Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

TROUBLESHOOTING DSC TX100 V

4.1 DSC TX 100 V


Sebelum kita memulai troubleshooting, alangkah baiknya kita mengenal
unit yang akan kita tangani. Untuk itu disini akan diuraikan spesifikasi dari DSC
TX 100 V ini.
4.1.1 Fitur DSC TX 100 V
Sony merilis Cyber-shot DSC-TX100V, kamera digital pertama kompak
yang mampu merekam Full HD video 1920 × 1080/60p . Sony DCS TX100V
juga merupakan salah satu kamera kompak pertama yang menyertakan mode foto
3D Still Image untuk mengambil gambar 3D menggunakan hanya satu lensa dan
Imager.

Gambar 4.1 Front section DSC TX 100V


Sony DSC-TX100V memiliki fitur sensor gambar 16,2 Megapixel back-
illuminated Exmor R COS Carl Zeiss Vario-Tessar Lens 25mm dengan 4x optical
zoom, dan layar sentuh OLED 3.5-inci. Juga menawarkan menangkap gambar
diam 3D dan 3D Sweep Panorama. Fitur dan fungsi lain termasuk Face Detection,
Motion Detection, Anti-blink, Smile Shutter, Anti Motion Blue, Sweep Multi
Angle, foto kecepatan tinggi hingga 10 frame per detik, Superior Auto mode ,
Backlight Correction dan modus Soft Skin.

Gambar 4.2 Back section DSC TX 100V

Sony Cyber-shot DSC-TX100V menawarkan output HDMI dan datang


dengan dukungan untuk teknologi TransferJet. Berikut ini spesifikasi lengkapnya
DSC TX 100 V :
– 16.2-megapixel "Exmor R" CMOS sensor
– Wide view (25mm), 4x optical zoom lens
– Optical SteadyShot
– 3.5-inch OLED touchscreen display
– 1080p and 1080i AVCHD Movie recording with Dual Record option
– Superior Auto mode w/HDR
– 3D Sweep Panorama and 3D Still options
– Intelligent Sweep Panorama
– 10fps burst at full resolution
– HDMI output
– Li-ion battery charged via USB
4.1.2 Bagian-bagian DSC TX 100 V
Berikut ini bagian-bagian terluar dari DSC TX 100 V :

Gambar 4.3 Front section part

Gambar 4.4 Back section part


Gambar 4.5 Bottom section dan Right side section part

Keterangan :

1. Flash
2. Lens cover
3. Microphone
4. GPS sensor
5. Lens
6. Self-timer lamp/Smile Shutter lamp/AF illuminator
7. Speaker
8. (Playback) button
9. Screen/Touch panel
10. ON/OFF (Power) button
11. Shutter button
12. For shooting: W/T (Zoom) lever
13. Hook for wrist strap
14. Tripod receptacle
15. Battery eject lever
16. Battery insertion slot
17. (TransferJet™) mark
18. Battery/memory card cover
19. Multi connector (Type3b)
20. Access lamp
21. Memory card slot
22. HDMI connector
23. Connector cover
Berikut ini komponen-komponen bagian dalam dari DSC TX 100 V :

Gambar 4.6 Identifikasi part DSC TX 100 V


a. Lensa
Lensa merupakan komponen penyusun utama dari sebuah kamera. Pada
DSC TX 100 V lensa yang digunakan adalah lensa produk carl zeiss. Lensa yang
digunakan pada DSC TX 100 v ini berukuran 16 Mega piksel dengan 4 kali
optical zoom. Seperti kamera lain pada umumnya, lensa yang digunakan pada
kamera ini juga memiliki motor-motor penggerak didalamnya, seperti iris motor,
focus motor dan zoom motor. Iris motor berfungsi untuk menggerakkan penutup
dan pembuka iris. Setelah cahaya masuk melalui iris, cahaya kemudian
difokuskan ke sensor gambar Exmor R untuk kemudian diolah menjadi gambar.
Itulah hasil kerja dari motor fokus lensa. Sedangkan motor zoom lensa berfungsi
untuk mengatur perbandingan jarak objek sebenarnya dengan jarak objek saat
pengambilan gambar.

Gambar 4.7 Lens block


b. Sensor Gambar Exmor R
Sony mencuri perhatian dunia ketika mengumumkan telah melakukan riset
dalam hal teknologi sensor CMOS baru dengan kemampuan low light yang lebih
baik. Sensor yang diberi nama ‘Exmor R’ ini dengan jeli menemukan penyebab
mengapa sensor kurang sensitive terhadap cahaya, yaitu karena adanya
pemantulan kembali cahaya yang masuk ke foto dioda oleh transistor. Lalu Sony
melakukan modifikasi dengan membalik urutan komponen dalam sensor sehingga
cahaya yang masuk terlebih dahulu mengenai foto dioda barulah tiba di transistor.
Dengan demikian tidak ada cahaya yang dipantulkan, semua terserap oleh foto
dioda sehingga sensitivitas sensor lebih tinggi dan artinya noise bisa ditekan lebih
rendah.
Sony menyebut teknologi tinggi itu sebagai teknologi Exmor R. Yang
mana, Sony tetap menggunakan sensor CMOS untuk modul kamera ponsel
terbarunya itu. Hanya saja, kemampuannya jauh lebih hebat dari sensor CMOS
yang biasa digunakan kebanyakan kamera ponsel saat ini. Sehingga sensor Exmor
R yang ditawarkan Sony kali ini tak hanya menghasilkan foto dengan ukuran yang
lebih besar saja, tapi juga mampu menghasilkan foto dengan noise yang sangat
baik meskipun digunakan dalam kondisi kurang cahaya sekalipun.
Gambar 4.8 Perbandingan Cmos sensor dan Exmor sensor

Prinsip kerja Exmor R adalah dengan membalik susunan fisik arsitektur


sensor CMOS itu sendiri. Ilustrasinya bisa dilihat pada gambar teknis. Jika
sebelumnya di depan dioda peka cahaya terdapat sejumlah perangkat optik dan
perangkat elektronik, maka pada Exmor R, susunannya dibalik sehingga
dimungkinkanlah pemasangan dioda peka cahaya secara langsung di bagian yang
sedekat mungkin dengan titik bakar lensa, tanpa dihalangi oleh komponen lain
selain dioda peka cahaya itu sendiri. Untuk itu, arsitektur sensor CMOS yang
selama ini dianut, harus dirakit secara terbalik. Itulah sebabnya Exmor R memiliki
nama lain yaitu “Back-illuminated”, atau “Dicahayai dari belakang”. Makna
“belakang” di sini tentunya bukanlah bagian belakang sensor, karena tidak
mungkin dapat menangkap cahaya. Makna “belakang” yang sesungguhnya adalah
merujuk pada pembalikan arsitektur elektronik dan optik pada sensor CMOS
Sony, agar cahaya bisa lebih mudah dan lebih banyak masuk.
Gambar 4.9 Teknologi Exmor R

Dengan cahaya yang lebih mudah dan lebih banyak masuk ke dioda peka
cahaya, maka sudah bisa dipastikan sesuai klaim dari pihak Sony, tingkat
kepekaan sensor naik 2x lipat, dengan potensi intensitas oise yang dapat ditekan
hingga setengahnya dari teknologi sebelumnya. Klaim ini sangat menarik, dan
layak dinantikan. Tentu saja teknologi ini sangat penting, mengingat “deadline”
akibat tingkat kerapatan pixel yang semakin tinggi. Teknologi inilah yang dimiliki
oleh Sony DSC TX 100 V sehingga gambar yang dihasilkan berkualitas walau
dalam ruangan yang redup.

Gambar 4.10 Exmor R fleksibel board


c. Panel Unit
Pada DSC TX 100 V, panel unit yang digunakan adalah layar sentuh
OLED 3.5 inchi. Panel unit merupakan bagian dari DSC TX 100 V yang
berfungsi menampilkan gambar yang dalam proses pemotretan ataupun hasil dari
pemotretan itu sendiri.
d. ST-250 Board
ST 250 merupakan rangkaian penghasil tegangan DC tinggi yang
kemudian di salurkan ke flash unit atau lampu flash. Flash unit adalah lampu yang
digunakan pada proses pengambilan gambar ketika mode flash on. Pada ST 250
terjadi pengisisan dan pengosongan kapasitor bertegangan tinggi. Tegangan tinggi
ini di supply oleh DC-DC Converter.

Gambar 4.11 ST 250 Board


e. GPS Unit
Pada DSC TX 100 V terdapat komponen tambahan berupa GPS sensor
unit. Ini juga merupakan salah satu keunggulan dari DSC TX 100 V. seperti cara
kerja GPS pada umumnya, prinsip kerja GPS pada kamera DCS TX 100 V ini
juga mengandalkan komunikasi satelit dengan menampilkan lokasi saat kita
mengambil gambar tersebut. Akan tetapi untuk dapat menampilkan lokasi pada
hasil gambar yang kita ambil, kita harus terhubung dengan PC yang sudah
terinstall aplikasi PMB (picture motion browser). PMB dapat menampilkan lokasi
dan waktu dimana dan kapan gambar tersebut diambil.
Gambar 4.12 GPS sensor board

f. SY280 Board (main board)


SY 280 merupakan main board dari DSC TX 100 V ini. Disini terjadi
pengolahan sinyal audio video yang disupply oleh sensor gambar sebelumnya
untuk menjadi sebuah gambar atau menjadi sebuah video hasil rekaman. Selain
menjadi perangkat utama, pada SY 280 board ini juga terdapat DC-DC converter
sebagai pengubah tegangan DC batterai menjadi tegangan DC tinggi untuk
kemudian disalurkan ke ST 20 Board atau flash unit. Pada SY 280 board ini juga
terdapat lens control, zoom drive, focus drive dan iris drive yang mengatur dan
mengontrol lensa bekerja. Slot memory, USB switch dan USB power
management juga terdapat pada SY 280 ini.

Gambar 4.13 SY 280 Side A


Gambar 4.14 SY 280 side B

4.2 Troubleshooting Sony Cybershot DSC TX 100 V


Sama halnya dengan kamera jenis lainnya, ketika kita melakukan
troubleshooting untuk DSC TX 100 V ini juga melaluibeberapa tahap. Tahap-
tahap ini harus dilakukan secara berurut agar hasil yang didapatkan maksimal.
Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah troubleshooting pada kamera DSC
TX 100 V.
4.2.1 Analisa Kerusakan
Dalam menghadapi suatu unit yang rusak, kita harus benar memahami
kerusakan yang dialami oleh unit tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan analisa
yang tepat dan akurat agar tidak keliru ketika kita hendak memperbaikinya.
Langkah yang kita lakukan adalah dengan memperhatikan betul unit tersebut
ketika sedang dioperasikan. Apakah muncul suatu notification atau peringatan?
ataukah unit menunjukan sesuatu yang tidak wajar ketika sedang dioperasikan?
inilah yang disebut dengan Self diagnosis. Dalam kasus ini, Self diagnosis terbagi
menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Self diagnosis code
Self diagnosis code adalah suatu indikator berupa kode-kode error yang
muncul pada tampilan layar ketika unit mulai dioperasikan. Biasanya kode-kode
ini muncul disertai dengan bunyi beep dan error coded pada bagian kanan atas
layar. Error code ini akan muncul terus menerus sebelum dilakukan suatu
tindakan yang tepat untuk memperbaikinya.

Gambar 4.15 Tampilan saat error code muncul


Langkah yang harus kita lakukan adalah dengan memperhatikan error
code tersebut, jika error code tersebut muncul dengan diawali huruf C yang
artinya corrected by customer maka kita hanya tinggal mengikuti tahap tahap
yang terdapat dalam instruksi manual untuk memperbaikinya. Lain halnya apabila
error code tersebut muncul dengan diawali huruf E yang artinya corrected by
enginner maka dalam memperbaikinya kita membutuhkan seorang teknisi khusus
dalam bidang ini karena membutuhkan teknik-teknik tertentu dalam
memperbaikinya.
Table 4.1 Tabel Self Diagnosis code
SELF DIAGNOSIS
CODE
Symptom/state Correction
Block Detailed
function coded

The internal memory has Turn the power off and on again
experienced a media
error.

The internal memory has Format the internal memory.


experienced a format
Error

C 13 01 Memory card is unformatted Format the memory card

Memory card is broken Insert a new memory card.

Memory card type error Insert a supported memory card.

The camera cannot read or Turn the power off and on again, or
write data on the taking out and inserting the memory
memory card. card several times.

C 32 01 Trouble with hardware Turn the power off and on again

Abnormality of network Turn power off and turn power on


E 41 00*
control again

Abnormality of network Turn power off and turn power on


E 41 01*
control device. again.

Retry turn the power on by the


power switch. If it does not recover,
check the focus reset sensor of lens
Difficult to adjust focus.
E 61 00 block (pin wa of CN401 on the
(Cannot initialize focus)
SY-280 board). If it is OK, check the
focus motor drive IC (IC401 on
the SY-280 board).

Retry turn the power on by the


power switch. Check the zoom reset
sensor of lens block (pin ek of
Zoom operations fault.
CN401 on the SY-280 board) when
E 61 10 (Cannot initialize zoom
zooming is performed when the
lens.)
zoom button is operated. If it is OK,
check the zoom motor drive IC
(IC401 on the SY-280 board).

Reset position detection Turn power off and turn power on


E 61 30 error on the stepper again
iris initializing
Abnormality of IC for Check of the IC for steadyshot
steadyshot. (IC401 on the SY-280 board).
E 62 02

Lens initializing failure Check of the IC for steadyshot


E 62 10 (IC401 on the SY-280 board)

Lens overheating (PITCH). Check the HALL element (PITCH)


of optical image stabilizer (pin q;,
qa of CN401 on the SY-280 board).
E 62 11
If it is OK, check PITCH angular
velocity sensor (SE401 on the SY-
280 board) peripheral circuits.
b. Self diagnosis uncode
Lain halnya dengan self diagnosis uncode, dalam kasus ini tidak ada error
code yang muncul ketika unit mulai dioperasikan. Akan tetapi kita tetap dapat
menganalisa kerusakan unit tanpa error code yang muncul. Langkah pertama
yang perlu dilakukan adalah dengan memperhatikan keadaan fisik unit, apakah
terdapat cacat pada unit atau tidak? Jika ada perhatikan pada bagian mana unit
tersebut cacat, ini untuk memudahkan kita dalam menentukan bagian yang rusak
pada unit agar tidak keliru memperbaikinya. Setelah itu mulailah mengoperasikan
unit tersebut, telusuri bagian tiap bagian unit tersebut, adakah bagian yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya? Atau adakah sesuatu yang tidak wajar muncul
ketika unit dioperasikan? Jika ada mulailah menetapkan bagian mana yang
mengalami kerusakan untuk kita perbaiki segera.
4.2.2 Assembling and Diassembling
Setelah kita yakin dengan analisa kerusakan pada unit yang kita tangani,
selanjutnya langkah yang perlu dilakukan adalah memperbaikinya. Sebelum
memperbaiki unit yang tidak boleh kita abaikan adalah bagaimana cara kita
membuka bagian luar unit ataupun membuka bagian per bagian unit dalamnya.
Inilah yang disebut dengan Assembling and Diassmbling, yaitu teknik membuka
bagian per bagian dari unit tersebut. Assembling and Diassmbling dapat kita lihat
pada manual book unit tersebut. Untuk DSC TX 100 V, proses Assembling and
Diassemblingnya akan dijelaskan dalam bentuk flowchart sebagai berikut :
Gambar 4.16 Flowchart Diassembling
Gambar 4.17 Flowchart assembling
4.2.3 Gejala kerusakan dan Cara Perbaikannya
Setiap bagian unit yang mengalami kerusakan pasti memiliki ciri khas atau
tanda-tanda yang dapat kita gunakan untuk mengidentintifikasi kerusakan unit
tersebut. Berikut ini akan dipaparkan mengenai gejala kerusakan unit dan
bagaimana cara menanganinya.
4.2.3.1 Unit mati
Ketika unit tidak bisa dioperasikan sama sekali atau unit tetap dalam
keadaan mati walaupun sudah diberi sumber tegangan, maka kita perlu
mengidentifikasi secara menyeluruh. Langkah yang harus kita lakukan untuk
mengetahui kerusakannya adalah :
1. Ganti baterai dengan baterai yang lain, jika unit menyala maka baterai
yang digunakan sudah rusak atau kosong. Jika unit tetap mati, maka
yang kita lakukan adalah perhatikan terminal baterai, jika terlihat
korosi atau berkarat, bersihkan plat tersebut dengan thinner. Jika unit
tetap mati, maka kita harus mengecek bagian dalam unit.
2. Buka semua baut pada bagian terluar unit. Lihat gambar berikut ini :

Gambar 4.18 Letak baut pada unit


3. Buka kabinet depan unit.
4. Perhatikan baik-baik main board unit, adakah korosi pada main board?
Jika ada maka kita hanya tinggal mengganti main board unit tersebut,
jika main board terlihat baik baik saja tanpa korosi maka kita perlu
mengukur sumber tegangan yang masuk pada main board nya.
5. Sebelum mengukur tegangan input pada main board, pastikan duhulu
fuse dalam keadaan baik, ukur kedua fuse di main board dengan
mengggunakan Ohm Meter. Jika fuse dalam keadaan baik (tidak putus)
barulah kita mengukur tegangan sumber di fuse. Ukur tegangan pada
fuse di main board dengan menggunakan AVO Meter. Jika tegangan
pada fuse mencapai 3-4 V berarti main board rusak, karena sumber
input tegangan tetap masuk pada main board akan tetapi tidak dapat
membuat unit bekerja. Oleh karena itu kita harus mengganti main
boardnya dengan yang baru. Lain halnya jika fuse sudah putus, yang
harus kita lakukan adalah mengganti fusenya saja yang terdapat pada
main board.
6. Jika sudah pasti kerusakannya pada main board, pisahkan main board
dari semua bagian yang terhubung dengan main board seperti Lens
block, display block dan key block.
7. Kemudian pasang main board yang baru pada unit, hubungkan
kembali lens block, display Block dan key block pada unit dengan
benar.
8. Tutup kabinet depan dan pasangkan kembali bautnya seperti semula.
Penjelasan singkatnya, perhatikan flowchart dibawah ini :

Gambar 4.19 Flowchart untuk unit mati total


Lain halnya jika unit yang kita tangani ternyata sempat dioperasikan,
namun lama-kelamaan unit tiba-tiba mati. Setelah kita mencoba
mengoperasikannya kembali, keadaan ini tetap berulang. Dengan kerusakan
seperti ini memang sudah dapat dipastikan bahwa kerusakan terletak pada main
board atau key Block bagian atasnya, untuk menangani kerusakan seperti ini
perhatikan flowchart dibawah ini :

Gambar 4.20 Flowchart untuk unit on lama-lama mati


4.2.3.2 Lens problem
Apabila lensa kamera mengalami kerusakan, maka gejala yang
ditimbulkan akan sangat beragam. Berikut ini akan diuraikan masalah-masalah
yang terjadi dan cara perbaikannya saat lensa bermasalah.
a) Lensa bergetar
Apabila lensa bergetar saat unit dioperasikan sehingga gambar menjadi
kabura atau tidak focus akibat getaran lensa, maka dapat dipastikan bahwa
kerusakan yang terjadi adalah pada bagian steady shot block. Magnet yang
menempel pada blok steady shot mungkin lepas atau mungkin karena kekurangan
pelumas pada bagian motornya.
Dengan kerusakan seperti ini, langkah yang harus kita lakukan untuk
perbaikan adalah :
1. Buka semua baut pada bagian terluar unit. Lihat gambar 4.18.
2. Buka kabinet depan unit, perhatikan betul cara membuka unit seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Buka kunci pada soket kabel fleksibel untuk lensa dan untuk sensor
gambar. Tarik perlahan kabel fleksibelnya hingga terlepas dari
soketnya.
4. Pisahkan bagian lensa dengan unit, kemudian buka baut-baut pada
lensa.
5. Cari letak steadyshot block, perhatikan kondisinya! Apabila magnet
yang menempel lepas, maka rekatkan kembali dengan menggunakan
power glue. Apabila magnetnya tidak lepas maka kita hanya tinggal
memberikan lubricant atau pelumas pada motornya.
6. Apabila steadyshot block sudah diperbaiki, pasangkan kembali
steadyshot block pada lensa kemudian tutup kembali lensa.
7. Pasangkan lensa pada unitnya, jangan lupa kabel fleksibelnya juga
harus terpasang dengan benar.
8. Tutup kabinet depan dan pasangkan kembali bautnya seperti semula.

b) Gambar kamera blank atau gelap


Apabila ketika dioperasikan tidak ada gambar pada kamera atau gambar
kamera blank, maka yang harus kita lakukan adalah dengan mengecek bagian
penutup lensa atau lens barrier. Jika penutup lensa sudah terbuka, perhatikan
bagian iris lensa, jika iris lensa terbuka maka kita perlu mengganti bagian sensor
gambar kamera atau Exmor R, karena jika iris terbuka maka sudah da[at
dipastikan lensa dalam keadaan yang bagus. Akan tetapi, jika iris dalam keadaan
tertutup, maka bagian yang mengalami kerusakan adalah blok lensanya. Dalam
keadaan seperti ini yang harus kita lakukan adalah mengganti lensa bloknya,
karena dalam keadaan seperti ini lensa sudah tidak dapat diperbaiki.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengganti lensa blok :
1. Buka semua baut pada bagian terluar unit. Lihat gambar 4.18.
2. Buka kabinet depan unit, perhatikan betul cara membuka unit seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Buka kunci pada socket kabel fleksibel untuk lensa dan untuk sensor
imager.. Tarik perlahan kabel fleksibelnya hingga terlepas dari
socketnya.
4. Pisahkan bagian lensa dengan unit, kemudian buka blok imager di
lensa yang rusak dan pasangkan pada lensa yang baru.
5. Pasang lensa yang baru pada unit seperti semula.
6. Hati hati ketika kita memasang kabel fleksibelnya, karena kabel
fleksibel pada lensa baru posisinya belum sesuai dengan unit.
7. Apabila yakin semuanya sudah terpasang dengan benar, tutup kembali
unit dan pasangkan semua bautnya.
Lain halnya apabila sensor gambar Exmor R yang bermasalah, kita cukup
mengganti bagian tersebut dengan yang baru.
Berikut ini penjelasan singkat untuk pengecekan kamera gambar blank

Gambar 4.21 Flowchart untuk gambar kamera blank


4.2.3.3 Display problem
Kerusakan pada layar display ditandai dengan rusaknya tampilan pada
layarnya, seperti layar pecah, layar bergaris-garis, Touch screen no function, layar
blank tanpa gambar dan tampilan menu ataupun kerusakan tampilan lainnya yang
dianggap tidak wajar. Untuk memastikan bahwa kerusakan terletak pada display
blocknya, maka kita harus menghubungkan unit pada monitor untuk melihat
output pada kameranya melalui jack audio video unit. Jika monitor dapat
menampilkan objek yang tertangkap kamera, maka kerusakan memang terletak
pada blok displaynya karena layar tidak dapat menampilkan objek yang
tertangkap kamera seperti yang ditampilkan oleh monitor tersebut. Jika monitor
juga tidak dapat menampilkan objek yang tertangkap kamera maka kerusakan
yang terjadi terletak pada lensa bloknya.
Untuk menangani hal ini, maka yang perlu kita lakukan adalah mengganti
display blocknya dengan langkah sebagai berikut :
1. Buka semua baut pada bagian terluar unit. Lihat gambar 4.18.
2. Buka kabinet belakang unit, perhatikan betul cara membuka unit
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Buka kunci soket untuk kabel fleksibel display block, lepaskan
fleksibel display block dari soketnya. Tarik perlahan dan hati-hati.
4. Kemudian ganti display block dengan display block yang baru,
pasangkan kembali pada unit seperti semula.
5. Apabila yakin display block telah dipasangkan dengan benar, tutup
kembali unit dan baut kembali seperti semula.
Berikut ini flowchart untuk display problem :

Gambar 4.22 Flowchart untuk display problem


4.2.3.4 Key block problem
Dalam kasus ini, key block yang dimaksud disini adalah key block bagian
atas seperti shutter button dan power button. Apabila shutter button atau power
button tidak berfungsi, maka kerusakan terdapat pada bagian key blocknya. Untuk
menangani hal ini, maka yang harus kita lakukan adalah mengganti key blocknya
dengan langkah sebagai berikut :
1. Buka semua baut pada bagian terluar unit. Lihat gambar 4.18.
2. Buka kabinet depan unit, perhatikan betul cara membuka unit seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Buka kunci soket untuk kabel fleksibel key block, lepaskan fleksibel
key block dari soketnya. Tarik perlahan dan hati-hati.
4. Kemudian ganti key blocknya dengan key block yang baru, pasangkan
kembali pada unit seperti semula.
5. Apabila yakin key block telah dipasangkan dengan benar, tutup
kembali unit dan baut kembali seperti semula.
4.2.3.5 Flash unit problem
Kerusakan pada Flash unit ditandai dengan tidak berfungsinya flash atau
blitz unit. Ketika unit dioperasikan dan unit berada pada mode flash on tetapi
ketika kita mencoba membidik object namun cahaya lampu flash tidak menyala,
maka kerusakannya terjadi pada lampu flash tersebut. Langkah yang harus kita
lakukan adalah dengan mengganti flash unit tersebut dengan cara sebagai berikut :
1. Buka semua baut pada bagian terluar unit. Lihat gambar 4.18.
2. Buka kabinet depan unit, perhatikan betul cara membuka unit seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Sebelum kita melepas flash unitnya, sebaiknya kita membuang
tegangan flash yang terdapat pada kapasitor flashnya untuk
keselamatan kerja, karena tegangan flash unit mencapai 300 volt DC.

Gmbar 4.23 Kapasitor flash


4. Setelah tegangan flash dibuang, barulah kita mengganti flash unit
dengan yang baru. Perhatikan cara membuka dan memasangnya agar
tidak merusak flash unit tersebut.
5. Jika sudah yakin terpasang dengan benar, tutup kembali unit dan baut
seperti semula.
Berikut ini flowchart untuk lampu flash problem :
Gambar 4.24 Flowchart untuk flash problem

4.3 Pengujian
Setelah kita selesai memperbaiki unit atau mengganti spare partnya dengan
yang baru, maka kita perlu menguji unit tersebut,. Apakah unit sudah dapat
bekerja optimal atau masih muncul error pada unit tersebut? Untuk itu kita perlu
melakukan pengujian secara menyeluruh dengan cara mengoperasikannya dalam
waktu yang cukup lama serta memfungsikan seluruh bagian dari unit tersebut.
Apabila masih tetrdapat error yang muncul, maka kita perlu mnegulangi langkah-
langkah diatas untuk memperbaikinya kembali.
4.4 Adjustment
Pada setiap penggantian spare part, tidak semua unit dapat langsung
bekerja dengan baik dengan komponen barunya. Maka dibutuhkan proses
adjustment, yaitu suatu proses penyesuaian data pada spare part dengan data pada
unit. Sebelum memulai proses adjustment, kita harus menyiapkan dahulu jig atau
peralatan yang diperlukan dalam proses adjustment ini.
A. Jig atau peralatan
1. Satu unit PC atau laptop dengan software SEUS EX

Gambar 4.25 Personal computer


2. SEUS HASP key
Gambar 4.26 SEUS HASP key
3. USB (Universal Serial Bus)

Gambar 4.27 USB cable


4. Tripod

Gambar 4.28 Bentuk fisik Tripod


5. Adaptor

Gambar 4.29 AC power adaptor


6. Flange back
Alat bantu yang digunakan untuk menyesuaikan focus pada lensa yang
bermasalah.
Gambar 4.30 Flange back jig
7. Flash adjustment box
Flash box adalah sebuah kotak yang tidak boleh tertembus cahaya. Alat ini
digunakan pada AF illumination check.

Gambar 4.31 Flash adjustment box

4.4.1 Flange back adjustment


Flange back adjustment adalah proses adjustment untuk mengatur fokus
pada lensa setelah diperbaiki atau diganti dengan blok lensa yang baru. Berikut ini
langkah-langkah dalam proses flange back adjustment :
1. Siapkan peralatan yang diperlukan.
2. Susun peralatan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.32 susunan peralatan flange back adjustment


3. Hubungkan kamera dengan PC menggunakan USB
4. Buka program SEUS EX. Kemudian klik [CONNECT] pada tampilan
layar SEUS EX seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.33 Tampilan SEUS EX
5. Pilih [FLANGE BACK ADJUSTMENT] pada mode adjustment.
6. Setelah muncul kotak dialog, klik tombol [START].
7. Proses adjustment akan secara otomatis dimulai.
8. Ketika proses adjustment selesai, secara otomatis akan muncul kotak
dialog seperti dibawah ini

Gambar 4.34 Tampilan jendela ketika flange back adjustment selesai


9. Ketika proses adjustment gagal, ulangi lagi proses adjustment dari
awal.
4.4.2 Destination data write
Setelah kita selesai mengganti SY 280 board, kita perlu mengatur kembali
data pada SY 280 board yang baru agar sesuai dengan settingan SY 280 board
sebelumnya. Untuk itu kita pelu melakukan destination data write adjustment.
Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan destination data write adjustment :
1. Siapkan peralatan yang diperlukan.
2. Buka program SEUS EX kemudian pilih [DESTINATION DATA
WRITE ] pada mode adjustment
3. Klik tombol [START] kemudian [DESTINATION DATA WRITE] akan
muncul seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.35 Tampilan jendela Destination Menu


4. Pilih menu destination dan tentukan kode destinasinya (sesuai dengan
table destinasinya). Berikut ini table destination untuk bahasa yang
digunakan sesuai dengan pengaturan SY 280 Board sebelumnya
Tabel 4.2 Destination selectable code
NTSC PAL
Destination CEE
JI U2 CA2 E33 KR2 TW6 CEE8 CEH EA7 E32 AU2 CH2 HK1 JE3
2
Japanese
English ο ο ο ο
French ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο
German ο ο ο
Spanish ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Italian ο ο ο ο ο
Simplified
ο ο ο ο ο ο ο ο
Chinese
Traditional
ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Chinese
Dutch ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Russian
Swedish ο ο ο
Norwegian ο ο ο
Dannish ο ο ο
Finnish ο ο ο
Pollish ο ο ο
Hiunganian ο ο ο
Czech ο ο ο
Romanian ο ο ο

NTSC PAL
Destination
JI U2 CA2 E33 KR2 TW6 CEE2 CEE8 CEH EA7 E32 AU2 CH2 HK1 JE3
Croatian ο ο ο
Greek ο ο ο
Turkish ο ο ο
Ukraine ο
Arabic ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Korean ο ο ο ο ο ο ο ο
Persian ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Thai ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Indonesian ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Malay ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Vielhames
ο ο ο ο ο ο ο ο ο
e
Bulgarian ο ο
Brazilian
ο ο ο ο ο ο ο ο ο
Portugues

5. Kemudian pilih kode destinasinya sesuai dengan tabel

Gambar 4.36 Pull down menu destination language


6. Klik tombol [DATA WRITE]
7. Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut ini. Klik [OK] maka
destination data write adjustment selesai.
Gambar 4.37 Tampilan jendela ketika Destination data write selesai
4.4.3 AF illumination check
AF illumination check adalah sebuah proses adjustment yang dilakukan
ketika kita selesai mengganti ST 250 board atau flash unit. Adjustment ini juga
dilakukan ketika kita melakukan penggantian SY 280 board atau main board,
karena setelah melakukan penggantian main board kita harus melakukan
penyettingan ulang keseluruhan komponen unit unuk menghindari error pada
unit. Ciri-ciri kamera yang memerlukan AF illumination check adalah lampu flash
tidak berfungsi dalam keadaan mode flash on setelah penggantian ST 250 board
atau SY 280 board. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah melakukan AF
illumination check :
1. Siapkan peralatan yang diperlukan.
2. Susun peralatan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.38 Susunan peralatan AF illumination check


3. Buka program SEUS EX kemudian pilih menu [AF Illumination
Check].
4. Klik tombol [START].
5. Setelah itu akan muncul tampilan jendela seperti ini :
Gambar 4.39 Tampilan jendela sebelum adjustment dimulai
6. Klik [OK] untuk memulai proses adjustment. Maka proses adjustment
akan secara otomatis dimulai.
7. Kemudian akan mencul tampilan jendela berikut jika proses
adjustment selesai :

Gambar 4.40 Tampilan jendela flash adjustment selesai

Anda mungkin juga menyukai