila anak yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
mendorong piring keluar dari meja. Hasil merupakan proses yang anak upayakan
dari eksperimen miniatur anak untuk menafsirkan pengalaman barunya
menyebabkan anak menyusun “teori” yanidasarkan pada interpretasinya saat
tentang bagaimana dunia fisik dan sosial sekarang mengenai dunianya. Akomodasi
beroperasi. Anak membangun teori terjadi dimana anak berusaha untuk
berdasarkan eksperimen yang menyesuaikan keberadaan struktur pikiran
dilakukannya. Saat anak menemukan dengan sejumlah pengalaman baru.
benda atau peristiwa baru, anak berupaya
untuk memahaminya berdasarkan teori Metode
yang telah dimilikinya. Perkembangan Penelitian ini menggunakan jenis
kognitif dapat dipandang sebagai suatu penelitian library research yaitu
perubahan dari suatu keadaan seimbang mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah
ke dalam keseimbangan baru. Setiap yang bertujuan dengan objek penelitian
tahap perkembangan kognitif mempunyai atau pengumpulan data yang bersifat
bentuk keseimbangan tertentu sebagai kepustakaan yang dilaksanakan untuk
fungsi dari kemampuan memecahkan memecahkan suatu masalah yang pada
68 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis rentang usia lahir sampai usia taman
dan mendalam terhadap bahan-bahan kanak-kanak (Suryana, 2002).
pustaka yang relevan. Library research Setiap anak dilahirkan dengan potensi
juga menjadi langkah awal untuk yang merupakan kemampuan (inherent
menyiapkan kerangka penelitian guna component of ability) yang berbeda-beda
memperoleh penelitian sejenis, dan terwujud karena interaksi yang
memperdalam kajian teori atau dinamis antara keunikan individu anak dan
mempertajam metodologi. Penelitian ini adanya pengaruh lingkungan. Berbagai
dilakukan dengan wawancara kepada kemampuan yang teraktualisasikan
guru di TK As-salaf Tahfidzul Qur’an, yang beranjak dari berfungsinya otak kita.
beralamatkan di jalan Jl. Pos Giro No.1 Berfungsinya otak, adalah hasil interaksi
No.34, Serpong, Kec. Serpong, Kota dari cetakan biru (blue print) genetis dan
Tangerang Selatan, Banten. Adapun pengaruh lingkungan. Pada waktu
waktu penelitian yaitu pada tanggal 19 manusia lahir, kelengkapan organisasi
Oktober 2022. Subjek pada penelitian ini otak memuat sekitar 100-200 miliar neuron
adalah TK kelas B. Objek pada penelitian atau sel syaraf yang siap melakukan
ini adalah assesment perkembangan sambungan antarsel (Teyler dikutip
kognitif anak pada TK As-salaf Tahfidzul Suryana, 2016).
Qur’an kelas B. Berdasarkan penelitian yang sudah
peneliti dapatkan dari guru TK As-salaf
Hasil dan Pembahasan Tahfidzul Qur’an, beberapa anak sudah
Anak usia dini dapat lebih berkembang dari sebelumnya,
Anak usia dini memiliki batasan usia namun masih ada anak yang kurang bisa
tertentu, karakteristik yang unik, dan mengkuti sistem pelajaran di kelas
berada pada suatu proses perkembangan contohnya seperti kegiatan menghitung
yang sangat pesat dan fundamental bagi bilangan ataupun mengurutkan benda
kehidupan berikutnya (Suryana, 2002). sesui warna, bentuk dan ukurannya. Pada
NAEYC (National Association for The dasarnya kemampuan anak memang
Education of Young Children), berbeda-beda, ada yang cepat
mengatakan bahwa anak usia dini adalah menangkap apa yang dijelaskan, atau
anak yang berada pada rentang usia 0-8 diterangkan guru, ada pula yang sulit
tahun, yang tercakup dalam program untuk menangkapnya. Disinilah peran
pendidikan di taman penitipan anak, guru menjadi sangat penting untuk
penitipan anak pada keluarga (family child membuat peserta didik dapat seimbang
care home), pendidikan prasekolah baik satu sama lain, meskipun tidak seratus
swasta maupun negeri seperti TK dan SD persen. Karakteristik anak di TK As-salaf
(Sudirman, 2021). Anak usia dini, dilihat Tahfidzul Qur’an, termasuk sudah baik
dari rentang usia menurut Undang-undang walaupun tidak semua anak dapat
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistesm menerapkannya dengan baik. Seperti
Pendidikan Nasional ialah anak sejak lahir dalam sistem di TK As-salaf Tahfidzul
sampai usia enam tahun. Anak usia dini Qur’an ini lebih menekankan kepada
menurut undang-undang ini berada pada tahfidznya, walaupun targetnya tidak
69 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

terlalu tinggi, namun untuk anak-anak di c. memungkinkan refleksi secara


TK As-salaf Tahfdzul Qur’an ini sudah kontinyu terhadap apa yang siswa
dapat menghafal surah-surah pendek, ketahui sekarang dan apa yang
seperti surah Al-fatihah, An-nas dan mereka butuhkan untuk diketahui
lainnya. berikutnya,
d. mengukur apa yang dinilai,
Assesmen e. menetapkan intervensi secara cepat
Pada dasarnya assesmen adalah dan tepat sesuai dengan tujuan
upaya untuk mendapatkan data atau pembelajaran, dan
informasi dari proses dan hasil f. meningkatkan standar yang diperoleh
pembelajaran untuk mengetahui seberapa siswa. Sehubungan dengan tujuan
baik kinerja mahasiswa, kelas atau mata tersebut, kesuksesan dalam
kuliah, atau program studi dibandingkan pembelajaran diperuntukkan bagi
terhadap tujuan, kriteria atuaupun capaian guru maupun siswa. Guru dituntut
pembelajaran tertentu (DPA UII, 2021). memiliki wawasan dan kemampuan
Konsep assessment for learning pada profesional tentang pembelajaran.
dasarnya bukanlah hal baru dalam Misalnya penguasaaan materi,
penilaian pendidikan, tetapi wujud perencanaan, penetapan tujuan
penerapannya dalam konteks perbaikan pembelajaran, dan membuat
dan peningkatan kualitas pembelajaran, keputusan yang tepat, sehingga siswa
assessment for learning lebih baik, termotivasi untuk memperbaiki dan
terencana, terarah, dan terfokus. meningkatkan belajarnya.
Setidaknya hal tersebut tercermin dari Proses assesmen atau penilaian pada
pengertian assessment for learning yang anak usia dini adalah melakukan
dikemukakan dalam Assessment Reform pengamatan, pencatatan, dan
Group (2002), yang mengatakan bahwa: dokumentasi karya serta seperti apa
Assessment for learning is the proses dalam menghasilkan suatu karya.
process of seeking and interpreting Penilian tidak hanya digunakan untuk
evidence for use by learners and their mengukur suatu keberhasilan karya
teachers to decide where the learners are tersebut tetapi untuk menilai dan
in their learning, where they need to go and mengetahui perkembangan atau
how best to get there. kemajuan dari hasil belajar anak.
Operasionalisasi pengertian Assesment sangat penting untuk
assessment for learning dalam kerangka diperhatikan, karena assesment adalah
tujuan, dinyatakan dalam CEA (2003) penilaian baik untuk guru, peserta didik
yang mengatakan bahwa tujuan ataupun orang tua.
assessment for learning untuk: a. Deskripsi assesment perkembangan
a. memberi wawasan pembelajaran kognitif anak
kepada guru dan siswa dalam upaya Berdasarkan hasil wawancara yang
meningkatkan kesuksesan untuk dilakukan di TK As-salaf Tahfidzul Qur’an,
semua, proses belajar mengajar dimulai pada
b. membantu proses penetapan tujuan, pukul 07.00-11.00 WIB. Sebelum anak-
70 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

anak datang, guru mempersiapkan semua dihasilkan akan berubah seiring dengan
alat, bahan, dan media yang akan proses belajar dan pengalaman yang
digunakan sesuai dengan kegiatan diperoleh (Khaironi, 2018).
pembelajaran dalam TK As-salaf Tahfidzul Proses perkembangan kognitif ini
Qur’an. Sebelum memulai kegiatan dimulai sejak lahir. Namun, campur tangan
pembelajaran di dalam kelas, anak sel-sel otak dimulai setelah seorang bayi
melakukan kegiatan yang bersifat fisik berusia 5 bulan saat kemampuan
atau motorik kasar seperti berbaris atau sensorisnya benar-benar tampak. Ada 2
senam dan biasanya juga dimulai dengan teori utama perkembangan kognitif, yakni:
ice breaking. Kegiatan dilakukan secara teori pembelajaran dan teori
menyenangkan agar anak menjadi lebih perkembangan kognitif. 13 Konsep utama
siap, berkonsentrasi, dan rileks ketika dari teori pembelajaran adalah pelaziman,
kegiatan belajar ataupun menghafal. digunakan untuk memahami bayi. Ada dua
Adapun assesmen yang dilakukan bentuk pelaziman. Pertama, pelaziman
berkaitan dengan materi menghafal surah- klasik berlangsung ketika suatu stimulus
surah pendek, seperti a) sangat cepat yang semula netral, seperti bunyi bel yang
menghafal tanpa kesulitan, b) agak muncul bersamaan dengan stimulus tidak
kesulitan menghafal tetapi dia tetap bersyarat seperti susu yang mengalir dari
berusaha dengan baik, c) sangat kesulitan dot ke dalam mulut si anak sehingga si
dalam menghafal dan butuh bantuan guru. anak akan terbiasa, jika bunyi bel
Adapun peneliti melakukan asesmen berulangkali dihubungkan dengan
keterampilan kognitif anak di TK As-salaf pengalaman mendapatkan susu dari dot,
Tahfidzul Qur’an dengan melakukan maka bayi akan mulai mengisap begitu ia
beberapa kegiatan diantaranya yaitu mendengar bunyi bel. Kedua, pelaziman
melaksanakan shalat dhuha, menghafal instrumental, seperti bila bayi tersenyum di
surah-surah pendek, kegiatan membaca saat ayah menggelitik perutnya, lalu bayi
dan menulis, berhitung, mewarnai dasar, tersenyum kembali, maka pelaziman ini
membedakan sikap benda serta meniru. mungkin sedang berlangsung. Sementara
jika mengacu pada teori yang
Perkembangan kognitif dikemukakan Peaget, seorang pakar
Perkembangan kognitif adalah psikologi kognitif dan psikologi anak, dapat
perkembangan yang berhubungan disimpulkan menjadi 4 Tahap
dengan kemampuan individu untuk perkembangan kognitif , yaitu:
mengolah informasi, dalam bahasa sehari- a. tahap sensori motor, terjadi pada usia
hari disebut kemampuan berpikir. Dalam 0-2 tahun,
proses pengolahan informasi, b. tahap pra operasional, terjadi pada
pengalaman (pengetahuan) yang sudah usia 2-7 tahun,
dimiliki akan berkolaborasi dengan c. tahap konkrit operasional, terjadi pada
pengalaman (pengetahuan) baru yang usia 7-11 tahun,
diperoleh, sehingga terbentuklah d. tahap formal operasional, terjadi pada
kesimpulan baru tentang pengetahuan usia 11-15 tahun.
tersebut. Kesimpulan-kesimpulan yang
71 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

Namun, untuk kategori anak usia dini, ukuran, dan jenis), menyebutkan
maka tahapan perkembangan yang paling dan benda, hewan, tanaman yang
bisa dilihat adalah tahap 1 dan 2. mempunyai ciri berdasarkan warna,
Sedangkan usia 2-7 tahun, si anak berada bentuk, membedakan kasar-halus,
dalam periode perkembangan kognitif pra- berat-ringan, panjang-pendek, jauh-
operasional yakni usia di mana dekat, banyak-sedikit, tipis-tebal,
penguasaan sempurna akan objek membedakan macam-macam suara,
permanen dimiliki. Artinya, si anak memasangkan benda sesuai
memiliki kesadaran akan suatu benda pasangannya, serta bisa menyusun
yang harus ada atau biasa ada. Juga dan menurutkan benda dari kecil ke
mengembangkan peniruan yang tertunda besar dan sebaliknya.
seperti ketika ia melihat perilaku orang lain 2. Paham tentang konsep-konsep sains
seperti saat orang merespons barang, sederhana,: pencampuran warna,
orang, keadaan, dan kejadian yang pertumbuhan tanaman, konsep
dihadapi pada masa lalu. Di samping itu, terapung, melayang, tenggelam,
anak mulai mampu memahami sebuah urutan perubahan bentuk hewan
keadaan yang mengandung masalah, (metamorphosis).
setelah berpikir sesaat, lalu menemukan 3. Memahami bilangan, seperti:
reaksi ‘aha’ yaitu pemahaman atau ilham membilang/menyebutkan urutan
spontan untuk memecahkan masalah bilangan.
versi anak-anak. Akan tetapi, si anak 4. Dapat memahami bangun datar
belum bisa memahami jika terjadi sederhana (persegi, lingkaran,
perbedaan pandangan dengan orang lain segitiga).
(Rohman, 2009). 5. Dapat menyelesaikan masalah
Berdasarkan penelitian, kemampuan sederhana, seperti menyusun puzzle,
kognitif pada anak TK As-salaf Tahfidzul mengerjakan puzzle.
Qur’an berkembang sangat baik sesuai 6. Memahami ukuran sederhana
tahapan usia dan tahapan menggunakan Langkah kaki,
perkembangannya. Dapat dilihat dari menjengkal dengan tangan,
beberapa anak yang sudah mengetahui mengukur menggunakan penggaris,
dengan tepat tokoh-tokoh dalam cerita, meteran standar, ranting kayu.
mengingat karakter dari masing-masing 7. Dapat memahami konsep waktu,
tokoh dalam cerita, memahami alur cerita seperti: memahami jumlah hari dalam
yang dihubungkan dengan bidang seminggu, memahami konsep waktu
kemampuan kognitif, yaitu: jika hari ini hari senin, beso adalah
1. Dapat mengklasifikasi berbagai benda hari selasa, dan kemarin hari
yang terdapat di sekitarnya minggu.
berdasarkan bentuknya, jenisnya 8. Memahami konsep matematika
serta ukurannya, seperti: sederhana, seperti: tambah kurang
mengelompokkan benda melalui cara- sederhana, memperkirakan urutan,
cara tertentu berdasarkan ciri-ciri menyalin pola dengan bantuan
tertentu (berdasarkan warna, bentuk, berbagai benda.
72 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

Pendidikan anak usia dini atau b) Memudahkan dalam melakukan


dikenal dengan istilah PAUD telah menjadi tindakan, memperluas tindakan, dan
bagian penting dalam kehidupan sebab melakukan sesuatu sesuai dengan
dengan terdidiknya anak sejak dini berarti kapasitas alaminya.
generasi/tunas-tunas bangsa telah Vygotsky juga mengemukakan
dibantu untuk menjadi pelanjut cita-cita peningkatan fungsi-fungsi mental
perjuangan bangsa yang tidak lemah. Hal seseorang terutama berasal dari
ini telah menjadi komitmen para menteri kehidupan sosial atau kelompoknya dan
pendidikan sedunia di Dakar-Sinegal muncullah istilah Zona Proaximal
tahun 2000 yang setiap tahun dilaporkan Development (ZAP) untuk tugas-tugas
oleh UNESCO.1 Deklarasi inipun yang sulit untuk dipahami sendiri oleh
menyepakati program bersama yang anak. Dengan bimbingan dan bantuan dari
disebut Pendidikan untuk Semua (PUS). orang dewasa anak akan memiliki
Adapun program strategisnya adalah: keterampilan untuk mengerjakan tugas-
1) pendidikan dan perawatan bagi anak tugas tersebut. Tokoh lain yang termasuk
usia dini terutama yang rawan dan pada aliran teori kognitif ini ialah Bruner.
kurang beruntung; Bruner menyatakan bahwa anak bepikir
2) wajib belajar pendidikan dasar; dari yang konkret ke abstrak melalui tiga
3) program life skill bagi pemuda dan tahapan, yaitu enactive, iconic, dan
orang dewasa; symbolic. Pada tahap enactive, anak
4) pemberantasan buta aksara; berinteraksi dengan objek berupa benda-
5) kesetaraan gender dalam bidang benda, orang, dan kejadian. Dari interkasi
pendidikan; tersebut anak belajar nama dan merekam
6) peningkatan mutu pendidikan. simbol dan kejadian. Pada proses iconica,
Vygotsky mengemukakan bahwa nak mulai belajar mengembang simbol
perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan benda. Tahap terakhir, symbolic,
dengan kebudayaan dan masyarakat anak mengembangkan konsep. Pada
tempat anak dibesarkan. Dalam kaitannya tahap ini, anak mulai belajar berpikir
dengan perkembangan kemampuan abstrak, anak mampu menghubungkan
bahasa bukan murni dari bawaan (Navitis), tahap ini, anak mampu menghubungkan
bukan juga karena tingkah laku atau berkaitan antara berbagai benda, orang
perubahan (behavior), tetapi lebih pada atau objek salam suatu urutan kejadian. Ia
kebudayaan dan tempat asal anak. juga mulai mengembangkan arti atau
Vygotsky juga mengemukakan bahwa makna dari suatu kejadian (Khadijah,
melalui alat berpikir (tool of the mind) inilah 2019).
perkembangan kognitif seseorang Asesmen anak usia dini merupakan
berkembang sejak usia dini sampai sebuah proses dan upaya sistematis untuk
dewasa. Vygotsky mengemukakan menilai perkembangan kemampuan anak
beberapa fungsi alat berpikir, yaitu: sejak usia dini. Dari hasil asesmen ini akan
a) Membantu memecahkan masalah bermanfaat untuk menilai bentuk
pendampingan yang tepat untuk
mengoptimalkan potensi anak-anak pada
73 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

usia dini. Termasuk kebijakan dalam mengenal dan menghitung bilangan,


pendidikan pra sekolah. Adapun yang mengelompokan, mengurutkan dan
dijadikan penilaian atau asesmen pada menghubungakan benda berdasarkan
anak usia dini mencakup banyak hal bentuk, ukuran, warna, fungsi dan ciri-
terutama meningkatkan kemampuan, cirinya. Teknik penilaian yang diterapkan
kemajuan potensinya, maupun di TK tersebut adalah pendekatan
perkembangan dan pertumbuhan anak. deskriptif kualitatif, atau wawancara
Semua upaya dalam asesmen anak ini kepada guru di TK As-salaf Tahfidzul
tidak dilakukan sembarangan. Tapi mesti Qur’an Tangerang Selatan. Hasil
dijalankan sistematis, terencana, objektif, wawancara tersebut digunakan untuk
akurat, tepat dan benar. Dalam arti menilai perkembangan anak secara
asesmen penilaian yaitu sehingga jika berkelompok. Perkembangan kognitif di
ditambahkan dengan anak usia dini berarti TK tersebut memiliki dampak positif yaitu
adalah suatu penilaian yang dilakukan guru mampu mengetahui sejauh mana
terhadap anak yang masih berusia dini. perkembangan anak, solusi apa yang
Dengan begitu dalam penelitian ini akan diberikan ketika ada keterlambatan
dapat diperhatikan bahwa perkembangan perkembangan kognitif anak dan
anak berbeda-beda, ada anak yang dapat mengevaluasikannya kepada setiap orang
dengan mudah menangkap instruksi atau tua peserta didik, dan juga bisa
ajaran dari guru. Ada yang sedikit mengetahui bagaiman perkembangan
kesulitan namun tidak begitu kognitif anak di sekolah dan stimulus apa
membutuhkan bantuan, dan ada pula yang yang bisa diberikan di namah sehingga
kesulitan dalam menangkap instruksi atau mendukung perkembangan kognitif anak.
ajaran dan membutuhkan bantuan guru,
ataupun orang tua. Walaupun dalam Daftar Rujukan
penelitian di TK As-salaf Tahfidzul Qur’an Emamita. (2018). Assesmen
ini menekankan kepada menghafal Al- Pembelajaran Pendidikan Anak
Qur’an atau surah-surah pendek, tetapi Usia Dini dalam Kurikulum 2013.
semampu guru untuk bisa menjadikan Fadlillah, M. (2017). Bemain &
peserta didiknya menjadi sama rata dalam Permainan Anak Usia Dini.
menempuh hafalan walaupun tidak Jakarta: Kencana.
seratus persen. Dapat diartikan pula Hadisi, L. (2015). Pendidikan Karakter
pendidikan anak usia dini sangat penting pada Anak Usia Dini. Al-TA'DIB:
untuk meningkatan perkembangan kognitif Jurnal Kajian Ilmu
dan aspek lainnya, bagi orang tua harus Kependidikan, Vol. 8, No. 2, Hal,
pandai-pandai dalam mendidik anaknnya. 50-69.
Indarwati, A. (2017). Mengembangkan
Simpulan Kecerdasan Kognitif Anak.
Materi kegiatan dalam Isna, A. (2019). Perkembangan Bahasa
mengembangkan kognitif anak di TK As- Anak Usia Dini. Al Athfal: Jurnal
salaf Tahfidzul Qur’an Tangerang Selatan, Kajian Perkembangan Anak dan
berupa menghafal surah-surah pendek,
74 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni
Available online at: http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids
SMART KIDS JURNAL PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
Copyright © 2022, SMART KIDS, e-ISSN: 2598-2214, ISSN cetak: 2581-2548
This is an open access article under the CC BY-NC-SA License
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

Manajemen Pendidikan Usia Dini, Suyanto, S. (2005). Konsep dasar


Vol. 2, No. 1, Hal. 62-69. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta
Izzati, L., & Yulsyofriend, Y. (2020). Dirjen Dikti Depdiknas.
Pengaruh Metode Bercerita Suryana, D. (2016). Pendidikan Anak
Dengan Boneka Tangan terhadap Usia Dini: Stimulasi & Aspek
Perkembangan Kognitif Anak Usia Perkembangan Anak. Jakarta:
Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, Prenada Media.
Vol. 4, No. 1, Hal. 472-481. Winata, W. (2016). Need Assessment
Khaironi, M. (2018). Perkembangan Peserta Program Pelatihan
anak usia dini. Jurnal Golden Age, Pendidikan Anak Usia Dini
Vol. 2, No. 1, Hal. 1-12. Kecamatan Cileungsi. Jurnal
Mansyur, M. (2011). Pengembangan Pendidikan Usia Dini, Vol. 10, No.
Model Assessment for Learning 2, Hal. 349-364.
Pada Pembelajaran Matematika di Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan
SMP. Jurnal Penelitian dan esensi konsep evaluasi, asesmen,
Evaluasi Pendidikan, Vol. 15, No.1, tes, dan pengukuran. Jurnal,
Hal. 71-91. FPMIPA Universitas Pendidikan
Nugraha, A. dkk. (2005). Kurikulum dan Indonesia.
Bahan Belajar TK. Jakarta: Wulandari, S. P. (2016). Menciptakan
Universitas Terbuka. Kemandirian Belajar Siswa Melalui
Rahman, U. (2009). Karakteristik Pembelajaran Berbasis Discovery
perkembangan anak usia dini. Learning dengan Assessment for
Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Learning. In PRISMA, Prosiding
Tarbiyah dan Keguruan. Vol. 12, Seminar Nasional Matematika (pp.
No. 1. Hal. 46-57. 226-232).
Sofyan, H. (2015). Perkembangan anak Yusuf C. (2022). Asesmen Anak Usia
usia dini dan cara Praktis Dini Prinsip Dan Contohnya.
Peningkatannya. https://www.google.com/url?sa=t&
Susanto, A. (2017). Pendidikan Anak source=web&rct=j&url=https://edu
Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara masterprivat.com/asesmen-anak-
Suyadi. (2016). Perencanaan dan usia-dini-prinsip-dan-
asesmen Perkembangan pada contohnya/amp/&ved=2ahUKEwiN
Anak Usia Dini (Sturli Kasus para 5ZSW84f7AhUuR2wGHTPiA4wQ
Lembaga PAUD di Daerah FnoECAkQAQ&usg=AOvVaw3kQ
Istimewa Yogyakarta). Golden elNDOaKLMXwv3kiyxpR (Minggu,
Age: Jumal Ilmiah Tumbuh 30 Oktober 2022)
Kembang Anak Usia Dini, 1(1), 65-
83.

75 SMART KIDS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 4, Nomor 1 (2022)
Periode Januari-Juni

Anda mungkin juga menyukai