Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GERONTIK

“MODEL KONSEPTUAL HUMAN BEING ROGER ”

Oleh:
Kelompok 2

1. Ni Kadek Ayu Mei Budiadnyani KP1522002


2. Ni Kadek Dian Karisma Putri KP1522004
3. Komang Tri Deva Widhiantari KP1522018
4. I Gusti Ayu Intania Prameswari KP1522020
5. Luh Putu Ayu Kristiana Dewi KP1522034
6. Ni Kadek Febiyanti KP1522036
7. I Made Wira Sandi Yudha KP1522051

DIII KEPERAWATAN
STIKES KESDAM IX UDAYANA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas Rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model Konseptual
Human Being Roger”

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tuhan memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan.

Denpasar, 18 Maret 2024

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A.Latar belakang......................................................................................................4

B.Rumusan Masalah ...............................................................................................4

C.Tujuan Penulisan..................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................7

A.Biografi Martha E. Rogers...................................................................................7

B.Definisi Keperawatan Martha E. Rogers..............................................................8

C.Teori Keperawatan Martha E. Rogers..................................................................8

D.Konsep Utama Teori Keperawatan Martha E. Rogers.........................................8

E.Prinsip Hemodinamika.......................................................................................12

F.Teori Martha E. Rogers dan Metaparadigma Lansia .........................................13

G.Kegunaan Prinsip Martha E. Rogers dalam Proses Keperawatan......................14

H.Hubungan Teori Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan..................... 15

I. Hubungan Teori Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan............... 16


BAB III PENUTUP...................................................................................................17

A.Kesimpulan ............................................................................................................17

B.Saran .......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori menghasilkan pengetahuan keperawatan yang dapat digunakan dalam


praktik. Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi keperawatan (McEwen
dan Wills, 2007). Selain itu, teori dapat menunjukkan bagaiman perawat menggunakan
proses keperawatan. Teori keperawatan adalah konseptualitas dari beberapa aspek
keperawatan untuk mancapai tujuan menggambarkan, menjelaskan, memperkirahkan,
dan /atau pelaksanaan asuhan keperawatan (Meleis, 2006).
Teori kepearawatan membuata perawat- perawat melihat situasi klien secara
perspektif, sebuah cara untuk mengolah data,dan sebuah metode untuk menganalisis dan
menginterpretasi informasi. Teori keperawatan membuat perawat-perawat melihat situasi
klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data, dan sebuah metode untuk
menganalisis dan menginterpretasi informasi. Misalnya, Teori Rogers yang memiliki
tujuan keperawatan yaitu mengelola dan mempromosikan kesehatan, pencegahan
penyakit, pelayanan, serta rehabilitasi penyakit dan klien yang cacat melalui “ilmu
kemanusiaan keperawatan”(Rogers 1970 & 1990). Menurut Martha Rogers (1970)
menganggap individu sebagai energi lingkungan yang berada dalam jagat raya. Individu
secara keseluruhan berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan, mempunyai integritas
pribadi dan karakter (Rogers, 1970 & 1990).
Manusia tunggal adalah suatu “energi lingkungan empat dimensi yang dikenali dari
bentuk dan karakteristik tertentu dan tidak dapat diperkirakan dari bagian pengetahuan”
(Tomey dan Alligood, 2006). Empat dimensi dari teori Rogers-energi: lingkungan
keterbukaan, bentuk dan organisasi, serta dimensionalitas-membantu dalam
perkembangan prinsip yang berhubungan dengan perkembangan manusia.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimanakah biografi Martha Elizabeth Rogers ?
2. Bagaimanakah definisi teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
3. Bagaimana teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
4. Bagaimana konsep utama teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
5. Apa itu prinsip hemodinamika ?
6. Bagaiman hubungan teori Martha Elizabeth Roger dengan metaparadigma lansia?
7. Bagaimana kegunaan prinsip Martha Elizabeth Rogers dalam proses keperawatan?
8. Bagaimana hubungan teori Martha Elizabeth Rogers dengan praktik keperawatan?
9. Bagaimana hubungan teori Martha Elizabeth Rogers dengan pendidikan keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biografi Martha Elizabeth Rogers
2. Mengetahui definisi teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
3. Mengtetahui teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
4. Mengetahui konsep utama teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
5. Mengetahui prinsip hemodinamika ?
6. Mengetahui hubungan teori Martha Elizabeth Roger dengan metaparadigma lansia?
7. Mengetahui kegunaan prinsip Martha Elizabeth Rogers dalam proses keperawatan?
8. Mengetahui hubungan teori Martha Elizabeth Rogers dengan praktik keperawatan?
9. Mengetahui hubungan teori Martha Elizabeth Rogers dengan pendidikan
keperawatan?
BAB II
TINJAUAN PUSRAKA

A. Biografi Martha Elizabeth Rogers

Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville
pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September
1933. Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima
gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945
beliau mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari
Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur
dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun
1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dg
memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi
Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954.

Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian
Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau
pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif
mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan manusia)
sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam
interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia
merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik
yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).

Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang


diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan
kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer –
Toey,1994).
Keempat dimensi yang digunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi,
keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia
digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.
B. Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang
alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.

Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas,


seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang
berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani.
Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi
pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep
pemahaman manusia / individu seutuhnya.

C. Konsep Utama Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Asumsi Dasar Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia
secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada
lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
1. Manusia adalah satu kesatuan

Proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan


perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan
menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan
secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki
kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan
mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian
ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-
sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak
dijumpai. Teori Keperawatan Martha e. Roger
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi

Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material
satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal
pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu

Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia
sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang
individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif

Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola


teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi.
Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta
yang kreatif dan dinamis.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi

Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari
alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan utama yang


ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
1. Sumber energi
2. Keterbukaan
3. Pola-pola perilaku
4. Ukuran-ukuran 4 dimensi

Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah


manusia dan lingkungannya.Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu
mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi
dan informasi untuk lingkungan.Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka
yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger.
Teori Keperawatan Martha e. Roger Terdapat persamaan kekuatan antara
anggapan dasar Roger dan sistem teori umum lainnya. Menurut von Bertalanffy
(1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang dihubungkan,
wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah sistem hidup dan energi dasar,
individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan energi dan informasi dari
lingkungan dan energi bebas dan informasi kepada lingkungan.

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan


menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang
individu utuh.Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang
terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain
pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebutmerupakan pola kehidupan.Pada akhirnya
seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan
memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat
diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang
berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu
lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu


terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama
dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada
proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat
dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat
untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya
dapat mencapai kesehatan.
1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada
suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif
dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan
menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan
manusia atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip
helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
2. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan
hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip
hemodinamika.
3. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak
tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger
konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam
pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka
yang sangat kompleks.
4. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
5. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu
melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
6. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsipprinsip tetapi
harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.

D. Prinsip Homeodinamika

Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi


dan helicy. Dengan kombinasi prinsip homeodinamika dan konsep manusia dari definisi
perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil.Sebuah teori yang tepat mungkin
menyatakan jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk melayani umat
manusia.
1. Integral

Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan
interaksi antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang
konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu
yang sama. Maka, integral adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia dan
lingkungan.
2. Resonansi

Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara


manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran adalah pola manusia dan bidang
lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih
tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang
lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang
bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya seperti
segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat.
3. Helicy

Prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada manusia dan
lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis , sistem terbuka dalam
pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan
bidang lingkungan.Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan.Jika, pertukaran tidak
dapat diprediksi.Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan
kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan peningkatan
perbedaan.

Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang
lingkungan hidup manusia.Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan
lingkungan terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak
tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat manusia
dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia yang tidak dapat
kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman pola tumbuh.

E. Teori Rogers dan Metaparadigma Lansia

Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima


asumsi tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang dengan
individualitas. Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi dengan
lingkungan.Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi.
Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang
berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentangbagian -
bagiannya. Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya,
individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. Lingkungan merupakan tereduksi
terpisahkan, energi lapangan pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integral
dengan bidang manusia.

Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan. Ditujukan
terhadap semua manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia.
Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat
mengambil manfaat (Rogers, 1992). Kesehatan tidak secara khusus diatur, Malinski
(1986) dikutip dari komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara bagian , Rogers
memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini menegaskan kesimpulan
sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.

F. Kegunaan prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-
prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah
perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik
keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan
lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk
mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum
kesehatan. Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil
menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan
melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan.

Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat
akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi,
serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri,
yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi
maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan adalah bekerja dengan klien, bukan
kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat
menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau
segmen terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan
opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam
mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin
dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman,
analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai
dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh
prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan
beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan.

Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam
ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah,
mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan
berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai
referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan
mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan
dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah penilaian dari seluruh keadaan
manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini
merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari
suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki
kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya. Sebagai hasil dari penilaian
keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.

Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalamproses keperawatan,


dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman,
interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagiantersebut dalam proses
kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970).

G. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya


sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat
ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yangkesemuanya berdasar pada
konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

H. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia
sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari
ilmu – ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri. Ilmu
keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk
mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya
dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil
penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik.membangun dasar teori
yang luas dari berbagai disiplin.
B. Saran

Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s untuk acuan
tindakan proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba medika,
Jakarta.
Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta.
Perry and Potter. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC.

Anda mungkin juga menyukai